Share

PART - 05

Flashback On

Zafier Gaster tidak mempedulikan wanita-wanita di sekitarnya yang mencoba menarik perhatian karena tatapannya hanya tertuju pada wanita seksi bergaun merah yang duduk di salah satu sofa tidak jauh darinya dengan gaya congkak, sadar kalau hampir semua lelaki menatapnya lapar. Tonjolan belahan dadanya yang padat berisi begitu menggairahkan bahkan saat dilihat dari jauh sekalipun begitu juga kaki jenjangnya yang terekspos jelas. Sangat cantik dan sexy.

Zafier turun dari duduknya di meja bar, melangkah mantap menghampiri bersamaan dengan seorang lelaki yang juga berjalan ke arah yang sama. Sampai akhirnya mereka berdua berdiri bersisian di depan wanita itu yang nampak kaget dengan kedatangan mereka.

"Siapa kau?" Lelaki itu nampak tidak senang dengan keberadaannya.

Zafier dengan gaya santai, memasukkan kedua telapak tangan ke saku celana bahkan sempat mengedip genit ke wanita seksi itu yang langsung tersipu sebelum menjawab.

"Apa itu penting bagimu?"

Lelaki itu mendengkus, "Tidak ada yang boleh memiliki Helena selain aku."

Zafier terbahak mendengarnya membuat lelaki itu menyimpitkan mata. "Really? Aku melihatnya sejak tadi sendirian di sini dan kau tiba-tiba datang dan mengaku sebagai pemiliknya. Oh lihatlah, dia burung yang bebas di sini." Zafier tersenyum menggoda ke Helena. "Iya kan sayang?"

Helena berdiri dari duduknya, merasa di atas angin  diperebutkan dua lelaki tampan. "Oh boys, kalian berdua manis sekali." Berjalan anggun mengelilingi mereka disertai mengelus dada dengan gaya sensual. "Tapi malam ini aku hanya ingin bersama satu laki-laki bukannya dua."

Zafier tersenyum smirk dan berdiri menantang saat laki-laki itu mendekatinya dengan tatapan tajam.

"Kau seharusnya mundur sekarang juga sebelum aku melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal nantinya. Seorang Martin Allison tidak pernah mendapatkan penolakan. Menjauhlah karena Helena akan berada di atas ranjangku malam ini." Lalu tangannya menarik lengan wanita cantik itu merapat  ke tubuhnya.

Zafier menaikkan alis ketika menyadari dengan siapa dia berhadapan. Dalam dunia bisnis, nama Allison memang tidak asing karena merupakan salah satu perusahaan teknologi yang sudah tenar. Secara tidak langsung Martin adalah rivalnya dalam berbisnis dan ironisnya mereka malah bertemu dan saling bertatapan tajam saat memperebutkan wanita malam yang akan diajak bergelut semalaman.

"Ah, terhormat sekali bisa bertemu dengan pemilik Allison di club malam seperti ini bukannya di dalam salah satu ruangan  tertutup dengan pakaian formal sedang membicarakan bisnis. Kalau begitu perkenalkan, aku Zafier Gaster. Mungkin kau pernah mendengarnya di suatu tempat."

"Zafier," ucap wanita itu dengan tatapan binar yang dibalas Zafier dengan memberikan kiss jauhnya. Tentu saja hal itu membuat Martin geram.

"Pemiliki perusahaan Gaster yang baru merintis usahanya di Indonesia." Martin terlihat memperhatikan penampilan Zafier secara keseluruhan dengan tatapan sinis, mungkin sedang menilai lawannya. "Kalau begitu, kau termasuk pendatang baru di sini. Jadi lebih baik menyingkirlah dari hadapanku karena ini wilayahku."

Zafier sama sekali tidak bergerak dari tempatnya dan balik menatap tajam. "Sangat arogan sekali. Tidak ada peraturan yang menjelaskan hal itu. Ini bisa diibaratkan seperti berbisnis. Mungkin perusahaanku masih merangkak pelan-pelan tapi bisa jadi suatu saat nanti kita akan berdiri sejajar. Lagipula, perusahaanku sudah lebih dulu besar namanya di luar Asia sedangkan perusahaanmu masih mencoba pasar luar. Jadi—'' Zaf menarik lengan Helena untuk merapat ke tubuhnya. "Siapa bilang aku tidak punya hak yang sama denganmu dalam memiliki kehangatan wanita ini!"

Martin menahan satu lengan Helena begitu juga Zafier dan mereka saling melemparkan aura permusuhan.

"Aku yakin kau hanya pecundang, Zafier. Saat ini Tender milik perusahaan Franklin yang sedang berlangsung pasti akan dimenangkan oleh perusahaanku dan kau bersiaplah untuk kalah. Begitu juga dengan malam ini karena  Helena akan bersamaku."

Zaf terdiam, memperhatikan seringaian meremehkan Martin hingga membuat egonya seketika terusik. Lelaki arogan seperti dia memang harus di lawan.

"Kalau aku menang maka bersiaplah untuk mengakui kekalahanmu sendiri, Tuan Martin Allison."

"Yeah, seandainya saja bisa," sindirnya.

"Kita lihat saja nanti." Zafier  balas menantang sementara sejak tadi, Helena hanya mendengarkan kedua bedebat.

"Oke, kalau begitu aku akan memilih," ucapnya akhirnya membuat keduanya sontak menoleh ke arahnya.

"Oke sweety," ucap Zafier sementara Martin diam dengan geram.

Helena menarik lepas cekalan tangan mereka dan mundur seraya memandangi keduanya dengan senyuman menggoda.

"Aku akan mencium lelaki yang akan membawaku pulang." Helena berputar-putar di sekitar Martin dan Zaf yang menunggu lalu tanpa terduga Helena mengalungkan lengannya di leher Zaf dan menempelkan bibirnya yang langsung saja dibalas Zaf dengan agresif seraya menarik tubuhnya semakin rapat.

"Kalian akan menyesal," geram Martin penuh amarah kemudian berlalu pergi dari sana.

Zaf menatap punggung Martin yang berjalan menjauh masih sambil membalas pagutan bibir Helena.

Flashback Off

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Narnoe Dhoel Nal
alur cerita yg membingungkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status