Raymond (Ray), 45 tahun berubah menjadi pria yang dingin dan kasar, setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh Istri dan partner bisnisnya. Yang membuat ia jatuh dalam keterpurukan dan usahanya menjadi bangkrut. Di saat usahanya sudah mulai sukses kembali, asisten rumah tangga Ray datang membawa Putrinya yang cantik dan muda untuk menjadi pelayan di rumahnya., yang tanpa diketahui Ray pernah mejadi teman tidur satu malamnya. Pengkhianatan yang pernah dilakukan oleh mantan Istrinya membuat Ray menaruh curiga dan bersikap kasar kepada Anna, pelayan baru di rumahnya. Diam-diam, Anna menyukai Ray, karena ia merasa di balik sikap kasarnya Ray memiliki hati yang baik dan penuh cinta. Anna bertekad untuk mengembalikan itu semua dari Ray. Kesalhpahaman terjadi, ketika Anna yang hampir menyerah dengan sifat kasar Ray mengembalikan cincin pria itu, yang tertinggal, setelah percintaan panas mereka. Ray curiga, kalau Anna memanfaatkan dirinya demi mendapatkan hartanya. Ray menyangkal perasaannya yang lambat laun jatuh hati kepada Anna, selain karena usia mereka yang terpaut jauh. Juga rasa sakit dan tidak percaya kepada wanita begitu membekas di hati Ray. Kegigihan dan rasa cinta Anna yang besar lambat laun mampu mengubah sikap Ray. Cinta keduanya pun akhirnya bersatu dalam pernikahan yang berbahagia.
view more“Ah!”
Suara lenguhan terlontar dari bibir merah Anna, ketika ia merasakan benda kenyal dan basah menghisap lehernya.
Tangan Anna terulur ke arah kepala pria itu, tetapi kesadarannya yang hampir hilang di tengah kabut mabuk membuat gerakan tangannya, justru seperti mengelus kepala pria asing itu.
“Mmh!”
Anna tidak menyadari, kalau dirinya sudah dibaringkan dengan lembut di atas tempat tidur, oleh pria asing yang tadi bersama dengannya di dalam lift.
Ia tidak dapat mengingat dengan jelas, bagaimana dirinya sampai bisa berada di kamar yang sama dengan pria itu.
Anna merasakan bunyi gemerisik dari pakaian yang dilepaskan, kemudian dilempar secara sembarangan.
“Ah, Tuan! Tolong hentikan!”
Pria yang sudah sudah berada di atas tubuh Anna tampak diam sebentar, ia mengangkat wajahnya, sehingga netranya dan netra Anna bertemu.
Deg!
Anna tertegun netra itu tampak berkabut dipenuhi dengan hasrat yang begitu besar, sehingga membuatnya menjadi terkejut mengetahui dirinyalah yang membuat pria itu menjadi bergairah.
Tanpa sadar bibir Anna terbuka, entah hendak menyuarakan protesnya, agar pria itu berhenti menyentuhnya, ataukah mempersilakan pria itu untuk menyentuh dirinya.
Bibir Anna yang terbuka disambar oleh pria itu, sehingga Anna tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan apapun juga.
“Maaf, aku tidak bisa berhenti! Kau sudah membuatku bergairah!” ucap pria itu dengan suaranya yang serak, karena dipenuhi gairah.
Anna terhanyut oleh sentuhan pria itu gerakan tangannya berubah menjadi mengelus punggung pria itu, seolah memberikan isyarat kepada pria asing itu untuk menuntaskan apa yang dilakukannya pada tubuh Anna.
“Ah, Tuan! Cepatlah!” Perintah Anna di antara kabut mabuk dan gairahnya yang tersulut oleh gerakan tangan dan bibir dari pria yang asing baginya, tetapi tubuhnya tidak bisa menolak sentuhan dari pria itu.
Pria itu tertawa pelan mendengarnya, kembali suara baritonnya yang membuat dada Anna bedebar kencang terdengar.
“Dengan senang hati aku akan memenuhi permintaanmu!” Pria itu, kemudian menyatukan tubuhnya dengan Anna.
Pada awalnya Anna merasakan sakit, sehingga membuatnya mencakar punggung pria itu dengan kukunya yang panjang dan di cat merah.
Pria itu berhenti sebentar, dibungkamnya mulut Anna dengan sebuah ciuman yang dalam dan basah.
“Sssh!”
“Sakitnya hanya sebentar saja!” Bisik pria itu menenangkan Anna.
Anna merasakan dadanya sesak, ketika ia merasa sedang berada di puncak atas apa yang dilakukan oleh pria itu pada tubuhnya, ia mendengar pria itu menyebut nama wanita lain, bukan namanya.
“Claire! Hanya kau yang bisa membuatku, seperti ini!” Teriak pria itu dengan suara serak ketika ia mencapai puncak gairah.
“Aku bukan Claire!” Bisik Anna pelan.
Pria itu tersadar, ia menggelengkan kepalanya. Dengan dingin ia berkata, “Tentu saja, kau bukan dirinya!”
Pria asing itu, kemudian menggulingkan badannya dari atas tubuh Anna. Ia tidur dengan berbantalkan kedua lengannya di atas kepala.
Anna mendengar suara dengkuran pria itu dengan nyaringnya. Ia pun memejamkan mata di samping pria itu, karena dirinya tidak sanggup lagi untuk menggerakkan badannya yang terasa lelah, karena mabuknya dan juga apa yang dilakukan oleh pria itu kepada dirinya.
Pagi harinya, Anna terbangun karena suara dering ponsel yang berulang kali di atas nakas di samping tempat tidur.
Dengan mata yang terpejam tangan Anna meraba-raba ponsel itu untuk menghentikan bunyinya yang terasa menyakitkan kepalanya, bekas mabuk.
Tiba-tiba saja Anna mendengar suara pintu dibuka, kemudian langkah kaki yang mendekat dan berhenti di dekat tempat tidur.
Anna membuka matanya perlahan, lalu mendongak, sehingga netranya tepat bertemu dengan netra biru pria itu.
Anna menelan ludahnya dengan sukar, bagaimana tidak pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya saja.
Rambut hitam tebal pria itu masih basah dan meneteskan air yang jatuh ke wajah dan dada pria itu.
Memperlihatkan perutnya yang rata dan berotot. Dada yang ditumbuhi rambut-rambut halus yang menurun hingga ke balik handuk yang dipakai pria itu di bawah pusarnya.
Melihatnya membuat Anna menjadi teringat, bagaimana dirinya sudah pernah menyentuh dada itu dan ia pun juga merasakan sentuhan tangan besar dan berotot dari pria itu.
Pria itu melayangkan tatapan sinis ke arah Anna dan berkata dengan suara baritonnya, yang mulai akrab di telinga Anna.
“Apakah kau menyukai yang kau lihat?” Tanya pria itu dengan nada mengejek.
Tatapan mata pria itu terarah ke dada Anna yang terbuka, karena tanpa sadar selimut yang dipakai oleh Anna telah melorot turun ke bawah. Memberikan akses netra hitam pria itu melihat dadanya dengan penuh napsu.
“Siapa Anda, Tuan?” Tanya Anna, sambil menaikkan kembali selimut yang melorot ke dadanya.
“Bagaimana, kalau saya hamil Tuan? Saya belum pernah melakukannya dan saya tidak pernah meminum apapun untuk mencegah kehamilan!” ucap Anna pelan dan ragu.
Pria itu berjalan pelan mendekat ke arah Anna, kemudian mencakung dekat dengan wajahnya.
“Kenapa? Kau ingin memerasku, seperti yang biasanya dilakukan wanita sepertimu?” Sindir pria itu.
Tangan Anna terangkat untuk menampar wajah pria yang telah memberikannya kenikmatan, tetapi sekarang pria itu melemparkan penghinaan kepadanya.
“Saya tidak akan melakukan hal yang serendah itu, Tuan!” ucap Anna emosi.
Pria itu dengan mudahnya menangkap tangan Anna dan dengan kasar digenggamnya tangan Anna. Tidak peduli, kalau Anna menjadi sakit, karena apa yang dilakukannya.
“Lepaskan, Tuan!” Pinta Anna.
Pria asing itu menghempaskan tangan Anna dengan kasar. Ia melayangkan tatapan yang begitu tajam dan angkuh ke arah Anna.
Satu tangannya terulur ke arah wajah Anna, kemudian bergerak turun ke leher Anna, sehingga membuatnya menjadi takut dan bergerak mundur menjauh hingga punggungnya menyentuh kepala ranjang.
“Katakan kepadaku, berapa hargamu? Aku akan membayarmu!” ucap pria itu dengan tidak berperasaannya.
Anna merasakan sakit di hatinya, karena penghinaan dari pria itu. Pria itu menganggapnya, seperti wanita murahan saja.
“Saya tidak menginginkan uang anda, Tuan!” ucap Anna dengan nada kecewa.
Pria itu melayangkan tatapan sinis kepada Anna, kemudian ia terlihat menjauh, lalu membungkukkan badan ke arah lantai.
Ia menegakkan badan, dengan sebuah dompet berada di tangannya. Ia, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dolar, kemudian mengulurkannya kapada Anna.
Anna menatap tangan pria itu dengan perasaan terluka, ternyata dirinya di mata pria itu hanyalah sebagai seorang wanita murahan saja.
Dirinya hanyalah pemuas napsu dari pria itu, yang setelah usai memberikan kenikmatan akan mendapatkan imbalan uang. Tanpa Anna sadari ia menjadi melamun, karena rasa kecewanya kepada dirinya sendiri.
Pria itu terlihat jengkel, karena Anna yang tidak menerima uang yang disodorkannya. Dilemparnya uang itu ke atas paha Anna.
“Dengar, Nona! Aku harus segera pergi! Sebutkan berapa bayaranmu!” Pria itu memunguti pakaiannya, kemudian memakainya dengan cepat.
Ray yang berada di ujung sambungan telepon berseru memanggil nama Istrinya. ‘Anna! Apa yang terjadi? Siapa yang masuk kamarmu? Apa yang dilakukan orang itu?’ Tanya Ray tidak sabar.Sayangnya hanya suara dengung yang berasal dari ponsel Anna saja. Sementara Anna sendiri tidak memberikan jawaban kepada Ray.Makanan yang sudah ada di atas meja Ray terlupakan. Ia langsung menghubungi orang kepercayaannya.‘Halo, apakah kamu sudah sampai di salon tempat Istri saya berada?’ Tanya Ray, begitu sambungan telepon terhubung.‘Saya sedang dalam perjalanan, Tuan! Saya berusaha secepat mungkin untuk sampai di tempat Istri Anda berada,’ sahut orang kepercayaan Ray.‘Cepatlah!’ perintah Ray.Ray menutup sambungan telepon, ia berjalan keluar dari ruang kerjanya dengan terburu-buru. Sorot mata dan wajahnya yang penuh dengan amarah membuat staf hotel urung menyapanya. Mereka menghindari untuk berbicara dengan bos nya itu, daripada kena marah.Sesampainya di luar sopir Ray sudah siap membukakan pintu. Ia
Anna yang sedari tadi terus-menerus untuk masuk kamar tidak dapat lagi menahan emosinya. “Mengapa tidak kamu dan pria itu, kalian semua memerintahkan kepadaku untuk masuk kamar? Apa kalian pikir saya akan aman di sana? Bagaimana, kalau pria itu menyusup masuk kamar, sementara kalian berdua tidak ada?”Ray menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal. Ia ingin bersikap tegas kepada Istrinya itu, tetapi ia juga harus jujur, kalau Anna pastinya merasa tidak yakin dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.“Turunlah kamu ke bawah! Dan lakukan apa yang tadi saya perintahkan,” tegas Ray kepada sopirnya.Sopir itu menganggukkan kepala, sambil memberikan sikap hormat kepada Ray. Ia berjalan meninggalkan Ray dan Istrinya yang tetap berada di tempat mereka berdiri.Ray merangkul pundak Anna, lalu membimbingnya untuk masuk kamar mereka. “Sekarang kita nikmati saja sarapan ini selagi masih panas.” ajak Ray ketika dilihatnya, kalau di atas meja sudah tersaji makanan dan minuman.Mau tidak mau An
Anna memejamkan mata, sebelum ia memutuskan untuk mengikuti perintah nakal dari suaminya. “Kamu membuatku bersikap liar, Ray!”Ray memasangkan bathrobe ke badan Anna, lalu memegang pundak Istrinya dengan lembut. “Ini belum liar, seperti apa yang kuinginkan!”Anna berjalan mendahului Ray keluar kamar mandi, sambil berkata, “Saya tidak akan mau memenuhi fantasimu untuk bersikap liar!”Dalam tiga langkah panjang Ray sudah berhasil mensejajari langkah Anna. Ia mengatakan kepada Istrinya itu, kalau dirinya tidak akan memaksa, tetapi Anna sendirilah yang akan melakukannya.Anna memutar bola mata, ia tahu pasti suaminya akan menggunakan pesona maskulinnya. Yang dengan mudah akan membuat Anna bersedia melakukan apa saja untuk menyenangkan suaminya itu.Keduanya, kemudian berganti pakaian bersih. Setelahnya, Anna dan Ray berjalan keluar kamar menuju ruang makan.“Ray! Saya merasa, kalau ada yang mengintip kita.” Anna berhenti berjalan, ia melihat ke arah jendela kaca. Ia tadi merasa melihat ad
Ray menjadi gusar mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Wajahya menjadi merah, dengan tatapan yang menyorot marah. “Kenapa menjadi pengecut, Anna? Kenapa kau suka sekali melarikan diri dari masalah?”Anna memaksakan diri untuk tetap menatap mata Ray, walaupun dalam hati ia merasa ciut melihat tatapan Ray. Kedua tangannya berkeringat dingin, tetapi ia harus menguatkan dirinya. “Saya buk annya ingin melarikan diri dari pesta itu. Hanya saja saya tidak yakin akan bisa menjadi seorang wanita yang anggun.”“Kamu terlalu memikirkan apa yang belum terjadi! Berhentilah untuk berpikir, seperti itu,” tegas Ray.Anna memejamkan mata, ia tampak berusaha untuk menenangkan dirinya, agar tidak berteriak kepada Ray, karena suaminya itu memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Satu hal yang berbeda dengan dirinya.Ia menjauhkan dirinya dari Ray berdiri di depan cermin besar. Dilihatnya pantulan dirinya, dengan mata yang sembab, karena terlalu banyak menangis. Dilepasnya ikat rambut, sehingga rambutn
Anna mengambil pisau dari atas meja dapur, lalu ia genggam dengan erat. Jantungnya berdebar kencang, saat didengarnya suara langkah kaki dari arah luar rumah. ‘Ya, Tuhan! Siapa yang berada di luar dan tadi ia sudah masuk ke rumah ini? Diriku memang ceroboh, karena lupa mengunci pintu. Bagaimana, kalau itu adalah Derek dan ia mencoba untuk mencelakai diriku lagi?’ batin Anna.Tangan Anna terulur hendak menutup pintu dapur, ketika dilihatnya sebuah bayangan panjang. Lutut Anna terasa lemas, tetapi ia tetap memaksakan kakinya untuk tetap berdiri. Dengan tangan yang bergetar ia tetap memegang pisau berharap dapat dijadikan sebagai senjata untuk membela dirinya.“Anna! Apa yang kau lakukan berdiri di situ dengan pisau yang ada di tanganmu? Kau tidak mencoba untuk bunuh diri, bukan?” Tanya Ray dengan santainya.Mata Anna melotot tidak percaya, begitu melihat siapa yang berdiri di depannya. Pisau yang ia pegang jatuh ke lantai sampai menimbulkan bunyi yang nyaring.Begitu tersadar dari rasa
Anna berjalan cepat mendekati Ray, begitu sudah dekat ia mengangkat kedua tangan hendak memukul dada bidang suaminya. “Kamu tidak punya hati, Ray!” maki Anna.Ray dengan cepat menangkap tangan Anna, lalu menghempaskannya dengan kasar. “Kamu yang sudah membuatku melakukannya!”Usai mengatakan hal itu Ray berjalan, lalu masuk mobilnya. Ia tidak peduli, ketika didengarnya suara tangis Anna.Sopir Ray menatap Anna dengan rasa tidak nyaman, karena melihat wanita itu bertengkar dengan bosnya sampai menangis.“Selamat tinggal, Nyonya Anna! Semoga Anda baik-baik saja.” sopir itu, kemudian memasuki mobil, karena ia mendengar suara tidak sabar dari tuannya.Anna hanya diam mematung tidak menyahut ucapan dari sopir Ray, yang memang tidak menunggu tanggapan darinya. Dipandanginya mobil itu perlahan menjauh sampai menghilang dari pandangan.Dirinya berjalan menuju bangku kayu yang berada di bawah pohon, lalu duduk di sana. Dirapatkannya jaket yang ia pakai, karena udara semakin dingin saja.‘Bagai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments