Share

JERAT PESONA CEO DINGIN
JERAT PESONA CEO DINGIN
Penulis: Sigma Rain

BAB 1 TIDUR DENGAN ORANG ASING

“Ah!”

Suara lenguhan terlontar dari bibir merah Anna, ketika ia merasakan benda kenyal dan basah menghisap lehernya.

Tangan Anna terulur ke arah kepala pria itu, tetapi kesadarannya yang hampir hilang di tengah kabut mabuk membuat gerakan tangannya, justru seperti mengelus kepala pria asing itu.

“Mmh!”

Anna tidak menyadari, kalau dirinya sudah dibaringkan dengan lembut di atas tempat tidur, oleh pria asing yang tadi bersama dengannya di dalam lift.

Ia tidak dapat mengingat dengan jelas, bagaimana dirinya sampai bisa berada di kamar yang sama dengan pria itu.

Anna merasakan bunyi gemerisik dari pakaian yang dilepaskan, kemudian dilempar secara sembarangan.

“Ah, Tuan! Tolong hentikan!”

Pria yang sudah sudah berada di atas tubuh Anna tampak diam sebentar, ia mengangkat wajahnya, sehingga netranya dan netra Anna bertemu.

Deg!

Anna tertegun netra itu tampak berkabut dipenuhi dengan hasrat yang begitu besar, sehingga membuatnya menjadi terkejut mengetahui dirinyalah yang membuat pria itu menjadi bergairah.

Tanpa sadar bibir Anna terbuka, entah hendak menyuarakan protesnya, agar pria itu berhenti menyentuhnya, ataukah mempersilakan pria itu untuk menyentuh dirinya.

Bibir Anna yang terbuka disambar oleh pria itu, sehingga Anna tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan apapun juga.

“Maaf, aku tidak bisa berhenti! Kau sudah membuatku bergairah!” ucap pria itu dengan suaranya yang serak, karena dipenuhi gairah.

Anna terhanyut oleh sentuhan pria itu gerakan tangannya berubah menjadi mengelus punggung pria itu, seolah memberikan isyarat kepada pria asing itu untuk menuntaskan apa yang dilakukannya pada tubuh Anna.

“Ah, Tuan! Cepatlah!” Perintah Anna di antara kabut mabuk dan gairahnya yang tersulut oleh gerakan tangan dan bibir dari pria yang asing baginya, tetapi tubuhnya tidak bisa menolak sentuhan dari pria itu.

Pria itu tertawa pelan mendengarnya, kembali suara baritonnya yang membuat dada Anna bedebar kencang terdengar.

“Dengan senang hati aku akan memenuhi permintaanmu!” Pria itu, kemudian menyatukan tubuhnya dengan Anna.

Pada awalnya Anna merasakan sakit, sehingga membuatnya mencakar punggung pria itu dengan kukunya yang panjang dan di cat merah.

Pria itu berhenti sebentar, dibungkamnya mulut Anna dengan sebuah ciuman yang dalam dan basah.

“Sssh!”

“Sakitnya hanya sebentar saja!” Bisik pria itu menenangkan Anna.

Anna merasakan dadanya sesak, ketika ia merasa sedang berada di puncak atas apa yang dilakukan oleh pria itu pada tubuhnya, ia mendengar pria itu menyebut nama wanita lain, bukan namanya.

“Claire! Hanya kau yang bisa membuatku, seperti ini!” Teriak pria itu dengan suara serak ketika ia mencapai puncak gairah.

“Aku bukan Claire!” Bisik Anna pelan.

Pria itu tersadar, ia menggelengkan kepalanya. Dengan dingin ia berkata, “Tentu saja, kau bukan dirinya!”

Pria asing itu, kemudian menggulingkan badannya dari atas tubuh Anna. Ia tidur dengan berbantalkan kedua lengannya di atas kepala.

Anna mendengar suara dengkuran pria itu dengan nyaringnya. Ia pun memejamkan mata di samping pria itu, karena dirinya tidak sanggup lagi untuk menggerakkan badannya yang terasa lelah, karena mabuknya dan juga apa yang dilakukan oleh pria itu kepada dirinya.

Pagi harinya, Anna terbangun karena suara dering ponsel yang berulang kali di atas nakas di samping tempat tidur.

Dengan mata yang terpejam tangan Anna meraba-raba ponsel itu untuk menghentikan bunyinya yang terasa menyakitkan kepalanya, bekas mabuk.

Tiba-tiba saja Anna mendengar suara pintu dibuka, kemudian langkah kaki yang mendekat dan berhenti di dekat tempat tidur.

Anna membuka matanya perlahan, lalu mendongak, sehingga netranya tepat bertemu dengan netra biru pria itu.

Anna menelan ludahnya dengan sukar, bagaimana tidak pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya saja.

Rambut hitam tebal pria itu masih basah dan meneteskan air yang jatuh ke wajah dan dada pria itu.

Memperlihatkan perutnya yang rata dan berotot. Dada yang ditumbuhi rambut-rambut halus yang menurun hingga ke balik handuk yang dipakai pria itu di bawah pusarnya.

 Melihatnya membuat Anna menjadi teringat, bagaimana dirinya sudah pernah menyentuh dada itu dan ia pun juga merasakan sentuhan tangan besar dan berotot dari pria itu.

Pria itu melayangkan tatapan sinis ke arah Anna dan berkata dengan suara baritonnya, yang mulai akrab di telinga Anna.

“Apakah kau menyukai yang kau lihat?” Tanya pria itu dengan nada mengejek.

Tatapan mata pria itu terarah ke dada Anna yang terbuka, karena tanpa sadar selimut yang dipakai oleh Anna telah melorot turun ke bawah. Memberikan akses netra hitam pria itu melihat dadanya dengan penuh napsu.

“Siapa Anda, Tuan?” Tanya Anna, sambil menaikkan kembali selimut yang melorot ke dadanya.

“Bagaimana, kalau saya hamil Tuan? Saya belum pernah melakukannya dan saya tidak pernah meminum apapun untuk mencegah kehamilan!” ucap Anna pelan dan ragu.

Pria itu berjalan pelan mendekat ke arah Anna, kemudian mencakung dekat dengan wajahnya.

“Kenapa? Kau ingin memerasku, seperti yang biasanya dilakukan wanita sepertimu?” Sindir pria itu.

Tangan Anna terangkat untuk menampar wajah pria yang telah memberikannya kenikmatan, tetapi sekarang pria itu melemparkan penghinaan kepadanya.

“Saya tidak akan melakukan hal yang serendah itu, Tuan!” ucap Anna emosi.

Pria itu dengan mudahnya menangkap tangan Anna dan dengan kasar digenggamnya tangan Anna. Tidak peduli, kalau Anna menjadi sakit, karena apa yang dilakukannya.

“Lepaskan, Tuan!” Pinta Anna.

Pria asing itu menghempaskan tangan Anna dengan kasar. Ia melayangkan tatapan yang begitu tajam dan angkuh ke arah Anna.

Satu tangannya terulur ke arah wajah Anna, kemudian bergerak turun ke leher Anna, sehingga membuatnya menjadi takut dan bergerak mundur menjauh hingga punggungnya menyentuh kepala ranjang.

“Katakan kepadaku, berapa hargamu? Aku akan membayarmu!” ucap pria itu dengan tidak berperasaannya.

Anna merasakan sakit di hatinya, karena penghinaan dari pria itu. Pria itu menganggapnya, seperti wanita murahan saja.

“Saya tidak menginginkan uang anda, Tuan!” ucap Anna dengan nada kecewa.

Pria itu melayangkan tatapan sinis kepada Anna, kemudian ia terlihat menjauh, lalu membungkukkan badan ke arah lantai.

Ia menegakkan badan, dengan sebuah dompet berada di tangannya. Ia, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dolar, kemudian mengulurkannya kapada Anna.

Anna menatap tangan pria itu dengan perasaan terluka, ternyata dirinya di mata pria itu hanyalah sebagai seorang wanita murahan saja. 

Dirinya hanyalah pemuas napsu dari pria itu, yang setelah usai memberikan kenikmatan akan mendapatkan imbalan uang. Tanpa Anna sadari ia menjadi melamun, karena rasa kecewanya kepada dirinya sendiri.

Pria itu terlihat jengkel, karena Anna yang tidak menerima uang yang disodorkannya. Dilemparnya uang itu ke atas paha Anna.

“Dengar, Nona! Aku harus segera pergi! Sebutkan berapa bayaranmu!” Pria itu memunguti pakaiannya, kemudian memakainya dengan cepat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status