Share

Dihadang

'Ck! Mama kenapa sih? Udah tahu aku sibuk,' kesal Alex di dalam hatinya.

Namun, dia melihat kembali ke arah Gadis yang masih terdiam tanpa berani menatap dirinya. 'Oke, kalau dia nggak mau jujur, kita lihat nanti, aku pasti akan mengetahui siapa keluarga aslinya.'

Mereka pun pergi menuju salah satu mall tak jauh dari kantor. Selama perjalanan Gadis hanya bisa diam membuat Alex sedikit merasa heran, sebab biasanya Gadis sangat cerewet, tapi semenjak dia menanyakan soal keluarga aslinya, wanita itu malah menjadi manusia pendiam.

CKIIT!

DUGHH!

"Aawh!" ringis Gadis saat keningnya terpentok jok depan.

"Ada apa?" tanya Alex saat tiba-tiba saja Asoka menginjak pedal rem secara mendadak.

"Maaf Tuan muda, itu!" tunjuk Asoka sambil menatap ke arah depan.

Alex mengikuti tatapan asistennya, dan terlihat ada satu buah mobil hitam menghadang jalan mereka, apalagi saat enam orang turun dari mobil itu dengan tampang preman dan membawa senjata.

"Siapa mereka?" tanya Gadis penasaran.

"Asok, kau bawa senjata, kan?" Alex tidak menghiraukan pertanyaan Gadis membuat wanita itu mengerucutkan bibirnya merasa kesal karena sudah diabaikan.

"Bawa Tuan," jawab Asoka.

Mereka pun mengeluarkan pistol yang ada di bawah jok, membuat Gadis sedikit tercengang.

"Kau di sini saja, jangan keluar apapun yang terjadi!" tegas Alex.

"Tapi Om--" Gadis langsung menghentikan ucapannya saat Alex menatapnya dengan tajam. "Om, mereka siapa?" Dia tak mengindahkan tatapan tajam suaminya.

Akan tetapi, bukannya menjawab, Alex malah langsung keluar bersama Asoka. Gadis hanya bisa menahan kekesalannya saat diacuhkan begitu saja oleh pria tampan tersebut.

"Dasar beruang kutub. Orang nanya dari tadi nggak dijawab-jawab!" kesalnya sambil melipat tangan di depan dada dengan wajah cemberut.

"Aku tidak mau tahu kalian siapa, tapi lebih baik kalian pergi dari sini daripada nyawa kalian melayang!" ucap dingin Alex dengan wajah datar namun terkesan menakutkan.

Namun, keenam orang itu malah tertawa. Mereka tidak takut sama sekali dengan raut wajah dingin Alex, mereka merasa enam lawan satu itu sangatlah mudah, dan semestinya mereka akan dapat menghabisi Alex serta asistennya.

Pertarungan pun tak terelakan lagi, peluru saling bersahutan dan menyerang satu sama lain. Alex bersembunyi di samping mobil dan dia sudah mampu melumpuhkan dua orang, begitu pula dengan Asoka, hingga kini tersisa 2 orang saja. Dan saat Alex akan melawan kembali, tiba-tiba datang lagi satu mobil lalu turunlah lima orang berbadan kekar, membuat pria itu sedikit terpojok namun tak membuatnya takut.

"Sial, peluruku habis lagi!" gerutu Alex saat dia kehabisan peluru.

Karena mereka semakin terdesak, Alex dan Asoka pun melawan dengan tangan kosong. Mereka mampu melawan ketujuh orang itu walau tak imbang.

Sementara Gadis melihat dengan harap-harap cemas di dalam mobil. "Ya ampun! Sebenarnya mereka itu siapa? Kenapa tiba-tiba menghadang Om suami? Apakah mereka musuh Om suami?" Berbagai pertanyaan muncul di benak Gadis.

Tetapi kegelisahan itu terpatahkan saat melihat Alex hendak dipukul balok kayu dari arah belakang. "Om, awaas!" teriak Gadis keluar dari mobil lalu menendang pria gondrong yang hendak mencelakai suaminya.

Tanpa memberi ampun, Gadis langsung menghajar dua orang sekaligus dengan tangan kosong, bahkan saat salah satu dari mereka menembak mampu di tangkis oleh Gadis dengan mudah, membuat Alex terpana dengan kemampuan istrinya.

'Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia jago bela diri? Tidak mungkin jika hanya gadis kampung biasa?' batin Alex penasaran, hingga ia tak sadar ada seseorang yang hendak menyerangnya.

"Om, awas!" teriak Gadis kembali sambil menarik tangan Alex. "Om jangan melamun dong! Nanti nyawa Om melayang gimana!" maki Gadis dengan tatapan waspada.

Dengan bantuan istrinya, mereka dapat mengalahkan 11 orang tersebut. Akan tetapi, tatapan Alex sedari tadi tak lepas dari sang istri, dia benar-benar penasaran bagaimana bisa gadis jago beladiri.

"Siapa kamu sebenarnya?" Alex menatap tajam dengan raut wajah penuh tanya.

Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Gadis.

"Aku?" tunjuk gadis pada wajahnya, "aku manusia lah Om, masa demit," jawab Gadis dengan cuek.

"Saya sedang serius!"

"Iya ... saya juga serius, Om." Gadis tak kalah nyolot.

Alex merasa Gdis tak akan jujur, lalu dia menatap ke arah Asoka. Melihat itu Asoka paham apa maksud tatapan bosnya, dia pun mengangguk lalu mereka meneruskan perjalanannya kembali.

'Baik jika kau tak mau jujur, tapi sebentar lagi aku akan tahu siapa kamu sebenarnya.' Alex berkata di dalam hati dengan tatapan yang terus melihat ke arah Gadis dari sudut ekor matanya.

'Gawat! Sepertinya dia mulai curiga. Aku terlalu ceroboh.' batin Gadis sambil berpura-pura memejamkan matanya, karena dia tahu sejak tadi Alex terus saja memperhatikannya.

BERSAMBUNG......

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status