공유

sindiran

작가: Maey Angel
last update 최신 업데이트: 2023-01-19 17:21:06

“Nah, ini baru keluar peraduan tuan putrinya,” sindir Tini yang melihat Kinan muncul di dapur.

Kinan yang masih dongkol pada sang suami mengabaikan Tini dan terus melangkah ke belakang, hendak menangkat pakaian yang tidak semua Tini bereskan. Bukan ia sengaja melalaikan tugas yang satu itu, tetapi Kinan memang tak sengaja ketiduran setelah salat Asar tadi. Beruntung sebelum turun hujan ia sudah terbangun.

Kinan memasukkan semua pakaian yang sudah kering ke dalam keranjang, kemudian meletakkannya ke kamar khusus dekat dapur. Saat ia kembali ke dapur sudah ada Rini—kakaknya Aldo—anak sulung Tini.

“Ki, anakku mana?” tanya Rini.

“Anak Mbak kok tanya ke aku. Ya, mana aku tahu di mana,” jawab Kinan setengah hati.

“Loh, kan anakku tadi main di sini, sebagai tantenya harusnya kamu jagain mereka. Kok malah nggak tau jawabnya. Gimana, sih.” Rini sewot. Ia duduk di kursi sembari mengupas pisang yang diambil dari kulkas. Tanpa basa-basi Rini memakan pisang yang dibeli oleh Kinan untuk stok cemilannya.

“Mbak aku ini tantenya anak-anak, bukan penjaganya mereka yang harus tahu kemana aja mereka pergi.”

“Intinya kamu di sini dan anakku main di rumah ini, masa’ kamu nggak tau mereka ke mana? Atau jangan-jangan tadi kamu nggak bolehin mereka main ke sini, ya?” Rini berbicara disela mengunyah pisang.

“Oh iya, Kakak baru ingat kemarin mereka pulang kotor banget, kayak abis mandi berenang mana bau lagi. Terus kapan hari Rizki kakinya luka berdarah kayak kena tusuk paku gara-gara main di lapangan. Mereka pamit main ke sini tapi katamya semua pintu di tutup, nggak bisa masuk. Itu juga kamu sengaja, ya, Ki. Supaya anak-anakku nggak masuk ke rumah? Bener-bener ya kamu, kelewatan!”

Kinan menghentikan aktivitasnya mengelap gelas yang sudah dicuci, hendak ia simpan di lemari. Berbalik ia menghadap Rini, wanita yang kerap menitipkan anak pada Kinan tanpa melihat keadaan itu ia tatap lekat.

“Anak-anak Mbak bukan bayi lagi yang harus aku kekepin, mereka udah bisa main sendiri. Dan kerjaan aku di rumah ini banyak, bukan cuma merhatiin mereka aja. Kalo Mbak mau anak-anak selalu terkontrol harusnya Mbak jaga sendiri, jangan dibiarin keliaran keluar rumah!" ujar Kinan yang kekesalannya bertambah berkali lipat setelah mendengar ucapan Rini.

Rumah Rini dan ibunya hanya berjarak beberapa meter saja, hal itu membuat Rini dan anak-anaknya bisa dengan bebas datang kapan saja ke rumah Tini. Nando dan Riski dua anak laki-laki Rini hanya terpaut usia satu tahun yang kini duduk di bangku kelas dua dan tiga sekolah dasar memang sering menghabiskan waktu di rumah neneknya.

Bukan sekadar untuk bermain, tetapi mereka juga kerap makan, tidur dan melakukan aktivitas lain di rumah neneknya sebab sejak bayi memang terbiasa dititipkan saat Rini harus bekerja.

Awalnya Kinan menyambut baik kedatangan keponakan Aldo yang juga sudah menjadi keponakannya itu. Namun, semakin ke sini Kinan merasa ada yang tidak benar sebab ia seperti dimanfaatkan untuk menjaga anak-anak iparnya itu.

Terkadang pagi buta anak-anak sudah menggedor pintu dalam keadaan masih muka bantal, padahal hari itu mereka harus sekolah. Kalau sudah begitu Kinanlah yang akan memandikan, membuatkan sarapan dan menyiapkan keperluan sekolah mereka. Sedangkan sang ibu akan datang saat jamnya mengantar ke sekolah. Terkadang pulang sekolah pun anak-anak langsung ke rumah neneknya, minta makan.

Bukan Kinan tak mau mengurus anak-anak iparnya, tetapi dengan ia melakukan itu Rini seolah menggantungkan harapan supaya semua dilakukan oleh Kinan. Selain itu sikap Rini yang sama seperti Tini dalam memperlakukannya membuat Kinan jengah melakukan kebaikan yang selalu dianggap tidak benar.

“Ada apa, Rin? Kok ribut-ribut.” Tini muncul ke dapur dengan sebuah paper bag yang dijinjing. Paper bag tersebut lalu ia berikan pada Rini.

“Itu, tuh mantu Ibu. Udah nggak mau jagain anak-anakku lagi dia,” jawab Rini mencebik pada Kinan. “Nggak mau lagi dititipin keponakan."

"Benar begitu, Ki?" tanya Tini seraya melayangkan pandangan pada menantu perempuannya.

Kinan tak menjawab. Ia memilih melanjutkan pekerjaanya mengelap gelas dan piring, mengabaikan pertanyaan sang mertua yang dijawab ataupun tidak hasilnya akan tetap sama. Keributan.

"Dasar mantu mandul! Pantas nggak hamil-hamil sama anak-anak nggak sayang!"

Jlegar!

Kinan bagai disambar petir di siang hari yang cerah. Ucapan Tini barusan membuat ubun-ubun Kinan serasa mendidih. Ada yang nyeri di dalam dadanya. Sejahat apa perlakuan yang ipar dan mertuanya lakukan, yang paling melukai hati Kinan adalah lidah mereka.

Apa yang Tini katakan barusan adalah tuduhan paling kejam untuk seorang menantu yang merasa tak pernah dianggap.

"Aku nggak mandul, Bu!" ucap Kinan tegas yang kini sudah menghadap ipar dan mertuanya lagi. Tangannya menggenggam kain lap kuat-kuat, seolah sedang meremas mulut-mulut pedas nan berbisa milik dua wanita di depannya.

"Nggak mandul, lalu apa? Buktinya udah tiga tahun nikah nggak juga ada anak. Lihat adiknya Aldo, si Aldi baru satu tahun nikah sekarang istrinya udah hamil besar. Lha, kamu?" balas Tini yang selanjutnya membandingkan Kinan dengan menantu tetangganya.

"Anak perempuannya Bu Noni yang dapat angkatan laut nikahnya bareng hari sama kamu sekarang udah dua anaknya. Jangankan hamil, selama tiga tahun ini kayaknya kamu belum pernah telat haid kan? Padahal habis nikah sampai sekarang langsung campur sama Aldo!"

Tak mau kalah dengan sang ibu, Rini sebagai anak tertua pun ikut menimpali, yang sebenarnya ia malah mengompori agar

suasana jadi semakin panas.

"Ibu benar. Kayaknya kamu emang nggak bisa punya anak, Ki. Dilihat dari luarnya aja kamu nggak ada jiwa keibuannya, sama keponakan aja tega, kok! Harusnya kamu itu sadar dan belajar, mungkin Yang Kuasa belum kasih kamu anak supaya sayang sama keponakannya Aldo, tapi kamu malah semena-mena, ya nggak dikasih anak sekalian, deh!"

"Kamu benar, Rin. Ibu pun merasa gitu. Atau memang dari bibitnya Kinan aja yang nggak subur jadi nggak hamil-hamil dia. Heran Ibu sama iparmu yang satu ini. Udahlah pengangguran, nggak pandai urus rumah, nggak bisa senangkan suami, mandul lagi. Apa yang bisa diharap dari dia?" Tini menatap tak suka pada Kinan yang sekarang bagai kehilangan seluruh kekuatannya untuk membela diri.

"Mending Ibu suruh Aldo segera ceraikan dia supaya bisa cepat cari ganti yang bisa kasih anak buat Aldo. Kalau mandul mau berapa tahun juga tetap mandul, nggak bisa kasih anak!"

"Mbak Rini!" Seruan seseorang dari arah pintu penghubung dapur dan ruang tengah membuat tiga wanita tersebut kompak menoleh ke satu arah.

"A-Aldo," tergagap Rini melihat siapa yang berdiri di sana. Tatapan Aldo yang lekat pada sang kakak membuat wanita itu salah tingkah.

"Bu, aku pulang ya. Mau cari anak-anak udah mau Magrib ini!" Rini cepat-cepat bangkit dari tempat duduk, anak-anak menjadi alasannya untuk menghindari Aldo.

"Eh, Rin. Itu seragam buat besok jangan ketinggalan!" Seruan Tini membuat Rini yang sudah sampai di ambang pintu berbalik badan lagi dan menyambar paper bag yang lupa ia bawa. Selanjutnya, wanita itu melangkah cepat ke arah rumahnya.

Aldo menatap wajah istrinya yang mendung. Wanita itu kemudian memangkas jarak dengan suaminya.

"Lihat sendiri seperti apa mereka memperlakukan aku, Mas." Kinan mendesis saat berada di depan Aaldo lalu wanita itu berlalu begitu saja.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Marimar
ih pen gua bakar aja tuh ipar sama mertua mac gitu, mulut kok macam comberan...
goodnovel comment avatar
Wiro Sableng
terlalu dini untuk mengomentarinya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Istri Yang Terbuang   akhir yang menyedihkan

    Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men

  • Istri Yang Terbuang   Tak datang

    Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S

  • Istri Yang Terbuang   Sammy yang manja

    Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s

  • Istri Yang Terbuang   Perasaan Sarah

    “Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng

  • Istri Yang Terbuang   Waktu menenangkan dengan kisah masa lalu

    “Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia

  • Istri Yang Terbuang   Restu dan Mentari

    Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status