Share

2

Author: GREYWIND
last update Last Updated: 2024-01-30 16:36:16

‘’Bagaimana pelayanannya, Pak?’’

Aku mendengar Mas Ega sedang bicara dengan seseorang. Entah dengan siapa. Rasa penasaran menghidupkan naluri keingintahuanku hingga aku menempelkan telinga di pintu.

‘’Baik. Sudah saya terima. Terimakasih.’’

Sudah saya terima? Terima apa maksudnya?

Di tengah-tengah kebingungan, tiba-tiba aku mendapati gagang pintu bergerak bersamaan daun pintu yang terdorong ke dalam, hingga aku jatuh terjerembab.

‘’Astaga, Sel!’’

Jangankan Mas Ega, aku pun kaget bukan kepalang. Tidak hanya itu, aku pun merasa malu karena selimut di tubuhku terlepas. 

‘’Kamu nguping?’’ 

Bukannya membantu, Mas Ega malah menanyakan hal yang menurutku tidak perlu diutarakan. Bagaimanapun, untuk apa suami istri main rahasia-rahasiaan?

‘’Sel, jawab! Kamu dengar apa tadi?’’

Baru kali ini nada bicara Mas Ega terdengar tidak enak. Salahkah aku mendengar percakapan suamiku sendiri?

‘’Nggak, Mas. Tadi aku mau lihat siapa yang keluar barusan. Tapi pas aku mau buka pintu, eh kamu yang muncul,’’ ucapku dengan wajah cemberut. Sambil mencoba berdiri dan menutupi tubuh ini.

‘’Benar tidak dengar apa-apa?’’ Kali ini nadanya sudah mulai melunak.

‘’Iya!’’ Aku terpaksa berbohong. Sebab, ada hal yang harus aku pastikan karena Mas Ega mengenakan baju seperti semalam. ‘’Mas, tadi ada yang masuk ke sini. Pakai baju hitam,’’ ucapku was-was.

‘’Hanya perasaanmu saja mungkin. Yang keluar itu mas!’’ Mas Ega tertawa. Menganggap, nyawaku belum terkumpul semua ketika tadi mendapati sosok itu.

‘’Yakin gak ada orang lain yang masuk?’’ 

‘’Kalau ada yang masuk, itu tandanya ada yang melihat tubuh istriku. Wah, sudah pasti akan aku bunuh orang itu.’’

Kali ini aku yang tertawa. Membiarkan Mas Ega kembali membawaku ke tempat tidur. Tapi benarkah begitu? Padahal aku yakin sekali kalau tadi itu bukan dia. Karena meski berasal dari desa, aku tidak buta warna.

***

‘’Gak salah si bos pilih model. Bodynya benar-benar bagus.’’

‘’Katanya sih kembang desa. Kalau begini terus, usaha kita bisa maju pesat.’’

Dua orang karyawan studio langsung mengatupkan mulut dengan mata memberi kode pada lawan bicaranya begitu melihatku dan Mas Ega masuk ke studio. 

Walau mereka berpura-pura sedang mengerjakan sesuatu di laptop, tapi aku yakin, omongan yang baru saja aku dengar itu pastilah merujuk padaku.

‘’Mas, mereka itu siapa?’’ 

‘’Oh, mereka itu bagian marketing. Namanya Rido dan Fatir.  Tugasnya mencari klien.’’

‘’Apa aku harus berinteraksi dengan mereka, Mas?’’

‘’Tidak perlu. Untuk apa? Mereka itu hanya anak buah. Kamu cukup berinteraksi denganku sebagai fotographer dan Rosdiana sebagai tukang make up dan pengurus busanamu.’’

Aku sedikit lega mendengarnya. Karena hanya dari cara mereka menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala saja, aku bisa tau kalau mereka laki-laki tidak betul.

‘’Kamu pakai baju warna putih. Lalu jangan pakai underwear. Kita akan pemotretan dengan tema air.’’

Langkahku berhenti tepat di depan ruang ganti yang akan aku masuki. ‘’Bukankah itu sama saja area terlarangku akan terlihat kemana-mana?’’

‘’Mas cuma ambil di atas dada. Ini kan pemotretan iklan sabun, Sel. Kamu mungkin tidak tahu, tapi ya, di balik layar, bahkan ada model yang sampai tidak pakai apa-apa.’’

Aku meneguk air liur susah payah. Leher ini memutar tujuh puluh lima derajat ke kanan juga ke kiri. Di studio, hanya Mbak Ros lah yang berjenis kelamin wanita. Sisanya adalah pria. 

Baru membayangkannya saja aku sudah malu. Mempertontonkan bagian yang seharusnya hanya dilihat oleh Mas Ega, aku menggeleng tanda menolak dengan mata saling menatap.

Mengapa orang yang berstatus sebagai suamiku malah terlihat biasa saja seakan memaklumi?

Bukankah saat di hotel, Mas Ega bilang akan membunuh siapapun yang melihat tubuhku?

‘’Aku tidak mau, Mas. Aku tidak bisa,’’ tolakku halus.

‘’Sel, kita sudah dibayar penuh oleh Pak Abi. Masa kamu mau mengecewakan klien? Nama baikku bisa tercoreng hanya karena hal sepele,’’ decaknya menahan murka.

‘’Begini saja, kita lakukan pemotretan seperti di hotel. Hanya ada aku dan Rosdiana. Bagaimana?’’ 

Mas Ega berusaha mencari solusi terbaik. Dan aku seperti terhipnotis untuk menyetujui.

Dengan pose kikuk karena dingin sekaligus malu, aku terpaksa mengikuti setiap arahan. Hati sebenarnya berat. Juga bercampur perasaan tak enak.

Apakah memang begini pekerjaan seorang model itu?

Di sudut lain, Mbak Ros mengajariku untuk berpose yang benar. Dari caraku memegang sabun, berendam di dalam bathub sebagai properti, hingga bagaimana caranya tersenyum. Semuanya ditunjukkan oleh Mbak Ros. 

‘’Mbak, kenapa bukan kamu saja yang jadi modelnya? Kamu lebih ahli dari pada aku,’’ kataku seusai pemotretan.

‘’Aku gak cantik, Sel. Klien itu kan maunya yang muda. Body bagus dan wajahnya fresh. Ya kayak kamu gini.’’

‘’Tapi aku gak pinter gaya, Mbak.’’

‘’Tenang saja. Itulah gunanya aku mendampingi kamu.’’

Huft. Mbak Ros bagai malaikat penolong. Kalau tidak ada dia, mungkin aku akan sangat kesusahan beradaptasi.

Segera saja aku masuk ke kamar mandi, lalu ke ruang ganti untuk berpakaian lagi. Syukurnya Mas Ega sangat konsisten saat melarang siapapun masuk ke studio selama pemotretan. Jadi aku bisa leluasa mondar-mandir meski hanya dengan handuk saja.

‘’Astaga, kamu! Ngapain masuk ke sini?’’

Jantungku terasa sakit, refleks mengambil apapun untuk menutupi tubuh dari tatapan Fatir. Entah kenapa aku bisa lupa mengunci pintu.

‘’M-maaf, Bu. Saya mau cari Pak Ega. Kirain di sini,’’ kilahnya. Namun bukannya langsung pergi, Fatir sempat-sempatnya memandang area yang aku tutupi mati-matian, bagai singa kelaparan seperti aku adalah rusa yang siap dijadikan mangsa. 

‘’Keluar! Suamiku tidak ada di sini!’’ bentakku dengan nada bergetar.

Aku langsung terduduk lemas ketika bocah ingusan itu sudah hilang dari pandangan dan memastikan pintu benar-benar terkunci.

Ya Tuhan… 

Dia pasti telah melihat tubuhku tadi.

Bergegas aku mencari-cari ponsel untuk melaporkan kejadian barusan. Ingin menghubungi Mas Ega karena aku begitu ketakutan sekarang. Rasanya sekelilingku sangat-sangat tidak aman.

Namun ponselku lebih dulu berbunyi sebelum sempat melakukan panggilan.

Ibu memanggil…

‘’Nduk, kamu baik-baik saja?’’ 

Tidak, Bu. Aku seperti orang lumpuh sekarang. 

‘’Nduk…’’ ulangnya. Karena aku masih diam mengontrol emosi.

‘’I-iya, Bu. Aku baik sekali. Kenapa ibu bertanya seperti itu?’’ Terpaksa berbohong sebab ibu menderita penyakit jantung.

‘’Gak tau, Nduk. Ibu tiba-tiba khawatir sekali sama kamu.’’

Firasat seorang ibu memang tidak pernah salah. Tapi aku tidak bisa berkata jujur bahwa anak buah Mas Ega sempat melihatku telanjang.

Bisa-bisa ibu jatuh pingsan dan aku yang baru dua hari di ibukota ini harus pulang.

‘’Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Ibu sudah terima uang dari Ega. Jumlahnya banyak sekali. Ibu jadi penasaran. Kata orang-orang di sini, Ega kerjanya jadi bos di kota. Apa itu benar, Nduk?’’

‘’Iya, Bu.’’

Saat tengah asik bercakap-cakap, sebuah pesan muncul dari Mas Ega.

Ros, tolong siapkan Selin secantik mungkin. Klien baru ingin melihatnya hari ini. Tolong dandani Selin seseksi mungkin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   29

    Suasana di ruang vip agak tenang setelah bapak juga beristirahat. Handi pun juga tidur namun menyisakan aku yang masih terjaga.Waktu menunjukkan pukul dua belas siang. Sejak tadi teringat Abi. Apa yang sedang dilakukannya sekarang? Aku bertanya-tanya dan menatap ponsel dengan hati kian mengecil.Apakah Abi masih marah?Mas, mungkin tiga hari lagi aku baru pulang. Mas apa kabarnya?Semoga saja kali ini pesanku dibalas. Perut yang dari pagi belum terisi apapun sudah berisik sekali. Aku pun pergi mencari makan di kantin, namun sebelum itu kebetulan melihat loket administrasi.Pas sekali.Aku masih penasaran mengapa tiba-tiba ibu dan bapak dipindahkan. ‘’Permisi, Mbak. Saya mau tanya, pasien atas nama bapak Sandri dan ibu Hana yang dipindahkan pagi ini ke vip.’’‘’Oh, ya. Kenapa memangnya, Bu?’’‘’Kalau boleh tahu, kenapa tiba-tiba dipindahkan?’’ Aku bergeming demi menunggu wanita berparas ayu di balik komputer mengecek sistemnya.‘’Pagi ini ada pembayaran untuk pemindahan pasien atas

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   28

    Suara berisik tiada hentinya menandakan telah dimulai aktivitas kehidupan. Mulai dari percakapan, rutinitas mengantar makanan dan obat-obatan yang dilakukan perawat, sampai pemeriksaan oleh dokter langsung.Sakit sekali badan ini karena tidur di ubin, namun segera aku berdiri karena bapak pun ternyata sudah bangun.‘’Nak, bapak mau dipindahin ruangannya.’’ Dua orang perawat berbaju biru telah mengatur sedemikian rupa agar brankar dapat digerakkan dengan mudah. Setahuku, dipindah artinya menjalani pemeriksaan lebih lanjut.Aku pun yang masih mengantuk langsung segar begitu saja. ‘’Tapi bukannya bapak sudah membaik?’’ Bukan tanpa alasan karena semalam Handi bercerita bapak sudah bisa pulang hari ini.‘’Katanya mau dipindah ke ruang vip.’’ Bapak pun sama bingungnya namun hanya pasrah saja sangking tidak mengertinya. ‘’Vip?’’ Seketika menoleh pada dua perawat meminta penjelasan.‘’Maaf, Mbak. Saya hanya menjalankan tugas, kalau bapak tidak seharusnya di sini. Untuk kamar sudah di upgr

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   27

    ‘’Anak bapak, kamu datang, Nak?’’ Peluk hangat cium kasih sayang menyerbuku saat bertemu dengan bapak. Keadaannya sangat jauh lebih baik, seperti harapan juga doa-doa yang ku langitkan setiap hari.‘’Iya,Pak. Selin langsung ke sini begitu Handi ngabarin tentang ibu.’’‘’Abi mana?’’Bapak melihat jauh ke belakang, mencari seseorang yang dipikirannya mungkin akan bersamaku. Namun gelengan kepala ini membuat bapak langsung mengerti.‘’Ya sudah tidak apa-apa.’’‘’Mbak, apa kabar? Terimakasih sudah datang, Mbak. Handi benar-benar keteteran soalnya.’’ Begitu melihatku, Handi mencium tangan lalu berdiri di samping tempat tidur bapak.Dia terlihat sangat kurus untuk anak usia tujuh belas tahun. Beruntung dia tinggi jadi tidak terlalu terlihat seperti anak kurang gizi.Dan aku paham penyebabnya. Karena menjaga orang tua kami sendirian. Pasti sangat melelahkan. ‘’Kamu pasti capek. Biar mbak jaga bapak, kamu jaga ibu. Tadi mbak ke ruangannya, ibu masih belum sadar.’’‘’Iya, mbak. Ibu terlalu sy

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   26

    ‘’Menantu!’’ seru mama saat melihatku yang ternyata dicarinya.Mama duduk di atas brankar dan Abi mengikutiku dari belakang.‘’Kamu dari mana? Mama cari-cari dari tadi, tau, Menantu!’’Aku terkejut mendengar panggilan mama barusan, memang tidak salah aku memang menantunya. Tetapi, mama biasa memanggilku Selin.Aku pun bertanya-tanya ada apa dengan mama?‘’Sayang, ditanya mama kamu dari mana?’’Terlihat jelas bahwa kini aku sudah diterima menggantikan Ratih, mama ingin aku di dekatnya, padahal ada anaknya. Kalau bisa, harus ada di sekitarnya terus-menerus.‘’Sayang?’’Ya ampun, aku sampai lupa menjawab. ‘’Itu ma, tadi Selin…’’‘’Nggak mungkin buang sampah, kan, Sayang,’’ potong Abi karena memang keranjang sampah lengkap dengan isinya itu masih di tempat semula.‘’Anu… mas, tadi Selin menghubungi bapak,’’ jawabku jujur.‘’Bapak?’’ Mama menatapku dan Abi bergantian. ‘’Mama ngira kamu yatim piatu.’’ Abi tersenyum sembari mengajakku duduk di tepi brankar.Sekarang baru mengerti arti tatap

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   25

    ‘’Mas, bicaranya jangan yang aneh-aneh nanti mama dengar.’’ Aku tidak kuasa untuk tidak menunduk, merasakan wajah yang merona merah.Aku pun lagi-lagi berusaha menghindari, berpura-pura sibuk ingin membuang sampah segala.Sialnya Abi tidak menahan padahal, kan, aku sedang cari perhatian. Huh, menyebalkan sekali. Dasar suami tidak pengertian!Dia kembali duduk di samping mama, mengusap rambut yang setengahnya telah memutih. Bapak bilang, jika ingin mendapat suami penyayang carilah suami yang sayang sama ibunya. Jika dengan ibunya saja demikian apalagi dengan istrinya/Dan yang dikatakan bapak ada di diri Abi. Semuanya terpancar jelas.Haruskah aku bersyukur karena sebelumnya dijual Ega? Apa harusnya menyesal karena dari sana bisa berjumpa dengan Abi? Sesungguhnya pernikahan ini masih begitu canggung dalam menjalaninya. Mungkin karena terjadi lewat jalur yang salah.Ting.Nduk, bagaimana kabarmu, Nak?Akhirnya ada alasan jelas meninggalkan ruangan. Aku pun membalas pesan singkat itu de

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   24

    ‘’Mama mau dengar ceritanya tidak?’’‘’Cerita saja.’’ Pertanyaanku berhasil mengundang rasa penasaran mama.Aku pun tersenyum namun mencari kata yang pas untuk merangkai kalimat. ‘’Begini, Ma. Kalau makan nasi tapi lauknya habis, pasti jadi tidak enak lagi makannya, kan? Itu semua karena Mas Abi mencuri telur Selin.’’ Aku belum menuntaskan ingin melihat tanggapan mama.‘’Lalu?’’ Ternyata mama menunggu. Syukurlah.‘’Nggak tanggung-tanggung. Dua telur besar dimakannya semua. Lalu Selin hanya gigit jari. Padahal…’’ Lagi-lagi aku berhenti, ingin melihat sejauh mana mama mendengarkan.Dan benar, mama langsung bertanya ingin tahu kelanjutannya. ‘’Padahal apa?’’‘’Padahal Mas Abi juga sudah punya dua. Dia sangat serakah ternyata.’’‘’Kenapa kamu gak ngambil punya Abi juga?’’ balasannya sangat antusias. Aku pun kembali tersenyum jadinya.‘’Bagaimana mau ambil, Ma. Soalnya, Mas Abi tidak mengeluarkan telurnya. Dia sembunyikan sangat rapi.’’ Aku berpura-pura mengeluh untuk menjaga komunikasi ya

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   23

    Padahal aku hanya tidak sanggup menerima sentuhan-sentuhan itu. Diikuti gigitan-gigitan kecil pada leher dan pundak. Wajar, kan, jika aku refleks menjauhkan diri? Tetapi sepertinya yang ku lakukan itu lagi-lagi dianggap berbeda olehnya. Saat tubuh menjauh, dadaku membusung tinggi. Abi pun tersenyum nakal tetapi aku yang merasa ngeri. Bukan karena senyumannya, tetapi karena Abi terlihat seperti kerasukan setan hingga wajahnya berubah mengerikan.Kebetulan aku tidak suka tidur menggunakan bra, sehingga ketika Abi menciumi belahanku, titik pusat gunung kembar mengintip jelas. Jangan tanyakan perasaanku saat ini, karena benar-benar campur aduk. Entah aku harus bersyukur atau tidak di rumah hanya kami berdua, karena baru saja kami menyantap nasi goreng, semua langsung berubah malah aku yang disantap Abi.Seandainya ada seorang saja selain kami, mungkin akan sangat malu karena suamiku begitu bernafsu sampai tak mengenal tempat untuk menjamah istrinya.‘’Mas… nghhh…’’ Ini bukan yang pert

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   22

    Perlahan namun pasti, Abi berbaring di sebelahku, namun… memunggungiku. Apakah aku sudah kelewatan?Rasanya sangat gelisah berpikir berlebihan, menduga benar tidaknya. Inikah yang namanya tersiksa? Tadi aku membuatnya begitu sekarang malah aku yang kena batunya.‘’Abi.’’ Memanggilnya dengan suara lirih. Sangat berharap Abi akan berbalik.Namun jangankan memutar badan, malahan tidak ada jawaban sama sekali. ‘’Bi.’’ Kali ini ku gerakkan lengan kekarnya. Juga beringsut mendekat. Hingga bisa melihat wajahnya dari samping. Dan ternyata…‘’Sudah tidur?’’ Aku benar-benar tak habis pikir.Matanya memejam dan napasnya juga sudah teratur. Aku menepuk jidat sangat tidak menduganya. Astaga, kalau begini, malah diriku yang tidak bisa tidur karena menahan penyesalan.Akhirnya aku pun mencoba beristirahat walau butuh agak lama. Iseng memandangi kamar baru yang menjadi tempat tinggalku kini. Terasa asing memang, namun semua butuh waktu beradaptasi. Tidak ada yang instan.Terkecuali kebencian pada Eg

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   21

    Di saat aku mengangguk, Abi tersenyum lebar lalu tanganya menelusup ke dalam tengkuk. Memulai keintiman dengan ciuman. Mematik nafsu lewat belaian halus pada bahu.Bulu kudukku meremang. Aku tak pandai melakukan ini.Ku tundukkan kepala, menghindari pagutan yang sejak tadi tidak ku balas. Namun untuk yang kesekian kali, Abi mengangkat dagu membelai wajah ini mengikuti bentuk rahang khas seorang wanita. Lalu memberikan ciuman lembut yang baru ku rasakan nikmatnya.‘’Tatap aku, Sel. Aku berjanji tidak akan pernah memperlakukanmu dengan buruk. Akan aku buat kamu bahagia.’’Sejenak aku menatap mata Abi begitu dalam. Dia terlihat sungguh-sungguh. Aku ingin percaya namun tangannya yang ingin menurunkan utas tali baju tidurku, menyadarkan jika semua ucapan hanyalah bualan. Menggunakan berbagai cara demi mendapat yang diinginkan.‘’Abi… aku…’’Mata Abi membulat liar, saat bongkahan besarku berhasil dibuka. Namun aku menutupinya dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang satunya,‘’Abi!’’ Kud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status