Setibanya di Nine Street Mansion, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian, 4-5 pendamping wanita juga memasuki ruangan.Pencahayaan di dalam ruangan sangat redup. Lingkungan di sekitar sangatlah mewah. Setelah mabuk, para lelaki pun langsung mengekspos wajah asli mereka.Andri memeluk seorang pendamping wanita yang sudah akrab dengannya. Dia disuapi alkohol, lalu bersenda gurau. Sikap sopan dan lembut yang dijumpai tadi sudah menghilang semuanya.Ini pertama kalinya Kelly mengikuti pertemuan seperti ini. Dulu, Jason, Bondan, dan yang lain juga sering berkumpul. Hanya saja, mereka hanya main kartu, minum, dan mengobrol bersama. Meski ada pendamping wanita, mereka semua juga tahu batasan.Namun Kelly tahu inilah sikap asli lelaki bisnis. Meskipun Kelly tidak menyukainya, dia juga mesti terbiasa.Duduk seorang pendamping wanita di samping Jason. Hanya saja, berhubung aura Jason sangatlah berkelas, si pendamping wanita juga tidak berani bersikap terlalu keterlaluan.Saat ini, Shella berjal
“Suap,” perintah Jason.Jantung Kelly berdegup kencang. Dia langsung meneguk alkohol di dalam gelas. Hanya saja, Kelly tidak sanggup untuk menyuap Jason.Jason melihat Kelly menggembungkan wajahnya. Tatapannya seketika menjadi lembut. Belum sempat disuapi Kelly, Jason langsung menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Kelly.Kedua mata Jason dipejamkan. Dia sedang mengisap alkohol di dalam mulut Kelly.Otak Kelly bagai kesetrum listrik saja. Pikirannya menjadi hampa. Anggur berwarna merah membasahi bibir kedua orang. Jason merangkul pinggang Kelly berusaha untuk mendekatinya, membuat posisi ciuman kedua orang lebih nyaman lagi.Detak jantung Kelly berdegup tak karuan. Jantungnya hampir copot saja. Selesai mengisap anggur di dalam mulut Kelly, Jason pun memberinya ciuman yang mendalam.Ada orang yang bersenda gurau dan menyanyi di sekitar. Hanya saja, semua itu bagai tidak ada hubungannya dengan Kelly. Dia hampir kehabisan napasnya.Kening Jason mulai berkerut. Dia memberi napas kepada
Sekujur tubuh Kelly seketika menjadi tegang. Dia tidak tahu bagaimana mendorong Jason.Malam ini dilalui dengan sangat kacau. Kelly telah kehilangan kemampuan untuk berpikir. Sepertinya Jason jauh lebih memabukkan daripada anggur dengan kadar alkohol tinggi yang diminumnya tadi.“Biarkan aku sandar sebentar. Apa kamu tidak tahu betapa baiknya aku terhadapmu hari ini?” Jason memejamkan matanya. Suaranya terdengar sangat lembut. Dia bahkan melepaskan Kelly padahal dia memiliki kesempatan sebagus itu!Hanya Kelly saja yang bisa membuat Jason menahan dirinya.Hati Kelly terasa gemetar. Dia mengira Jason sedang membahas masalah ingin melindunginya agar tidak ditindas Kimin. Dia pun merasa berterima kasih dan tidak bergerak.Kelly membuka jendela mobilnya. Angin sejuk di malam hari mengembus ke dalam mobil. Mobil melaju dengan cepat. Kelly terbangun dari mabuknya. Tetiba dia merasa ada yang salah?Semua orang Eras Group sangat menghormati Jason. Kelly sendiri juga bisa merasakannya.Bahkan K
“Aku suka sama kamu. Aku sangat amat menyukaimu!” Derrick mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Kelly. “Aku selalu merindukanmu. Aku tahu mungkin kamu merasa tidak masuk akal dengan perasaanku. Tapi aku mencintaimu tanpa alasan!”Kelly mengangkat kepalanya, lalu menatap Derrick dengan gugup.Di sisi lain, Jason sedang melihat interaksi kedua orang dari dalam mobil dengan wajah muram. Dia juga tidak tahu kenapa dirinya menyuruh Simon untuk memutar arah. Ternyata, ada pertunjukan seru yang sedang menunggunya.Bola mata hitam pekat Jason tak berhenti tertuju pada diri Kelly.Kelly melepaskan tangannya dari genggaman Derrick. Raut wajahnya seketika menjadi datar. “Pak Derrick, kalau kamu begini lagi, kita nggak bisa ketemu lagi nanti. Terima kasih sudah menyukaiku, tapi maaf sekali, aku nggak suka sama kamu. Kamu pulang saja!”Usai berbicara, Kelly memasuki gedung.Derrick mengikuti langkahnya, lalu kembali meraih pergelangan tangan Kelly. “Kelly, aku tidak percaya kamu tidak punya p
Postur tubuh Jason sangat tinggi, auranya juga sangat dingin. Saat dia berdiri di tempat, semua orang di sekitar pun merasa merinding ketakutan.Jason langsung berjalan ke hadapan Kelly, lalu mendorong Derrick. “Segera bawa ibumu tinggalkan tempat ini. Kalau kamu berani mengganggu Kelly lagi, aku akan usir kamu dari Jembara!”Derrick menatap Jason dengan kaget.Tentu saja Deli tidak bisa menerima perlakuan ini. Biasanya dia sangat bangga dengan pencapaian anaknya, dia tidak akan mengizinkan ada orang lain yang mengomelinya. Dia mengerutkan kening melihat ke sisi Jason. “Siapa kamu?”Jason menggenggam tangan dingin Kelly. “Lelakinya!”Kelly spontan mengangkat kepala melihat ke sisi Jason. Dapat terlihat betapa gusarnya Jason saat ini.Derrick pun terbengong, begitu pula dengan Deli dan yang lain. Deli mengedipkan matanya, lalu bertanya, “Kamu itu lelakinya? Kenapa dia malah menggoda putraku?”Tatapan Jason sangat dingin. “Coba kamu tanya putramu. Siapa yang menggoda siapa? Bawa anakmu t
Linda sudah membantu Yana untuk mandi dan mengganti baju tidur. Jason menggendongnya ke kamar, lalu membuka lampu di atas nakas. Dia mengambil buku cerita dari atas nakas, lalu bercerita kepada Yana.Yana sangatlah patuh, tetapi dia merasa tidak tenang. Dia terus menarik lengan pakaian Jason. “Paman, jangan marah sama Ibu lagi, ya.”Jason membelai rambut halus Yana berusaha untuk menenangkannya. “Iya, Paman tidak marah lagi. Ayo Yana tidur.”Sekitar setengah jam, Yana baru tertidur pulas.Jason menyelimutinya, lalu memadamkan lampu di atas nakas. Setelah itu, dia baru berdiri, berjalan keluar kamar.Langkah kaki Jason bergerak ke sisi dapur. Dia mengambil sebotol air mineral dingin, lalu meneguknya. Tetiba dia berkata dengan dingin, “Sepertinya aku pernah suruh kamu jauhi si Derrick? Gara-gara kebodohanmu, Yana juga dimarahi oleh mereka. Sepertinya tidak seharusnya aku mengurusmu. Biar kita lihat apa si Derrick bisa melindungimu atau tidak.Nada bicara Jason sangatlah ketus. Dia memali
Mereka berdua tidak berbicara lagi. Semuanya sedang larut dalam pemikiran mereka sendiri.Detik demi detik berlalu. Kelly sudah menenangkan dirinya. Dia mulai merasa gugup ketika dipeluk oleh Jason.Kelly kembali mendorong lengan Jason, lalu berkata dengan suara rendah, “Sudah malam. Sudah saatnya kamu pulang!”“Kamu usir aku lagi?” Jason menunduk untuk menatapnya. “Setelah kamu usir aku malam itu, aku emosi dan tidak bisa tidur semalaman!”“Bukan ….” Ketika Kelly hendak melanjutkan, tetiba dia kepikiran dengan kecanggungan malam itu. Dia pun terdiam.“Sopir langsung pulang setelah mengantar Bi Linda. Aku tidak punya mobil. Kamu malah suruh aku pulang?” ucap Jason dengan tidak puas.Kelly terdiam sejenak, lalu menunduk. “Kalau begitu, kamu tidur di kamar tamu.”“Aku tidur di kamarmu untuk temani Yana. Kamu tidur di kamar tamu.” Jason tidak puas dengan pembagian Kelly.Kelly mengangkat kepala langsung memelototinya.“Tidak nangis lagi?” Tatapan Jason sangat tajam. Namun, dapat terlihat
“Kenapa nggak boleh?” Jason mencubit dagu Kelly. “Kamu lagi jaga diri kamu buat siapa? Ayahnya Yana? Apa kamu sangat mencintainya?”Kelly hanya menggigit bibirnya, tidak menjawab pertanyaan Jason.“Jawab!” Jason semakin mendekat.Kelly memberanikan diri untuk berkata, “Iya, aku sangat mencintainya!”Raut wajah Jason seketika berubah serius. Dia mengepal erat tangannya. “Kalian sudah kenal berapa lama?”“Suka seseorang itu nggak ada hubungannya dengan waktu. Ada orang yang mungkin akan suka setelah berhubungan lama, tapi ada yang mungkin suka pada pandangan pertama.”“Tutup mulutmu! Siapa yang ingin mendengar kisah cintamu!” Jason merasa geram. “Kamu berutang sama aku, lalu melarikan diri ke luar negeri. Kamu bahkan berani suka orang lain?”Kelly terpaksa berkata, “Cinta itu nggak bisa dikontrol!”Raut wajah Jason semakin muram lagi. Urat hijau di keningnya semakin menonjol. Dia pun berkata dengan tersenyum dingin, “Tidak ada gunanya kamu mencintainya. Pada akhirnya, dia mencampakkan ka
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak