“Apa? Nikah?! Opa, apa Opa lagi becanda?” Alex tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Gak. Opa gak becanda. Opa mau kalian menikah, seperti keinginan kami dulu. Karena menikahkan anak-anak sudah gak mungkin, jadi sekarang apa salahnya kalo nikahkan cucu.” Haris tersenyum ceria pada dua anak muda yang ada di hadapannya itu.“Tapi Pak, saya ....”“Dania, kamu gak perlu khawatir. Saya akan urus semuanya.” Haris sengaja memotong ucapan Dania karena dia tahu apa yang akan disampaikan wanita itu.Alex melihat ke arah Dania. Dia kemudian berdecih sambil menggelengkan kepalanya. Alex mengambil gelas minumnya, lalu meneguk isi gelas itu untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering.“Opa, apa Opa berniat akan mempermalukan Alex? Kenapa Opa milihin Alex istri kayak gini. Kenapa Opa milih orang dari keturunan yang gak jelas asal usulnya gini.”“Alex!”Alex menoleh ke arah Dania, “Belum lagi penampilannya. Apa wanita lusuh kayak dia pantes bersanding sama Alex?! Apa Opa pikir dia yang terbaik buat Alex? Gak, Opa. Dia bukan yang terbaik. Dia malah akan menghancurkan reputasi dan karir yang udah Alex bangun selama ini. Alex bakal jadi tertawaan banyak orang! Ini gaj masuk akal. Alex gak mau!” tolak Alex tegas.“Alex! Yang sopan kalo ngomong,” tegur Haris dengan guratan tegas di wajahnya.“Terserah Opa mau ngomong apa. Pokoknya Alex gak mau!”“Lex! Kalo kamu gak mau nikah sama Dania, kamu gak akan pernah memiliki Media Grup!” rahang Haris mulai mengeras tanda dia emosi melihat reaksi cucunya.Alex terdiam. Dia kembali ingat pada pesan kakeknya beberapa saat lalu. Dia harus menikah dengan wanita pilihan kakeknya, jika dia ingin menjadi pewaris perusahaan.Tapi Alex tidak menyangka, kalau calon istri yang dipilihkan oleh kakeknya itu justru akan menjadi malapetaka bagi dia. Alex yang masih belum ingin menikah setelah pengkhianatan mantan kekasihnya, sama sekali tidak tertarik dengan wanita. Apa lagi kalau wanita itu lusuh seperti Dania.“Selera makan Alex ilang. Alex pergi duluan,” ucap Alex pelan berusaha mengontrol emosinya lalu pergi begitu saja dari ruang VIP restoran itu.“Eh, Pak Alex. Pak ....”“Udah biarin aja. Biarin dia pergi dulu,” ucap Haris yang menyuruh Dania membiarkan Alex pergi.“Tapi Pak Alex marah, Pak. Lagian, kenapa Bapak gak bilang sama saya kalo kami harus menikah? Bapak gak bilang itu tadi pagi.” Kini giliran Dania yang menuntut penjelasan.Haris menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dia mengatur napas tuanya itu, agar tidak tersengal. Beradu emosi dengan cucunya, selalu membuat dia seperti kehilangan banyak tenaga.“Waktunya gak tepat. Dan saat ini adalah waktunya.” Haris menjawab santai sambil meraih gelas minumnya.“Pak Haris. Saya sudah menikah. Bagaimana mung ....”“Menikah? Menikah dengan suami yang gak pernah anggep kamu istrinya? Atau menikah dengan suami yang bahkan kamu lindungi saat dia berkencan dengan kekasihnya di luar rumah? Atau mungkin menikah dengan suami yang menganggap kamu seperti pelayan di rumahnya? Apa itu yang kami sebut dengan menikah?”Dania terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Haris. Dia hanya mampu menundukkan kepalanya dalam-dalam, merasa malu karena kehidupan rumah tangganya diketahui orang lain.“Dania, apa kamu gak sakit hati sama tindakan suami dan mertua kamu?” tanya Haris.“Kalo Rudi masih hidup, dia pasti marah banget liat cucunya diperlakukan seperti ini,” lanjutnya lagi.“Sakit hati pun, saya gak bisa berbuat apa-apa. Saya cuma bisa memendam semuanya.”“Tapi sekarang kamu bisa, Dania. Kamu punya kekuatan jauh lebih tinggi dari suami busuk kamu itu sekarang. Kamu bisa membalaskan dendam kamu.”Dania tertarik dengan ucapan Haris.“Caranya?” tanya Dania dengan polosnya.“Saya tau kalo suami kamu sekarang lagi magang untuk jadi manajer di Media Grup. Saya bisa pecat dia sekarang juga.”Dania berpikir sebentar sambil melihat ke arah Haris, “Enggak, Pak. Itu belum cukup,” ucap Dania.“Maksud kamu?”“Saya baru akan puas membalas perlakuan mereka kalau sama mampu membalasnya dengan tangan saya sendiri. Itu yang saya inginkan.”Sorot mata Haris jadi berbinar senang, “Itu bagus. Kamu bisa lakukan itu sekarang. Kamu akan segera punya kuasa di sana.”“Kuasa?”“Iya. Gunakan kekuasaan kamu, untuk membalas mereka. Apa lagi, kalo kamu berhasil nikah sama Alex. Saya akan pastikan, gak akan ada lagi orang yang berani pandang kamu rendah!”Dania mengepalkan tangannya. Sudah geram sekali rasanya dia ingin membalas semua sakit hati yang sudah diberikan oleh suami dan mama mertuanya selama ini kepadanya.Belum lagi Lisa. Perempuan jalang yang sudah berselingkuh dengan suaminya, tapi berani menghina juga seperti dia adalah istri sah Restu. Dania sudah ingin menginjak mereka semua, seperti dulu dirinya diperlakukan rendah oleh mereka.“Kamu gak usah khawatir tentang pernikahan kamu, saya akan mengurusnya. Kamu fokus aja untuk bekerja dan menjadi istri Alex secepatnya,” pesan Haris.“Menikahi Alex?” ucap Dania pelan dengan pandangan kosong.Setelah menyetujui permintaan Haris kalau dirinya akan menerima harta bagian milik mendiang kakeknya, selama 3 hari ini Dania terus berkutat dengan pelajaran bisnis tingkat tinggi yang langsung diajarkan oleh Bima kepadanya.Haris menyuruh orang kepercayaannya itu untuk mengajari Dania, apa saja tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh Dania saat wanita itu masuk ke perusahaan nanti. Tentu saja hal ini untuk meminimalisir omongan orang, karena menganggap Dania tidak mampu melakukan pekerjaannya.Untungnya Dania dilahirkan dari keturunan keluarga yang cerdas. Selain itu dia juga pernah membantu usaha orang tuanya dan juga mertuanya. Setidaknya Dania sudah memiliki dasar bisnis dan Bima hanya tinggal memolesnya saja.“Bu, hari ini saya akan kenalkan Ibu pada orang yang akan menjadi asisten Ibu di kantor nanti,” ucap Bima.“Asisten? Apa dia mau ke sini?” tanya Dania.“Iya, dia sudah saya suruh ke sini, Bu. Mungkin sebentar lagi dia akan tiba. Mulai besok, dia akan di sini untuk membantu I
“Ada apa ini?” Terdengar suara seorang pria yang menyela perseteruan Dania dan pelayan butik. Sorot mata semua orang yang ada di sana langsung beralih ke arah pria itu.Dania kaget saat dia melihat ada Haris dan seorang pria yang tidak dia kenal ada di hadapannya. Tatapan mata Haris langsung tertuju pada tangan Dania yang saat ini sedang dipegang erat oleh pelayan butik.“Pak Haris,” ucap pelayan butik itu yang mengenali Haris.“Pak Haris? Apa ini Pak Haris Wijaya, pemilik Media Grup?” celetuk Lisa sambil sedikit mendekat pada Haris.“Ada apa ini? Kenapa ada ribut-ribut di sini?” tanya Haris tanpa menghiraukan pertanyaan Lisa.“Maaf, Pak. Saya cuma mau nyuruh orang ini keluar dari sini.” Pelayan butik menjelaskan.Haris melihat ke arah Dania. Wanita itu balas menatapnya sambil sedikit menggelengkan kepalanya lalu menunduk.“Kamu bera ....”“Memangnya ada apa sampai dia harus keluar dari sini?” Haris menyela ucapan asistennya.“Pak Haris, orang ini tuh gak layak ada di sini. Dia
Mata Restu terbelalak lebar saat dia membaca surat keputusan perusahaan tentang posisi yang akan dia tempati di perusahaan ini. Dia bahkan sampai mengucek matanya dan juga membacanya berulang kali, sayangnya tulisan yang ada di sana tidak berubah sedikit pun.Dia melihat rekan-rekannya yang lain tampak senang dengan hasil yang mereka terima. Senyum mereka mengembang lebar, bahkan mereka saling memamerkan posisi yang mereka dapatkan.Brak!Restu berdiri sambil menggebrak meja. Dia merasa sangat kesal dengan hasil yang dia terima.“Pak Agus! Apa Pak Agus gak salah kasih surat ke saya?!” ucap Restu sambil melempar surat keputusan itu depan Agus, perwakilan Mediatama.“Apa yang salah, Pak. Saya cuma membagikan sesuai nama. Ini juga bukan saya yang kasih keputusannya,” jawab Restu membela diri.Ini. Ini yang salah Mana mungkin saya diterima bekerja di sini cuma sebagai sopir! Bentak Restu“Hah, sopir.”“Eh, masa sih dia diterima jadi sopir.”Orang-orang yang ada di ruangan itu menjadi
“Da—Dania.”Mata Restu membulat lebar melihat Dania ada di hadapannya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Dania akan muncul di hadapannya.Tapi bukan hanya itu yang menjadi sebab Restu menjadi kaget. Dia lebih kaget lagi karena penampilan Dania benar-benar berubah.Dania berubah menjadi lebih elegan dan sangat cantik. Dania seperti bukan orang yang Restu kenal dulu.Tidak ada lagi Dania yang memakai baju kumal dan berbau asap masakan. Tidak ada juga wajah lelah penuh aroma keringat di sertai kantung mata yang besar di wajah Dania yang sedang ada di depan Restu saat ini.Wanita yang ada di depan Restu seperti wanita lain yang mirip dengan Dania, mantan istrinya. Dia sampai tidak berkedip melihat Dania yang kini justru cuek kepadanya.“Ada apa ini?” tanya Dania sambil melihat sekilas ke arah Restu.“Bu, Pak Hendra ingin mempertanyakan tentang keputusan penempatan posisi orang yang dia rekomendasikan, Bu,” ucap Maya.“Bener, Bu. Ini Restu. Saya udah tau betul kualitas dan jam terban
Braak!Restu membanting pintu depan rumahnya dengan keras begitu dia tiba di rumah. Dia melampiaskan rasa kesalnya pada Dania yang membuat masalah dengannya lagi.Tentu saja suara keras di pintu depan rumah itu membuat Lisa dan juga Rina menjadi kaget. Mereka segera keluar dari ruang tengah untuk menyambut Restu.“Sayang, gimana hasilnya? Jadi dong manager keuangan sekarang,” sambut Lisa yang langsung menggandeng lengan Restu.“Gimana Res, semuanya lancarkan?” Rina ikut menyambut dengan riang.“Ah, lepasin!”Restu menghempaskan tangan Lisa, lalu dia segera menghempaskan bobot tubuhnya di sofa. Dia menarik napas dalam lalu mendongakkan kepalanya dan menyandarkannya di sandaran kursi.Restu mengendurkan dasi yang sedang mencekik lehernya itu. Dia menyugar rambutnya kasar yang tampak terlihat aneh di depan Rina dan Lisa. Dua wanita itu segera mendatangi Restu yang tampak sedang sangat frustasi itu.“Mas, kamu kenapa sih? Dateng-dateng kok kayak orang stres. Tadi semuanya lancarkan?” ta
Dania duduk melamun sambil mengaduk makanan di atas piring makannya pikirannya menerawang jauh ke depan mencoba menebak apa yang akan dilakukan oleh Restu hari ini.Dia ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh Restu setelah mengetahui keputusannya kemarin. Dania merasa sedikit puas Setelah dia berhasil mempermalukan Restu seperti yang biasa pria itu melakukan kepadanya.Selamat pagi Bu Dania ucap Maya menyapa atasannya.Pagi May. Jadwal saya hari ini ngapain aja tanya Dania sambil melanjutkan lagi sarapannya.Siang ini akan ada rapat internal bersama dengan Pak Haris dan Pak Alex di kantor Bu. Rencananya akan membahas tentang rapat umum yang akan dilangsungkan sebentar lagi.Oke. Oh ya my, bisa nggak kamu selidiki Pak Hendra. Ya takut dia selama ini sudah berbuat curang tentang penerimaan karyawan di perusahaan kita pinta Dania sambil menoleh ke arah Maya yang berdiri di sampingnya.Maksudnya pak Hendra direktur HRD kita BuIya kemarin dia sendiri yang bilang kalau Mas Restu ma
“Jaga ucapan kalian!” Terdengar suara menggelegar dari arah belakang Restu yang membuat semua orang yang sedang berseteru itu tertuju pada orang tersebut. Seorang pria dengan mata elangnya yang sangat tajam, menatap ke arah Restu.Lisa kaget saat dia melihat ada pria muda nan tampan yang menjadi incaran semua orang, kini ada di hadapannya. Tidak ingin membuang waktu lagi, Lisa langsung mendekati Alex, untuk mendapatkan dukungan.“Pak Alex,” ucap Lisa yang mengenali sosok Alex.“Selamat pagi, Pak Alex,” sapa Maya sambil menganggukkan kepalanya memberi hormat pada wakil CEO Media Grup itu.“Itu siapa?” bisik Restu di dekat telinga Lisa.“CEO Media Grup,” jawab Lisa tanpa menoleh ke arah Restu.“Kebetulan banget Pak Alex ada di sini. Saya mau mengadukan pegawai kurang ajar itu, Pak.” Lisa langsung memanfaatkan suasana.Alex tidak menjawab ucapan Lisa. Dia melirik tajam ke arah Dania yang sepertinya tadi sedang bermasalah dengan wanita asing yang tiba-tiba mendekat padanya itu.Dania
“Siapa mereka?” tanya Alex dengan suara pelan tanpa memindahkan tatapan tajamnya pada Dania.Dania menoleh ke arah Alex. Dia tahu siapa orang yang sedang Alex maksud kan, tapi Dania berpura-pura tidak tahu. Hal ini karena Alex memang belum tahu kalau Restu adalah mantan suaminya.Alex menangkap sebuah keragu-raguan dalam raut wajah Dania. Dia mengangkat kedua alisnya bersamaan lalu memiringkan sedikit kepalanya seolah memberi sinyal pada Dania kalau wanita itu harus segera menjawab pertanyaannya tadi.Mereka cuma orang yang aku kenal dulu jawab Dania yang kemudian segera mengalihkan pandangannya lagi dari sorot mata menakutkan milik Alex.Siapa?Dania menoleh ke arah Alex, maksudnya siapa?Mereka kelihatan kenal cukup baik sama kamu. Siapa mereka?Dania menarik nafas panjang dia tidak tahu kenapa Alex tiba-tiba tertarik untuk mengetahui tentang bagian masa lalunya.Selama ini dia dan Alex hampir tidak pernah bicara tentang pribadi mereka masing-masing. Meskipun Haris menyuruh merek