Share

Permintaan Maaf

Saka dan Aleana makan dalam diam. Aleana sama sekali tidak berniat untuk membuka pembicaraan dengan Saka. Aleana sudah berdamai dengan masa lalunya tapi untuk berusaha seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara mereka dimasa lalu masih terasa sulit. 

Saka menyadari keenganan Aleana berbicara padanya. Berdua bersama Aleana dalam hening seperti ini membuat Saka tidak nyaman karena dulu mereka selalu bercerita tentang apapun dan bahkan tertawa bersama tanpa beban dan itu terjadi sebelum Aleana mengetahui semua perbuatannya.

"Aku minta maaf," ucap Saka memecah keheningan.

Aleana yang sedang makan tiba-tiba membeku. Gerakannya menyendok nasi dipiringnya terhenti. Aleana membeku diam.

"Aku salah menjadikan kamu taruhan bersama teman-temanku. Saat itu aku tersulut egoku untuk membuktikan perkataan mereka sehingga aku-"

"Aku sudah memaafkan kamu," ucap Aleana cepat.

Saka yang tadinya berbicara sambil menunduk tiba-tiba mengangkat wajahnya mendengar ucapan Aleana. Saka terkejut dan menatap Aleana yang berada dihadapannya yang masih menunduk sambil mengenggam erat sendok garpu dengan kedua tangannya.

"Lean-"

"Dan aku harap dengan aku memaafkan kamu, kamu bisa bersikap profesional saat kita bekerja dan jangan menyangkutkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Aku harap ini terakhir kalinya kita membahas mengenai masa lalu."

Saka merasakan sebuah beban terangkat dari pundaknya membuatnya merasa ringan. Saka tersenyum lembut menatap Aleana yang masih menunduk. "Baiklah tapi diluar jam kerja bisa kah kita kembali seperti dulu?"

Aleana tersenyum sinis dan mengangkat wajahnya. "Mungkin kamu pernah mendengar kalimat 'forgiven but not forgotten'." ucap Aleana dengan nada datar.

"Aku memang pernah melakukan kesalahan tapi sudah jutaaan kali aku meminta maaf padamu. Tidak adakah maaf untukku?"

"Aku pernah menjadi gadis bodoh yang terjebak pada sikap baikmu tapi semua sudah berubah. Aku bukan lagi gadis bodoh itu. Carilah wanita lain yang bisa kamu permainkan tapi itu bukan aku,"

Saka menatap nanar wanita dihadapannya. Saka tidak menyangka luka yang ia torehkan pada Aleana begitu dalam hingga Aleana berfikir seperti itu. Saka tau dari dulu Aleana memang suka bersikap ketus tapi Saka tidak menyangka bahwa Aleana tega mengucapkan kalimat seketus itu padanya.

Disisi lain Aleana berusaha mati-matian menahan air matanya karena Saka tidak tau bahwa kesalahannya bukan hanya menjadikan Aleana menjadi bahan taruhan antara dirinya dan teman-temannya. Kesalahan Saka bahkan lebih besar dari itu dan Aleana tidak sanggup melupakannya karena begitu terasa menyakitkan.

"Aku harap ini pembicaraan kita yang terakhir tentang masa lalu. Setelah ini mari bersikap profesional seperti seorang atasan dan karyawan," ucap Aleana penuh penekanan.

Saka menghela nafas panjang. Ia mengenal Aleana dengan baik. Aleana sudah memutuskan sesuatu dan pria itu tidak akan berhasil merubahnya dalam waktu dekat maka dari itu pria itu memilih mengalah. Masih ada waktu untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka. Saka sendiri tidak keberatan jika itu harus memakan waktu.

Sementara Aleana berfikir kalau rasa sayang Saka dulu pada Aleana hanyalah sebuah tipuan karena taruhan antara Saka dan teman-temannya. Awalnya memang iya tapi semakin lama Saka mengenal Aleana, Saka pun perlahan menyukai Aleana dan ketika Aleana meninggalkan dirinya Saka sadar Saka sudah jatuh dalam pesona Aleana. Saka mencintai gadis yang ia jadikan bahan taruhan dengan teman-temannya itu.

Saka dan Aleana akhirnya menyelesaikan makan malam mereka dalam diam dan selesai makan malam, keduanya kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

Saka dan Aleana kembali bekerja seperti biasa sesuai jam kerja mereka biasanya di kamar Saka yang memang menjadi tempat berkumpulnya Saka, Aleana dan Kevin. Keduanya kini sedang membaca dokumen yang berada di laptop mereka masing-masing ketika Bel kamar Saka berbunyi dan Aleana bergegas menuju pintu dan membukanya. Aleana tersenyum sopan ketika mendapati Kevin berdiri di depan pintu bersama Raka dibelakangnya.

"Silahkan masuk,"

Raka masuk terlebih dahulu dan langsung menuju ruang kerja yang terbuka. Aleana langsung menutup pintu setelah Kevin masuk kedalam Suite Saka.

"Kita tunggu disini dulu. Pak Raka tadi berpesan ingin berbicara berdua dengan Pak Saka," ucap Kevin pada Aleana.

Aleana hanya mengangguk dan menuju sofa yang tidak jauh dari pintu masuk. Aleana duduk diikuti dengan Kevin yang duduk disebrang Aleana. Kevin menghela nafas panjang membuat Aleana penasaran.

"Apa masalah yang terjadi berat Kak?"

"Cukup berat. Calon investor kita salah paham akibat wanita yang terobsesi dengan Pak Raka. Wanita itu berusaha membuat Pak Raka dalam posisi sulit,"

Aleana terkejut.

"Kamu harus membantu Pak Saka ya Alea. Pak Saka mempunyai tugas berat meyakinkan investor itu agar tetap menanamkan modal di perusahaan sementara Pak Raka akan mengurus wanita itu. Aku akan banyak membantu Pak Raka jadi kamu harus fokus dengan Pak Saka. Disini fungsi kita sebagai sekertaris dan personal assistant dibutuhkan dan diuji," ucap Kevin dengan nada serius.

Aleana mengangguk. Aleana tidak menyangka pekerjaannya bisa serumit ini. Orang kaya memang bisa melakukan apapun dengan uang. Uang memang selalu bisa menjadi alasan untuk orang melakukan sesuatu termasuk memenuhi keinginan mereka. Aleana tau betul itu karena Aleana pernah merasakannya. Seseorang menawarkan sejumlah uang yang cukup banyak agar Aleana menjauhi anak kesayangannya.

Lagi-lagi ingatan yang menyakitkan itu muncul tanpa diminta. Aleana menunduk dan tersenyum sinis. Orang kaya dan uang yang mereka miliki. Mereka hanya bisa berbuat semaunya.

Tiba-tiba Saka keluar dan memanggil Kevin dan Aleana yang berada diluar. Kevin dan Aleana pun masuk ke dalam ruang kerja Suite Saka dan mendapati Raka sedang duduk dikursi yang tadinya Saka duduki.

"Kevin, beri jawaban atas ajakan Tania. Atur pertemuanku dengan Tania. Aku tidak bisa diam lagi," ucap Raka dengan nada serius.

"Tapi Pak-"

"Kali ini kamu ikut denganku. Kamu yang akan membantuku untuk segera pergi nantinya setelah berbicara dengan Tania,"

Kevin menghela nafas pendek. "Baik Pak,"

"Dan Aleana, kamu hari ini temani Saka bertemu dengan calon investor kita. Saka harus bisa meyakinkan calon investor kita ini atau kita akan kehilangan suntikan dana yang seharusnya dapat membantu Diratama," lanjut Raka dengan nada serius.           

Aleana mengangguk mendengar arahan Raka dan tidak sengaja melihat Saka yang kini tengah memijit pangkal hidungnya. Di mata Aleana kini Saka terlihat kelelahan dan kebingungan. Tiba-tiba ada perasaan kasihan menyelusup ke dalam hati Aleana melihat Saka saat ini namun perasaan itu hanyalah sesaat. Perasaan kasihan Aleana menguap saat sebuah teriakan muncul dalam benak Aleana.

'Sadarlah Alea!' 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status