Share

Bab 141: Enough

Penulis: Ayusqie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-03 23:54:06

**

Ceklek..!

Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya Kelvin pun menembak lagi.

Ceklekk..!!

Kelvin menembak lagi hingga berkali-kali!

Ceklekk-ceklekk!!

Namun yang keluar dari moncong pistol hanyalah api! Tetap api! Tidak berubah!

Ketika ia melihat sekilas pada Gending, sang ajudan itu masih bersikap seolah-olah sedang pasrah menerima kematiannya.

“Kurang ajar..!” Umpat Kelvin murka.  

Tadi ia sudah menyebut Gending bodoh karena meninggalkan pistolnya sendiri di atas meja. Maka sekarang, siapa yang bodoh?

Oh, betapa memalukan!

Ia ternyata ditipu, dikibuli, diperdaya, dan dipemainkan dengan sebuah pistol palsu oleh Gending. 

“Fuuuxckkk..!” Kelvin pun mengumpat sejadi-jadinya.

Ia langsung melemparkan pistol palsu di tangannnya ke arah Gending. Serangan mendadak itu ditanggapi enteng saja oleh sang ajudan yang memiringkan kepalanya sedikit.

Pistol pa

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 142: Kita Selesai

    **“Diam kamuuuu..!!!” Maki Kelvin spontan. Lalu dengan spontan pula ia menyerang Gending lagi.Pertarungan yang sempat terjeda pun berlanjut kembali. Kali ini Gending tidak mau berlama-lama.Ia ingin segera mengakhiri pertarungan yang tentu saja semakin jauh akan semakin beresiko, baik bagi dirinya maupun bagi Kelvin.Akan tetapi, dalam waktu bersamaan Gending juga bingung pada banyaknya pilihan di dalam kepalanya.Ia punya banyak perbendaharaan serangan maut dari padepokan Giri Lodaya, yang jika ia pergunakan itu terhadap Kelvin akan berakibat sangat fatal.Kaki atau tangan Kelvin patah, itu adalah minimal. Dalam menghadapi serangan Kelvin yang tetap gencar itu Gending terus memutar otak.Hiyaatt..!Plakk..! Bug..! Bugg..!!Pertarungan kembali intens pada jarak rapat. Kali ini Gending tidak mau gegabah, tidak mau kepalanya ditangkap dan dihantami lutut lagi. Sudah cukup pelipisnya memar, pikirnya.

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 141: Enough

    **Ceklek..!Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya Kelvin pun menembak lagi.Ceklekk..!!Kelvin menembak lagi hingga berkali-kali!Ceklekk-ceklekk!!Namun yang keluar dari moncong pistol hanyalah api! Tetap api! Tidak berubah!Ketika ia melihat sekilas pada Gending, sang ajudan itu masih bersikap seolah-olah sedang pasrah menerima kematiannya.“Kurang ajar..!” Umpat Kelvin murka. Tadi ia sudah menyebut Gending bodoh karena meninggalkan pistolnya sendiri di atas meja. Maka sekarang, siapa yang bodoh?Oh, betapa memalukan!Ia ternyata ditipu, dikibuli, diperdaya, dan dipemainkan dengan sebuah pistol palsu oleh Gending.“Fuuuxckkk..!” Kelvin pun mengumpat sejadi-jadinya.Ia langsung melemparkan pistol palsu di tangannnya ke arah Gending. Serangan mendadak itu ditanggapi enteng saja oleh sang ajudan yang memiringkan kepalanya sedikit.Pistol pa

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 140: Permintaan Terakhir

    **Gending meninggalkan pistolnya di meja!Apakah ia sengaja??Atau memang ia terlupa??Kelvin yang menyadari hal itu merasa mendapat kesempatan emas. Cepat ia meraih pistol Gending yang tertinggal.Lalu dengan tergesa-gesa ia menyusul Gending yang sudah hampir membuka pintu apartemennya.“You are stupid, bro! Kamu bodoh, bro!” Umpatnya pada Gending.Sang ajudan itu membatalkan tangannya yang mau membuka pintu. Ia membalikkan badan dan segera terkejut.“You are fool, man..!! You know?? Sungguh kamu tolol sekali!” Tanpa ragu Kelvin mengangkat pistol di tangannya ke arah Gending!Tentu saja hal itu membuat Gending tercekat. Sungguh ia tidak menyangka Kelvin akan balik menodongnya menggunakan senjatanya sendiri.Dalam waktu yang bersamaan, sebuah prahara pun terjadi di dalam hati Gending. Ia merasa sedih, karena ternyata Kelvin bukanlah lelaki gentleman sejati.Ia juga merasa dile

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 139: Pembicaraan Laki-laki

    **“Silahkan..,” kata Gending tenang.Kelvin sontak terperanjat. Ia menaikkan dagunya sedikit, sementara matanya menyipit, menatap Gending dengan pandangan yang begitu nanar. Sementara dadanya sendiri berdebar begitu keras.Nyalinya sebagai laki-laki kaukasoid telah ditelanjangi malam ini, oleh lelaki rendahan berpangkat ajudan bernama Gending.“Apakah aku ambil saja pistol itu?” Tanya Kelvin dalam hatinya yang gelisah.“Dan aku tembak si ajudan banyak bacot ini??”“Tapi, bagaimana aku membereskan mayatnya setelah itu??”“Aku bungkus dan aku buang ke teluk Jakarta sana??”“Atau aku membayar orang untuk menghanyutkannya di kali Ciliwung??”Gending memundurkan tubuhnya ke belakang, menyandarkan punggungnya pada sofa, lalu dengan santai mengangkat sebelah kaki dan menumpangkannya pada kaki yang lain. &ld

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 138: Manusia Macam Apa

    **Tok, tok!Setelah mengetuk pintu Gending memindahkan posisi pistolnya, dari belakang pinggang ke bagian depan, lalu menutupinya lagi dengan ujung kemeja yang ia kenakan.Beberapa saat Gending menunggu, ternyata tidak ada respon.Tok, tok, tok!Gending mengetuk pintu apartemen Kelvin lagi. Setelah itu ia bergeser sedikit ke kiri, supaya nanti jika Kelvin mengintip lewat lubang intai yang ada di pintu, sosok dirinya tidak kelihatan dari dalam.Beberapa detik menunggu, Gending mulai gelisah. Ia mengangkat tangan kiri dan melihat jam tangan digitalnya.Sudah jam sebelas malam. Mudah-mudahan Kelvin belum tidur, batin sang ajudan ini.Tok, tok, tokk..!!Gending mengulang ketukannya di pintu. Kali ini lebih keras. Selang tak berapa lama kemudian, dari balik pintu ini Gending mendengar suara langkah yang mendekat.Iya, tak salah lagi, suara langkah kaki yang mengenakan sandal rumah. Pintu apartemen pun terbuka, disusul

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 137: Apartemen Nomor A15

    **Gending melambaikan tangan pada sebuah taksi berwarna biru pesanannya tadi, yang tak lama kemudian berhenti tepat di depan rumah Acropolis. Ia membuka pintu belakang dan bergegas masuk.“Selamat malam, Pak. Mau saya antar ke mana?” Bertanya sang sopir dengan sopan.“Ke jalan Daan Mogot ya Pak.” Jawab Gending, menghempaskan punggungnya di jok belakang.“Siap.”Taksi pun kembali melaju, keluar dari komplek Acropolis Residence, dan seterusnya meninggalkan kawasan Pantai Indah Kapuk.Di jok belakang Gending duduk dengan gelisah.Ia tampak tidak tenang, dan semua kekisruhan hatinya itu tampak memancar dari bola matanya, yang sesekali memantulkan lampu mobil yang datang dari arah berlawanan. Kegelapan malam menyelimuti kota dari seluruh penjuru mata anginnya. Meski begitu metropolisnya Jakarta berusaha menentang kegelapan, lewat lampu-lampu kota dan lampu jalan yang dilihat dari sudut pan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status