Share

malang

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-19 17:22:32

Kinan memilih beberapa kotak kemasan berisi kue yang sudah dipotong-potong. Ia memeriksa isinya sebelum dibawa ke depan. Ada tiga kotak berisi penuh kue yang ditumpuk dan dibawa wanita itu untuk menambah hidangan di depan.

Gelas yang tadi ia siapkan sudah dibawa terlebih dahulu oleh salah satu anak tetangganya yang dimintai tolong oleh Rini. Hati-hati Kinan melangkah sebab yang ia bawa lumayan berat.

"Duh, kok nggak ada orang," gumam Kinan saat sampai di meja hidangan dan tidak menemukan siapapun. Biasanya di bagian ini ada satu atau dua orang yang ditugaskan menjaga, gunanya untuk membantu tamu jika mereka kesulitan saat mengambil hidangan.

Sesaat Kinan meperhatikan sekeliling. Halaman rumah mertuanya yang dipasangi tenda disulap menjadi seperti ruangan, dengan dinding-dinding dari kain. Di depan sana, Indah duduk bersisihan dengan Aldi. Keduanya mengenakan baju dengan corak yang sama, Indah memakai gamis sedangkan Aldi menggunakan kemeja dan bawahan celana bahan.

"Apa aku simpan di sini aja, ya? Tapi yang di meja sana juga udah habis kayaknya." Kinan celingukan mencari orang yang dikenal, sekiranya bisa dimintai tolong. Namun, saat itu tak ada satu orang pun yang Kinan rasa bisa membantunya. Semua tetangga yang rewang sudah memegang pekerjaan masing-masing, tidak ada tenaga nganggur.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengerjakan sendiri tugas menambah kue-kue di meja tamu. Pertama ia mengisi piring hidangan di meja hadapannya. Setelah itu ia membawa piring tersebut ke meja-meja tamu, menukar yang kosong dengan yang sudah di isi.

Kinan bergerak cepat dan cekatan melakukan tugas tersebut. Satu per satu meja tamu ia datangi dan lengkapi hidangan yang kurang. Semakin siang tamu yang datang semakin banyak, karena memang acara akan di mulai pukul 10.00. Masih tersisa waktu satu jam lagi.

"Loh, Bu." Seorang Ibu menjawil lengan teman yang duduk disebelahnya. "itu kan menantunya Bu Tini juga, ya? Kok, ngelayani tamu?" bisik Bu Nana, teman arisan Tini yang juga diundang dalam acara tersebut.

"Eh, iya, ya yang istrinya Aldo, kan? Tapi, kok beda, ya, Bu " timpal yang duduk di sebelah Bu Nana, Bu Nuning dengan berbisik pula.

Bu Nana mengangguk. "Iya, kucel banget, ya."

"Apa lain orang mungkin, Bu. Saudara istrinya Aldo mungkin." Bu Nuning memperhatikan Kinan yang sedang menukar piring brownis di meja seberang mereka.

"Ah, istrinya Aldo mana ada sodara perempuan, Bu. Dia anak perempuan semata wayang, kok. Kayaknya emang bener itu istrinya Aldo, deh." Bu Nana menyanggah.

"Iya, bener itu istrinya Aldo, saya ingat dia ada tahi lalat di dagu sebelah kanan." Bu Nana meyakinkan.

"Tapi, kok penampilannya .... " Bu Nuning menggantung ucapanya dan malah memperhatikan Kinan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Jilbab instan warna kunyit yang sedikit basah, setelan piyama kusut yang mulai pudar warnanya tidak mecing dengan jilbab Kinan, sandal jepit yang kebesaran di kaki wanita itu dan handuk mandi masih tersampir di pundak kanannya. Tentu itu semua bukanlah perpaduan busana yang cocok, apalagi untuk berada ditengah-tengah acara meriah seperti saat ini.

"Kok, kayak pembantu." Semakin pelan Bu Nana merbisik.

Di sebelah kanan meja yang ditempati Bu Nana dan Bu Nuning, Tini duduk bersama keluarga besan. Mama dan papanya Indah, budenya Indah dan keponakannya. Karena kursi yang Tini duduki saling membelakangi tempat duduk Bu Nuning, bisik-bisik keduanya pun sampai juga di telinga mertua Kinan tersebut.

Pandangan Tini tertuju pada Kinan yang bergerak cekatan mengisi tambahan hidangan. Seperti dilempari dengan kotoran di wajah, bukan main malu yang ia rasa. Bagaimana tidak, penampilan sang menantu sangat tidak pantas untuk hadir di tengah-tengah kemeriahan acara.

Bukan hanya Bu Nana dan Bu Nuning serta mertuanya yang memperhatikan, banyak lagi pasang mata yang melihat pada Kinan. Senyum tak pernah surut dari bibir Kinan, sesekali menyahuti sapaan tamu yang kebetulan mengenal dirinya. Wajah kusam karena belum dipoles make up itu tetap enak dipandang sebenarnya, sebab aslinya Kinan memang cantik.

"Besan, itu apa iparnya Indah?" Bu Retno, ibunya Indah menunjuk dengan gerakan dagu ke depan. Mengarah pada Kinan tentunya.

"Kok disuruh nambah-nambahin hidangan? Mana masih pakai baju tidur lagi, acaranya udah mau mulai lho, ini," lanjut Bu Retno mendekatkan wajah ke telinga besannya.

"Eh, mmm .... " Bingung harus menjawab apa Tini menoleh pada besannya dengan raut tak enak.

Dalam hati wanita itu tak henti mengumpat sang menantu yang telah membuatnya menanggung malu sebab perilaku kampungannya. Apalagi dalam acara ini, Bu Retno selaku besannya turut menyumbang untuk pengadaan seragam keluarga. Semua anggota keluarga mendapat bagiannya, termasuk Kinan sang menantu benalu.

"Apa Kinan nggak dapat seragam? Kenapa nggak bilang kalau kurang, kan bisa saya pesan lagi." Bu Retno bertanya sembari masih memperhatikan Kinan.

"Ada, kok, ada. Semua udah dapat seragamnya, Bu." Cepat Tini menyahut. "Lengkap, sampai cucu-cucu juga dapat," lanjut Tini.

Bu Retno mengangguk. "Lalu Kinan, kok .... "

"Mmm, itu. Duh, gimana ngomongnya, ya. Saya jadi nggak enak sama Besan." Tini membenarkan posisi duduknya.

"Kenapa, Bu?" tanya Bu Retno dengan kening mengerut.

"Permisi, Bu." Dengan senyum sopan Kinan beralih dari meja Bu Nuning ke meja sebelah kanan yang dilihatnya piring bolu gulung sudah habis isinya.

Tanpa ia sadari meja selanjutnya yang didatangi adalah meja keluarga besan dan ada mertuanya juga di sana.

"Nduk Kinan," tegur budenya Indah yang duduk di sebelah keponakan Indah.

Merasa namanya di panggil, Kinan mendongak setelah meletakkan piring bolu gulung yang baru. Pertama yang ia lihat adalah wajah budenya Kinan, wanita limapuluhan tahun itu tersenyum.

"Bude." Kinan membalas dengan senyum tak kalah ramah. Selanjutnya, anak mata Kinan mengedar pada siapa-siapa saja yang menempati kursi di meja tersebut.

Keponakan Indah, papanya Indah, mamanya Indah dan ibunya Aldo, mertuanya. Senyum Kinan menjadi hambar kala tatapannya bersirobok dengan Tini. Bukan hanya tak ia dapati senyum pada mertuanya, tetapi juga air muka Tini yang keruh.

"Bikin malu!" Bibir Tini bergerak tanpa mulutnya mengeluarkan suara. Sorot mata Kinan berubah sendu sarat rasa bersalah, berlawanan dengan tatapan tajam Tini yang seolah hendak melumat dirinya.

Kinan menunduk, tak kuasa lagi ia membalas tatapan mertuanya. Ia merutuki dirinya sendiri yang sembrono berada di tempat acara tanpa memperhatikan penampilan dan pakaian yang ia gunakan.

Dengan gerakan cepat, Tini bangkit dari tempat duduknya menyambar lengan Kinan dan menyeret wanita itu meninggalkan tempat acara.

Malang, karena tidak siap Kinan malah tersandung kakinya sendiri, tubuhnya oleng sebelum jatuh tersungkur di tanah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Marimar
gua emosi ini tor, siapa yang bakal jadi pelampiasan gua buat di gebukin...
goodnovel comment avatar
Fernando Kanine
tertarik ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Yang Terbuang   akhir yang menyedihkan

    Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men

  • Istri Yang Terbuang   Tak datang

    Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S

  • Istri Yang Terbuang   Sammy yang manja

    Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s

  • Istri Yang Terbuang   Perasaan Sarah

    “Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng

  • Istri Yang Terbuang   Waktu menenangkan dengan kisah masa lalu

    “Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia

  • Istri Yang Terbuang   Restu dan Mentari

    Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin

  • Istri Yang Terbuang   Pertemuan akhir Papa Tiara

    Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara

  • Istri Yang Terbuang   Ratna dan rekan yang licik

    "Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d

  • Istri Yang Terbuang   memaksa

    "Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status