Mata Kelly terlihat memerah ketika membaca isi pesan. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu membalas.[ Malam ini di Nine Street Mansion. Bersiap-siaplah! ][ Malam ini? Oke, aku akan siap-siap. Nanti aku kirim nomor kamarnya ke kamu! ]Kelly dapat merasakan antusias tinggi dari balasan pesan Yerin. Kemudian, Kelly mematikan ponselnya. Dia berjalan keluar gedung perusahaan dengan tatapan sadis.Saat Kelly tiba di Nine Street Mansion, langit pun sudah gelap. Ini pertama kalinya Kelly pergi ke tempat seperti ini. Hanya saja, Kelly tahu tempat ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan. Biasanya orang-orang kaya baru akan datang di sini.Kelly tiba-tiba menghentikan langkahnya di lobi. Setelah bertanya nomor ruangan, dia pun dibawa pelayan menuju ruang VIP makan bersama dengan rekan kerjanya.Pintu diketuk, lalu Kelly berjalan masuk ke dalam. Semua orang di dalam ruangan spontan menatapnya. Tatapan Kelly pun spontan tertuju pada tempat duduk utama yang ditempati Jason.Setelah kejad
Jason menoleh menatap Kelly sedang berjalan mendekatinya. Dia menyipitkan sedikit matanya, menunggu Kelly mendekatinya.Jantung Kelly berdetak kencang. Tangannya pun gemetar akibat gugup. “Pak … Pak Jason, aku bersulang padamu!”Jason menyadari ada yang aneh dengan raut wajah Kelly. Dia pun bertanya dengan suara kecil, “Kamu nggak enak badan?”Kelly terbengong sejenak, lalu menggeleng.Jason mengambil gelas anggur dari tangan Kelly. Tatapannya terus tertuju pada Kelly. “Jangan minum anggur kalau nggak enak badan. Biar aku saja yang minum. Anggap kamu sudah bersulang sama aku!”Selesai berkata, Jason hendak menyesap anggur tersebut.“Kak Jason,” panggil Kelly dengan suara kecil. Dia hendak mengangkat tangannya untuk menghalangi Jason. Hanya saja, entah kenapa tangan Kelly malah tidak bisa bergerak. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Jason meneguk gelas anggur yang telah ditaruh obat itu.Setelah meneguk anggur di gelas Kelly, Jason pun meneguk anggur di gelasnya. Kemudian,
Lift berhenti di lantai sembilan. Kelly membawa Jason berjalan melewati koridor yang agak gelap. Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya di depan sebuah kamar. Kemudian, Kelly membuka pintu kamar dengan kartu di tangannya.Begitu pintu ditutup, Jason langsung menindih Kelly di dinding mulai menciumnya dengan gila-gilaan.Si lelaki sudah kehilangan akal sehatnya.Kelly mengangkat kepalanya, dan mendengar suara dering dari sakunya. Dia mengeluarkan ponsel, lalu menjawab dengan suara tenang, “Halo?”Suara Yerin terdengar tidak sabaran. “Kelly, di mana Jason? Kenapa masih belum datang? Jangan-jangan kamu ingin permainkan aku?”“Dia di tempatku. Dia juga sudah minum obatnya. Kamu transfer uangnya ke aku. Aku akan antar dia ke tempatmu.”Suara Yerin terdengar agak tajam. “Yerin, kamu ancam aku?”“Iya! Apa cuma kamu yang boleh ancam aku? Aku juga bisa!” Suara Kelly terdengar agak terengah-engah. Dia mengangkat kepalanya bersandar di dinding sambil memegang ponsel untuk menelepon Yerin. Dia memb
“Aku lagi di kamar 9021. Kemarilah!” Kelly juga tidak berbasa-basi lagi. Dia memberi tahu nomor kamar, lalu mengakhiri panggilan.Saat menunggu kedatangan Yerin, Kelly membantu Jason mengenakan pakaiannya, lalu mengenakan pakaiannya sendiri.Kancing pakaian sudah ditarik Jason hingga lepas. Dia berjongkok di lantai mencari satu per satu kancing di atas lantai, lalu meletakkannya di dalam tas.Baru saja Kelly mengenakan jaket, terdengar suara ketuk pintu dari luar sana.Kelly pergi membuka pintu, Yerin langsung berjalan masuk. Raut wajahnya terlihat sangat galak. “Kelly, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan?”Kelly membalas dengan suara datar, “Bagusan kamu kecilin suaramu. Kalau kamu membangunkan Jason, semua rencanamu pun akan sia-sia.”Yerin melirik ke sisi ranjang. Dia pun terbengong ketika melihat Jason.Tiba-tiba Yerin teringat sesuatu, dia lalu mengamati Kelly, langsung membuka kerah pakaian Kelly. Raut wajah Yerin spontan berubah muram ketika tampak banyak bekas merah di atas
Mereka berdua tidur bersama hingga siang hari. Jason mulai membuka matanya. Dia merasa kepalanya sangat sakit. Kemudian, Jason melirik sekeliling tidak ingat dirinya sedang di mana?Begitu Jason bergerak, dia baru menyadari ada seseorang di sampingnya, orang itu adalah perempuan.Jantung Jason berdebar kencang. Semalam setelah Jason meninggalkan ruangan VIP, dia pun menemukan Kelly. Dia dan Kelly ….Jason tidak bergerak lagi. Pikirannya kosong. Hanya saja, dia merasa gembira saat ini. Dia menggigit ujung bibirnya. Tidak peduli apa yang sudah dilakukannya terhadap Kelly semalam, sudah seharusnya Jason bertanggung jawab.Tentu saja Jason tahu Kelly tidak berpacaran dengan Farel.Kelly berbeda dengan wanita-wanita lain. Dia tidak pernah berpacaran. Jadi, Jason adalah lelaki pertamanya!Bahkan, Jason juga sedang berpikir bagaimana mengungkit masalah ini terhadap ibunya dan kapan membawa Kelly ke rumah? Seharusnya ibunya akan senang. Sebab, ibunya terus mendesak Jason untuk menikah dengan w
Jason terus melihat bukti transfer di layar ponsel. Hatinya terasa retak dan juga dingin. Entah karena efek mabuk atau bukan, kepalanya terasa sangat sakit. Rasa sakit itu mulai menjalar ke seluruh tubuh Jason. Dia berjalan mundur beberapa langkah, duduk di samping ranjang. Dia tidak teringat semua mengenai masalah semalam. Dia tidak kepikiran dan juga tidak ingin memikirkannya.Jason ingin bertemu dengan Kelly. Dia ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut Kelly!Seketika Jason mengambil jasnya, langsung berjalan keluar.Yerin berlari memeluk Jason dari belakang. Dia langsung memelas dengan menangis, “Tuan Jason, aku benar-benar suka sama kamu. Masalah ini nggak ada hubungannya sama uang! Aku lihat kamu gembira banget semalam. Kita balikan, ya?”“Awas!” Jason menyingkirkan tangan Yerin, lalu berkata dengan sinis, “Kamu kira setelah kita tidur bersama, aku akan bersamamu? Apa kamu nggak tahu aku pernah tidur sama berapa banyak cewek? Selagi aku tidak perhitungan sama kamu, cepat
Kelly sudah mempersiapkan mental untuk menerima amarah Jason. Hanya saja, dia tidak menyangka dirinya akan begitu sakit hati.Kali ini, hubungannya dengan Jason sudah benar-benar berakhir!Keesokan harinya, baru saja Sonia bangun, dia pun menerima pesan dari Kelly. Dia memanggil Sonia untuk sarapan di tempatnya.Masih ada kerjaan yang hendak diurus Reza. Dia pun duluan berangkat kerja. Setelah Sonia mandi, dia pun turun ke lantai bawah.Begitu masuk ke rumah, di atas meja pun sudah diletakkan banyak jenis sarapan. Hanya saja, Kelly masih menyibukkan diri di dalam dapur.Sonia berjalan ke dalam dapur. “Paman Reza sudah pergi kerja. Cuma kita berdua saja. Ngapain kamu masak sebanyak ini?Baru saja Sonia selesai berbicara, dia menyadari raut wajah Kelly terlihat agak aneh. “Kamu masih belum sembuh?”“Nggak, kok!” Kelly menggeleng, lalu tersenyum seperti biasanya. Dia membuat beberapa kue dan pangsit, lalu memasukkannya ke kotak. Kemudian, Kelly berpesan, “Kue dan pangsit ini bisa dibekuka
Kelly tiba di depan perumahan Kenzo. Saat ini, Kenzo juga sudah menunggu di lantai bawah. Dia mengambil koper, lalu membawanya ke lantai atas.Sandora sedang memasak makan siang. Melihat Kelly datang dengan membawa koper, dia pun merasa terharu lekas kembali ke dapur.Setelah meletakkan barang bawaannya, Kelly pun membantu ibunya. Kemudian, dia meletakkan kartu debit di atas wastafel. “Ibu, di dalamnya ada uang 1 miliar. Nanti sore kita sudah bisa ke rumah sakit untuk jadwalin operasi.”Sandora melihat kartu di atas wastafel. Dia terbengong sejenak dan raut wajahnya tampak muram. Beberapa saat kemudian, Sandora baru berkata, “Kelly, semalam aku sudah pergi konsultasi. Dokter yang menjalankan operasi lagi di luar negeri. Jadi, nggak bisa sekarang.”“Kalau begitu, Ibu istirahat dulu,” ucap Kelly dengan tersenyum, “Nggak apa-apa. Aku sudah konsultasi. Ibu akan sembuh total setelah dioperasi. Jadi, Ibu jangan berpikir sembarangan.”“Emm!” balas Sandora dengan menundukkan kepalanya. Dia pun
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak