Share

tak ada pembelaan

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2023-01-19 17:23:21

"Astagfirullah ...!" seru keluarga besan dan beberapa tamu lain.

Tak banyak yang melihat Tini menarik lengan menantunya, tetapi jatuhnya wanita berpiyama itu cukup menarik perhatian mereka. Hal itu pun membuat Tini semakin kesal dengan Kinan.

Niat awal ia ingin segera membawa Kinan pergi agar kehadiran wanita berpenampilan tak pantas itu tidak merusak acara, justru sekarang Kinan malah menjadi pusat perhatian dari semua yang hadir.

Lengkap sudah kotoran yang Kinan lemparkan pada wajah Tini. Malu berlipat-lipat wanita itu rasakan.

"Ya ampun, Ki. Kenapa sampai jatuh?" Melihat istrinya terjatuh Aldo cepat menghampiri dan membantu Kinan berdiri.

Pakaian Kinan kotor sebab halaman rumah tempatnya tersungkur tadi memang masih tanah.

"Kinan nggak apa-apa?" tanya Bu Retno khawatir.

"Ngg--nggak, Bu." Kinan terbata walau lutut dirasanya nyeri.

"Maaf semuanya, menantu saya yang ini memang agak ceroboh." Tini yang melihat beberapa tamu kasak kusuk pun cepat mengambil alih keadaan.

"Udah saya bilangin supaya jangan ikutan siap-siapin segala macam, eh, dianya ngeyel. Diminta duduk di depan juga nggak mau, padahal udah dikasih seragam. Tapi anaknya nggak mau pakai, nggak tau kenapa. Malah ikut nimbrung di dapur, padahal dibelakang udah ada yang urus sendiri," papar Tini panjang lebar. Meyakinkan seolah semua yang ia katakan benar adanya.

"Bu Besan, maaf banget bukan nggak menghargai sampean tapi emang si Kinan ini susah dikasih tau. Saya nggak tau lagi gimana caranya biar Kinan paham namanya berterima kasih, padahal seragam jatah suaminya udah dipakai sama Aldo. Tapi Kinan tetap nggak mau pakai seragamnya. Sekali lagi maaf, ya, Bu," lanjut Tini lagi.

Macam-macam ekspresi terlihat di wajah tamu-tamu yang hadir. Terlebih saat Tini mengatakan keterangan palsu, beberapa tamu ada yang mencibir, melirik tak suka, juga iba pada Kinan.

Kinan yang merasa tidak seperti itu kenyataan yang terjadi hendak menyangkal, tetapi pelototan Tini ampuh membungkam mulutnya dan mematikan nyali wanita itu.

"Ki, kamu ngomong gitu? Aku dari tadi nunggu kamu di kamar, lho." Aldo bertanya pada sang istri dengan berbisik yang dibalas Kinan dengan gelengan.

"Kalo nggak mau pakai seragam harusnya kamu diam aja, nggak perlu ngomong apa-apa ke Ibu. Malah bikin malu kayak gini," lanjut Aldo lagi.

Kinan melihat pada suaminya sarat akan permohonan dan pengertian. Seolah lewat tatapan ia ingin mengatakan bahwa semua yang diucapkan Tini tidak benar. Namun, nyatanya Aldo bukanlah cenayang yang bisa membaca isi kepala dan hati Kinan.

"Mas--"

"Ikut Ibu!" Tini meraih lengan Kinan dan menariknya masuk ke dalam rumah. Aldo pun mengekori keduanya dengan wajah menahan malu.

Di dalam rumah, di kamar Kinan dan Aldo. Tini menolak tubuh menantunya hingga Kinan jatuh ke kasur. Entah Tini yang terlalu kuat atau Kinan yang memang terlalu lemah, hingga tubuh wanita itu melayang begitu saja bak kapas tertiup angin.

"Mantu kampungan! Dasar benalu bikin malu aja!" omel Tini dengan suara tertahan. "Sengaja kamu keluar dengan dandanan babu kayak gini! Mau bikin malu Ibu?! Kampungan!"

Dua kali jatuh tubuh Kinan memang sakit, tetapi tak ada yang lebih sakit daripada hatinya kini. Luka di kulit telak tangan yang tergores saat jatuh di depan tadi dan memar di lututnya Bisa sembuh. Namun, luka di hatinya sebab ucapan Tini entah bagaiman cara mengobatinya.

"Bu." Aldo yang menyusul mereka masuk ke kamar dan menutup pintu ruangan itu rapat. Ia khawatir keributan di dalam kamar akan didengar juga oleh tamu dan keluarga yang duduk di ruang tengah dan ruang tamu.

"Lihat istrimu, Al. Berani dia keluar dengan dandanan kayak gitu, apa kalo bukan memang mau bikin Ibu malu. Ini acara sangat penting, tasyakuran tujuh bulanan Indah. Rata-rata yang datang teman-teman Indah dan rekan kerja keluarga besan, orang-orang penting dan bergengsi. Bisa-bisanya istrimu dengan nggak tahu malu muncul di hadapan umum dengan muka gembel seperti ini! Apa otaknya nggak bisa mikir!?"

Tini dengan emosi berapi-api terus menghujani Kinan dengan kata-kata pedas nan menyakitkan. Luka berdarah di hati Kinan bagai ditaburi garam, perih.

Jauh dari dalam dirinya tak pernah terbersit ingin membuat malu keluarga Tini. Semua terjadi tanpa disengaja dan keadaan yang memang membuatnya tidak memperhatikan penampilan.

Seandainya tadi tidak diburu-buru oleh Rini, tentu dirinya tak akan muncul di depan orsng banyak dengan dandanan tak layak. Seandainya tadi ia membiarkan saja Indah membawa gelas tambahan pasti Kinan sudah berganti pakaian dengan seragam keluarga.

"Ibu tahu kenapa kamu begini, Ki. Pasti kamu iri kan pada Indah yang dibuat syukuran meriah seperti ini. Iri kamu kan karena Indah lebih dulu hamil dan kasih Ibu cucu. Jadi kamu sengaja mau ngerusak acaranya Indah. Keterlaluan kamu, Ki! Kampungan!"

Kinan menggeleng cepat. "Nggak, Bu. Aku--"

"Halah! Nggak usah banyak ngomong dan membela diri nyatanya memang kamu iri dengan Indah. Ibu tahu dan bisa lihat dengan jelas kalau kamu nggak suka pada Indah! Kalau kamu pengen dibuatkan acara meriah seperti ini makanya cepat hamil! Harusnya kamu usaha gimana caranya biar cepat isi bukan malah ngancurin acara ipar!"

Tanpa perduli dengan perasaan menantunya Tini terus saja memuntahkan caci maki pada Kinan. Membuat wanita yang dinikahi putranya tiga tahun lalu itu semakin tersudut dan mati langkah. Jangankan untuk membela diri, penjelasannya pun ditolak mentah-mentah oleh Tini.

Sementara itu, sebagai suami yang diharapkan Kinan dapat menolong dan menarik dirinya dari kubangan tuduhan yang sama sekali tidak benar Aldo hanya diam menyaksikan sang ibu melontarkan sangkaan tak beralasan. Kehadiran Aldo di ruangan itu tak ubahnya penonton yang sama sekali tak memberi pengaruh apa-apa pada keadaan.

"Kamu jangan pernah keluar kamar selama acara berlangsung. Tetap di sini dan jangan coba-coba lagi menghancurkan acara ini!"

Setelah berkata demikian Tini kemudian keluar dari kamar itu. Meninggalkan Kinan dan Aldo berdua.

Keheningan menyergap ruangan tiga kali tiga meter yang Aldo tempati berdua sejak menikahi Kinan. Laki-laki itu sebenarnya ragu kalau Kinan sengaja ingin menghancurkan acara adiknya. Namun, ia pun sulit untuk membela sang istri. Apalagi yang harus dihadapi adalah ibunya sendiri, yang tak mungkin ia lawan.

"Ki."

"Aku nggak begitu, Mas. Aku sama sekali nggak kayak yang Ibu bilang."

Air mata yang sedari tadi Kinan tahan kini tumpah, bendungan yang ia buat tak mampu lagi menahan luapan kesedihan. Bulir bening itu bercucuran melewati pipi Kinan.

"Aku nggak tau harus percaya sama siapa, Ki. Tapi keberadaan kamu di depan tadi dengan penampilan begini memang nggak pantas," ucap Aldo yang malah ikut menyalahkan sang istri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marimar
gua pengen tampol tuh laki, gda guna ya diem di situ malah jadi penonton.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Terbuang   akhir yang menyedihkan

    Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men

  • Istri Yang Terbuang   Tak datang

    Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S

  • Istri Yang Terbuang   Sammy yang manja

    Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s

  • Istri Yang Terbuang   Perasaan Sarah

    “Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng

  • Istri Yang Terbuang   Waktu menenangkan dengan kisah masa lalu

    “Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia

  • Istri Yang Terbuang   Restu dan Mentari

    Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status