Share

Jangan Pergi, Istriku
Jangan Pergi, Istriku
Author: Hemalin's

AYO KITA BERCERAI

Author: Hemalin's
last update Last Updated: 2024-01-29 17:32:57

Di sebuah ruangan, Ella terbangun, setelah hampir 10 jam tidak sadarkan diri, akibat kecelakaan yang di alaminya semalam.

Sinar matahari pagi menghangatkan ruangan dan membuat matanya menyipit karena kilauan sang mentari.

"Nyonya sudah bangun?"

Ella membuka mata dan melihat seorang perawat sedang membereskan beberapa peralatan medis dan Ella merasakan sekujur tubuhnya sangat sakit.

"Di.... di mana saya dan apa yang terjadi?" Ella mencoba menggerakkan tangannya, ouh sakit, Ella berusaha untuk bangkit. Dengan sigap perawat itu menahan tubuhnya agar tetap berada di tempat tidur.

"Tenang. Nyonya. Tenanglah dulu. Luka anda belum pulih." kata perawat.

"Apa yang terjadi?" tanya Ella kembali menahan rasa sakit di tangannya.

"Semalam nyonya mengalami kecelakaan. Dan seseorang membawa nyonya kemari." jawab perawat itu.

Ella yang masih tampak lemah, berusaha mengingat kejadian semalam.

Di mana saat dia dan Dion, suaminya sedang bertengkar hebat karena Dion menuduh Ella telah berselingkuh.

Bahkan Dion mencurigai, Chintya bayi mereka yang baru berumur 2 bulan ini, bukan putrinya.

"Kenapa kau mengkhianati aku?!" tanya Dion pada saat itu dengan dingin menahan amarah.

"Tolonglah percaya padaku, aku mohon. Aku tidak pernah berselingkuh," jawab Ella setengah menangis.

Tetapi Dion dengan segala bukti-bukti yang di dapatnya, tidak mempercayai penjelasan Ella. Ini membuat Ella sangat putus asa.

"Kau adalah pembohong yang sangat kejam! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" kata Dion geram.

Dan tiba-tiba dari arah yang berlawanan, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi, menghantam mobil mereka yang sedang terparkir di pinggir jalan, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka duduk.

Ella yang berada tidak terlalu jauh dengan mobil tersebut, tidak ayal kena imbas juga. Sesuatu yang keras menghantam tubuh Ella, membuat Ella tak sadarkan diri.

"Cintya!" Ella seperti teringat sesuatu.

Ya Allah. Cintya, bayinya yang baru berumur 2 bulan yang sedang tertidur, berada di dalam mobil saat kejadian itu.

Ella menjadi panik dan memanggil anaknya. Di lihat sekelilingnya, tapi bayi itu tidak ada.

"Tenanglah, nyonya. Anda belum sepenuhnya pulih." perawat tersebut berusaha menenangkan Ella.

"Di mana anakku?! Cepat katakan, dimana anakku?!" Ella tampak panik dan menjadi histeris.

Perawat tersebut, dengan cepat menekan tombol bel yang berada di dekatnya. Tak lama kemudian, dua orang perawat pria datang dan langsung memegang tangan Ella yang memberontak.

"Lepaskan!! Aku ingin anakku. Dimana anakku?!" Ella semakin histeris, karena perasaan keibuannya merasakan sesuatu telah terjadi pada bayinya.

Perawat wanita yang sejak tadi sudah berada di ruang itu, dengan segera menyuntik lengan Ella.

Ellla yang awalnya memberontak, kini menjadi lemah., air matanya tiada berhenti mengalir di pipinya.

"Anakku." Ella kembali menumpahkan tangisannya. Perawat tersebut, perlahan mendekati Ella.

Ada rasa iba di hati perawat ini melihat keadaan wanita cantik ini, yang sejak pertama datang ke sini hanya sendirian, tanpa ada sanak keluarga yang menemaninya.

Bahkan sampai saat ini, sang suami pun belum tampak kehadirannya.

"Suster dimana anak saya?" Ella kembali bertanya dalam tangisnya.

"Nyonya maafkan saya, semalam cuma nyonya sendiri yang di bawa kesini. Dan menurut informasi yang saya dengar, jenazah anak nyonya sudah di kebumikan di tempat kejadian." sahut perawat itu.

"Ya Allah." tangisan Ella semakin keras. Dia merasakan dunianya runtuh saat ini.

Ella merasa frustasi. Dia pun segera mengambil ponsel untuk menghubungi Dion. Namun, Dion tidak mengangkatnya.

Ella mengulangi lagi panggilan itu, hingga berkali-kali, dan akhirnya terdengar suara dari seberang.

"Ada apa?! Selain urusan perceraian kita, aku tidak akan menemuimu,"

Walau pun hati Ella merasa sangat sedih dengan perkataan Dion, seperti biasa dia tetap sabar dan bertahan.

"Dion benarkah....bayi kita....?" suara Ella terdengar sumbang menahan tangis.

"Anakmu sudah di kebumikan," suara Dion terasa dingin dan kejam.

"Anak kita, Dion!?" tangis Ella kembali pecah. hatinya benar-benar hancur mendengar bayinya sudah tiada.

Padahal baru kemarin dia masih memeluk bayinya. Aroma dan tangisannya masih ada dalam Ingatan Ella.

Dan sekarang, di tambah lagi sikap tidak berperasaan dari Dion, membuat hati Ella semakin hancur.

Ella tidak mengerti mengapa Dion tiba-tiba berubah dan lebih mempercayai orang lain dari pada istrinya sendiri.

Padahal dulu Dion sangat sayang dan cinta pada Ella. Ella pun merasakan kehangatan cinta Dion pada dirinya.

Jangankan saat Ella sakit parah, tergores pisau saja Dion paling panik.

Ach, Ella mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Dion, coba lihat gaun pengantin ini, sangat cocok untuk pernikahan kita nanti," suara seseorang sangat jelas, memberitahukan dengan siapa Dion saat ini.

Jantung Ella seakan berhenti berdetak, mulutnya ternganga.

"Vivian?," desis Ella perlahan.

Beberapa detik Ella seperti tersadar dari mimpinya, tangannya bergetar hebat membuat ponsel di tangannya hampir terlepas

Vivian adalah cinta pertama sekaligus tunangan Dion di masa lalu. Tetapi saat itu Vivian lebih memilih pergi mengejar karirnya di Australia dari pada melanjutkan pertunangan mereka.

Dion yang sedang patah hati bertemu dengan Ella. Kemudian mereka menikah setelah beberapa bulan saling mengenal satu dengan lainnya.

Ella yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Dion, merasa sangat bahagia karena merasa di cintai oleh pangeran menawan.

Tapi sekarang, Ella menemukan fakta yang sangat mengejutkannya.

"Jadi Vivian sudah kembali, dan kini mereka sedang berencana akan memulai kehidupan baru," lirih Ella yang tiba-tiba merasakan tubuhnya seperti sudah tidak bertulang lagi.

Kemudian, Ella teringat dengan tuduhan Dion terhadap dirinya.

Jadi semua ini hanya alasan Dion saja၊, supaya bisa berpisah darinya.

Ella memejamkan mata, ya Allah sesakit ini.

Mengapa dia tidak menyadari bahwa Dion ternyata tidak pernah mencintainya.

Ella merasakan dunianya sudah runtuh, dan kini dia tidak punya kekuatan untuk bangkit kembali.

Apa lagi dari seberang telpon, Ella masih mendengar percakapan mesra antara Dion dan Vivian.

Dan sepertinya, Dion sengaja memperdengarkan percakapan itu pada Ella.

Seakan-akan, kehadiran Ella selama ini tidak berarti di dalam hidup Dion.

Suara manja Vivian, suara mesra Dion, dan tawa mereka berdua, telah menggores luka yang sangat dalam di hati Ella.

Sekarang Ella mengerti, mengapa Dion begitu menginginkan mereka berpisah.

Karena Dion dan Vivian sangat jelas menginginkan satu sama lainnya. Apa gunanya mempertahankan pernikahan ini.

"Dion, ayo kita bercerai." kata Ella dengan bibir bergetar.

Dion tersentak, setelah terdiam sejenak, terdengar tawa sinis Dion, "Ella, trik apa lagi yang kau mainkan." ujar Dion dingin.

Ella merasa tidak ada gunanya lagi untuk berbicara, dengan tenang dia berkata, "Besok aku menunggumu di rumah,"

Setelah menutup ponselnya, Ella meringkukkan badannya di sudut tempat tidur, di pejamkan mata, meredakan rasa nyeri di hatinya.

Tubuhnya membeku, bibirnya terlihat pucat dan bergetar. Tidak ada air mata, tidak ada keluhan dari bibirnya.

"Semua sudah berakhir," Ella menangis tanpa suara, tanpa air mata. Dia sendirian di sudut kamar.

Dion yang masih terpaku di seberang sana, menatap ponselnya dengan gusar. Baru kali ini Ella mematikan ponselnya terlebih dahulu.

"Dion, kau kenapa?." Vivian heran melihat sikap Dion berubah. Padahal tadi, beberapa menit yang lalu, Dion begitu hangat mesra padanya.

Tapi sekarang.....

"Tidak apa-apa. Ayo kita pulang," kata Dion dingin, sambil berjalan keluar dari butik tersebut tanpa menoleh pada Vivian yang menatapnya aneh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hemalin's
Jangan lupa tekan love dan tinggalkan jejak komentar kalian, terima kasih
goodnovel comment avatar
Hemalin's
Halo semuanya.... Selamat datang di "Jangan Pergi, Istriku", Ini adalah kisah tentang sepasang suami istri, karena cemburu hampir saja menhancurkan rumah tangganya sendiri
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN PERGI, ISTRIKU

    Tuan Dalton segera mendapat kabar tentang Alexander, dan perihal tentang ancaman hilangnya hak asuh Jelita pada Ella dan Dion.Dan tuan Dalton segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Tuan Smith, aku butuh bantuanmu," suara tuan Dalton terdengar tegas."Tuan Dalton apa yang kau butuhkan, Saya siap melaksanakannya,"Setelah beberapa menit kemudian......"Sudah selesai semuanya, tuan Dalton, dan Hakim Jason akan melaksanakan seperti yang tuan inginkan,"Tuan Dalton tersenyum cerah, dan segera ke Villa Greend tempat Ella tinggal bersama Jelita dan Chintya.Tidak sabar rasanya melihat keceriaan di wajah cucu kesayangannya ini, yang dari kemarin murung saja.Di Villa Greend, tuan Dalton hanya menjumpai Jelita dan Chintya yang sedang bermain bersama pengasuh mereka masing-masing."Nona Ella, sedang berada di taman tuan." kata salah seorang pengasuh pada tuan Dalton dengan hormat.Setelah menyapa Jelita dan Chintya sejenak, tuan Dalton segera ke taman tempat Ella mengurung diri.

  • Jangan Pergi, Istriku   AKEXANDER

    Hari ini adalah sidang perdana, Alexander. Ella dan Dion yang sebagai saksi sudah berada di sana.Erick, nyonya Maribet dan bi Asih juga hadir.Alexander tampak lesu dan tidak bersemangat. Suaranya sangat lemah saat menjawab pertanyaan dari hakim.“Saya sangat menyayangi anak saya Jelita. Setelah kematian istri saya, Jelita adalah hidup saya.” Alexander terdiam sejenak sambil menunduk. “Dan saya sangat terpukul mendengar bahwa Jelita bukan putri kandung saya. Tetapi saya pun menyayangi anak saya Chintya. Karena itu, saya nekat ingin membawa mereka berdua pergi karena saya tidak ingin mereka hidup menderita,” tutur Alexander lagi.“Berarti saudara meragukan orang tua kandung Jelita,” tanya hakim.“Benar, pak. Karena saya melihat hubungan yang tidak harmonis antara ibu Ella dan suaminya, Dion. Bahkan saya pernah melihat pak Dion berselingkuh di waktu putri saya Chintya masih di rawat di rumah sakit.” Pengunjung semua bersorak mendengar ini. Ella dan Dion membelalakkan matanya mendenga

  • Jangan Pergi, Istriku   PENYESALAN DION

    Berita penangkapan Alexander dengan cepat menyebar. Karena tuduhan percobaan penculikkan terhadap Jelita, telah menyebabkan pria menawan ini terpaksa berurusan dengan kepolisian."Aku tidak mungkin menculik putriku sendiri." teriak Alexander marah di dalam sebuah sel yang akan menjadi tempat tinggal pria ini untuk beberapa waktu."Aku menyayangi mereka, aku ingin membawa mereka ke tempat yang lebih aman." kata Alexander lagi.Tetapi apa pun alasan itu, Alexander tetap di nyatakan bersalah dan penjagaan terhadap dirinya pun di lakukan dengan sangat ketat."Sial," rutuknya dalam hati. Biasanya segala urusan dengan mudah dapat di selesaikan.Tetapi kali ini, perkiraannya melesat. Sang pengacara handalannya pun telah gagal membebas dirinya.Bahkan Alexander di larang menerima tamu, sampai keputusan hakim memberikan hukuman yang pantas atas dirinya.Alexander hanya di perbolehkan bertemu dengan pengacaranya saja, yaitu Chao, itu pun harus di bawah pengawasan yang ketat."Semua ini di bawah

  • Jangan Pergi, Istriku   JANGAN AMBIL ANAKKU

    Ella menunggu hampir satu jam lamanya, tetapi Jelita dan pengasuhnya, belum muncul juga.Bu Asih dan nyonya Maribet yang sudah datang dari pagi, ikut juga menunggu kedatangan Jelita."Sabar ya nak, mungkin mereka sebentar lagi datang," bu Asih menenangkan Ella yang nampak gelisah. Ella hanya menarik napas menepis gundah di hatinya.Hari ini Chintya sudah di izinkan pulang karena kondisinya sudah membaik.Dan sesuai kesepakatan, Chintya akan kembali pada orang tua kandungnya yaitu tuan Alexander, serta Jelita akan bersama orang tua kandungnya yaitu Ella dan Dion.Tetapi sudah hampir satu jam, tidak ada tanda-tanda Jelita akan datang. Sementara Chintya sudah berada dalam pelukan Alexander dan pasukannya yang sudah siap untuk meninggalkan tempat ini.Ella bermaksud mendekati Chintya, begitu melihat gelagat keluarga ini hendak meninggalkan rumah sakit Healthy Hospital.Tetapi seseorang segera menghadang Ella, melarang Ella untuk mendekati Chintya."Hei!!, apa maksudnya ini. Mengapa kalian

  • Jangan Pergi, Istriku   LUKA LAMA TERKOYAK KEMBALI

    Terlambat, Ella yang sudah berada di kantornya sedang menyaksikan adegan itu dari ponselnya, dengan hati yang sangat perih. Luka lama di hatinya terkoyak kembali.Ditutupnya ponsel itu dengan memejamkan mata, "Tuhan, mengapa hati ini masih sangat sakit. Seharusnya aku sudah ikhlas," Air mata kembali menetes.Beberapa saat kemudian, Ella menghapuskan air matanya dan bergegas keluar dari ruangan kantor.Dan di depan pintu ruangan, Ella berpesan pada Merry sekretarisnya bahwa dia akan pulang dan semua kegiatan hari ini di undurkan sampai besok."Baik, bu." sahut Merry sang sekretaris.Ella melangkah dengan anggun, walau hatinya saat ini tidak sedang baik saja, tetapi dia berusaha menyembuhkan luka hatinya sendiri.Seharusnya aku tidak melihat foto itu, guman Ella dalam hati.Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya, mengangguk penuh hormat. Ella membalas dengan senyum yang ramah.Di tempat parkir, Ella melihat pak Thomas sopir pribadinya sudah siap di sisi mobil, dengan penuh hormat m

  • Jangan Pergi, Istriku   MENJAUHLAH DARI KEHIDUPAN KAMI

    Dion yang sudah berhasil menarik Vivian menjauh dari ruangan Chintya, segera melepaskan tangan Vivian dengan kasar. Vivian meringis kesakitan karena genggaman Dion pada tangannya terlalu kencang. Tetapi Dion tidak peduli, hatinya kali ini benar-benar kesal."Vivian dengarlah!, Menjauhlah dari kehidupan kami. Jangan pernah datang kesini lagi!," kata Dion dengan wajah serius, sambil menatap Vivian dengan tajam. "Tapi aku hanya ingin membantu....," jawab Vivian terbata-bata merasa ngeri melihat mata Dion yang tampak merah."Aku tidak butuh bantuanmu, apa kau mengerti?!. Kehadiran mu membuat hubunganku dengan Istriku semakin memburuk," Dion terlihat sangat gusar dengan kelakuan Vivian., dan dia sengaja menekan kata "istriku" pada kalimatnya."Bukankah kalian akan bercerai?," tanya Vivian."Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan istriku, kau paham?!," tegas Dion lagi, "Jadi menjauh lah dari kehidupan kami.""Tidak akan!!" jawab Vivian keras kepala. "Kau milikku, sampai kapanpu

  • Jangan Pergi, Istriku   CHINTYA DAN JELITA

    Operasi Chintya berjalan lancar, walau sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya.Tuan Alexander dengan pakaian medis menutupi hampir seluruh tubuhnya, tampak menggenggam tangan Chintya dengan lembut.Seakan memberi kekuatan pada putri kecilnya, lewat tangannya."Kau hebat, nak. Papa bangga pada mu. Kau gadis pemberani," suara Alexander terdengar lembut.Kemudian dia melirik Ella di seberang tempat tidur yang sedang menatap mereka, seakan memberitahu betapa dia pun menginginkan berada di dekat Chintya.Seakan mengerti yang di inginkan Ella, perlahan Alexander bangkit dari tempat duduknya, dan Ella segera mendekati bayi Chintya."Hai gadis pemberani, terima kasih sayang telah menjadi gadis kuat, ibu sayang kamu, nak" bisik Ella sambil membelai tangan mungil itu.Jemari itu bergerak seakan memberitahu bahwa dia pun sangat menyayangi Ella."Kau mendengar ibu, nak." Air mata haru Ella, menetas lewat sudut matanya. Di ciumnya lembut tangan mungil itu.Alexander yang melihat ini menjadi

  • Jangan Pergi, Istriku   PERTEMUAN YANG MENGHARUKAN

    Pagi ini, Ella baru saja terbangun dari tidurnya, setelah dua hari berada di rumah sakit, kini badannya terasa segar kembali. Padahal tadi malam, Ella merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat wajah Ella yang sangat pucat, bu Asih menyarankan agar Ella segera pulang ke rumah, untuk beristirahat. Awalnya Ella menolak, karena tidak tega meninggalkan Chintya.Tapi nyonya Maribet juga ikut memastikan bahwa beliau akan ikut berjaga bersama bu Asih. Dan tuan Dalton juga sudah meyakinkannya akan memantau perkembangan Chintya selalu, melalui orang kepercayaannya tanpa di ketahui orang lain.Akhirnya, Ella pun setuju untuk pulang, setelah yakin Chintya baik-baik saja. Dan melihat Ella hendak pulang, Dion pun menawarkan diri untuk mengantar Ella, tetapi langsung di tolak Ella. "Bahkan aku tidak mau melihatmu lagi," kata Ella dengan dingin pada Dion,sesaat sebelum Ella berlalu dengan mobil mewahnya.Ting!Sebuah pesan masuk, membuyar lamunan Ella, dan Ella segera meraih ponselnya dan meliha

  • Jangan Pergi, Istriku   MENGAPA KAU MASIH DISINI?!

    Di sudut ruangan rumah sakit.Ella tampak menangis di pangkuan bu Asih dan Dion tampak terpaku di samping Vivian.Sedangkan nyonya Maribet masih berada di dalam kamar Chintya.Ternyata pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ella dan Dion, beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan suatu kebenaran.Dokter telah menyatakan bahwa Chintya bukan anak kandung Dion dan Ella. Chintya tertukar saat baru lahir di rumah sakit. Pernyataan ini telah membuat syok semua orang.Terutama Ella yang tidak menyangka bahwa putrinya tertukar dengan bayi yang lain, hatinya menjadi marah dan sedih. Tubuhnya terasa tidak bertenaga lagi.Ella teringat di saat dia melahirkan, Dion menolak menemaninya ke rumah sakit, akhirnya dia melahirkan sendirian.Saat ini, pihak rumah sakit Healthy Hospital telah menghubungi rumah sakit Contento Hospital, tempat di mana Ella melahirkan dulu.Dan mereka semua sedang mencari tahu siapa wanita yang melahirkan di hari dan di waktu yang sama. Sehingga orang tua kandung Chintya bis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status