Share

Bab. 2

Penulis: Aishwa kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-19 22:42:34

"Kamu! Ngapain kamu kesini lagi?" tanya Hana menatap menatap tidak suka pada Arjuna.

"Aku ingin melihat keadaan kamu," jawab Arjuna dengan senyum terukir begitu indah menghiasi wajah tampannya.

"Haish! menyebalkan!" gumam Hana membuang pandangannya.

"Loh, Nak Arjuna," kata ibu Hana saat melihat Arjuna di depan rumahnya. Hana memutar bola mata malas saat melihat sang ibu yang begitu menyayangi pria itu.

"Hana, kenapa nak Arjuna gak disuruh masuk?" tanya ibu Hana menoleh ke arah sang anak yang hanya diam tidak peduli.

"Dia bisa masuk sendiri, Bu! Kenapa gitu aja ibu permasalahan?" tanya Hana merasa seperti orang asing saat kedatangan Arjuna.

Ibu Hana diam menatap sang anak yang enggan menatapnya. Ia merasa bersalah pada Hana, karena mungkin dia memang sudah keterlaluan pada anaknya.

"Mari masuk, Nak," kata ibu Hana mempersilahkan Arjuna masuk ke rumahnya.

"Arjuna disini saja, Bu, lagipula Arjuna kesini untuk melihat keadaan Hana," balas Arjuna melirik ke arah Hana yang sama sekali tidak memedulikannya.

"Ooo, kalau begitu silahkan duduk, Nak, sebentar ibu ambil minum dulu," kata Ibu Hana yang dibalas dengan anggukan dan senyum sopan oleh Arjuna.

Ibu Hana meningalkan Arjuna dan Hana. Arjuna duduk dikursi seberang Hana. "Apa sudah lebih baik?" tanya Arjuna menatap Hana yang tidak suka dengan kehadirannya.

Hana tidak menjawab, dia sama sekali tidakq peduli dengan Arjuna. Arjuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat Hana mengabaikannya.

Arjuna mengambil ponselnya karena Hana sama sekali tidak peduli padanya. Seseqkali Arjuna melirik ke arah Hana yang enggan menatapnya.

"Han," panggil Arjuna merasa tidak nyaman dengan sikap Hana. "Ma'af jika aku sudah membuat kamu tidak nyaman, kalau kamu keberatan aku datang kesini ... aku tidak akan kesini lagi! Ma'afkan aku! aku pulang sekarang juga!" pamit Arjuna meski sebenarnya ia masih ingin bersama dengan Hana.

Arjuna bangkit dari tempatnya. Namun, saat hendak melangkah, ibu Hana datang ke tempat itu dengan membawa dua gelas air minum.

"Mau kemana, Nak?" tanya ibu Hana meletakkan gelas itu diatas meja.

"Arjuna mau pulang, Bu," jawab Arjuna tersenyum sopan.

"Pulang nanti saja, gak apa kan! soalnya ibu mau anterin makan siang buat ayah Hana, jadi minta tolong sama kamu untuk jagain Hana sebentar," pinta ibu Hana.

"Hana bukan anak kecil, Bu! Hana berani di rumah sendiri kok!" sahut Hana merasa keberatan jika Arjuna menemaninya.

"Jangan membantah! ibu tidak suka!" kata ibu Hana. "Nak, ibu titip Hana dulu, ya! Assalamualaikum," ucap ibu Hana mengambil paper bag dan meninggalkan mereka.

Canggung! Itu yang Arjuna rasakan saat ini. Arjuna tidakntahu harus bagaimana. Namun, dia tidak bisa meninggalkan Hana karena ibu Hana memintanya untuk menjaga Hana.

"Aku lapar," kata Hana membuat Arjuna meneh ke arahnya.

"Mau makan apa?" tanya Arjuna.

"Makan masakan ibu, lah," jawab Hana sediit membentak. "Tapi aku gak bisa ngambil sendiri! Jadi aku minta tolong sama kamu buat ambilin," kata Hana dengan entengnya.

"Baiklah," balas Arjuna beranjak dari tempatnya menuju ruang makan.

Sesampainya di ruangan itu, Arjuna mengambil piring lalu mengizinkan dengan nasi juga sayur dan lauk setelah itu kembali ke tempat dimana Hana berada.

"Mau aku suapin?" tanya Arjuna berdiri di samping Hana.

"Gak usah! Aku bisa makan sendiri, toh yang sakit kakiku, bukan tanganku," jawab Hana menolak.

Mendengar jawaban dari Hana, Arjuna meletakkan piring itu dimeja yang berada di samping Hana kemudian kembali duduk di tempatnya.

"Han, kenapa kamu sangat membenciku?" tanya Arjuna menatap Hana yang mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Harusnya tanpa bertanya kamu sudah tahu kenapa aku membenciku," jawab Hana menghentikan makannya.

"Apa karena ibu kamu yang begitu perhatian sama aku?" tanya Arjuna karena dia bisa melihat perubahan sikap Hana saat mereka bersama.

"Ma'af jika karena aku, ibu kamu mengabaikan kamu, Han," kata Arjuna merasa bersalah pada Hana.

"Gak usah sok peduli! Aku tahu kamu hanya pura-pura baik sama aku! Kamu suka kan kalau ibu lebih perhatian sama kamu daripada sama aku!" balas Hana menuduh Arjuna. Hana tidak percaya dengan apapun yang Arjuna katakan.

"Sejak ibu bertemu denganmu ... ibu selalu menyalahkan aku, dia selalu membandingkan aku dengan kamu! Apa kamu puas?" tanya Hana dengan nada meninggi.

"Apa maksud kamu, Han? Aku sama sekali tidak berniat ingin merebut kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, meski aku sendiri tidak mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tua aku," kata Arjuna yang merasa keberatan dengan apa yang Hana tuduhkan padanya.

"Benarkah?" tanya Hana menatap tajam.

"Terserah kamu jika memang kamu tidak percaya padaku! Aku bisa berbuat apa?" kata Arjuna tidak tahu lagi harus bagaimana lagi menjelaskan pada Hana.

"Huf." Arjuna membuang nafas kasar. "Aku janji ini yang terakhir kali aku kesini," kata Arjuna tidak ingin memperpanjang masalah dengan Hana.

"Terserah kamu!" balas Hana tidak peduli. Hana melanjutkan makannya meski sebenarnya perutnya terasa penuh.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab. 13

    "Ehem!" Ibu Hana berdehem saat melihat sang anak berdiam diri di teras belakang rumah."Ada apa sih, Bu?" tanya Hana menoleh ke arah sang ibu."Kamu kenapa?" tanya ibu Hana."Memangnya Hana kenapa, Bu?" kata Hana balik bertanya pada ibunya."Sepertinya Kamu sedih sekali, Hana?" tanya ibu Hana."Entahlah, Bu! Seperti ada sesuatu yang hilang hari ini," jawab Hana menatap kosong. "Apa kamu merindukan Arjuna?" tanya ibu Hana."Aku? Merindukan dia?" tanya Hana menunjuk dirinya."Iya, kamu pasti merindukan dia! Buktinya kamu jadi pendiam saat dia kembali ke kota," jawab ibu Hana."Apa sih, Bu? Hana hanya butuh teman saja! Bukan jatuh cinta," kata Hana tidak setuju dengan apa yang ibunya katakan."Han, mungkin untuk sekarang kamu bisa berkata seperti itu! Tapi nanti kamu akan menyadari perasaan kamu saat dia kembali," kata Ibu Hana."Apa sih, Bu? Sudah Hana bilang juga! Hana tidak mencintai Arjuna!" kata Hana."Terserah kamu! Tapi nanti saat kamu sudah menyadarinya, dan saat itu kamu akan s

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab.12

    Keesokan harinya Arjuna kembali menemui Hana di rumahnya. Arjuna ingin meminta maaf untuk.yang terakhir kalinya, karena besok dia harus kembali ke kota. "Assalamualaikum, Bu," tanya Arjuna."Waalaikusalam," jawab ibu Hana. "Cari Hana ya! Mari masuk!" kata ibu Hana. Arjuna mengangguk dengan senyum sopan kemudian berjalan mengikuti ibu Hana masuk ke rumah. "Sebentar ibu panggilkan," pamit ibu Hana sebelum meningalkan ruangan itu. "Han," panggil ibu Hana mengetuk kamar anak gadisnya. "Iya, Bu," jawab Hana dari dalam kamar. Entah mengapa hari ini Hana begitu malas untuk keluar dari kamarnya. Hana merasa nyaman mengurung diri di dalam kamar. Namun, dengan terpaksa Hana membuka pintu kamarnya, Ia tidak ingin sang ibu mencemaskan dirinya. "Ada apa, Bu?" tanya Hana setelah membuka pintu dan melihat sang ibu masih berdiri di depan pintu. "Ada Nak Arjuna, dia mencari kamu," jawab ibu Hana. "Iya," balas Hana. Hana berjalan menuju ruangan dimana Arjuna berada, meskipun sebenarnya dia sang

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab. 11

    Sebagai orang tua dari seorang anak perempuan yang begitu cantik, tentu saja membuat mereka waspada. Mereka tidak ingin anak perempuan mereka jatuh ketangan pria yang salah."Apa Hana menyukainya?" tanya ayah Hana dengan begitu serius."Sejauh ini, Ibu melihat Hana sama sekali tidak tertarik dengan Nak Arjuna," jawab ibu Hana sejauh yang dia tahu saat ini. "Bu, Yah, Hana izin ke taman sebentar, apa boleh?" tanya Hana dengan tatapan memohon."Tentu saja!" jawab sang ibu mengusap puncak kepala Hana.Hana berlari sambil mengucapkan terima kasih kada orang tuanya. Ayah dan ibu Hana menggeleng saat melihat tingkah sang anak yang tidak pernah berubah meski sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik."Dia tetap putri kecil kita," kata ayah Hana membuat keduanya tersenyum bahagia. Ayah Hana memeluk sang istri dan mencium puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang. "Ini adalah ucapan terima kasih ku padamu, istriku. Terima kasih karena kamu sudah memberikan aku seorang putri cantik

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab. 10

    Arjuna merenung di bawah gelapnya langit malam. Arjuna membayangkan masa kelam sang kakek. Sakit memang, Arjuna tidak memungkiri itu karena Arjuna bisa merasakannya saat Arjuna mendengar cerita sang kakek."Han, aku tidak akan pernah membiarkan kisah kakek terulang lagi, aku akan mempertahankan kamu apapun yang terjadi, walau orang tuaku tidak lagi menganggap aku sebagai seorang anak, karena aku akan lebih memilih kamu," gumam Arjuna, ada setitik rasa takut yang bersarang di dalam hatinya.Arjuna tidak bisa membayangkan jika dia jauh dari Hana. Dunia Arjuna pasti akan hancur, dari bayangannya saja Arjuna sudah bisa merasakan sesak yang teramat di dalam rongga dadanya.Arjuna menatap langit dengan perasaan gelisah. Awan pun bergerak gelisah seolah mengerti perasaan Arjuna saat ini. Angin begitu sejuk menerpa wajah Arjun. Namun entah mengapa kesejukan itu tidak mampu membuat hati Arjuna merasa tenang.Malam terus merangkak, udara di alam bebas s

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab.9

    Setelah berbicara dengan sang kakek, Arjuna tak henti mengukir senyum. Arjuna begitu bahagia saat sang kakek berjanji akan membantunya mendapatkan restu dari Papa dan mamanya. Arjuna mesem - mesem jatuh cinta saat membayangkan dirinya dan Hana menyatu dalam ikatan suci. Sampai - sampai Arjuna lupa jika Hana belum te tu menerima dirinya. "Han, kita akan bersama untuk selamanya, aku akan selalu ada untuk kamu, Hana, aku janji aku tidak akan pernah berpaling dari kamu, apalagi meninggalkan kamu," gumam Arjuna. "Aku akan berusaha menjaga kamu dengan sepenuh jiwa dan ragaku, Hana, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu, Hana, aku pastikan itu," gumannya lagi berdiri di balkon kamarnya sambil menatap langit sore yang begitu indah. "Ah, apa setiap orang yang sedang jatuh cinta seperti aku?" tanya Arjuna pada dirinya sendiri. "Baru beberapa jam aku jauh darinya ... Tapi rasa rindu ini tidak sanggup aku tahan. Jika melihat langit sore, rasa rin

  • Istri pertama yang tersingkirkan   Bab.8

    Hana tertawa setelah mendengar jawaban Arjuna. Arjuna mengerutkan dahinya saat melihat Hana yang tertawa terbahak."Juna, kalau kamu mau melulu itu yang bener dong! Kamu samain aku dengan bunga yang indah ini? Yang sudah jelas sangat cantik dan sangat indah, sedangkan aku ... -" kata Hanaq tidak melanjutkan ucapnnya, karena Arjuna pasti sudah tahu apa yang ingin dia katakan."Aku berkata jujur, Hana, secantik dan seindah apapun yang aku lihat, tidak ada yang seindah dan secantik Kamu, Hana," balas Arjuna jujur dari dalam hatinya. Namun, Hana sama sekali tidak mempercayainya."Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?" tanya Hana menatap dalam wajah tampan yang selalu menghindari tatapannya."Karena ... karena aku menyukai kamu, Han," jawab Arjuna dengan jujur. Arjuna pasrah seandainya setelah mengungkapkan isi hatinya, Hanaakan membencinya dan tidak lagi mau bertemu dengannya."Apa itu cinta, Juna? Karena akupun tidak pernah merah merasakan yang namany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status