“Bapak itu juga tau kan kalau saya ini masih melanjutkan kuliah S2 saya, dan saya juga mempunyai cita-cita saya yang harus saya capai,” gerutu Riana, dia sangat kesal.
“Emangnya cita-cita kamu apa?”“Bapak ini, pura-pura gak tau tau emang bego sih?” tanya Riana, “Saya kan masuk jurusan kedokteran, otomastis cita-cita saya sebagai dok….” Melihat tatapan tajam dari Andreas membuat Riana tidak melanjutkan perkataannya tersebut, “Maaf pak!” ucap Riana sambil menunduk.Tak mendengar jawaban dari Andreas membuat Riana memberanikan diri menatapnya. Dia melihat Andreas berdiri, sebelum meninggalkannya Andreas mengatakan sesuatu yang membuat Riana kesal. “Jangan lupa setelah ini kamu kerjakan tugas yang saya berikan dan kumpulkan besok nanti saya akan lihat.”“Buset dah tu dosen killer, dalam keadaan gini juga masih ingat sama tugas? Bener-bener emang.” Gerutu Riana.∞∞∞∞Semenjak perbincangan itu, hubungan Andreas dan Riana sama seperti sebelumnya ketika Riana belum mengetahui kalau dia dan Andreas akan dijodohkan. Seperti saat ini Andreas sedang mengajar di kelas Riana tidak ada hal special yang Andreas lakukan padanya, ditambah dengan adanya Kirana.“Ri, gila yah pacar gue ganteng banget. Beruntung banget punya pacar ganteng dan kaya seperti dia,” ucap Kirana tersenyum bangga sambil melihat Andreas yang sedang menerangkan mata kuliah yang sedang dia ajarkan.Mendengar hal itu membuat hati Riana sedikit bimbang, bagaimana reaksi Kirana nanti kalau dia sudah mengetahui semuanya?Merasa tidak ada jawaban dari Riana membuat Kirana bingung, ternyata Riana sedang melamun, “Ri, kamu ngelamunin apa sih?” tanya Kirana sambil menjentikkan jarinya.Riana pun tersadar. “Ah enggak kok Na." Riana pun mengalihkan pembicaran menganai Andreas. “Na, tugas yang kemarin lusa udh kamu beresin belum?” tanya Riana“Jelas udah dong, gue gak mau buat Andreas kecewa atau marah cuma gara-gara telat ngumpulin tugas. Lo tau kan Ri gimana galaknya Andreas kalau masalah tugas nyeremin banget, tapi kalau diluaran romantis banget,” ucap Kirana sambil membayangkan antara dia dan Andreas.“Iya-iya deh pacarnya bapak Andreas yang terhormat,” ledek Riana sambil tertawa geli mengingat dirinya juga calon istri dari orang yang sedang berada didepan.Mereka berduapun kembali fokus pada apa yang sedang Andreas jelaskan. Riana tidak bisa pungkiri kalau Andreas memiliki sisi ketampanan yang maksimal hingga bisa membuat semua cewek yang dia dekati langsung jatuh cinta padanya, namun karena memiliki sifat yang cuek dan tidak peka membuatnya sulit untuk mendapatkan wanita.“Kumpulkan tugas yang sudah saya tugaskan kemarin sekarang juga,” ucap Andreas yang berada didepan.“Yah, pak kan waktunya mepet banget saya belum selesai semua.” Jawab Rizal salah satu mahasiswa.Andreas pun terlihat mengambil buku “Oke, Rizal nilai kamu nol!” ucapnya sambil menulis nama anak yang belum beres mengerjakan tugas.Terlihat beberapa orang yang tidak terima dengan tindakan yang dilakukan oleh Andreas, namun Andreas tetaplah sama dosen kiler yang tidak terima alasan apapun, beberapa mahasiswa mulai kedepan dan mengumpulkan tugas yang diberikan.“Bagi yang sudah mengumpulkan tugas bisa langsung keluar dan bagi yang belum mengumpulkan tugas, harap menemui saya diruangan saya setelah ini.”Jangan harap ada keringanan yang akan diberikan oleh Andreas yang ada hanyalah tambahan tugas yang akan bertambah berkali-kali lipat.“Kami sudah selesai pak!” ucap Kirana sambil menyimpan makalah diatas meja“Bagus.” Ucapnya singkat.“Kalau begitu, kami permisi keluar.” Riana dan Kirana pun keluar meninggalkan kelas, mereka berdua memutuskan untuk menunggu pembelajaran selanjutnya yang akan dilaksanakan dua jam lagi. Kini mereka sedang duduk di sebuah café yang tak jauh dari kampus mereka.“Gila emang pacar kamu, Na. Untung aja aku udah membereskan semua kalau enggak nasibku akan sama kayak mereka.”Kirana tertawa mendengar hal itu, bukan hal baru ketika sahabatnya itu menjelekan pacarnya, karena itu memang sebuah fakta, “lo kan sudah tau Ri gimana sifat dia, tapi kalau kamu udah kenal dia lebih dalam lo pasti suka sama dia,” ucapnya namun tak lama kemudian Kirana mendapatkan sebuah pesan dari Andreas.[Nanti sore kita keluar.]Lalu tak lama kemudian Riana pun mendapatkan pesan yang sama dari Andreas.[Nanti sore saya mengajak Kirana keluar.]Riana merasa aneh dengan satu pesan yang dikirimkan oleh Andras[Kenapa bapak ngasih tau saya?][Karena kamu calon istri saya, dan kamu berhak tau apapun yang akan saya lakukan!]Riana hanya membaca dan tidak berniat untuk membalasnya. Memang benar dia adalah calon istiri Andreas, namun hatinya belum sepenuhnya menyetujui tentang perjodohan ini. Riana kini menatap Kirana yang sedang asik membalas chat yang sudah pasti dari Andreas, terbesit di dalam pikirannya untuk membatalkan perjodohan ini, namun dia tidak mampu untuk melawan kedua orang tuanya.“Asik banget chattannya sampe aku yang disini ada sama kamu pun terasingkan,” ucap Riana berusaha untuk kembali menenangkan pikirannya dengan cara mengobrol dengan Kirana.Kirana cengegesan. “Maaf Ri, lagian Andreas tumben banget mau ngajak jalan pake bilang-bilang dulu biasanyakan dia langsung jemput gue dan membelikan semua barang yang gue mau.”Kirana memang memiliki style yang sangat berbeda dengan dirinya, kalau dia cukup sederhana berbeda dengan Kirana yang mengharuskan dirinya untuk memakai semua barang yang sedang trend dan kekinian yang bisa ditebak harganya pun diatas rata-rata orang biasa.“Royal banget yah pacar kamu itu.”“Iya, dia royal banget. Apapun yang gue minta pasti dia belikan, maka gue gak bakalan lepasin dia sampe kapanpun.” Mendengar hal itu membuat Riana kembali bingung tentang apa yang akan terjadi kedepannya hubungan dia dan Kirana, apakah akan tetap seperti ini?. Memang Andreas tidak akan memperhitungkan apa yang Kirana minta berapapun harganya akan dia belikan yang penting menurut Andreas itu membuat Kirana senang, namun itu berlaku saat dia belum mengenal siapa wanita yang akan dijodohkan padanya.Pembicaran mereka berdua pun hanya berputar tentang bagaimana hubungan Andreas dengan Kirana dan seputar perkuliahan mereka. Sampai akhirnya waktu pun menunjukkan bahwa sebentar lagi akan segera dimulai“Ri, ke kampus lagi yuk. Sebentar lagi mau mulai nih,” ajak Kirana.“Ayo!”∞∞∞∞Tak terasa hari pertunangan pun tiba, mereka tidak mengadakan pertunangan yang mewah. Namun, hanya sebuah pertunangan sederhana dan diadakan di rumah kediaman Riana.Mendengar keluarga Andreas sudah berada ditengah rumah, Riana kembali menatap mamahnya dengan raut wajah kebingungan, “Ma, apa ini benar?”“Keputusan kamu kali ini memang benar, Nak. Kamu tidak usah ragu lagi! Ayo, kita temui calon menantu mamah yang sudah sedari tadi menunggu kamu.” Ucap Ranti.Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda