Share

Istri Tersembunyi CEO Kejam
Istri Tersembunyi CEO Kejam
Penulis: NabilaPutrii

1. Kemalangan Abela

"Tidak, lepaskan aku! Jangan sentuh aku!" teriak Abela, tangis gadis itu pecah saat orang-orang berpakaian hitam menyeret tubuhnya masuk ke dalam mobil.

"Mama, tolong aku!" isaknya.

Namun, wanita yang Abela maksud justru tersenyum penuh kemenangan. Terlebih saat seseorang memberikan satu koper berisi uang kepadanya. Abela semakin terisak, dia tidak percaya jika ibu tirinya jauh lebih kejam dari apa yang dia bayangkan.

"Sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan, ini uang yang Anda minta!" Pria dengan setelan hitam menatap datar pada wanita paru baya di hadapannya.

Dia segera pergi dari sana setelah urusannya selesai, membawa Abela yang terus saja menangis di kursi penumpang.

"Buat dia diam! Kalau perlu buat dia pingsan!" sentaknya.

Abela semakin ketakutan mendengarnya dia terus melayangkan pukulan pada pria yang berani menyentuhnya. "Lepaskan aku brengsek!" teriaknya.

"Diam! Ibumu sudah menjualmu kepada Tuanku jadi mulai saat ini kau harus menurut dengan kami atau hidupmu akan berakhir saat ini juga!" sentak David.

Davin Anderson, kepercayaan Leonardo Richard yang datang menjemput gadis pilihan Tuannya. Sudah banyak wanita yang dia bawa, tetapi tidak pernah cocok dengan kriteria yang kakek Abi berikan. Abela termasuk 25 gadis yang sudah David carikan untuk menjadi pendamping Leon.

"A-apa? Mama menjualku? Itu tidak mungkin! Kau pasti berbohong!" David terkekeh mendengarnya melayangkan tatapan tajamnya ke arah Abela.

"Untuk apa aku berbohong. Gadis malang sepertimu memang sudah lama tidak diinginkan di keluarga itu. Apakah kau ingin seumur hidupmu menjadi budak mereka?" sarkasnya.

David sudah mengetahui detail bagaimana kehidupan Abela di sana. Dia hanya di jadikan pembantu yang tidak mendapatkan kelayakan sebagi manusia. Ayahnya sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu dan selama ini Abela tinggal dengan ibu dan kakak tirinya yang memperlakukan dia layaknya seorang pembantu.

"Aku tidak perduli! Lepaskan aku sekarang ...." Ucapan Abela terhenti begitu pria di sampingnya membekap hidungnya dan tak lama membuat Abela tak sadarkan diri.

"Gadis keras kepala!"

Mobil berhenti di pekarangan rumah besar milik keluarga Richard. Leon turun langsung untuk menyambut wanita yang akan menjadi istrinya. Dengan wajah datar dia menatap tajam ke seluruh anak buahnya.

"Apa yang kau lakukan pada wanitaku?" Suara berat Leon membuat mereka semua tertunduk. Tepat saat pria dengan setelan hitam itu berhenti di hadapan mereka, menatap Abela yang tidak sadarkan diri.

"Jawab! Apakah aku mempekerjakan para manusia bodoh dan bisu? Katakan! Apa yang kalian lakukan pada wanitaku?" sentaknya.

David tertunduk menelan salivanya susah payah, Leon yang seperti ini terlihat sangat menyeramkan dengan takut-takut dia menjawab. "Maafkan saya Tuan muda, saya memerintahkan mereka untuk membius Nona Abela karena dalam perjalanan dia selalu berteriak dan memukul mereka minta di turunkan. Saya tidak ada cara lain selain membuat Nona Abela diam," jelas David.

Leon tersenyum sarkas menatap tajam pada kaki tangannya itu, dengan kasar dia menarik tubuh Abela ke dalam pelukannya. "Aku benci wanitaku disentuh!" ucapnya dingin.

Tanpa mengatakan apa pun. Sepeninggalan Leon David dan para bodyguard tadi mengambil pisau dan menusuk kedua tangan mereka sendiri. Mereka melukai tangannya yang telah mereka gunakan untuk menyentuh Abela karena itulah hukuman yang pantas mereka dapatkan.

****

Sinar matahari yang tengah malu-malu menampakkan wujudnya. Menyinari wajah lelap Abela membuat gadis itu terusik dari tidurnya. Abela mengerjapkan matanya dia baru sadar jika yang dia tempati saat ini bukanlah rumahnya. Di mana dirinya saat ini?

Abela dibuat semakin terkejut saat pintu kamar terbuka dan memperlihatkan sosok pria asing dengan setelah kerjanya. Wajahnya sangat tampan, tubuhnya kekar, tinggi, dan baunya sangat wangi. Abela segera tersadar dari lamunannya dia menutup tubuhnya dengan selimut. Saat menyadari dirinya sudah tak mengenakan pakaian yang semalam dia pakai.

"Siapa kau! dan di mana aku saat ini, kau kau bos dari penculik itu kan!" teriak Abela, kedua matanya melotot.

Abela terlihat sangat marah. Namun, aura pria di hadapannya jauh lebih menyeramkan dari pria yang semalam ia temui. Semakin pria itu melangkah maju Abela semakin mundur. Dia sangat ketakutan saat ini, terlebih pria itu mulai membuka satu persatu kancing bajunya.

"A-apa yang akan kau lakukan. Berhenti! Jangan mendekat!" teriak Abela.

Leon tersenyum smirk. Dia menjatuhkan tubuhnya di ranjang menarik tangan Abela yang menutup wajahnya dengan selimut. Tarikannya semakin kuat sampai selimut itu terlepas tergantikan dengan rambut Abela yang terurai ke depan menutupi wajah cantiknya.

"Aku tidak perlu menjelaskan siapa diriku, kau hanya wanita bayaranku!" tekan Leon.

"Lepas! Aku tidak sudi menjadi wanita bayaranmu, kau bisa membeli wanita lain di luar sana. Kenapa harus aku! Pria brengsek!" maki Abela.

Kedua tangan Leon mengepal dengan cepat dia mencengkram wajah Abela sampai membuat gadis itu mengeluarkan air mata. Berani sekali dia memakinya, memang siapa wanita itu. Dia hanya wanita bayaran yang bahkan tidak berhak atas tubuhnya sendiri.

"Berani sekali kau memakiku? Kau sudah bosan hidup, hah! Aku bisa membunuhmu kapan saja!" sarkas Leon. Dia tersenyum devil melihat wajah ketakutan Abela justru menjadi hiburan tersendiri untuknya.

"Lepaskan aku, aku mohon!" Abela semakin terisak, dia tidak perduli dengan rasa sakit pada wajahnya karena cengkraman Leon semakin kuat.

Leon memalingkan wajahnya, menghempaskan tubuh Abela begitu saja. "Hapus air matamu! Aku benci wanita lemah sepertimu." Leon segera pergi lalu tak lama seorang wanita paru baya datang dengan dua gadis lainnya.

"Mari Nona kami akan membantu Anda bersiap!" Abela tetap diam tatapannya kosong, dia bahkan tak perduli dengan apa yang mereka lakukan pada dirinya.

Leon memberikan waktu sepuluh menit untuk merias Abela. Tepat dengan waktu yang di berikan Abela sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik. Dress putih yang dia gunakan sesuai dengan warna kulitnya. Make up yang natural sangat cocok dengan wajah cantiknya. Hanya saja Abela yang terus saja melamun dan matanya yang tidak dapat berbohong jika dia tidak ingin berada di tempat ini.

"Anda sangat cantik, Nona." Mendengar pujian dari mereka justru membuat Abela meneteskan air matanya. Dia menatap bibi paru baya di sebelahnya yang terus menundukkan kepalanya.

"Bi, tolong bantu saya pergi dari tempat ini." Mohon Abela, semua orang di sana terdiam. Mereka tidak memberikan jawaban dan segera pergi dari tempat itu meninggalkan Abela yang kembali menangis ketakutan.

Pintu kamar kembali terbuka Abela hanya diam menutup wajahnya dengan tangan. Dia kembali menangis, Abela takut dan dia ingin segera pulang. Leon sangat menyeramkan, baru bertemu saja dia sudah melukai dirinya bagaimana jika mereka menikah. Abela tidak bisa hidup dengan pria kejam seperti Leon.

"Kau menantangku, Baby?" Langkah Leon yang semakin mendekat dan suaranya yang mengintimidasi membuat tubuh Abela bergetar hebat.

Leon berdiri tepat di hadapan Abela, tangannya dengan cepat menarik rambut Abela kasar membuat wajah gadis itu mendongak ke atas. Air mata Abela semakin banjir dia semakin ketakutan dengan sikap Leon yang seperti ini. Tangan Leon yang satunya mencengkram wajah Abela lagi, dia tersenyum devil.

"Turuti perintahku atau kau akan mati mengenaskan. Bagaimana jika aku menjualmu ke tempat pelacuran, Baby?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status