Share

Semangaat... !!!

Hari  sudah mulai sore, mega-mega merah diufuk barat sudah terlihat menampakkan diri. Awan yang tadinya berwarna biru, kini mulai Berubah warna menjadi jingga. Kendaraan dijalan raya  juga sudah mulai terlihat ramai. Hawa dingin mulai menyelimuti jalanan bak suasana pegunungan, sejuk namun terasa begitu menenangkan. 

Aku dan Alice terlihat masih begitu menikmati perjalanan ini. Bercanda ria diatas kendaraan roda dua yang kini kami tumpangi yang tentu nya akan menjadi suatu kenangan yang tidak akan pernah terlupakan dimasa tua nanti. Kendaraan yang lalu lalang menambahkan suasana menjadi semakin ramai bak jalan raya ibu kota. Pedagang kaki lima mulai terlihat sibuk menjajakan jualannya. Mulai dari pedagang gorengan sampai pedagang jajanan yang katanya serba kekinian itu kini mulai ramai kedatangan pelanggan setia mereka. 

Semua orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing namun tidak jarang terlihat sesekali orang-orang yang saling bertegur sapa dijalanan yang semakin menambahkan keindahan didalam sebuah ikatan persaudaraan. 

Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya kami sampai dirumahku. Alice langsung berpamitan pulang karna ia tidak ingin mengganggu kencanku bersama David, katanyaa. Dasar Alice. Aku pun  langsung bergegas masuk, mandi lalu bersiap-siap karna satu jam lagi David akan tiba untuk menjemputku. 

Tidak butuh waktu lama buat ku jika hanya sekedar untuk bersiap-siap, tidak seperti wanita pada umumnya yang akan berlama-lama didepan cermin untuk dandan selama berjam-jam. Aku termasuk orang yang tidak begitu memperhatikan masalah riasan wajah atau penampilan. Dalam hal berpakaian juga aku tidak begitu menyukai sesuatu hal yang terlihat glamor. Menggunaka  Hoody yang disandingkan dengan celana jeans saja bagiku sudah selesai. Atau kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan jeans or rok mini pun jadi. Sesimple itu. Hehe. Yaa karna aku memang sebegitu bodo amatnya dengan penampilan dan yang jelas, aku tidak bisa dandan.

Haha, aneh bukan?. Aku wanita, tapi tidak tau sama sekali caranya menggunakan make up yang baik dan benar, bahkan alat kecantikan yang Aku tau hanya yang dasar saja, seperti bedak dan lipstick,does it.

Aku suka mengenakan pakaian polos. 

Bahkan disaat inipun, aku hanya menggunaka rok mini berwarna coksu dengan atasan kaos putih oblong yang dibalut dengan kemeja panjang diluar dan sepatu kets putih yang biasa aku gunakan sehari-hari dengan rambut yang aku ikat hanya bagian atas nya saja dan membiarkan bagian bawahnya tergerai begitu saja karna mengingat rambutku yang panjangnya hanya sebahu saja. Dan tidak lupa aku menenteng tas kecil yang biasa aku gunakan untuk menaruh hp. 

Lima menit, David sudah terlihat menunggu diruang tamu sebelum lima menit seperti yang ia janjikan. Akupun segera bergegas keluar kamar karna tidak ingin David menunggu lebih lama. Sebenarnya aku sih ogah-ogahan untuk pergi, tapi karna sudah terlanjur janji karna meng-iyakan, jadi mau tidak mau aku harus menepatinya, walau kaki ini terasa berat untuk melangkah. 

Sebelum pergi, tentu kami berpamitan terlebih dahulu supaya tidak ada masalah nantinya. 

"Anak tante tolong dijaga ya David, jan pulang terlalu larut, bahaya,..!!tadi mama nonton berita kalau sekarang begal pada serem-serem". Ucap mama ku menasihati kami berdua. 

" Iyaa tante, Gracenya pasti David jagain kok tante. Tante gak usa khawtir ya. Jawab David meyakinkan. 

"Ya udah kalo gitu mending berangkat sekarang aja ya biar gak kemaleman" Lanjutku. 

"Yaa dah,, hati-hati sayaang.. David, jan lupa Yaa". Ucap mama lagi. 

" Siap tante".

Kamipun berpamitan dan meninggalkan ruang tamu rumahku. Terlihat David berlarian kecil menuju mobil berwarna putih yang kini terparkir dihalaman rumahku lalu membukakan pintu untukku. Biar romantis, katanya. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihat kelakuan David saat itu. Namun disamping rasa bahagia itu, tersimpan rasa bersalah yang begitu dalam dalam diriku. Tanpa aku sadari, mataku mulai terlihat berkaca-kaca. David yang melihat aku yang seperti itu terlihat bingung dan merasa bersalah karna ia berpikir bahwa apa yang ia lakukan itu salah. 

"Kenapaa,, kok nangis?? Aku ada buat salah ya beb?? Kalo iya, aku minta maaf"

"Atau mungkin kamu gak suka aku kayak gini,, grace aku gak bermaksut buat kamu sedih. Niat aku tulus hanya ingin buat kamu bahagia".David terus berusaha meyakinkan ku agar aku bisa tersenyum seperti diawal. Dan aku hanya menggelengkan kepala karna merasa bersalah dan tidak tau harus menjelaskannya seperti apa. 

"Dev, kamu gak salah apa-apa. Aku hanya merasa terharu makanya nangis". Jawabku berusaha meyakinkan David. 

" Beneran??". Selidiknya lagi. 

"Iyaa baweell".

" Makasi Yaa,, atas semuanya ". Ucapku dengan penuh ketulusan.

David pun hanya menganggukan kepalanya sembari menggenggam erat tangan ku lalu menciumnya dengan begitu penuh kasih sayang. David berusaha menghapus air mata yang sudah membasahi kedua pipiku dengan kedua tangannya yang lembut itu. Tanpa berkata sepatah katapun, David terus memandangiku dengan begitu penuh arti. Semakin lama, tubuh dan kepalanya terasa semakin mendekat, David terlihat mulai memejamkan matanya karna mungkin ia bermaksut ingin menciumku.

Awalnya aku hanya terdiam membisu melihat apa yang David akan lakukan terhadapku. Semakin dekat dan semakin dekat, tinggal beberapa Centi, terasa hembusan nafas David mengenai wajahku, Dadaku berdegup begitu sangat kencang sampai rasanya sulit bagiku untuk bernafas. Ketika bibir David baru terasa menyentuh bibirku, entah kenapa tubuhku reflect langsung memeluknya dengan sangat erat. Dan adegan kissing yang diharapkan pun buyar. 

David kembali membalas pelukanku dengan begitu lembut sambil mengelus-elus Punggung ku agar aku merasa lebih santai lalu berbisik dengan lirih ditelingaku

"Maaf". Suaranya hampir tidak terdengar ditelingaku. Namun aku hanya menganggukkan kepalaku. 

Akupun melepaskan pelukannya lalu melepaskan senyum manis untuknya dengan harapan suasanan canggung ini cepat berlalu. Akupun menunjuk kearah mobil sembari memberikan isyarat untuk kita segera pergi. David pun kembali membukakan pintu untuk ku seraya berkata

" Silakan tuan putriii". Dan tersenyum begitu manis. 

Aku hanya bisa membalas senyumannya dengan cara kembali memberikan senyuman untuknya lalu David mulai menyalakan mesin meninggalkan halaman rumahku. 

Selama diperjalanan, tidak banyak yang kami bicarakan. Hanya seputar dimana aku akan melanjutkan study ku nanti dan hal-hal kecil mengenai cerita masa sekolah yang kami telah lalui bersama. David hanya meng-iyakan seperti biasa dan sesekali kami tertawa bersama. 

"Jadi kamu udah mutusin mau kuliah dimana?? ". Tanya David 

" Iya Dev, rencana aku mau kuliah di kampus.. xxxxx.. Do'ain Yaa moga lulus".pintaku tulus. 

"Aamiin Baby,, lagian aku yakin kok kalo kamu pasti keterima disana, karna kan pacar aku ini pinter". Godanya seraya mengacak-ngacak rambutku sambil tersenyum. 

" Iiii Daviiddd,,, tuu kaann kusuutt rambutnya jadinya". Dengan nada manja dan terdengar sedikit ngambek seperti biasa. Namun David tidak menghiraukannya sama sekali malah yang ada ia semakin menghodaku. 

"Beb,, kamu kok cantik banget ya malam ini,, makin Cute aja". Goda nya. Namun aku hanya membalas dengan memanyunkan bibir ku kearahnya. 

" Tuuuhh kaann makin cutee,, Beebb,, jan digituin bibirnya,, gak kuat aku liat kamu kek gitu". Seperti anak kecil yang mengepak-ngepakkan kaki saat minta dibeliin permen. 

"Beb". Tiba-tiba suasanan mulai hening seketika, hawa mulai terasa begitu dingin. 

" Beb, kalau nanti kita udah mulai aktif di kampus masing-masing,, aku harap, kamu gak bakalan ninggalin aku, ya". Ucap David lirih. 

"Aku sayang sama kamu, aku belum siap kalo harus liat kamu sama orang lain".Lanjutnya dengan begitu tulus.

Degg.... 

Apalagi inii???? 

Namun aku hanya bisa terdiam kaku tanpa suara disamping nya. Bayangan Gabby mulai muncul dalam ingatanku. Walaupun aku tau Gabby tidak akan pernah bisa menerimaku namun aku selalu berharap kalau suatu saat nanti ia akan menoleh kearah ku. Walaupun sebenarnya dalam hati kecilku terselip rasa takut akan hal itu, takut kalau sendainya suatu saat nanti Gabby tahu kalau aku menyukai nya, aku takut ia akan menghinaku didepan semua orang dan menjauhiku karna aku adalah seorang lesbian. Sampai sejauh ini, aku tau kalau Gabby orang yang sulit bergaul dengan orang lain, apalagi dengan sosok lesbian seperti diriku. Aku terlalu takut untuk menghadapi semua kenyataan pahit ini. 

Bagaimana ini?? Apakah aku harus menyerah untuk cintaku? 

Aku terlalu takut untuk maju, namun aku juga lebih takut tidak bisa bersamanya apalagi kehilangan dia untuk yang kedua kalinya. Aku dilema. 

Tapi baiklah, aku telah memutuskan kalau aku akan berjuang demi cintaku. Aku tidak ingin tersiksa lebih jauh, aku akan mencoba nya. Kalaupun Gabby menolak Ku nanti, itu urusan belakang. Yang terpenting saat ini adalah aku harus tetap berjuang. 

"Semaangaatttt Grace,,,!! I know you can do it".. Ucapku dalam hati. Namun aku tersadar ketika aku menatap David yang kini berada disampingku. 

Ahhhh aku lupa, kalo aku masih bersamanya. Tapi ya sudah lah,, terobos aja dulu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status