Share

Istri yang Kau Buang
Istri yang Kau Buang
Penulis: Asma Aziz

Bab 1. Tiba-tiba Dimadu

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" teriak Sofia saat mendapati seorang perempuan tengah berbaring di atas ranjang miliknya. 

Wanita yang masih mengenakan kebaya putih khas pengantin itu menoleh, lalu memandang dengan tatapan pongah. Perlahan dia mengubah posisi tubuh menghadap Sofia yang berdiri di ambang pintu. Sebelah tangan dia gunakan untuk menyangga kepala, sementara kedua kaki sengaja dia julurkan hingga tampak betisnya yang putih mulus.

"Ini kamar Mas Haris. Itu artinya ... ini kamarku juga." 

"Apa kau bilang?" bentak Sofia dengan mata membulat. Bisa-bisanya perempuan itu mengakui kamar tidur ini sebagai kamar miliknya, hanya karena kini dia sudah resmi menjadi istri kedua Haris, suami Sofia.

"Hei, santai saja kenapa? Kau tahu sendiri kalau separuh rumah Ibu sedang direnovasi, termasuk kamar Mas Haris. Di sana juga masih banyak tamu. Kami tak bebas berduaan. Jadi, kami memutuskan untuk menginap di sini. Di kamar ini."

"Apa? Menginap di sini? Kalian benar-benar sudah gila!" Sofia tak terima mendengar jawaban perempuan itu.

"Iya, kami akan bermalam di sini. Tepatnya, akan menghabiskan malam pertama di kamar ini. Kamu tidak keberatan, 'kan, Sofia?" Wanita itu tertawa saat menyaksikan perubahan rona wajah Sofia yang menjadi merah padam. 

"Astaghfirullah ... kuatkan hati hambaMu ini, ya Allah. Bagaimana mungkin mereka tega melakukan ini padaku?" batin Sofia perih. Dia benar-benar tak menyangka sang suami akan setega ini padanya. Membawa pengantinnya bermalam di rumah ini. Di kamar pribadi mereka.

Menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Sofia berusaha menenangkan perasaannya yang semakin kacau. Menahan diri agar tidak semakin terpancing amarah karena keberadaan wanita yang sudah menghancurkankan rumah tangganya. Perempuan yang telah berhasil memporak-porandakan pernikahan yang sudah hampir lima tahun dia bina bersama Haris.

"Aku membiarkan Mas Haris menikahimu, bukan berarti aku mengizinkan. Kau tidak bisa seenaknya seperti ini di rumahku. Jadi tolong ... pergi dari sini."

"Kalau aku menolak, kamu mau apa?"

"Astaghfirullah ... Dewi. Kau benar-benar perempuan jahat. Sudah mengambil suami orang, sekarang mau menguasai rumahku juga!" Sofia kembali emosi. Tak tahan melihat keangkuhan perempuan di depannya. Sofia lalu berjalan mendekat, menghampiri ranjang dimana wanita itu berbaring. Kedua tangan Sofia berusaha menarik tubuh Dewi yang masih berbaring santai di atas ranjang king size miliknya. 

Tak mau kalah, Dewi bangkit berdiri lalu mendorong kuat tubuh Sofia menjauh darinya membuat Sofia tersurut mundur ke belakang. Kedua wanita itu akhirnya terlibat aksi dorong dan saling jambak.

"Berhenti!" 

Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah pintu kamar. Kedua wanita itu sontak menoleh ke arah sosok yang baru saja berteriak. 

"Mas Haris ...." Bersamaan lisan kedua wanita itu menyebut satu nama.

Seorang laki-laki telah berdiri di ambang pintu, menatap mereka bergantian. Wajahnya menyiratkan rasa tak suka melihat kedua istrinya saling jambak. Laki-laki yang masih mengenakan setelan jas khas pengantin pria itu kemudian berjalan mendekati kedua wanita di depannya. Dia lalu menarik lengan Sofia agar menjauh dari Dewi, wanita yang baru beberapa jam dia nikahi.

Laki-laki berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi tegap itu kemudian membawa Sofia keluar kamar. Tentu saja Sofia menolak, sebab dialah yang berhak atas kamar itu. Ini adalah rumahnya, bagaimana mungkin dia terusir dari kamarnya sendiri.

"Kau benar-benar tega, Mas," ucap Sofia terisak menghentakkan tangan dari pegangan suaminya.

"Maafkan aku Sofia. Kami hanya menginap semalam saja di sini karena rumah Ibu ...."

"Apa kalian tidak mampu menyewa hotel? Kenapa harus menginap di sini dan memakai kamar kita?"

"Dewi ... Dewi tak mau menginap di hotel."

"Tapi kenapa, Mas? Apa dia sengaja mau memanas-manasi aku. Mau melihatku semakin hancur karena pernikahanmu dengannya? Kalian benar-benar jahat!" Sofia kembali menghapus air matanya dengan punggung tangan. Sedang laki-laki yang berdiri di sampingnya hanya diam membisu.

"Mas Haris ...." Dari dalam kamar terdengar Dewi memanggil Haris dengan suara yang dibuat-buat manja. Wanita itu seperti sengaja memancing kemarahan istri pertama Haris. 

"Benar-benar perempuan tak tahu malu!" umpat Sofia kembali emosi. Terlebih ketika melihat suaminya itu menoleh ke arah kamar seakan hendak menyusul wanita di dalam sana. Beberapa detik kemudian kembali terdengar suara panggilan manja perempuan dari dalam kamar Sofia.

"Maaas ...."

"Sepertinya pengantinmu itu sudah tak sabar lagi menunggu." Sofia mengucapkan itu dengan perasaan yang hancur. Air matanya kembali tumpah. Tubuh Sofia akhirnya luruh ke lantai, bersamaan dengan langkah kaki suaminya yang berjalan menjauh meninggalkannya, lalu menghilang di balik pintu.

Dari dalam kamar terdengar suara Dewi yang tertawa manja penuh kemenangan. Sofia mengangkat wajahnya yang masih bersimbah air mata. Menatap nyalang pintu kamar yang telah tertutup rapat dengan lampu yang sudah dipadamkan. Sofia bangkit dari duduk, melangkah ke arah dapur. Tangannya meraih sebuah kursi kayu, lalu menyeret benda itu sampai di depan kamar. Entah kekuatan dari mana, diangkatnya kursi kayu itu tinggi-tinggi, hendak dibantingnya pada pintu kamar yang tertutup rapat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pavita
kak tolong judul" melepas suamiku" di up di goodnovel donk kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status