Share

Bab 5

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2025-09-24 00:50:14

Velove bangun saat jam alarmnya berbunyi berkali kali. Tapi bukannya lekas bangun, Velove kembali melanjutkan tidurnya. Karena kesal alarmnya terus berbunyi akhirnya Velove melempar jam itu ke sembarang arah.

Dug ...

"Eh....."

Mata Velove terbuka sempurna saat mendengar suara kesakitan. Dia lalu bangun dari tidurnya dan melotot lebar saat melihat siapa yang sudah ada di dalam kamarnya.

"Kamuuu?"

Velove syok, lalu tersadar jika saat ini dia sedang memakai gaun tidur yang tipis.

Velove dengan cepat menarik selimutnya dan menutup tubuhnya sehingga yang terlihat hanya kepalanya saja.

"Kamu ngapain masuk ke kamarku?" teriak Velove keras.

Altares tak menghiraukan perkataan Velove karena kepalanya masih berdenyut akibat terkena jam alarma Velove tadi.

Velove yang menyadari itu meringis kecil sekaligus takut. Dia takut jika Altares akan marah kepadanya bahkan membalas apa yang dia lakukan meskipun itu tak sengaja.

"Lupa, kalau kita mau pergi?"

Velove mengerutkan keningnya bingung, tapi saat dia ingat jika dia janjian dengan Altares, dia menggaruk pelipisnya pelan.

Tanpa menjawab perkataan Altares, Velove berlari masuk ke dalam kamar mandi dengan cepat.

Sedangkan Altares hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tinggal Velove saat ini. Altares berkeliling melihat isi kamar Velove yang dominan warna cerah khas seorang perempuan. Dan tiba saat Altares melihat sebuah foto masa kecil Velove. Senyum samar terbit di bibir Altares saat ini.

"Dia memang lucu."

Setelah puas melihat isi kamar Velove, Altares memutuskan untuk keluar dari kamar Velove. Dia menghampiri Nesa dan juga Mahen yang sedang berada di meja makan.

"Velove dimana? Nggak ikut turun?"

"Mandi mom."

Nesa mengangguk mengerti, Nesa juga mengerti sifat Altares yang jarang bicara banyak di depan orang lain.

"Anak itu benar benar, padahal dia perempuan. Harusnya sudah bangun sejak pagi." gerutu Mahen sedikit kesal.

" Nggak apa apa Dad, lagian Al cari istri bukan cari pembantu. "

Jleb.....

Kalimat Altares menusuk jantung Mahen, bukan berarti dia tersinggung tapi yang di katakan Altares benar. Nesa sudah cekikikan di sebelah Mahen karena Altares membela Velove saat ini.

Dan hampir setengah jam berlalu, Velove baru terlihat turun ke bawah. Ingin rasanya Mahen menjitak kepala putrinya itu yang sudah membuat Altares menunggu selama itu.

"Besok nggak usah bangun aja."

Uhukkk....

"Mati dong Dad!!!" protes Velove yang baru saja tersedak sarapannya.

Mahen tak menjawab lagi. Karena Altares hanya diam dan menikmati sarapannya saat ini.

Velove melirik Altares yang bersikap dingin di depan kedua orang tuanya dan itu membuat Velove penasaran dengan sifat asli laki laki itu.

#

Selesai sarapan, Altares dan Velove pergi melihat beberapa gaun pengantin yang di rekomendasikan oleh Sofiah di butik langganannya. Saat sampai di butik itu Velove bahkan hanya diam saja karena bingung dengan apa yang akan di lakukannya.

Baju yang dia coba sekali pakai langsung pas dengan ukurannya.

"Kok bisa tahu ukurannya?" gumam Velove pelan. Tapi Altares yang ada di sebelahnya mendengar celotehan Velove sejak tadi.

"Aku yang mengukurnya, bahkan ukuran bagian dalam pun aku juga sudah tahu."

Blush .....

Wajah Velove langsung memerah karena malu, terlebih Altares mengatakan itu di depan pegawai butik tempat mereka mencoba gaun pengantin.

"Dasar om om mesum!!"

Tanpa mengatakan apa apa, Velove masuk kembali ke dalam tempat ganti pakaian dan saat sudah selesai dia meninggalkan Altares di dalam butik.

"Gila gila, belum apa apa mesumnya nggak ketolong gitu. Terus gimana nanti kalau udah nikah. Dia kebelet kawin apa ya!!"

Altares masuk ke dalam mobil dan mengungkung tubuh Velove mepet ke pintu mobil.

"Eh, Ngapain kamu?"

Altares tak menjawab, tapi dia memindai seluruh wajah Velove yang baru saja memerah karena ulahnya.

Velove yang di pandangi dari dekat mulai merasa tak karuan. Kedua tangannya meremas gaun miliknya.

"Al, kamu mau ngapain?" tanya Velove gugup.

"Mau cium kamu boleh?"

Mata Velove melotot kaget, di tambah saat ini wajah Altares sangat dekat dengan nya. Reflek Velove memejamkan matanya saat wajah Altares mendekat ke arahnya.

Altares langsung tersenyum karena melihat respon Velove seperti itu.

"Ngapain tutup mata?" goda Altares usil.

Spontan Velove membuka matanya cepat lalu memalingkan wajahnya karena melihat Altares melihatnya dengan wajah yang usil.

Velove menggigit bibir bawahnya karena menahan malu. Apalagi dia yang seperti lebih menginginkan ciuman itu di banding dengan Altares.

Tapi Altares bersikap biasa saja saat ini. Mereka pergi ke toko perhiasan dan memilih cincin yang di mau oleh Velove meskipun dia menjadi pendiam gara gara masalah tadi.

#

Tak terasa seminggu berlalu, pernikahan Velove dan Altares pun di laksanakan dengan private. Hanya beberapa keluarga inti saja yang hadir.

Tapi Velove merasa lelah karena sejak pagi dia sudah di sibukkan dengan persiapan pernikahan.

"Uhhh, gaunnya sudah banget sih ini di lepas."

Velove mencoba melepas gaun pengantinnya tak kunjung bisa. Sampai ada satu tangan yang tiba tiba membantu nya melepas resleting gaun itu.

Velove memejamkan matanya saat tak sengaja jari Altares mengenai kulitnya. Dan saat di rasa gaun itu sudah terlepas dengan cepat Velove lari masuk ke dalam kamar mandi. Karena Velove melihat jika Altares ingin mencium pundaknya.

"Aduh, habis sudah aku malam ini."!

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 94

    Masalah soal Hera sudah di tangani pihak kepolisian. Altares dan Carlos juga sudah menyerahkan semua bukti yang mereka punya. Tak hanya itu saja, perusahaan Hera juga terkena audit dari pihak perpajakan yang di laporkan oleh Mahen tentu saja. Mahen geram karena Hera berani mengganggu putrinya. Seminggu berlalu, dan hari ini bertepatan dengan resepsi pernikahan yang di gelar oleh Altares dan Velove. Sesuai janji mereka beberapa waktu lalu, bahkan semua mahasiswa di kampus yang satu jurusan dengan Velove. Tapi tentu saja acaranya di pisah. Awalnya Velove menolak, tapi karena desakan semua orang akhirnya Velove pasrah. "Sayang, kalau kamu udah capek istirahat aja ya?" Velove mengangguk, wajahnya sudah pucat karena terlalu banyak orang yang datang dan itu membuatnya sesak. "Bawa ke kamar aja Al, yang disini nggak apa apa kalau mau di tinggal." Marko menyuruh Altares membawa Velove masuk ke dalam. Dia tak ingin membuat menantu dan calon cucunya kenapa Napa. Tanpa menung

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 93

    Di dalam kamar itu, Hera masih bersikukuh jika dia bersama dengan Altares. Dan dari rekaman CCTV saja sudah terlihat jika dari awal Altares sudah bersama istrinya. Sedangkan Hera sudah bersama laki laki itu. Gongnya adalah, rekaman suara Hera yang merencanakan menjebak Altares juga terdengar disana. Hera panik begitu juga dengan asistennya. Hera menyambar selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia berjalan cepat ke arah Altares tapi beberapa anak buah Carlos menghalanginya. "Minggir, kenapa kalian menghalangi jalanku??" "Anda di larang mendekati tuan muda dan nona muda kami. Anda dan semua yang berhubungan dengan anda sudah di blacklist dari akses perusahaan dan semua yang terkait kerjasama dengan tuan Altares." Semua orang yang mendengar itu langsung menjauh dari Hera. Mereka tak ingin terkena imbas dari apa yang di lakukan Hera saat ini. Tubuh Hera terhuyung ke belakang dan hampir saja jatuh jika tak ada asistennya yang menahan tubuhnya. Velove menaruh kepalanya di dad

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 92

    Di depan mereka semua Hera terlihat menikmati apa yang dia lakukan. Bahkan saat sang laki laki mulai bangun dan melahap dua buah benda bulat itu. Assisten Hera syok, benar benar syok dengan apa yang dia lihat. Terlebih yang bersama Hera bukan Altares seperti yang mereka rencanakan. "Ada apa ya?" Suara Velove yang baru saja datang membuat semua orang menoleh. Dan asisten Hera yang melihat ada Altares disana memeluk pinggang wanita yang baru saja bertanya itu semakin kaget. Terlebih disana juga ada Carlos bersama seorang perempuan. Hera yang mulai terganggu dengan suara berisik dari sekitarnya membuka matanya perlahan. Matanya membola saat melihat semua orang tengah menatapnya dengan keadaan yang tak biasa. Tapi terlihat jika Hera masih menikmati Hujaman di bagian miliknya. "Ah ... Altares lebih keras!" Hera sengaja mengatakan itu karena ingin di dengar banyak orang tanpa tahu apa yang terjadi. Sedangkan semua orang yang sedang melihat Hera saling pandang. Velove dan

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 91

    Carlos kembali dengan panik, dia mencari Altares tapi tak menemukannya. Begitu juga dengan Arra yang mencari keberadaan Velove. "Aduh, mereka berdua kemana?" Arra dan Carlos kelimpungan mencari keberadaan Velove terutama. Arra khawatir karena Velove sedang hamil. Jangan sampai Velove terluka. "Carlos, Velove kemana? Aduh mati aku!" Arra terlihat frustasi tapi kemudian matanya membola saat melihat Altares yang berjalan sempoyongan. Arra segera menghampiri Altares tapi langkahnya tertahan saat melihat ada orang yang membuntuti Altares pergi. "Sial, perempuan itu sudah melakukan rencananya." Arra mencari Carlos dan saat dia melihatnya dia langsung menarik tangan Carlos untuk mengikuti nya menyusul Altares. "Carlos disana!" Carlos terkejut tapi dia mengikuti arah pandang Arra. Dimana di depannya ada Altares yang tengah pergi dari ruang pesta itu. "Cari Velove sampai ketemu." Arra mengangguk, dia berjalan cepat mencari Velove. Sedangkan Carlos sudah menyusul

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 90

    Velove rasanya sudah tak nafsu makan lagi semenjak mendengar obrolan dua orang yang ada di belakang nya. Tapi apa yang di katakan Arra setelahnya membuatnya sadar. Jika ingin menghajar orang dia harus makan dengan banyak. "Baby, ayo habis ini bantuin papi. Kita bikin wanita gila itu jadi gila beneran karena nggak bisa dapetin papi!" Arra yang awalnya senang dengan apa yang di lakukan Velove langsung melongo disaat nafsu makan Velove meningkat. "Kamu doyan Vel?" tanya Arra polos. Velove menelan makanannya dengan susah payah, lalu menampilkan deretan giginya ke arah Arra. "Laper, doyan, dan butuh asupan energi." jawab Velove sekenanya. Arra mengangguk, dia memeriksa ponselnya dan ada panggilan masuk dari Carlos. "Ini Carlos teflon, aku angkat apa nggak?" Velove kembali menghentikan makannya. "Tanya aja mereka dimana, habis ini kita nyusul." Arra langsung mengangkat nya dan mengatakan sesuai apa yang di katakan oh Velove. Sedangkan Hera dan satu orang tadi s

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 89

    Altares dan Carlos tertawa secara bersama membayangkan wajah kesal Hera saat ini. "Gila, kayaknya dia niat banget buat deketin kamu." Carlos memegangi perutnya yang kaku karena terus tertawa. Altares menggeleng pelan, karena dia sudah malas meladeni wanita seperti Hera. Sudah cukup selama ini dia berurusan dengan semua wanita gila yang mengejarnya. Dia keluar dari kampus ingin fokus pada perusahaan. Tapi dia lupa jika di dunia yang dia geluti saat ini malah semakin banyak wanita wanita yang akan mengejarnya dan mengganggunya. "Carlos, kamu sudah lakukan apa yang aku minta?" Carlos yang tertawanya sudah mereda mengangguk. Lalu memberikan rekaman sebuah video dimana Hera memang merencanakan sesuatu kepadanya. "Pekerjaan kita nanti bisa selesai. Karena sudah tak ada masalah lagi. Besok pagi kita bisa pulang. Tapi nanti malam ada undangan pesta di hotel dekat perusahaan. Aku tak bisa menolak karena yang mengundang kita ikut andil membereskan masalah kita disini." Altares

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status