Istri pertama yang tersingkirkan

Istri pertama yang tersingkirkan

Oleh:  Aishwa kusuma  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
14Bab
627Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hana tak sanggup membendung air mata saat sanga anak menanyakan keberadaan sang ayah. Hana tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semua pada putranya. Hana hanya bisa menyesali apa yang sudah terjadi tanpa tahu harus bagaimana memperbaiki semuanya.

Lihat lebih banyak
Istri pertama yang tersingkirkan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
14 Bab
Prolog
Bibir Arjuna tak henti mengembangkan senyum saat dia sampai di depan rumah istrinya. Dengan penuh semangat Arjuna keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumah. "Hana, Sayang, Aa pulang!' teriak Arjuna. Namun, tidak ada yang menyahut panggilannya. "Kenapa rumah ini seperti sudah lama tidak ditempati," gumam Arjuna mencari sang istri disetiap ruangan. "Kemana Hana," gumannya karena saat tidak menemukan keberadaan istrinya. Arjuna kembali berjalan menuju kamar mereka. Pintu itu berderit saat Arjuna membukanya. "Kenapa pintu ini seperti tidak pernah dibuka," gumam Arjuna melangkahkan kakinya masuk dan Arjuna menghidupkan lampu kamar itu. Deg ... Jantung Arjuna serasa berhenti berdetak saat melihat pemandangan di hadapannya. "Kenapa? Apa yang terjadi?" tanyanya dengan nafas naik turun. Arjuna melihat kaca hias pecah, di ruangan itu sangat berantakan. Mata Arjuna membola sempurna saat dia melihat noda merah yang sudah mengering disprai yang ada diatas ranjang. "Hana," gumam Arjuna de
Baca selengkapnya
Bab.1
"Ada yang punya kebun! lari!" teriak teman Hana membuat Hana panik. Namun Hana masih berada diatas pohon mangga hingga dia tidak bisa lari menyusul teman - temannya.Hana semakin panik saat pemilik kebun semakin mendekat ke arahnya. Hana yang terburu-buru turun akhirnya terjatuh. "Auh," keluh Hana saat tubuhnya mengenai tanah. Seorang pria mengerutkan keningnya saat dia melihat Hana terjatuh tepat di hadapannya. "Sakit?" tanya pria itu mendekat ke arah Hana.Ingin marah? tentu saja! ingin rasanya Hana memarahi pria yang ada dihadapannya. Bagaimana bisa bertanya seperti itu, karena sudah pasti seseorang yang terjatuh pasti merasakan sakit."Butuh bantuan?" tanya pria itu mengulurkan tangannya. Namun, Hana enggan menyambutnya.Pria itu memutar bola mata saat melihat sikap keras kepala Hana. "Terserah kamu saja," katanya hendak pergi meninggalkan Hana."Auh." Pria itu kembali menghentikan langkahnya saat mendengar Hana mengeluh.Tanpa meminta izin, pria itu memeriksa kaki Hana. "Kakimu
Baca selengkapnya
Bab. 2
"Kamu! Ngapain kamu kesini lagi?" tanya Hana menatap menatap tidak suka pada Arjuna."Aku ingin melihat keadaan kamu," jawab Arjuna dengan senyum terukir begitu indah menghiasi wajah tampannya."Haish! menyebalkan!" gumam Hana membuang pandangannya."Loh, Nak Arjuna," kata ibu Hana saat melihat Arjuna di depan rumahnya. Hana memutar bola mata malas saat melihat sang ibu yang begitu menyayangi pria itu."Hana, kenapa nak Arjuna gak disuruh masuk?" tanya ibu Hana menoleh ke arah sang anak yang hanya diam tidak peduli."Dia bisa masuk sendiri, Bu! Kenapa gitu aja ibu permasalahan?" tanya Hana merasa seperti orang asing saat kedatangan Arjuna.Ibu Hana diam menatap sang anak yang enggan menatapnya. Ia merasa bersalah pada Hana, karena mungkin dia memang sudah keterlaluan pada anaknya."Mari masuk, Nak," kata ibu Hana mempersilahkan Arjuna masuk ke rumahnya."Arjuna disini saja, Bu, lagipula Arjuna kesini untuk melihat keadaan Hana," balas Arjuna melirik ke arah Hana yang sama sekali tidak
Baca selengkapnya
Bab. 3
Setelah ibu Hana kembali, Arjuna pamit pulang. Arjuna tidak ingin membuat Hana semakin tidak nyaman karena kehadirannya. Hana pun hanya diam tidak saat Arjuna pergi meninggalkan rumahnya.Hari telah berganti, langit jingga kini berangsur-angsur mulia gelap. Di dalam kamar, Hana berbaring menatap langit-langit kamarnya. "Apa aku sangat keterlaluan padanya?" tanya Hana pada dirinya sendiri. Hana mengingat pertama kali dia bertemu Arjuna. Pria itu begitu sabar menghadipi sikapnya yang menyebalkan, tapi entah mengapa kesabaran pria itu membuat Hana semakin bencinya."Han," panggil ibu Hana masuk ke kamar sang anak. Ibu Hana menghampiri Hana yang berbaring di atas ranjangnya."Ada apa, Bu?" tanya Hana saat sang ibu sudah duduk di ranjangnya."Seharusnya kamu tidak bersikap seperti itu pada nak Arjuna, Hana," kata ibu Hana menatap sendu. "Kamu harus menghargainya, Hana, karena biar bagaimanapun dia sudah menolong kamu," katanya lagi."Bela saja dia terus, Bu! Sebenarnyayang anak ibu itu Ha
Baca selengkapnya
Bab.4
Arjuna melihat coklat yang anak kecil itu berikan padanya. Hana hanya menatapnya enggan membuka apalagi memakannya."Aku tidak akan memakan coklat ini sebelum aku tahu siapa yang memberi coklat ini untuk aku," kata Hana memasukan coklat itu ke dalam saku hoodie yang dia kenakan."Kenapa kamu tidak memakannya Hana," gumam Arjuna di balik semak yang tidak jauh dari tempat Hana berada.Arjuna tahu jika Hana sedih, karena itu Arjuna sengaja membawa coklat pada Hana. Karena Hana menolak untuk bertemu dengannya. Arjuna meminta tolong pada anak kecil yang sedang bermain di sekitar taman itu untuk menyerahkan coklat itu pada Hana. Melihat wajah Hana yang masih tampak sedih, Arjuna memakai masker dan berjalan menghampiri Hana dengan membawa gitar yang dia pinjam dari seorang pemuda."Hay, boleh duduk disini, gak?" tanya Arjuna dengan suaratang dia buat berbeda agar Hana tidak mengenalinya."Silahkan!" jawab Hana tersenyum walau hanya sekilas.Arjuna menoleh ke arah Hana yang kembali terdiam d
Baca selengkapnya
Bab.5
"Bu," panggil Hana menghampiri sang ibu yang berada di dapur. Ibu Hana menoleh dan tersenyum pada sang anak.Hana berjalan mendekati ibunya. "Hana minta maaf, Bu, maafkan Hana yang selalu membuat ibu marah, maafkan Hana yang tidak kernah memedulikan nasehat ibu," kata Hana menunduk malu."Kamu gak salah, Nak, kenapa harus minta maaf," balas ibu Hana mengusap puncak kepala sang anak."Hana salah, Bu, Hana belum bisa menjadi anak yang baik untuk ibu," kata Hana terisak.Ibu Hana tersenyum memeluk sang anak, "Kamu anak yang baik Hana, siapa yang bilang kamu anak tidak baik?" tanya ibu Hana mengusap punggung anaknya."Hana sendiri, karena Hana tidak pernah nurut sama ibu, Hana selalu bikin ibu marah," jawab Hana menenggelamkan wajahnya dalam dekapan sang ibu. "Kalau begitu, mulai saat ini kamu harus jadi anak yang patuh sama ibu," kata ibu Hana mengurai pelukannya. Hana mengangguk dengan senyum menatap.sang ibu yang juga tersenyum padanya. Di sisi lain, Arjuna yang sedang berada di dala
Baca selengkapnya
Bab.6
Saat ini, kaki Hana sudah sembuh seperti sedia kala. Dengan senyum merekah, Hana keluar dari kamarnya. Hana menghampiri sang ibu dan pamit keluar sebentar. Setelah pamit pada ibunya, Hana meninggalkan rumah menuju ke taman tempatnya bertemu dengan pria yang tidak dia kenal."Aku berharap dia datang ke sini!" gumam Hana duduk di kursi taman itu. Hana menatap sekitar berharap pria itu menghampirinya seperti waktu itu."Hay," panggil seseorang membuat wajah Hana berbinar. "Ha-" ucapan Hana terhenti saat dia melihat yang datang adalah Arjuna. Hana tersenyum pada Arjuna. Namun, Arjuna bisa melihat dengan jelas wajah kecewa Hana."Apa kamu sedang menunggu seseorang?" tanya Arjuna menghampiri Hana dan duduk di samping gadis itu. "Iya, tapi mungkin dia gak datang ke sini," jawab Hana dengan wajah sedihnya."Memangnya siapa yang kamu tunggu?" tanya Arjuna penasaran."Seseorang yang selalu membuatku rindu meski aku belum melihat wajahnya," jawab Hana tersenyum membayangkan pria yang menghibur
Baca selengkapnya
Bab.7
Ibu Hana duduk di teras depan menunggu sang anak pulang. Khawatir? Iya! Ibu Hana sangat mengkhawatirkan sang anak yang tidak kunjung pulang. Namun, tak lama kemudian senyum terukir dibibirnya saat melihat Hana pulang bersama Arjuna."Assalamualaikum, Bu," ucap mereka mengucapkan salam."Waalaikumsalam," jawab ibu Hana menghampiri mereka. Hana meraih tangan sang ibu dan menciumnya dengan takzim, begitu juga dengan Arjuna."Ibu cemas sekali, takut kamu kenapa - napa lagi," kata ibu Hana memeluk sang anak. Hana tersenyum bahagia mendengar pernyataan sang ibu yang begitu mengkhawatirkan dirinya. "Ibu jangan khawatir, Hana hanya main di dekat sini, Bu," jawab Hana tersenyum lembut. Ibu Hana mengangguk mendengar apa yang Hana katakan.Ibu Hana menoleh menatap Arjuna yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. "Nak, terima kasih kamu selalu menemani Hana," ucap ibu Hana dengan senyum teduh."Sama-sama, Bu, jujur saya senang berteman dengan Hana karena dia sangat menyenangkan," kata Arjuna me
Baca selengkapnya
Bab.8
Hana tertawa setelah mendengar jawaban Arjuna. Arjuna mengerutkan dahinya saat melihat Hana yang tertawa terbahak."Juna, kalau kamu mau melulu itu yang bener dong! Kamu samain aku dengan bunga yang indah ini? Yang sudah jelas sangat cantik dan sangat indah, sedangkan aku ... -" kata Hanaq tidak melanjutkan ucapnnya, karena Arjuna pasti sudah tahu apa yang ingin dia katakan."Aku berkata jujur, Hana, secantik dan seindah apapun yang aku lihat, tidak ada yang seindah dan secantik Kamu, Hana," balas Arjuna jujur dari dalam hatinya. Namun, Hana sama sekali tidak mempercayainya."Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?" tanya Hana menatap dalam wajah tampan yang selalu menghindari tatapannya."Karena ... karena aku menyukai kamu, Han," jawab Arjuna dengan jujur. Arjuna pasrah seandainya setelah mengungkapkan isi hatinya, Hanaakan membencinya dan tidak lagi mau bertemu dengannya."Apa itu cinta, Juna? Karena akupun tidak pernah merah merasakan yang namany
Baca selengkapnya
Bab.9
Setelah berbicara dengan sang kakek, Arjuna tak henti mengukir senyum. Arjuna begitu bahagia saat sang kakek berjanji akan membantunya mendapatkan restu dari Papa dan mamanya. Arjuna mesem - mesem jatuh cinta saat membayangkan dirinya dan Hana menyatu dalam ikatan suci. Sampai - sampai Arjuna lupa jika Hana belum te tu menerima dirinya. "Han, kita akan bersama untuk selamanya, aku akan selalu ada untuk kamu, Hana, aku janji aku tidak akan pernah berpaling dari kamu, apalagi meninggalkan kamu," gumam Arjuna. "Aku akan berusaha menjaga kamu dengan sepenuh jiwa dan ragaku, Hana, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu, Hana, aku pastikan itu," gumannya lagi berdiri di balkon kamarnya sambil menatap langit sore yang begitu indah. "Ah, apa setiap orang yang sedang jatuh cinta seperti aku?" tanya Arjuna pada dirinya sendiri. "Baru beberapa jam aku jauh darinya ... Tapi rasa rindu ini tidak sanggup aku tahan. Jika melihat langit sore, rasa rin
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status