Share

Bab 3

last update Last Updated: 2024-02-21 18:53:11

"Benar buku raport itu milik sekolah Abang?" tanyaku kembali memastikan.

"Iyalah, Ma. Warnanya aja sama kek punya Abang, kok. Udah enggak bisa diragukan lagi. Abang yakin banget itu raport sama seperti kelas Abang," jawabnya meyakinkan.

Kali ini aku tidak lagi bertanya. Semuanya sudah cukup jelas. Hanya tinggal memastikan apa benar suamiku menikahi wanita lain tanpa paksaan atau tidak. Setelah tahu semuanya, tentu aku akan mulai menjalankan rencana.

Sebenarnya ini adalah rencana untuk mengeluarkan salah satu temanku dari jeratan suami yang suka selingkuh, namun dia menolaknya. Aku sama sekali tidak menyangka kalau rencana ini akan aku gunakan untukku sendiri.

Ternyata dunia ini memang tidak selebar yang kita kita. Memikirkannya saja sudah membuatku lelah. Namun aku harus tetap kuat untuk anak-anak. Mereka sangat membutuhkan diriku di waktu-waktu seperti ini.

"Kira-kira itu raport siapa ya, Ma?" Dia menatapku bingung.

"Yah enggak tahu, Abang. Kan, yang lihat Papa waktu itu juga Abang. Bukan Mama. Malah Mama baru tahu barusan karena Abang cerita. Kalau enggak, mungkin Mama enggak akan pernah tahu," ucapku membuatku menepuk keningnya.

"Hehehe, iya Ma, maaf. Abang lupa."

"Duduk yang bener dan jaga adiknya baik-baik. Perjalanan masih panjang."

Sepuluh menit dari sekarang kita akan sampai di rumah Via, namun aku sengaja bilang masih lama agar mereka bisa tidur sejenak, jadi nanti segar ketika sampai di rumah Via.

Ditambah aku juga tidak akan langsung berangkat ke tempat pernikahan itu karena acaranya dimulai habis zuhur, sementara sekarang baru saja jam sepuluhan.

Aku perlu waktu yang cukup lama untuk menjelaskan kepada Abang kalau dia harus bisa menyakinkan adik-adiknya agar kalau ditanya pekerja, jawaban mereka sama.

Yang aku khawatirkan adalah anak keduaku, Gisya. Dia baru berumur empat tahun, namun cara bicaranya sudah pandai. Bahkan aku dan Mas Rayan selalu kewalahan karena dia suka mengungkapkan semua yang matanya lihat dan telinganya dengar.

Termasuk jika dia membenci seseorang. Dia tidak akan segan untuk mengatakannya secara langsung, kalau ditanya, tanda ada yang terlewat. Bahkan berikut alasannya. Sekarang masalah ini juga yang tengah mengganggu aku.

"Abang akan berusaha membuat Adek paham, Ma." Anak pertamaku terlihat sangat percaya diri. "Eh, enggak usah, Ma. Nanti Mama temani kita di taman depan itu aja, terus tidurkan Adek jam sebelas. Nanti kan bangun jam tiga atau empat dia, Ma," lanjutnya menjelaskan.

Aku mengangguk cepat. Huh, gara-gara terlalu panik, jadinya enggak bisa berpikir jernih.

"Abang hebat, cerdas," pujiku sambil memeluknya.

"Tentu saja, Abang kan anak Mama sama Papa. Jadi, kita semua pintar," jawabnya bangga dan membuatku merasa bersalah.

"Maafkan Mama, ya, Bang. Kalau apa yang Mbak Via katakan benar, sepertinya Mama harus mengikhlaskan papamu. Percayalah, semuanya juga Mama lakukan untuk kalian. Mama enggak mau melihat anak-anak yang paling Mama sayangi terluka secara tidak langsung karena kasih sayang papa kalian terpisah," ucapku dalam hati.

Jangankan nanti, sekarang saja sikap Mas Rayan sudah menunjukkan kalau dirinya pilih kasih. Dia bilang tidak bisa datang ke acara sekolah Abang di pembagian buku raport, namun dia malah datang atas nama siswa lain.

Andai dia tahu apa yang dilakukan papanya di luar sana, aku yakin Abang akan membenci Mas Rayan. Jadi, biarlah semuanya hanya diketahui oleh orang dewasa. Kalau dia pun nanti tahu, bukan aku atau atau Mas Rayan yang mengatakannya, agar kacamatanya sendiri yang menilai.

Aku melakukan apa yang Abang sarankan dan anak-anak langsung tidur jam sebelas, namun tidak dengan Abang. Dia malah menatapku lekat ketika melihatku memakai baju yang sedikit terbuka. Ini adalah dress putih lengkap dengan topeng yang menutupi seluruh wajah.

"Abang enggak akan Mama izinkan dengan pakaian terbuka seperti itu," ucapnya sambil melipat kedua tangan di bawah dada.

Aku dan Via saling melirik, lalu tertawa kecil.

"Sepertinya kamu sudah punya pengganti Rayan yang selalu protes tentang penampilan. Sekarang tinggal cari orang yang bisa mengurus aset dan merubahnya atas nama anak-anak," bisiknya membuatku sedikit terkejut.

Wah, ternyata dia sudah berpikir sampai sejauh ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 45 Tamat

    Aku mengalah, tidak lagi membicarakan tentang hal itu, dan bersikap biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. Namun ada yang berbeda dengan Gibran dan Gisya. Mereka seperti menjauhi aku secara tidak langsung karena aku merasa asing di antara mereka.Sama seperti yang terjadi sekarang. Mereka asik bermain berdua dan tidak menganggap aku yang ada di dekat mereka. Padahal, selama ini mereka lebih dekat denganku daripada Delisa. Apa mungkin ada orang yang bilang pada mereka untuk menjauhi aku?"Jangan berpikir yang tidak-tidak, Mas. Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai." Delisa tiba-tiba mendekat dan mengatakan sebuah kalimat yang membuatku merenungkan kembali apa yang sudah kulakukan pada mereka selama ini."Maaf, aku pikir psikis mereka tidak akan terganggu." Aku menghela napas panjang.Ingin sekali aku merasakan pelukan mereka lagi dan mendengar suara nyaringnya ketika memanggil namaku. Namun ketika aku panggil saja, mereka hanya menanggapi dengan santai dan singkat. Seolah perk

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 44 Hancur Berantakan

    "Mas tahu hati kamu tidak akan langsung sembuh seperti dulu, namun Mas harap kamu bisa melupakan semua tentang Ratih. Terlebih sekarang dia sudah masuk ke penjara," ucapku berusaha membuatnya yakin karena Delisa terdiam cukup lama."Entahlah, Mas. Aku tidak tahu aku bisa percaya lagi sepenuhnya padamu atau justru akan hilang selamanya, yang jelas meski Ratih di penjara sekalipun, aku tetap saja cemburu. Ada luka yang tidak bisa dijelaskan dan ada kehancuran jiwa yang selalu coba aku tahan," ungkapnya membuatku terdiam.Kata-kata yang diucapkan Delisa mengandung arti yang dalam dan indah, namun menusuk. Aku tahu betul letak kesalahanku dana kalau posisinya dibalik, aku juga tidak yakin akan memaafkan Delisa dengan muda. Keputusanku sudah bulat. Dapat atau tidak maaf darinya, aku tetap akan melakukan yang terbaik sebagai seorang suami dan ayah untuk anak-anak. Aku akan menebus semua kesalahan yang pernah kulakukan dulu, termasuk waktu yang sudah aku buang sia-sia."Aku tahu semuanya b

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 43

    "Sayang bangun, sudah saatnya salat malam," bisik Mas Rayan tepat di telinga membuatku agak merinding.Langka sekali dia melakukan ini, lalu sekarang kenapa tiba-tiba melakukannya? Apa dia tahu kalau aku masih marah dengan kebiasaannya yang suka berbohong itu?Tanpa membalasnya perkataannya, aku langsung bangun dan pergi ke kamar mandi. Karena masih malas melihat wajah serta mendengar suaranya, aku sengaja berlama-lama.Akan tetapi, belum ada lima menit, dia kembali mengetuk pintu kamar mandi."Sayang, jangan lama-lama kalau di kamar mandi," ucapnya dan daripada membalas dengan perkataan, aku langsung menyalakan shower saja. Agar dia tahunya aku tengah mandi, padahal enggak.Suaranya kembali tidak terdengar dan aku hanya bisa menghela napas lega. Semoga ketika aku keluar dari sini, dia sudah berubah normal seperti biasanya. Meski dia berubah menjadi lebih baik, namun tetap saja aku masih tidak terbiasa. Kek geli gitu.Dulu, aku biasa mandi di jam segini. Namun sejak dia dinas, ya mes

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 42

    "Anakku punya sikap yang baik, tidak mungkin dia melakukan sesuatu hal yang membuatnya harus di penjara. Dia juga punya anak kecil!" lagi-lagi Ibunya Rina berteriak dan hal ini membuatku jengah.Sementara Dion hanya menatapku tak percaya. Untuk orang yang tidak tahu tentangnya, pasti akan berpikir kalau dia lebih baik dariku. Aslinya, justru dialah yang lebih berengsek. Aku tidak mengatakan ini untuk memuji diriku sendiri, tetapi mana ada pria baik yang menempatkan seorang wanita di rumahnya? Apa dia tidak paham ilmu agama? Padahal, di keluarga kita diajarkan tentang batas-batas dengan yang bukan mahram.Karena sebelumnya Delisa juga dihasut olehnya agar bisa menumbangkan aku dengan kedok menolongnya, jadi aku yakin dia juga yang ada di belakang layar atas pemecatanku. Sudah lama sekali dia bilang iri padaku dan ingin merebut semuanya.Sayangnya dia tidak bisa melakukan hal itu, karena aku lebih dulu sadar kalau cintaku pada Ratih tidak nyata. Justru di alam bawah sadar pun, aku hany

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 41

    "Aku ingin anak-anak punya kehidupan yang layak, meskipun nanti mereka harus jauh darimu. Karena sekarang kamu bisa mengatakan akan selalu ada di sisi kami, Mas. Namun tidak dengan nanti. Siapa tahu nanti kamu juga sama seperti yang sudah, tiba-tiba punya wanita yang dicintai," tegas Delisa tanpa basa-basi.Kini, dia sadar kalau kebahagiaan anaknya sedang dipertaruhkan. Oleh karena itu, Delisa bahkan tidak memikirkan tentang perasaan dan harga dirinya. Karena bagi seorang ibu, kebahagiaan anak-anaknya merupakan hal yang paling utama.Rayan mengangkat wajahnya dan menatapnya lekat. "Aku bersedia. Asal kamu mau memaafkan aku dan kembali ke kehidupan kita seperti sebelumnya, aku akan melakukan semua yang kamu katakan.""Penuhi dulu janjimu, baru kamu boleh membatalkan sidang perceraiannya, Mas." Delisa kembali bicara dengan tajam tanpa ingin melihat cinta yang ada di mata Rayan.Hati dan jiwanya sudah membeku, hingga cinta yang sempat ia miliki juga ikut pergi. Begitupun dengan perasaa

  • JATUH MISKIN SETELAH MENIKAH LAGI   Bab 40

    "Mau bertemu dengan Rayan?" tanya papa mertua."Iya, Sayang. Tidak ada salahnya memberikan dia kesempatan kedua. Bukankah kamu juga tidak mau kalau papanya anak-anak ada dalam kapal yang sama dengan wanita penjahat itu?" sahut ibu mertuanya berusaha membujuk.Apa yang terjadi padanya beberapa waktu lalu sudah membuatnya trauma. Dia yang bahkan enggan memikirkan tentang perusahaan, rela ikut dengan suaminya yang di tempat itu. Padahal, papanya Rayan juga sudah lama memutuskan untuk tidak ikut campur lagi. Akan tetapi, apa yang sudah Ratih lakukan benar-benar menimbulkan luka yang mendalam.Setelah kejadian itu papanya Rayan mendadak datang lagi ke perusahaan yang tengah diurus oleh anak keduanya, itu pun dengan membawa istrinya. Sang anak tentu bahagia dengan kedatangan kedua orang tuanya, ditambah rumahnya dengan orang tua juga jauh karena dia sudah punya rumah sendiri.Namun demikian, dia tetap menyelidiki apa yang menyebabkan kedua orang tuanya tiba-tiba tertarik dengan perusahaan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status