Share

JODOH HASIL RAMPASAN
JODOH HASIL RAMPASAN
Penulis: Manda Azzahra

Part 1

Penulis: Manda Azzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-05 14:49:26

"Kau benar-benar ingin bercerai?" tanya pria yang kini sedang berdiri di hadapanku. Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan itu.

"Hanya karena kau melihat aku berbicara dengan Kania?" Aku kembali mengangguk. Kali ini dengan mata yang mulai menghangat.

Ada rasa sesak setiap kali suamiku_ Haikal _ menyebut kembali nama itu dengan bibirnya. Seolah sebuah kata-kata yang sengaja dia ciptakan untuk menyakiti perasaanku.

"Cemburu?" Dia kembali bertanya. Aku diam tak mau menjawab. Kemudian membuang pandangan. 

"Aku tak sengaja bertemu dengannya." Nada suaranya terdengar rendah. Hingga aku kembali merasa bersalah. "Dan itu hanya sebentar. Tak ada hal istimewa yang kami bicarakan."

Aku memandang wajah tirus berkulit putih itu, lalu kembali menundukkan pandangan. Sejak aku tahu hatinya tak mungkin lagi bisa kumiliki, aku tak berani lagi memandang wajahnya berlama-lama. Bukan karena dia melarang atau tak membalasnya, tapi akulah yang merasa takut.

Takut melihat wajah kecewanya yang mungkin hingga kini masih membenciku.

"Kita sudah menikah. Aku tak mungkin melakukan perbuatan rendah dengan menjalin hubungan dengan wanita lain," tuturnya yang membuatku semakin bertambah rendah diri.

"Tapi tetap saja dia selalu istimewa di hati abang." Entah kenapa bibirku bergetar mengucapkan kalimat itu. "Sama sekali tak ada tempat untukku, kan?" 

Mendung yang tadi bergelayut di pelupuk mata, kini telah jatuh bagai gerimis membasahi pipi. Aku semakin menunduk agar pria gagah itu tak melihatnya dan merasa kasihan padaku.

Bisa kudengar kalau suamiku menghela napas dengan kasar. Lalu sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi tubuhnya denganku yang kini sedang duduk di tepi ranjang.

"Kau sudah tahu itu sejak awal, tapi masih memaksa untuk menikah. Salahku di mana?" Dia berucap dengan hati-hati.

Aku kembali menoleh ke arahnya. Melihat wajah itu dari jarak dekat. Tampan dan begitu... dewasa.

"Maaf." Hanya itu yang aku ucapkan. Lalu kembali menangis.

*

Semua memang salahku. Memaksa pria yang jelas-jelas sudah punya kekasih untuk menikahiku. Memanfaatkan keadaan keluarganya yang sedang terdesak hingga mau tak mau menerima bantuan dan syarat dari keluargaku.

Telah kupikirkan matang-matang. Baiknya kulepaskan saja dia.

Enam bulan sudah aku mencoba menarik perhatiannya sebagai istri. Seperti kisah novel-novel romantis yang kubaca, banyak pernikahan tanpa cinta akan tetap berakhir dengan malam pertama yang lucu dan berkesan. Entah diawali dengan pertengkaran, lalu berakhir dengan jatuh terpeleset, kemudian saling berpelukan.

Romantis, bukan?

Meski malam pertama tak melakukan ritual pengantin, tetap saja akan ada adegan yang membuat kami saling berdebar dan berakhir dengan sebuah keakraban. Tapi ternyata aku salah. Kisah romantis dalam novel sepertinya bukan untukku. Atau semua itu hanya kisah fiktif belaka.

Pria berusia dua puluh lima tahun itu bersikap biasa saja. Tak ada rasa canggung atau malu-malu saat menghadapi wanita yang telah sah dan halal untuk dia sentuh. Tingkah polahnya masih tetap menganggapku sebagai adik dari sahabatnya. Datar-datar saja. Tak seperti jantungku yang dag dig dug tak beraturan.

Bukan aku berharap nafkah batin sebagai seorang istri. Karena aku pun belum pernah merasakannya. Tak tahu apakah rasanya benar-benar enak atau tidak. Aku hanya berharap dia mau memelukku saja. Memberikan ciuman di kening seperti yang aku lihat saat dia melakukannya pada Kania, kekasihnya sebelum menikahiku.

Apa aku semenjijikkan itu. Hingga melakukan hal-hal seperti orang berpacaran saja dia tidak mau. Aku tahu bang Haikal tak sereligius seorang ustadz. Tapi setiap masuk adzan, aku selalu melihatnya berwudhu untuk mengerjakan perkara lima waktu. Paling tidak laki-laki seperti itu paham akan ilmu agama walau hanya sekedar kewajiban sebagai suami. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 83 (Ending)

    "Sudah kubilang itu bukan urusanmu. Kau semakin lancang, Bim. Aku tak mau punya teman sepertimu!" Kubuang muka, tanda tak terima dengan sikapnya."Aku mendengar pembicaraanmu saat di toko buku. Kenapa tak menurut saja? Suamimu bahkan ingin menjauh dengan kembali menyekolahkanmu." Ucapannya kini tak lagi kasar. Terkesan seperti memohon pengertian.Aku menelan ludah. Lalu beralih kembali menatap wajahnya. Begitukah cara dia mengungkapkan perasaannya? Sama sekali tak ada bedanya denganku. Egois dan selalu menggunakan berbagai cara."Kau mengikuti kami?" Aku langsung menebak.Dia sama sekali tidak menyangkal. Malah memandangku dengan sorot mata yang... mungkin meminta pengertian."Sikapmu sama sekali tidak mencerminkan mahasiswa terpelajar, Bim. Kau seperti....""Ya! Aku terlihat seperti orang gila, kan?!" Menggeram dia menebak ucapanku yang terhenti. "Aku sama sepertimu. Jatuh cinta pada orang yang salah."Mata itu kini

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 82

    Setelah menjalani proses yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pengadilan memutuskan Kania bersalah. Dia dijatuhi hukuman dua tahun kurungan.Aku merasa lega, bukan hanya karena tindakan kekerasan yang dia lakukan terhadapku. Namun juga karena sikapnya yang selama ini terus menerus meneror batinku. Membuatku merasa tak layak dicintai oleh suamiku sendiri. Juga membuat bang Haikal selalu merasa rendah diri dan takut mencintai wanita sepertiku, meski telah sah menjadi isterinya.Masih kuingat dengan jelas wajah terakhir gadis itu sebelum petugas membawanya. Tak ada penyesalan terlihat di sana. Seolah apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang salah. Di sidang-sidang sebelumnya pun dia selalu mengumpat jika sedang berpapasan denganku. Mengatakan kalau dia belum kalah, dan akan merebut kembali miliknya yang telah aku curi.Matanya jelas masih begitu berharap agar bisa bertemu lagi dengan suamiku. Memang selama sidang berlangsung, hanya sekali mantan kekasihnya itu

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 81

    "Jangan pedulikan ucapan mereka, Bang." Aku mulai merayu saat mendatangi suamiku di kamarnya. Aku membantu melepaskan kemeja yang tadi dia pakai.Entahlah. Masih canggung rasanya bagi kami untuk bersatu dan menempati kamar yang sama. Hingga kami masih harus saling menghampiri jika ada yang ingin dibicarakan."Sudah kubilang aku tak apa-apa." Bang Haikal tersenyum sembari memakai kaos oblong tipis untuk tidur. Lalu seenaknya membuka kancing dan resleting celana panjang, lalu menurunkannya tanpa pemberitahuan."Ish, Abang!" Tubuhku refleks berbalik memunggunginya. Malu jika melihat sesuatu yang sebenarnya sudah pernah aku rasakan."Kau kenapa?" Dia berjalan dengan suara yang kian mendekat."Kenapa buka celana di hadapanku?" Aku merengek."Kau ini aneh. Seperti tidak pernah melihatnya saja." Bang Haikal berjalan mendekati pintu dan menggantung celana panjang tadi. Kini dia sudah terlihat memakai celana pendek di bawah lutut."Tapi

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 80

    Bima tampak masih sangat tenang meski semua orang menatapnya. Ingin sekali rasanya aku mencekik lehernya karena telah membuat suamiku kembali memikirkan hal yang bukan-bukan tentang aku dan dia.Bang Haikal pasti berpikir kalau Bima masih menaruh perhatian dan mencari cara agar bisa mendekatkan diri denganku. Tanpa dia tahu, kini aku dan Bima terlibat selisih paham karena kekurang ajaran mahasiswa psikologi itu.Jika malam ini sampai terjadi masalah lagi di antara kami karena Bima, aku bersumpah akan melempar kaca jendelanya hingga pecah. Aku lelah dengan semua masalah yang seperti tidak ada habisnya."Wah, Bima baik sekali. Kau dengar itu, Dwi?" Ibu tampak lebih mengagumi pemuda itu dari sebelumnya. "Harusnya kau juga bersemangat seperti Bima. Bukannya kalian seumuran? Kau bisa mengejar ketertinggalan jika belajar bersama Bima."Aku mendesis pelan. Ibu seolah-olah masih menaruh harapan agar aku juga memiliki antusias seperti Bima. Menjadi anak perempuan

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 79

    Aku rasa sikapku selama ini terlalu kasar menghadapinya. Dari caranya menatapku tadi, seperti ingin menyapa dan menanyakan kabarku. Namun hal itu urung dia lakukan, karena Kania langsung menarik tangannya, dan menyeretnya menjauh dari kami.Tak lama kulihat sebuah mobil Daihatsu Sigra berhenti menghampiri mereka. Lalu gadis yang masih menatapku dengan penuh kebencian itu menghilang bersama ibunya saat mobil itu melintasi dan meninggalkan tempat."Singgah ke rumah, ya, Dwi. Biar nanti Haikal suruh menjemputmu di rumah." Ibu merangkulku hendak menuju mobil.Aku melirik Bima sekilas."Iya, Bu. Bang Haikal pasti akan bergegas menjemput jika tahu aku tidak di rumah." Sengaja aku bicara berlebihan agar Bima tahu bahwa hubungan rumah tanggaku tak seperti yang dia pikirkan.Dia hanya menatapku tajam tanpa mengucap sepatah kata pun.*[Norak!] Sebuah pesan whatsapp masuk atas nama Bima.Mataku membesar saat membacanya. Aku yang duduk di bangku belakang mobil milik ayah langsung membalasnya.[K

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 78

    "Sudah mulai nakal kau rupanya, ya." Bang Haikal menyentil keningku dengan jemarinya. Membuat bibirku mengerucut dibuatnya."Makanya jangan menyuruhku yang bukan-bukan. Lebih baik aku mengurus sepuluh anak daripada memegang buku pelajaran," protesku.Dia tertawa kecil. "Kalau soal membantah, kau memang juaranya." Bang Haikal mengacak-acak rambutku.Aku tersenyum malu. Menganggap bahwa hal itu adalah suatu pujian, bukan lagi sebuah sindiran yang dia alamatkan untuk mengejekku seperti biasanya.*Siang ini aku menemani Dea ke toko buku. Tadi aku menghampirinya di kampus, lalu pergi bersama dengan Honda Brio merah-nya. Hal rutin yang sering kami lakukan saat bahan bacaan di rumah sudah habis.Dea terkikik geli saat aku menceritakan ide bang Haikal yang ingin kembali menyekolahkanku. Aku mencubit bahunya karena terus-terusan meledek, bahwa suamiku mungkin amnesia dan tak lagi mengenalku. Si bodoh yang ingin cepat-cepat lulus SMA agar bisa menikah dengan pria impiannya."Wanita yang baik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status