Share

PART - 07

Bagi Shine, menjadi wanita lemah tidak ada dalam kamusnya.

Setidaknya seorang wanita tidak harus selalu bergantung pada lelaki. Kalau bisa dilakukan sendiri kenapa harus meminta bantuan mereka yang kebanyakan merasa sombong karena dilahirkan lebih kuat. Terserah dia mau dicap sebagai perempuan bar-bar, tidak elegan dan lebih banyak membuat kaum lelaki yang  tertarik dengan wajah imut juga cantiknya ielfeel setelah melihat kelakuannya yang kadang seperti lelaki hingga membuatnya tetap melajang diusianya yang ke dua puluh lima tahun.

Untuk membekali dirinya dalam menghadapi apapun hal yang bisa saja terjadi pada wanita yang hidup sendiri, Shine belajar ilmu bela diri secara otodidak. Kepalan tangannya sudah sekuat lelaki, tendangannya memberikan efek yang pasti akan menjatuhkan dan dia belajar untuk selalu waspada.

Awalnya Shine tidak terlalu peduli dengan lelaki berhoodie yang duduk di salah satu meja minimarket langganannya tapi saat menyadari kalau lelaki itu menguntitnya masuk ke dalam perumahan, Shine jelas waspada.

"Hai bastard, wanna die, huh?"

Shine menelengkan kepala ke satu sisi berusaha melihat wajah di balik hoodie yang terkesan disembunyikan itu dengan tangan terulur memegang erat pisau lipat kesayangannya yang selalu dia bawa jika harus berjalan sendirian seperti malam ini untuk berjaga-jaga. Lelaki berperawakan tinggi dan kulit putih dilihat dari telapak tangannya itu hanya diam tidak bergerak. Mungkin kaget karena lawannya bukan wanita lemah seperti kebanyakan korbannya yang lain.

"Siapa kamu?" Ucapnya tajam, menekan pisau miliknya. "Pemerkosa? Perampok? Pedagang wanita? Penjual organ tubuh? Penyamun? Pengangguran sepertiku—" Shine memutar bola matanya. "Atau pembunuh bayaran? penculik yang minta tebusan?" Shine menggelengkan kepala dan menekan lagi pisaunya. "Ah, kalau memang iya sayang sekali aku harus mengatakan kalau kamu salah sasaran. Aku memang cantik sih, hmm, bukannya sombong atau apa tapi lelaki perayu di luar sana sering mengatakan hal itu sampai aku bosan tapi tidak ada yang akan menebusku dengan uang miliaran. Sia-sia saja kamu menculikku kecuali organ dalam tubuhku yang kamu tawarkan ke orang lain."

Lelaki itu tetap diam mendengarkan semua ocehannya sampai Shine kesal sendiri karena tidak direspon dan merasakan angin malam semakin dingin.

"JAWAB?!" Bentaknya kemudian. "Atau aku perlu membuka mulutmu dengan pisau ini supaya berbicara, huh?!"

Satu sudut bibir lelaki berhoodie itu tertarik ke samping membentuk seringaian membuat Shine makin waspada sampai bibir seksi dengan dagu yang ditumbuhi bulu-bulu halus menggoda itu terbuka.

"Lilac," ucapnya pelan.

Shine cengok. "Hah?

"Menggoda iman," bisik laki-laki itu.

Shine ternganga dan terdiam sesaat karena merasa pernah mendengar suara itu tapi dia lupa di mana. Logat Amerikanya menjelaskan kalau lelaki dihadapannya ini bukan orang Indonesia.

"Apa itu jenis modusan baru supaya wanita yang kamu incar terpesona?"

"Apa kau terpesona?" tanyanya balik.

Seharusnya saat ini Shine sudah menghajar lelaki mencurigakan di hadapannya ini bukannya malah meladeni ucapan gilanya. "Tidak!"

"Ya sudah," jawabnya ringkas membuat Shine bengong. "Aku tidak termasuk dalam semua kategori penjahat yang kau sebutkan tadi jadi bisa jauhkan pisaumu dari leherku yang berharga ini."

Shine tersenyum miring, "Kenapa? Takut kalau tiba-tiba aku merobek lehermu tanpa aba-aba."

"Oh come on."

Lelaki itu bergerak membuat Shine langsung menggesek pisau itu membuat sayatan di pinggiran hoodie meski tidak sampai tembus kulitnya. "Sial!! Kau merusak jaketku?" desisnya kemudian.

"Kamu mengkhawatirkan leher berhargamu itu atau jaket tebalmu ini?" 

"Dua-duanya. Aku hanya mencoba menghindarkanmu dari pernyesalan seumur hidup karena membunuh laki-laki rupawan sepertiku."

Shine terbahak, "Oh, apa maksudmu nanti setelah kamu tergeletak tidak bernyawa dan akhirnya aku bisa melihat wajahmu yang rupawan itu, aku akan menyesal kenapa tidak minta ditidurin dulu gitu?" Shine tertawa lagi. "Idiot gila!!!"

"Yah, kalau kau wanita yang normal," jawabnya enteng.

"Katakan dulu apa maksudmu mengikutiku diam-diam seperti tadi? Pasti ada niat jahat kan? Siapa kamu, hah?!"

“Aku—" Shine menunggu laki-laki itu melanjutkan bicaranya. "Seorang pemuas wanita."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status