Katie memang tidak puas dengan lawan kencan butanya. Namun, hatinya mulai tergerak ketika melihat wajah tampan Yandi. Dia mencoba untuk bertanya, “Telepon dari restoran, ya? Bisnis restoran steamboat-mu pasti bagus sekali. Gimana dengan keuntungannya?”Jika keuntungan restoran cukup besar, Katie juga bisa mempertimbangkan Yandi.“Biasa saja!” Yandi mengangguk sedikit kepalanya.Katie tersenyum lembut. “Nanti setelah selesai makan, gimana kalau kita pergi nonton bioskop?”Baru saja Yandi hendak menolak, Tasya yang duduk di samping mengangkat teleponnya. “Halo, aku lagi nggak di rumah. Aku lagi kencan buta di luar!”“Orangnya lumayan tampan, tapi sepertinya dia bukan anak orang kaya, cuma buka sebuah restoran steamboat saja. Dia nggak pakai barang bermerek sama sekali.”“Orang yang jodohin aku pasti lagi bohongi aku!”“Nggak seharusnya aku pinjam kartu VIP untuk makan di sini. Gimana kalau dia nggak sanggup untuk bayar tagihan ini? Malu-maluin saja, ‘kan!”“Oh ya, tadi pelayan nggak sen
Katie menggertakkan giginya. Dia memiliki kesan bagus terhadap Yandi. Dia pun merasa malu ketika menjadi buah bibir orang-orang.Katie hanya mengenakan pakaian dalam di dalamnya. Dia tidak mungkin melepaskan terusannya untuk Tasya. Jadi, dia terpaksa mengembalikan uang 136 juta yang diterimanya tadi kepada Tasya, kemudian segera meninggalkan tempat.Tasya kembali duduk di bangkunya, menyesap cokelat hangatnya. Suasana hatinya terasa sangat bagus.Meskipun Tasya kaya, dia juga tidak mungkin menghamburkan uangnya semena-mena, apalagi untuk wanita arogan seperti Katie!Yandi memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kemari!”Tasya mendengus dingin. “Aku nggak mau duduk di tempatnya. Kamu saja yang kemari.”Yandi tersenyum tidak berdaya. Dia berdiri, lalu duduk di samping Tasya.“Kamu mau makan apa? Biar aku traktir!” Yandi menyerahkan menu makanan kepadanya.“Kenapa? Apa kamu ingin berterima kasih kepadaku? Aku takut nanti kamu nggak bisa bayar.” Tasya menopang dagu dengan kedua tangannya. Di
Tasya terbengong sejenak, lalu segera membalikkan tubuhnya. Di dalam kerumunan, terlihat Yandi sedang memegang sekotak popcorn di tangannya sembari mengangkat telepon. Yandi juga sedang menatapnya.Orang-orang berdesakan di sekitar. Namun, hanya ada Yandi di dalam tatapan Tasya. Kali ini, hati Tasya mulai terasa tenang, bahkan sedikit hangat!Dalam beberapa tahun ini, bahkan belasan tahun kemudian, Tasya akan selalu mengingat gambaran ini! Tidak, Tasya tidak akan melupakan gambaran ini untuk selamanya!Yandi memutuskan panggilan. Dia menyerahkan popcorn kepada Tasya dengan canggung. “Nah!”Tasya mengambilnya. Mungkin karena dia terlalu panik tadi, dia merasa dirinya sangat lucu. Tasya pun tertawa.“Kenapa malah tertawa?” Kening Yandi tampak berkerut.Tasya memeluk kotak popcorn sembari menggeleng. “Sudah saatnya masuk bioskop. Ayo, kita pergi antre!”Yandi mengangguk. “Oke.”Mereka berdua duduk di baris belakang. Biasanya di baris belakang adalah tempat berkumpulnya para pasangan. Sep
Yandi merasa syok. Detak jantungnya mulai berdetak. Suasana di sekitar terasa hening. Hanya saja, pikiran Yandi malah terasa kacau. Dia tidak sanggup untuk menenangkan dirinya, apalagi berpikir dengan kepala jernih.Ketika melihat tatapan keras kepala dan lugu gadis di hadapannya, kening Yandi semakin berkerut lagi. Dia membalas dengan suara serak, “Tasya, kamu masih kecil.”“Aku nggak mau dengar!” Tasya langsung menyela. Tatapannya semakin tegas lagi. “Kamu juga nggak usah beri tahu aku kalau kamu nggak suka sama aku. Selama kamu belum berpacaran dan menikah, aku berhak untuk mengejarmu. Kamu nggak bisa menghalangi perasaanku. Aku sendiri juga nggak bisa melakukannya.”Pencahayaan di dalam mobil sangat gelap. Tatapan Yandi semakin dalam lagi. Sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara membujuk Tasya. Itulah sebabnya hatinya terasa sangat penat.“Yandi,” panggil Tasya sekali lagi.Yandi spontan memalingkan kepalanya, lalu melihat Tasya mendekatinya dan mencium pipinya. Kedua mata Yandi t
Tandy melihat bayangan punggung Tasya yang buru-buru itu. Dia tersenyum sinis. Sepertinya ada yang dirahasiakan Tasya!…Sewaktu Yandi kembali ke restoran, yang lain masih sedang bermain kartu. Dia membasuh tubuhnya, lalu berbaring di atas ranjang. Ketika Yandi hendak menyalakan rokoknya, tiba-tiba dia teringat gambaran di dalam mobil tadi.Yandi sedang berpikir apakah dia perlu memberi tahu masalah ini kepada Sonia atau tidak. Bisa jadi Sonia bisa menasihati Tasya.Benar! Bagi Yandi, Tasya tidak seharusnya menyukainya. Semua itu adalah sebuah kesalahan fatal. Atau Yandi perlu mempertimbangkan lagi untuk mengeluarkan Tasya dari restoran steamboat.Perkuliahan Tasya sudah hampir berakhir. Dengan prestasi unggulnya, ada banyak perusahaan besar yang ingin merekrutnya. Namun, dia tidak bekerja di Herdian Group dan perusahaan-perusahaan lainnya, malah bekerja di restoran steamboat. Sepertinya Yandi mesti mencari waktu untuk membicarakan masalah ini.Waktu itu hubungan mereka berdua sempat t
Di dalam kegelapan, Yandi bersandar di sisi ranjang sembari merokok dengan perlahan. Asap rokok mengepul di dalam kegelapan, menyamarkan raut dinginnya. Sepertinya Yandi telah dihadapkan dengan persoalan yang sangat sulit.Selama ini, Yandi menganggap Tasya sebagai adiknya. Entah bagaimana caranya agar Tasya bisa menyerah?…Yandi tidur sangat malam semalam. Jadi, hari ini dia bangun kesiangan. Di luar sana sangatlah hening. Leon dan yang lain sedang sibuk di lantai bawah, bersiap-siap untuk mulai bekerja.Setelah membasuh tubuh, Yandi turun ke lantai bawah. Saat berjalan melewati pintu dapur, dia mendengar suara air dan juga suara Tasya dari halaman belakang. Yandi langsung berbelok berjalan ke dalam halaman.Di dalam halaman, Tasya sedang menyiram bunga mawar. Hari ini dia mengenakan kemeja putih dengan celana jeans gantung. Dia menyiram bunga sembari memercik Meong. Senyuman di wajahnya bagai pelangi sehabis hujan, kelihatan sangat indah dan polos.Ketika menyadari ada yang datang,
Leon berkata, “Aku nggak tahu. Dia pergi dari sore, kemudian baru kembali tengah malam.”Kening Bruno berkerut. “Kalian nggak usah tanya panjang lebar tentang masalah Bos. Kita cukup kerjakan pekerjaan kita saja. Jangan buat Bos marah!”Leon dan yang lain spontan mengangguk.Rokok Yandi ketinggalan di lantai atas. Dia hendak ke lantai atas untuk mengambilnya. Saat melewati dapur, tiba-tiba langkah kakinya berhenti, kemudian berjalan ke halaman.Tasya sedang menggunting daun bunga mawar yang menguning. Ketika melihat Yandi, dia pun menyapanya, “Bos Yandi, bantu aku pindahkan tangga ke sini.”Yandi melihat sekilas tangga di sisi dinding. Namun, dia tidak bergerak sama sekali. Raut wajahnya kelihatan muram. “Bahaya!”Tasya berkata dengan tersenyum, “Nggak kenapa-napa. Aku juga nggak naik sampai ke paling atas. Aku cuma ingin gunting daun di bagian atas, sudah lebat banget. Nanti bungaku jadi nggak bisa mekar.”“Aku bilang tidak usah!” ujar Yandi dengan serius.Kali ini, Tasya menyadari ad
Tasya mendengus dingin. “Aku tahu kamu nggak khawatir. Kamu juga berharap aku bisa suka sama Oscar, biar nggak mengganggumu lagi.”Yandi mengerutkan keningnya sambil menggertakkan giginya. Dia tidak berbicara sama sekali.“Sekarang, bisa nggak kamu bantu pindahin tangganya?” tanya Tasya dengan mengangkat kepalanya.Yandi tidak berbicara lagi, langsung membalikkan tubuhnya untuk memindahkan tangga.Tasya melihat pria di hadapannya. Tiba-tiba dia bertanya, “Ngomong-ngomong kenapa kamu marah tadi?”Punggung Yandi terkaku. Dia menyangkal dengan sangat tenang, “Aku tidak marah.”Tasya mengangkat-angkat alisnya, lalu bergumam, “Jelas-jelas kamu lagi marah!”Yandi berjalan dengan cepat, berlagak tidak mendengar.Tangga dipindahkan ke sisi pot bunga mawar. Kemudian, Yandi berkata, “Mau gunting gimana? Kamu beri tahu aku saja. Biar aku yang gunting!”“Jangan! Nanti kamu malah gunting semua bungaku,” balas Tasya dengan risi, “Biar aku sendiri saja.”Yandi tidak sanggup mengalahkannya. Dia menata
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi