Share

Jangan Pergi, Istriku
Jangan Pergi, Istriku
Penulis: Hemalin's

AYO KITA BERCERAI

Di sebuah ruangan, Ella terbangun, setelah hampir 10 jam tidak sadarkan diri, akibat kecelakaan yang di alaminya semalam.

Sinar matahari pagi menghangatkan ruangan dan membuat matanya menyipit karena kilauan sang mentari.

"Nyonya sudah bangun?"

Ella membuka mata dan melihat seorang perawat sedang membereskan beberapa peralatan medis dan Ella merasakan sekujur tubuhnya sangat sakit.

"Di.... di mana saya dan apa yang terjadi?" Ella mencoba menggerakkan tangannya, ouh sakit, Ella berusaha untuk bangkit. Dengan sigap perawat itu menahan tubuhnya agar tetap berada di tempat tidur.

"Tenang. Nyonya. Tenanglah dulu. Luka anda belum pulih." kata perawat.

"Apa yang terjadi?" tanya Ella kembali menahan rasa sakit di tangannya.

"Semalam nyonya mengalami kecelakaan. Dan seseorang membawa nyonya kemari." jawab perawat itu.

Ella yang masih tampak lemah, berusaha mengingat kejadian semalam.

Di mana saat dia dan Dion, suaminya sedang bertengkar hebat karena Dion menuduh Ella telah berselingkuh.

Bahkan Dion mencurigai, Chintya bayi mereka yang baru berumur 2 bulan ini, bukan putrinya.

"Kenapa kau mengkhianati aku?!" tanya Dion pada saat itu dengan dingin menahan amarah.

"Tolonglah percaya padaku, aku mohon. Aku tidak pernah berselingkuh," jawab Ella setengah menangis.

Tetapi Dion dengan segala bukti-bukti yang di dapatnya, tidak mempercayai penjelasan Ella. Ini membuat Ella sangat putus asa.

"Kau adalah pembohong yang sangat kejam! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" kata Dion geram.

Dan tiba-tiba dari arah yang berlawanan, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi, menghantam mobil mereka yang sedang terparkir di pinggir jalan, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka duduk.

Ella yang berada tidak terlalu jauh dengan mobil tersebut, tidak ayal kena imbas juga. Sesuatu yang keras menghantam tubuh Ella, membuat Ella tak sadarkan diri.

"Cintya!" Ella seperti teringat sesuatu.

Ya Allah. Cintya, bayinya yang baru berumur 2 bulan yang sedang tertidur, berada di dalam mobil saat kejadian itu.

Ella menjadi panik dan memanggil anaknya. Di lihat sekelilingnya, tapi bayi itu tidak ada.

"Tenanglah, nyonya. Anda belum sepenuhnya pulih." perawat tersebut berusaha menenangkan Ella.

"Di mana anakku?! Cepat katakan, dimana anakku?!" Ella tampak panik dan menjadi histeris.

Perawat tersebut, dengan cepat menekan tombol bel yang berada di dekatnya. Tak lama kemudian, dua orang perawat pria datang dan langsung memegang tangan Ella yang memberontak.

"Lepaskan!! Aku ingin anakku. Dimana anakku?!" Ella semakin histeris, karena perasaan keibuannya merasakan sesuatu telah terjadi pada bayinya.

Perawat wanita yang sejak tadi sudah berada di ruang itu, dengan segera menyuntik lengan Ella.

Ellla yang awalnya memberontak, kini menjadi lemah., air matanya tiada berhenti mengalir di pipinya.

"Anakku." Ella kembali menumpahkan tangisannya. Perawat tersebut, perlahan mendekati Ella.

Ada rasa iba di hati perawat ini melihat keadaan wanita cantik ini, yang sejak pertama datang ke sini hanya sendirian, tanpa ada sanak keluarga yang menemaninya.

Bahkan sampai saat ini, sang suami pun belum tampak kehadirannya.

"Suster dimana anak saya?" Ella kembali bertanya dalam tangisnya.

"Nyonya maafkan saya, semalam cuma nyonya sendiri yang di bawa kesini. Dan menurut informasi yang saya dengar, jenazah anak nyonya sudah di kebumikan di tempat kejadian." sahut perawat itu.

"Ya Allah." tangisan Ella semakin keras. Dia merasakan dunianya runtuh saat ini.

Ella merasa frustasi. Dia pun segera mengambil ponsel untuk menghubungi Dion. Namun, Dion tidak mengangkatnya.

Ella mengulangi lagi panggilan itu, hingga berkali-kali, dan akhirnya terdengar suara dari seberang.

"Ada apa?! Selain urusan perceraian kita, aku tidak akan menemuimu,"

Walau pun hati Ella merasa sangat sedih dengan perkataan Dion, seperti biasa dia tetap sabar dan bertahan.

"Dion benarkah....bayi kita....?" suara Ella terdengar sumbang menahan tangis.

"Anakmu sudah di kebumikan," suara Dion terasa dingin dan kejam.

"Anak kita, Dion!?" tangis Ella kembali pecah. hatinya benar-benar hancur mendengar bayinya sudah tiada.

Padahal baru kemarin dia masih memeluk bayinya. Aroma dan tangisannya masih ada dalam Ingatan Ella.

Dan sekarang, di tambah lagi sikap tidak berperasaan dari Dion, membuat hati Ella semakin hancur.

Ella tidak mengerti mengapa Dion tiba-tiba berubah dan lebih mempercayai orang lain dari pada istrinya sendiri.

Padahal dulu Dion sangat sayang dan cinta pada Ella. Ella pun merasakan kehangatan cinta Dion pada dirinya.

Jangankan saat Ella sakit parah, tergores pisau saja Dion paling panik.

Ach, Ella mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Dion, coba lihat gaun pengantin ini, sangat cocok untuk pernikahan kita nanti," suara seseorang sangat jelas, memberitahukan dengan siapa Dion saat ini.

Jantung Ella seakan berhenti berdetak, mulutnya ternganga.

"Vivian?," desis Ella perlahan.

Beberapa detik Ella seperti tersadar dari mimpinya, tangannya bergetar hebat membuat ponsel di tangannya hampir terlepas

Vivian adalah cinta pertama sekaligus tunangan Dion di masa lalu. Tetapi saat itu Vivian lebih memilih pergi mengejar karirnya di Australia dari pada melanjutkan pertunangan mereka.

Dion yang sedang patah hati bertemu dengan Ella. Kemudian mereka menikah setelah beberapa bulan saling mengenal satu dengan lainnya.

Ella yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Dion, merasa sangat bahagia karena merasa di cintai oleh pangeran menawan.

Tapi sekarang, Ella menemukan fakta yang sangat mengejutkannya.

"Jadi Vivian sudah kembali, dan kini mereka sedang berencana akan memulai kehidupan baru," lirih Ella yang tiba-tiba merasakan tubuhnya seperti sudah tidak bertulang lagi.

Kemudian, Ella teringat dengan tuduhan Dion terhadap dirinya.

Jadi semua ini hanya alasan Dion saja၊, supaya bisa berpisah darinya.

Ella memejamkan mata, ya Allah sesakit ini.

Mengapa dia tidak menyadari bahwa Dion ternyata tidak pernah mencintainya.

Ella merasakan dunianya sudah runtuh, dan kini dia tidak punya kekuatan untuk bangkit kembali.

Apa lagi dari seberang telpon, Ella masih mendengar percakapan mesra antara Dion dan Vivian.

Dan sepertinya, Dion sengaja memperdengarkan percakapan itu pada Ella.

Seakan-akan, kehadiran Ella selama ini tidak berarti di dalam hidup Dion.

Suara manja Vivian, suara mesra Dion, dan tawa mereka berdua, telah menggores luka yang sangat dalam di hati Ella.

Sekarang Ella mengerti, mengapa Dion begitu menginginkan mereka berpisah.

Karena Dion dan Vivian sangat jelas menginginkan satu sama lainnya. Apa gunanya mempertahankan pernikahan ini.

"Dion, ayo kita bercerai." kata Ella dengan bibir bergetar.

Dion tersentak, setelah terdiam sejenak, terdengar tawa sinis Dion, "Ella, trik apa lagi yang kau mainkan." ujar Dion dingin.

Ella merasa tidak ada gunanya lagi untuk berbicara, dengan tenang dia berkata, "Besok aku menunggumu di rumah,"

Setelah menutup ponselnya, Ella meringkukkan badannya di sudut tempat tidur, di pejamkan mata, meredakan rasa nyeri di hatinya.

Tubuhnya membeku, bibirnya terlihat pucat dan bergetar. Tidak ada air mata, tidak ada keluhan dari bibirnya.

"Semua sudah berakhir," Ella menangis tanpa suara, tanpa air mata. Dia sendirian di sudut kamar.

Dion yang masih terpaku di seberang sana, menatap ponselnya dengan gusar. Baru kali ini Ella mematikan ponselnya terlebih dahulu.

"Dion, kau kenapa?." Vivian heran melihat sikap Dion berubah. Padahal tadi, beberapa menit yang lalu, Dion begitu hangat mesra padanya.

Tapi sekarang.....

"Tidak apa-apa. Ayo kita pulang," kata Dion dingin, sambil berjalan keluar dari butik tersebut tanpa menoleh pada Vivian yang menatapnya aneh.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hemalin's
Jangan lupa tekan love dan tinggalkan jejak komentar kalian, terima kasih
goodnovel comment avatar
Hemalin's
Halo semuanya.... Selamat datang di "Jangan Pergi, Istriku", Ini adalah kisah tentang sepasang suami istri, karena cemburu hampir saja menhancurkan rumah tangganya sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status