Share

Bab 2 Gara-Gara Jamu

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2024-05-13 13:41:56

Nyonya Elisa tetap dengan sabarnya menuntun Leona sampai dimeja makan, tepat di hadapannya.

Perasaan Leona campur aduk. Kali ini ia merasa sedang berhadapan dengan patung dengan wajah menyeramkan.

Tampak juga para asisten berdiri sedikit jauh dari meja; memperhatikan Leona.

"Perkenalkan semuanya ... Dia adalah Leona, wanita yang sudah saya ceritakan pada kalian sebelumnya. Jadi harapan saya, kalian dapat memperlakukan wanita ini sama seperti Elisa. Karena ia juga akan menjadi Nyonya Lucas." Penjelasan Elisa tidak mendapatkan perhatian sedikit pun dari Lucas.

"Leona, pria mengenakan kemeja putih di hadapan kamu ini adalah Tuan Lucas, calon suamimu. Ucapkan salam pada calon suamimu!!" titahnya dengan sangat lembut.

Saat Leona menjulurkan tangannya ke arah Lucas, pria itu menampiknya tanpa berkata. Membuat Leona terkejut. Sesuai apa yang dipikirkan, sepertinya hanya Elisa saja yang bersikap baik padanya.

"Mas, apa yang kau lakukan?!"

Lucas gegas berdiri. Merapikan sedikit kemejanya, mendorong kursi ke belakang dengan keras. Bergerak mundur berniat meninggalkan meja makan.

"Wanita seperti seorang pelac*r ini yang akan menjadi madumu?! Apa kau tidak bisa menghargai aku sebagai suamimu, Elisa?!"

"Astaghfirullah. Ucapan Anda menyakiti hati saya, Tuan. Saya wanita baik-baik, tidak seperti yang Anda tuduhkan." Dua netra Leona berkaca-kaca atas penghinaan ini.

"Shitt!!" umpat Lucas.

"Mas cukup!! Aku yang meminta Leona. Kau tidak berhak berbicara kasar padanya—"

"Bibi, tolong ajak Leona ke kamarnya. Siapkan dan penuhi segala kebutuhannya!" titah Elisa, tangannya melempar ujung hijab yang menggangu wajahnya ke belakang pundak.

"Baik Nyonya."

Sementara Elisa mengajak Lucas ke kamar, membicarakan perihal Leona.

"Mas, aku mohon. Menikahlah dengan Leona, sungguh aku mendambakan seorang bayi mungil yang cantik. Turuti keinginanku ini."

Lucas mencebikkan bibirnya. "Kau anggap pernikahan adalah sebuah permainan! Hah!!" sentaknya.

Elisa menundukkan kepala. "Maaf Mas Lucas. Aku hanya ingin kebahagiaan kita sempurna atas kehadiran seorang bayi."

"Cih!! Kita bisa adopsi saja bukan?! Kenapa kau mendatangkan seorang wanita liar ke dalam rumah ini?" cibirnya geram.

"Tapi aku dan keluarga mu menginginkan anak dari darah dagingmu, Mas."

Sudah banyak yang di lakukan keduanya demi mendapatkan keturunan. Namun tidak ada hasil. Elisa dinyatakan mandul.

Elisa mengangkat dagu Lucas, memperhatikan wajahnya dengan seksama. Dua pasang mata itu saling bertemu.

"Please ... Demi aku, menikahlah dengan Leona. Buat dia hamil—"

"Kau adalah wanita yang membuatku kesal. Tidak ada di dunia ini, seorang istri merelakan suaminya di bagi dengan perempuan lain. Tapi kau?!"

Elisa cepat-cepat memeluknya. "Pernikahan kita sudah berjalan tiga tahun lamanya. Orang tua mu selalu menanyakan perihal bayi itu. Aku tidak bisa mengatakan apapun—" jelas Elisa terus memaksa.

Tidak hanya sekali dua kali wanita itu memintanya menikah lagi. Lucas selalu menolaknya. Mengingat kedua orang tuanya sering mencibir Elisa, ia tak tega juga.

"Kulihat Leona bukan wanita baik-baik. Terlihat dari pakaian yang dia pakai saja sudah menunjukkan wajah aslinya. Berbeda denganmu, kau menjaga auratmu, Elisa. Setelah dia melahirkan aku akan menceraikan dia," ucapnya tegas. Ia tidak ingin Elisa membantahnya.

Lucas tahu, jika Elisa menginginkan seorang bayi dari benihnya. Mau tidak mau, ia harus menyetujui usulannya.

"Jika aku jadi menikah dengan Leona, apa kau tidak sakit hati?! Hem?!" Mencoba mengetes jawabannya.

Elisa menggeleng kepala. "Aku tidak akan sakit hati. Karena aku yakin cinta suamiku hanya untuk ku seorang. Aku percaya itu."

Lucas tersenyum, lalu memeluk Elisa erat. "Tetap saja, permintaan ini terasa berat untuk ku jalani, Elisa."

"Demi rumah tangga yang sempurna. Kita harus berkorban bukan?!" Ia mengelus dada bidang Lucas pelan.

....

Malam sebelum hari pernikahan itu ...

Elisa mendatangi kamar Leona, menyerahkan satu lembar kertas putih kosong.

Menatap dengan heran, karena tidak ada ketikan apapun diatas kertas tersebut. "Kertas apa ini, Nyonya?!"

"Suamiku meminta kamu untuk memberikan tanda tanganmu di sini, Leona. Aku sendiri tidak dijelaskan kenapa kertas itu kosong." Elisa memberi sebuah bolpoin padanya.

Sedikit bingung, untuk apa pria itu meminta tanda tangan dirinya?

"Demi pernikahan itu, bukannya harus mengurus banyak surat-surat?! Kemungkinan ini salah satunya, Leona. Jadi percepatlah. Karena masih banyak hal yang harus aku persiapkan, untuk pernikahan kalian." Elisa menjelaskan dengan pelan.

Demi menjaga perasaan wanita yang beberapa hari bersikap baik terhadapnya ini, ia tidak mengulur waktu hanya demi sebuah tanda tangan.

Setelah goresan pena beserta nama lengkapnya menghiasi ujung bawah kertas, diatas sebuah materai ia gegas menyerahkan pada Elisa.

"Nyonya Elisa, di rumah ini hanya kau satuan-satunya wanita yang baik terhadap saya. Terimakasih ya."

"Kamu jangan berlebihan. Oh ya, sebagian hutang ayahmu sudah saya bayar. Sisanya setelah pernikahan kalian berlangsung."

Leona tanpa malu segera memeluk tubuh Elisa erat. "Terimakasih ya Nyonya. Anda sangat baik terhadap keluarga kami."

"Jangan seperti ini, Leona. Kita sama-sama manusia harus saling membantu 'kan?!"

Beberapa hari kemudian pernikahan itu telah resmi disahkan. Tidak banyak yang mengetahui pernikahan antara Lucas dan Leona diadakan, termasuk orang tua Lucas. Di kantor KUA Elisa hanya mendatangkan Ayah Leona sebagai saksi.

Malam harinya ...

Setelah membersihkan tubuhnya, Lucas menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Elisa yang tadinya rebahan disana segera bangun.

"Loh Mas, kenapa kau tidur di sini!?! Ini adalah malam pertama kamu!" ucap Elisa.

"Lantas?!" Pria itu tidak merespon apa yang menjadi keinginan istrinya.

"Kau harus tidur di kamar Leona."

"Aku tidak mau tidur dengan wanita murahan itu Elisa!!" ucapnya, ia berganti posisi membelakangi tubuh Elisa. "Aku tahu, kenapa kau memilih Leona; yang jelas bukan wanita baik-baik. Kau hanya ingin agar aku tidak tertarik padanya, 'kan?" lanjutnya.

Sementara di kamar Leona...

"Nyonya, ini saya bawakan jamu untuk Anda. Di minum ya, semua ini Nyonya Elisa yang menyuruhnya." Perintah Asisten di jawab anggukan kepala.

"Terimakasih Bibi."

Segera ia meneguknya perlahan. Setelah itu ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Seperti yang di duga sebelumnya. Jika Lucas tidak akan mau tidur seranjang dengannya. Nyonya Elisa pasti gagal menyuruhnya untuk tidur di kamar Leona. Pikir Leona.

Melihat penanda waktu yang tergantung di atas dinding telah menunjukkan pukul sebelas malam. Akhirnya terpaksa ia harus tidur sendiri di kamarnya.

Sembari ekor matanya menatap langit-langit kamar yang di hias indah oleh Elisa. Berganti posisi miring, satu tangannya memegang kelopak bunga merah dan putih bertaburan di ranjangnya. Beberapa saat kemudian karena kelelahan ia pun tertidur.

Tubuhnya terasa panas, membuatnya harus terbangun. Melihat jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Saat akan bangun, terkejut melihat Tuan Lucas berada di sampingnya.

"Sejak kapan Anda di sana!?" tanya Leona pelan. Baru sadar jika ia tidak dapat mengontrol tubuhnya. Bahkan mengeluarkan suara sedikit keras ia tidak mampu.

"Kamu tidak perlu percaya diri!! Tidak akan terjadi apapun malam ini!! Elisa hanya memaksaku tidur di kamarmu. Jika tidak karena suruhannya, aku tidak akan sudi!!" ucapnya kasar.

Ucapan Lucas bahkan tidak berarti apa-apa dalam pendengarannya. Kedua tangannya sibuk melepaskan kancing pakaiannya sendiri. Sampai terbuka semua. Lucas memperhatikannya dengan heran.

"Eh!! Apa yang kau lakukan!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 45 Part Terakhir

    Tampak Lucas tersenyum, tanpa ke duanya tahu. 'Leona ... Aku akan segera menikahimu. Kita akan hidup bersama selamanya bersama buah hati kita,' batin Lucas. "Aku minta tinggalkan aku! Kumohon keluarlah, biarkan aku sendiri!!" suruhnya pada mereka berdua."Leona ... Maafkan aku, sungguh bukan ini sebenarnya keinginan ku. Namun, keadaan yang memaksa diriku untuk —""Sudahlah, Mas. Dari pada Tuan Lucas membawamu ke jeruji besi, lebih baik kamu berpisah denganku!"Leona sedih, karena tidak ada dari ke dua pria itu memprioritaskan nya. Sungguh, di dunia ini tidak ada yang benar-benar baik padanya.Sebelum Edo pergi, ia memegang tangan Leona. Sungguh Lucas tak ingin melihat mereka seperti itu. Tapi mungkin ini akan menjadi yang terakhir kali untuk itu. Ia pun membiarkan saja. Terdengar langkah kaki setelah pintu terbuka. Mereka melihat, seorang wanita datang. Ya, dia Leona, menggandeng seorang anak kecil, tak lain buah hati Leona, Vinc. Lucas kesal saja melihat wajah Elisa itu."Untuk apa

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 44 Cerai dihari pernikahan

    "Rumah kamu nyaman, Mas. Bersih juga." Manik mata Leona mengedarkan pandangan ke segala sisi ruangan.Tidak ada satupun pakaian tergeletak di kursi atau di gantung. Bug!Terkejut, Edo mendorong tubuh Leona jatuh ke pelukannya. Leona yang belum terlihat siap sedikit menghindari."Kenapa menjauh?" tanya Edo mengernyitkan kening."Tidak apa-apa, Mas." Ia mengangkat sudut bibirnya hambar. Tidak seperti sedang tersenyum. "Boleh kan aku minta sekarang??"Edo menaikkan alisnya ke atas. Meminta jawaban secepatnya. Wajah Leona mendadak panik. Seakan dia lupa jika pria itu suaminya sekarang. "Minta??""Ya? Kamu gak mau ya?" "Ah. T—tidak. Bukan gitu, Mas." Leona tidak siap jika pria itu meminta sekarang. 'Aduh, bagaimana ini? Aku tidak siap. Apa kau menolaknya saja?'"Mau aku buatkan kopi dulu, Mas?" Berniat mengalihkan pembahasan.Edo menggeleng. Dengan cepat ia merangkul dari belakang. Membuat Leona menarik dan menghembuskan napas berulang kali karena gugup."Bagaimana, Mas?" tanya Leona k

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 43 Resmi Menjadikan Istri Edo

    Leona menggeleng pelan. "Tidak, Bu. Selama ini Leona bekerja sebagai baby sitter anak ku sendiri.""Maafkan segala kesalahan Ayahmu ya Leona," ucap Nina.Leona mendongak melihat wajah sang ibu. "Ibu tidak perlu merasa bersalah begitu atas kesalahan Ayah. Ini semua sudah takdirku, Bu. Leona menerima dengan ikhlas."Wanita yang sudah tidak muda lagi itu mengelus kening Leona. Ia mengatakan untuk bersabar. "Nak, setelah pernikahan kamu dengan Edo, ibu yakin kau akan menemukan kebahagiaanmu.""Amiin ... Terima kasih doanya, Bu."***Hari yang ditunggu telah tiba, tidak digelar secara besar-besaran. Acaranya berlangsungnya pun sama persis dengan acara pernikahannya dengan Lucas. Di kantor KUA saja.Sungguh ia tidak merasa takut atau hal lain yang dipikirkan. Ia merasa tenang. Didampingi Ibu Nina dan Ben. Meskipun Ben tidak setuju jika Leona menikah dengan Edo. Tidak ada percakapan antara Ibu Nina dan Ben, hati Nina sudah sakit melihat pria itu muncul di depan matanya. Pria berpeci putih,

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 42 Edo Melamar Leona

    Leona menunjuk rumah kecil di balik sumur. "Parkir aja motor Tuan di sini," ujarnya.Menurunkan koper dan menariknya menuju pintu yang terlihat usang dan tertutup.Ia menatap Lucas sejenak. Lalu memutuskan untuk mengetuk pintu tersebut.Setelah ketukan ke tiga kalinya. Terlihat handle pintu terbuka. Leona menunggunya dengan hati berdebar. Berharap besar jika orang yang membuka pintu tersebut adalah ibunya. Sungguh selama ini ia membuang waktu dengan mempercayai ucapan sang ayah, jika ibunya telah berkhianat. Bahkan sebenarnya, ayahnya-lah yang membohonginya. Setelah pintu terbuka, barulah mereka dapat melihat wanita ringkih dengan hijab lusuh berwarna hijau. Secepat itu bulir air membanjiri kelopak mata Leona.Terlihat bibir itu bergetar hebat. Seakan ingin mengeluarkan suara namun tercekat di tenggorokan. "Leona?"Leona tidak mampu menggerakkan bibirnya. Hanya tangannya yang lembut lekas merentang dan memeluk tubuhnya. "Ibu ...""Leona anakku. Kau kah ini, Nak?""Iya Bu. Ini Leona

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 41 Leona Harus Kembali Padaku

    "Mas! Mas!! Aku bisa jelaskan padamu. Tolong dengarkan aku..." pinta Elisa. Ia memohon dengan menciumi tangannya. Namun Lucas sudah terlanjur murka.Sekali dia memberi kepercayaan pada orang lain, dan orang itu membuat noda hitam di dalamnya. Lucas tidak akan memaafkannya. Sudah beberapa kali Elisa membuat kesalahan, Lucas memberikannya kesempatan. Untuk satu ini, ia tidak akan mempercayainya."Kumohon percayalah, aku akan jelaskan semuanya." Elisa menggenggam erat lengannya meminta Lucas percaya padanya.Namun pria itu sudah menunjukkan taringnya. Hingga Elisa terduduk dan bersimpuh, Lucas tidak menghiraukannya. Saat Elisa memegang erat kakinya yang akan pergi, pria itu menendangnya hingga wanita itu menangis."Mas ... Kau mau ke mana?" Teriakan itu tidak di gubrisnya. Ia pergi saja dengan membawa kemurkaannya.Menunggangi kuda bermesin ya. Dengan cepat melesat dengan kecepatan tinggi. Tangannya menggenggam erat. Ia hantamkan pada dasboard mobilnya, Dengan seruan kata-kata kemurkaan

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 40 Obat Tidur??

    "Breng sek kalian!!?" ucapan kotor itu keluar juga dari mulut Leona. Masalahnya sangat berat, di tambah lagi ini."L—Leona??! Kapan kamu datang, Nak? Kenapa kamu gak bilang-bilang dulu mau ke sini?!" tanya Ben dengan terbata-bata, di sertai suara yang bergetar.Terlihat jelas sekali jika pria itu ketakutan. Ia yakin jika putrinya telah mendengar semua pembicaraannya dengan Annette. Apa lagi wajahnya Leona tidak seperti biasanya. Ben harus berhati-hati.Leona masa bodoh sekarang dengan pria itu. Sudah merasa pantas saja dia masuk penjara. Kenapa Lucas harus susah-susah mengeluarkan dari jeruji besi? Jika memang ayahnya bersalah. Ben berjalan menghampiri Leona yang menunjukkan kemarahan. Berusaha memegangi tangannya, namun Leona membuangnya begitu saja. Menolaknya kasar. Membuat hati Ben tersayat."Lepas!! Aku tak sudi melihat kalian!! Kalian berdua kejam!! Kalian yang menyebabkan ibu pergi!!" ucap Leona dengan air mata menggenang."Ayah akan jelaskan, Leona!!" pinta Ben dengan wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status