Share

28. Panik 1

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-04-14 16:38:11

Happy Reading

*****

Dua sahabat itu tumbang di jalanan, sedangkan sekumpulan musuh mereka segera membawa lari mobil dan motor yang ada. Zafran dan Haidar dibiarkan tergeletak begitu saja.

Keadaan jalanan yang sepi di wilayah tersebut membuat keduanya tidak segera mendapat pertolongan.

*****

Seseorang sedang mengetuk pintu kediaman Sania dengan keras. Perempuan yang sedang menikmati tontonan favoritnya di televisi bersama sang menantu.

"Siapa, ya, Al?" tanya perempuan paruh baya tersebut pada sang menantu.

"Kurang tahu, Bun. Apa mungkin Mas Haidar, ya. Soalnya sudah dari tadi, dia keluar. Tumben sampai mau salat Asar belum datang juga."

"Memangnya masmu pamit ke mana?" Sania mengerutkan kening. Tidak biasa putranya itu keluar sampai lupa waktu.

"Ketemuan sama temen katanya," sahut Aliyah. "Biar aku saja yang bukain, Bun." Perempuan yang baru dihalalkan Haidar itupun berdiri hendak membukakan pintu.

"Biar Bunda saja yang buka. Kalau memang suamimu, Bunda mau marahin dia. Pergi kok ng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Warisan Sahabat   139. Kutunggu Kedatananmu

    Happy Reading*****Malam itu, Haidar tidak bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa kali terbangun dan teringat dengan Aliyah. Lelaki itu sudah mencoba mengalihkan perhatiannya dengan sholat dan berzikir, tetapi semua kegelisahan hatinya tak juga lenyap. Ketika mendengar suara azan berkumandang, Haidar segera bergegas ke musala setelah membangunkan istrinya. Usai berjemaah subuh dan berpamitan pada Hazimah, Haidar gegas menemui Aliyah. Dia sudah tak sabar mengetahui hasil alat itu. "Mas, nggak usah terburu-buru gitu. Njenengan minum dulu tehnya, baru ke rumah Aliyah," kata Hazimah menasihati sang suami."Nanti, saja, Sayang. Mas pengen segera tahu gimana hasil tes itu." Haidar bahkan tidak mengganti sarung dan pakaiannya. "Ya, sudah. Sebentar lagi, kalau Ilyas sudah bangun. Aku susul ke sana." Hazimah meraih telapak tangan sang suamni dan menciumnya penuh hormat sebelum lelaki itu meninggalkan rumah."Ya. Mas tunggu di sana, ya." Haidar pun mencium kening Hazimah sebelum pergi. Cuma b

  • Istri Warisan Sahabat   138. Galau

    Happy Reading*****Haidar menatap sang istri dengan senyuman. "Mas beneran galau, Sayang," ucapnya sambil kembali merebahkan tubuh di ranjang."Mas, galau kenapa? Cerita aja, siapa tahu aku bisa bantu." Hazimah berdiri dan meletakkan gelas itu di atas meja riasnya. Lalu, dia berbalik arah menghampiri sang suami.Lelaki yang memiliki dua istri itu kembali menegakkan tubuh mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Pasangan tersebut kini duduk bersebelahan di pinggir ranjang."Nda," panggil Haidar."Ya, Mas. Ceritakan saja, apa yang mengganjal hatimu.""Mas galau banget dengan keadaan Aliyah dan prasangka Mama. Mas, kepikiran semuanya," ujar Haidar."Sudah menghubungi dokter Irma?" tanya Hazimah. Tangannya berusaha memegang tangan sang suami, menyalurkan kekuatan agar lelaki itu tidak terlalu memikirkan kondisi Aliyah dan segala prasangka serta kecurigaan mamanya."Sudah, tapi belum ada balasan dari beliau, Sayang." Wajah Haidar berubah sedih."Sabar, mungkin Dokter Irma sedang menangani

  • Istri Warisan Sahabat   137. Jus Lemon Tanpa Gula

    Happy Reading*****"Namanya dugaan, Mas. Bisa benar bisa juga salah. Mungkin, sebaiknya kita memastikan dan bertanya pada dokter Irma. Apakah benar ada kemungkinan seperti itu pada Aliyah," kata Hazimah setelah keduanya sampai di kamar."Iya, Sayang. Mas juga kepikiran untuk menanyakan kepada dokter Irma mengenai masalah ini," jawab Haidar. Dia mulai mengganti kemejanya dengan kaos oblong."Mas mau teh apa kopi?" tanya Hazimah. Sudah menjadi kebiasaan perempuan itu untuk menawarkan minuman pada sang suami sebelum mereka tidur. Namun, di luar dugaan Haidar malah meminta minuman lain. Lelaki itu meminta jus lemon tanpa gula. Hazimah meringis membayangkan rasa dari minuman yang diminta sang suami."Segar kayaknya, Nda," ucap Haidar semringah. Dia tahu istrinya sedikit ngeri ketika dirinya meminta dibuatkan minuman itu. "Kamu punya stok lemaon di kulkas, kan?""Punya, sih, Mas. Cuma apa nggak sebaiknya diganti saja dengan minuman lain. Ingat perutnya, Mas. Dari tadi njenengan sudah maem

  • Istri Warisan Sahabat   136. Sangat Asam

    Happy Reading*****Ketika semua sudah berkumpul Haidar mulai memimpin doa makan. Keinginannya untuk segera menyantap rujak itu harus ditahan sebentar, menunggu bunda dan mamanya mengambil makanan terlebih dahulu. Itulah adab yang Haidar selalu jaga sampai saat ini, mendahulukan yang lebih tua dan dia hormati. Demikian pula Aliyah dan Hazimah tidak ada yang mengambil buah-buahan itu sebelum para orang tua dan suaminya. Memang tidak ada kewajiban demikian, tetapi Haidar sudah menjalankan semua itu sejak masih kecil karena sang ayah yang mengajarkan demikian. Jadi, dia pun meneruskan ajaran tersebut kepada dua istrinya.Setelah kedua perempuan paruh baya itu mencocol mangga dengan bumbu gula merah, barulah Haidar dengan gerakan cepat mengambil buah-buahan yang ada di hadapannya. Sania dan Yana meringis merasakan kekecutan mangga muda itu dengan kompak mereka mengeluarkan kembali apa yang sudah dimakan."Aduh," kata Sania."Hmm," ucap Yana dengan ekspresi lucu bahkan matanya tertutup de

  • Istri Warisan Sahabat   135. Kecurigaan Yana

    Happy Reading*****Selalu saja, Yana begitu sensitif dengan keadaan anak-anak dan menantunya. Dulu, waktu Hazimah hamil, perempuan paruh baya itulah yang pertama kali merasakan keanehannya. Sekarang, ketika Haidar mengalami keanehan, dia menduga jika Aliyah yang tengah berbadan dua.Aliyah menatap suami dan mertuanya bergantian. Masih belum memahami maksud pertanyaan Yana."Kenapa Mama tanya tamu bulananku? Bulan ini, aku sudah dapet, kok," jawab Aliyah."Alhamdulillah kalau sudah datang bulan. Tinggal berapa kamu datang bulannya?"Rupanya, Yana masih penasaran dan berniat menanyakan lebih detail. Sepertinya, ada yang masih mengganjal di hati jika tidak bertanya demikian."Kayaknya baru dua minggu lalu, Ma. Kenapa, sih?" Aliyah yang awalnya biasa saja ditanya seperti itu kini mulai kepikiran. Benarkah dia selesai datang bulan dua Minggu lalu."Cuma tanya aja, Al. Mama kok kepikiran kalau kamu lagi isi." Yana mengelus perut istri pertama Haidar. "Semoga ada kehidupan baru di dalam sin

  • Istri Warisan Sahabat   134. Haidar yang Aneh

    Happy Reading*****Sesampainya di mall, Haidar langsung mengajak bunda dan istrinya ke super market dan mencari buah-buahan yang sejak dari rumah sudah diincar. Binar kebahagiaan lelaki itu terpampang nyata ketika melihat semua buah-buahan yang dia inginkan berjejer rapi di rak display super market."Sayang, lihat itu," tunjuk Haidar pada mangga muda. "Duh, ngiler lihatnya. Pengen segera tak makan saja. Seger pastinya."Aliyah bergidik ngeri membayangkan Haidar menggigit potongan buah mangga muda. "Apa nggak ngilu giginya, Mas. Aneh-aneh saja," ucapnya."Engga, Sayang. Pasti seger banget kalau makan mangga itu. Duh, apalagi itu kedondongnya. Hmm menggiurkan sekali," kata Haidar. Dia bahkan sampai menarik air liurnya sendiri. Membayangkan betapa lezatnya buah-buahan itu ketika bersatu dalam satu piring bersama bumbu buatan sang istri.Sania dan Aliyah cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat antusias Haidar untuk memakan buah-buahan tersebut."Biarkan saja dia mau ngomong apa, Nd

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status