Istri Yang Terbuang

Istri Yang Terbuang

By:  Maey Angel   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
70Chapters
11.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menjadi wanita berstatus menantu itu tidak mudah. Kinan, berusaha untuk tegar menghadapi mertua dan iparnya yang tidak puasnya membuat ia emosi dan harus sabar setiap hari. Pernikahan tiga tahun yang belum juga memberikan dia anak, membuat mereka tega merendahkan Kinan dan memperlakukan Kinan layaknya pembantu. Emosi memuncak hingga akhirnya Kinan yang tadinya tegar berubah menyeramkan dan mencoba melawan keadaan yang memilukan itu.

View More
Istri Yang Terbuang Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Wahyuni
rajin up ngga ya novel ini?
2023-05-17 12:35:27
0
70 Chapters
Harus bersabar
“Kamu mau ngapain, Al?” Kemunculan Tini dari pintu belakang mengagetkan Aldo, hingga gelas plastik yang ada di tangan lelaki itu terjatuh. Air yang belum habis di minum oleh Aldo tumpah di lantai yang ia pijak sebagian mengenai sepatunya.“I-Ibu ngagetin aja,” ujar Aldo terbata seraya memungut gelas di lantai dan meletakkan di wastafel.Laki-laki itu kemudian mendekati meja makan dan membuka tudung saji, lalu terdengar helaan napas panjang darinya. Nasi dingin, tempe goreng dan kuah sayur yang terhidang membuat selera makan Aldo menguar begitu saja. “Kamu baru pulang, Al?” tanya Tini yang tak lain adalah ibu kandung Aldo.Aldo mengangguk. “Makanan cuma ini, Bu?” “Adanya itu. Kayak nggak tau istrimu aja.” Tini menjawab dengan nada tak suka. Tentu bukan ia tujukan pada Aldo, melainkan pada sang menantu yang kini entah di mana keberadaanya.“Ini, nih, kebiasaan!” Tini melihat wastafel yang terdapat beberapa piring kotor. “Tau suami mau pulang kerja bukannya cepet beberes dan masak, ma
Read more
sindiran
“Nah, ini baru keluar peraduan tuan putrinya,” sindir Tini yang melihat Kinan muncul di dapur. Kinan yang masih dongkol pada sang suami mengabaikan Tini dan terus melangkah ke belakang, hendak menangkat pakaian yang tidak semua Tini bereskan. Bukan ia sengaja melalaikan tugas yang satu itu, tetapi Kinan memang tak sengaja ketiduran setelah salat Asar tadi. Beruntung sebelum turun hujan ia sudah terbangun.Kinan memasukkan semua pakaian yang sudah kering ke dalam keranjang, kemudian meletakkannya ke kamar khusus dekat dapur. Saat ia kembali ke dapur sudah ada Rini—kakaknya Aldo—anak sulung Tini. “Ki, anakku mana?” tanya Rini.“Anak Mbak kok tanya ke aku. Ya, mana aku tahu di mana,” jawab Kinan setengah hati. “Loh, kan anakku tadi main di sini, sebagai tantenya harusnya kamu jagain mereka. Kok malah nggak tau jawabnya. Gimana, sih.” Rini sewot. Ia duduk di kursi sembari mengupas pisang yang diambil dari kulkas. Tanpa basa-basi Rini memakan pisang yang dibeli oleh Kinan untuk stok cem
Read more
menjadi babu
Hari ini akan diadakan acara syukuran tujuh bulanan Indah--istrinya Aldi--anak bungsu Tini. Sejak hari masih gelap kesibukan sudah terjadi di dapur rumah Tini yang lumayan luas tersebut. Untuk acara yang mengundang seluruh tetangga lingkungan ini Tini sengaja mendatangkan satu juru masak dari restoran terkenal. Juru masak tersebut bertugas memasak hidangan untuk disuguhkan pada tamu. Walaupun sudah ada juru masak, beberapa tetangga tetap turun ke dapur untuk membantu nyonya hajat. Mereka membuat puding, risoles dan banyak camilan untuk para tamu. Memang sudah menjadi kebiasaan di daerah itu, tetangga akan datang suka rela untuk membantu pada tetangga yang memiliki hajat. Rewang, begitu istilahnya. "Udah Mbak Kinan, biar Bibi yang lanjutin bungkus lempernya. Mending Mbak Kinan ke depan aja." Hayati, tetangga sebelah kiri Tini yang akrab disapa Bibi menegur Kinan di sebelahnya. "Iya, Mbak. Bagian dapur serahin aja ke kita, Mbak Kinan kan tuan rumah, stand by aja di depan," yang lain
Read more
malang
Kinan memilih beberapa kotak kemasan berisi kue yang sudah dipotong-potong. Ia memeriksa isinya sebelum dibawa ke depan. Ada tiga kotak berisi penuh kue yang ditumpuk dan dibawa wanita itu untuk menambah hidangan di depan. Gelas yang tadi ia siapkan sudah dibawa terlebih dahulu oleh salah satu anak tetangganya yang dimintai tolong oleh Rini. Hati-hati Kinan melangkah sebab yang ia bawa lumayan berat. "Duh, kok nggak ada orang," gumam Kinan saat sampai di meja hidangan dan tidak menemukan siapapun. Biasanya di bagian ini ada satu atau dua orang yang ditugaskan menjaga, gunanya untuk membantu tamu jika mereka kesulitan saat mengambil hidangan. Sesaat Kinan meperhatikan sekeliling. Halaman rumah mertuanya yang dipasangi tenda disulap menjadi seperti ruangan, dengan dinding-dinding dari kain. Di depan sana, Indah duduk bersisihan dengan Aldi. Keduanya mengenakan baju dengan corak yang sama, Indah memakai gamis sedangkan Aldi menggunakan kemeja dan bawahan celana bahan. "Apa aku simpan
Read more
tak ada pembelaan
"Astagfirullah ...!" seru keluarga besan dan beberapa tamu lain. Tak banyak yang melihat Tini menarik lengan menantunya, tetapi jatuhnya wanita berpiyama itu cukup menarik perhatian mereka. Hal itu pun membuat Tini semakin kesal dengan Kinan. Niat awal ia ingin segera membawa Kinan pergi agar kehadiran wanita berpenampilan tak pantas itu tidak merusak acara, justru sekarang Kinan malah menjadi pusat perhatian dari semua yang hadir. Lengkap sudah kotoran yang Kinan lemparkan pada wajah Tini. Malu berlipat-lipat wanita itu rasakan. "Ya ampun, Ki. Kenapa sampai jatuh?" Melihat istrinya terjatuh Aldo cepat menghampiri dan membantu Kinan berdiri. Pakaian Kinan kotor sebab halaman rumah tempatnya tersungkur tadi memang masih tanah. "Kinan nggak apa-apa?" tanya Bu Retno khawatir. "Ngg--nggak, Bu." Kinan terbata walau lutut dirasanya nyeri. "Maaf semuanya, menantu saya yang ini memang agak ceroboh." Tini yang melihat beberapa tamu kasak kusuk pun cepat mengambil alih keadaan. "Udah s
Read more
Diam
“Aku nggak tahu harus percaya sama siapa, Ki. Tapi keberadaan kamu di depan tadi dengan penampilan begini memang tak pantas.”Tentu saja kata kata Aldo menjadikan Kinan murka. Dia yang sudah sibuk sejak kemarin membantu keluarga suaminya, tapi kini dia yang dituduh merusak acara keluarga ini juga. “Mas …”Belum sempat Kinan melanjutkan ucapannya, Aldo sudah meninggalkannya. Namun, dia tak mengunci pintu kamar seperti yang ibunya katakan. Dia tak mungkin setega itu. Dia juga nelangsa karena istrinya tidak bisa membuatnya bangga dengan semua yang dilakukan. Bajunya, penampilannya bahkan kelakuannya di luar sana. Kinan meremas ujung bajunya. Bingung, marah, frustasi dan benci. Dia yang tak tentu arah tujuan itu, memilih untuk mandi dan sholat sunnah untuk menenangkan hatinya yang kacau. Mungkin jika otaknya buntu, atau imannya sedang di bawah, ia akan memilih untuk pergi dari rumah mertuanya, Namun, kepergian dari rumah di saat hati sedang emosi juga bukan hal yang baik. Dia memilih un
Read more
menerima
Aldo tak ada cara lain. Dia mencari obat yang ibunya bilang, sambil membawa sarapan di piring sebelum meminum obat. Dia kembali ke kamar, lalu meminta Kinan mau memakan makanan yang dia bawa.“Ki, makan dulu ya? Diminum obatnya,” ucap Aldo.Kinan masih menutup matanya. Bahkan untuk melihat wajah suaminya saja dia enggan. Namun, Aldo mengusap pipinya kembali dan membantunya bangun. “Jangan menyiksa tubuhmu jika kamu marah dengan keadaan. Ketika kamu marah dan memutuskan untuk tidak mengisi perutmu itu adalah suatu kerugian. Kalau menurut Mas, lebih baik kenyangkan perut sebelum marah karena marah pun butuh energi. Makan, ya? Biar mas yang suapin," ucap Aldo lirih. Dia sedang berusaha untuk membujuk Kinan agar mau makan dan kembali beraktivitas seperti biasanya.Sebenarnya Kinan enggan untuk membuka mulut tetapi Aldo terus saja merepet dan mencoba untuk membujuknya. Akhirnya mau tidak mau beberapa solusi masuk ke dalam mulut disebut enggan untuk dia telan.Kinan menggeleng menandakan d
Read more
hadiah
“Tante ke luar yuk! Pengin main di depan.”“Kamu duluan aja, ya Rizky. Tante lagi nggak enak badan,” tolak Kinan.“Yah. Bentar aja deh, Tan? Ya.”Suara langkah kaki mendekat dan kini Rini masuk ke kamar Kinan. “Iki, ikut Mama pulang yuk! Mama capek di sini,” keluh Rini. Kinan yakin Rini sengaja mengajak anaknya pulang agar Kinan tidak diganggu untuk membantu pekerjaan di rumah ibunya yang tak lain adalah mertua Kinan. Dia hanya membantu mengelap gelas, tetapi berasa sudah melakukan pekerjaan segudang dan memutuskan untuk mengajak Iki pulang.Rini tak menyapa Kinan dan menganggap jika Kinan tak ada di depannya. Kinan sudah biasa dengan sikap iparnya yang sok kecapean itu dan ujung-ujungnya dia yang harus membantu nantinya.“Tapi, Ma, Iki mau main sama Tante Kinan. Bentar aja,” ucap Rizki.“ALah, Tantemu ini lagi malas. Mertuanya sedang jumpalitan ngepel dan nyapu, dia malah keasikan tidur. Jangan di sini dulu, nanti ketularan malasnya,” ucap Rini sambil menyeret Rizky keluar dari kama
Read more
Saran Sarah
Setelah drama yang terjadi di acara 7 bulanan Indah, kini Kinan benar-benar memutuskan menjadi sosok yang pendiam dan tidak mau marah-marah. Dia lebih memilih mengerjakan sesuatu dengan tangan tanpa harus banyak ngomong dan selain itu pergi ke kamar untuk tidur. Percuma membantah jika akhirannya ia akan selalu disalahkan atas semua yang terjadi."Ki, besok masa ada pekerjaan di luar kota 3 hari. Tolong siapkan baju ganti," ucap Aldo."Kok lama, Mas?" tanya Kinan."Soalnya ada proyek yang bermasalah dan harus ke sana menemani divisi yang lain untuk menyelesaikannya."Kinan sebenarnya khawatir jika suaminya itu dinas terlalu lama di luar sana. Pasti di rumahnya dia akan menjadi babu di rumah ini selama suaminya pergi tanpa ada pembelaan."Mas. Boleh Kinan pulang ke rumah selama Mas pergi ke dinas?"Aldo mendekat. "Sabar, ya. Tinggal bersama Ibu mertua memang bukan hal mudah tetapi akan besar pahalanya Jika kamu mampu menjaga sesuatu yang sudah menjadi tanggung jawab Mas untuk menjagany
Read more
Tuntutan
Selama Aldo bekerja di luar kota, Kinan menyibukkan diri untuk mengikuti kelas menulis yang diadakan secara gratis di komunitas yang sudah dimasukkan Sarah untuknya. Dibantu Sarah, akhirnya Kinan dikenalkan dengan sebuah aplikasi menulis yang tentu bisa membuat pundi-pundi rupiah."Sarah, nggak pede aku.""Kenapa? Hidung kamu hilang separuh?" tanya Sarah "Ya enggak, gitu. Pas tugas akhir kelas, kaya mentornya …""Ah, sudah. Coba kamu promosi di grup gak penulisan yang lain. Sambil kenalkan nama kamu. Siapa tahu ada yang suka," tutur Sarah menyemangati."Coba rumahmu dekat, ya? Sudah jelas aku mau banget diajari sama suhu author pemes," puji Kinan."Ki!" Suara Tini menggema dari luar kamar Kinan. Hawa yang tadinya bersahabat berubah mencekam saat suara mertuanya itu memanggil dengan nada kesal dan keras.Kinan menyudahi berkabar dengan Sarah, lalu keluar kamar dengan segera."Ya, Bu?" "Senang sekali kamu berada di dalam kamar terus. Cucian itu numpuk, kenapa pikiran kamu nggak jalan
Read more
DMCA.com Protection Status