Sonia lanjut menyantap buah ceri. Dia merasa ucapan Yandi cukup masuk akal.Mereka berdua mengobrol beberapa saat, kemudian Sonia menyerahkan sisa buah ceri di mangkuk kepada Thalia.Delon sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, dia langsung keluar restoran untuk merokok. Darren pun mengikutinya. Delon menyerahkan sebatang rokok kepadanya. “Sepertinya kamu dekat sekali dengan Thalia.”“Anak itu polos sekali, nggak mirip sama artis.” Darren tersenyum ketika mengungkit nama Thalia.Delon mengembuskan asap rokok. “Sekarang dia memang nggak mirip artis. Hanya saja, dia sudah pasti akan menekuni bidangnya. Setelah film ini tayang, dia pasti akan menjadi terkenal. Sebagai senior, aku ingatkan kamu, kalian boleh berteman, tapi hanya sebatas teman biasa saja. Dia baru saja memulai kariernya, dia tidak akan berhenti hanya demi kamu.”Darren tertegun. Dia mengerti apa maksud Delon. “Kamu sudah berpikir kebanyakan. Aku hanya menganggapnya sebagai teman saja, sama seperti Sonia! Aku paham dengan hu
Delon berkata, “Batal juga nggak apa-apa. Setelah film ini tayang dan setelah kamu terkenal nanti, otomatis ada perusahaan yang menawarkan kerja sama denganmu. Nanti kamu tinggal pilih saja!”Hanya saja, Tasya masih merasa sedih. “Ini pertama kalinya aku menjadi duta merek. Sekarang semuanya malah batal!”Mereka bertiga kembali menghibur Thalia. Setelah suasana hatinya membaik, mereka baru kembali ke lokasi syuting.Pekerjaan Delon cukup banyak, dia pun pamit duluan, menyisakan mereka bertiga di halaman.Thalia masih terlihat murung. Darren memikirkan cara untuk menyenangkannya. Namun, usahanya berakhir sia-sia. Pada akhirnya, Darren pun kesal dan langsung berkata, “Berapa upah yang kamu dapatkan untuk menjadi duta merek? Sini, aku bayarkan saja!”“Bukan sepenuhnya masalah uang!” balas Thalia dengan kecewa.Sonia menuangkan segelas air untuk Thalia. “Jadi masalah apa?”Thalia membalas, “Sebelumnya aku punya seorang teman baik, aku nggak sebut namanya. Kita berdua sama-sama kuliah di Un
Sonia memalingkan kepalanya untuk melihat Gina. Gina masih menunjukkan senyuman hangat di wajahnya. Dia merapikan terusannya sambil berkata, “Kalau hubunganmu sama dia cukup bagus, bagusan kamu saranin dia untuk berpikir dua kali. Siapa tahu dia bisa mendapatkan kembali yang dihilangkannya.”Selesai berbicara, Gina berjalan pergi dengan lenggak-lenggok.Tatapan Sonia berubah dingin. Ternyata gara-gara masalah ini!Berhubung Thalia memiliki hubungan dekat dengan Sonia, dia baru kehilangan kesempatan untuk menjadi duta merek!Gina sedang menyatakan kode peperangannya!Hanya saja, Sonia tidak akan kalah! Dia juga tidak akan membuat Thalia kalah!…Sore harinya, manajer Thalia, Elwi, menerima panggilan dari penanggung jawab Grup GK. Mereka menawarkan Thalia untuk menjadi duta global merek GK.Elwi pun terbengong hingga tidak merespons untuk beberapa saat. Dia bertanya, “Coba kamu ulangi sekali lagi, merek apa?”“GK.”Kali ini Elwi kembali tertegun.GK adalah merek barang mewah yang terken
Sonia tersenyum sinis. Gina memang licik! Sepertinya kontrak duta merek Thalia waktu itu memang dihancurkan oleh Gina!Hanya saja, Gina pasti tidak menyangka meski Gina menawarkan diri untuk menjadi duta merek tanpa perlu dibayar pun, GK juga tidak akan berubah pikiran!Dania bertanya, “Apa yang terjadi? Apa Gina sedang menentangmu?”Baru saja Sonia memerintah Dania untuk mencari Thalia sebagai duta merek, manajer Gina langsung menghubunginya. Sepertinya ada cerita di balik permasalahan ini. Sonia membalas, “Semuanya seperti yang kamu bayangkan.”Raut wajah Dania berubah datar. “Aku tahu apa yang harus kuperbuat!”Berani-beraninya menindas Bos! Dia kira dia siapa?Hari Rabu pagi, akun resmi GK telah mengunggah sebuah pengumuman, memberi tahu bahwa merek GN telah memutuskan untuk mengganti duta global merek mereka menjadi Thalia. Pihak GK juga meminta dukungan semua orang.Sore harinya, sebuah video wawancara dengan Dania diunggah di sebuah platform. Di dalam rekaman, Dania juga mengat
Dengan tidak datangnya Gina ke lokasi syuting, kebanyakan adegan pun tidak bisa dijalankan. Jadi, ada beberapa syuting terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.Thalia sedang sibuk dalam pemotretan iklan GK. Dia juga meminta bantuan Darren untuk menjadi asisten sementaranya. Jadi, hanya tersisa Sonia seorang diri di halaman.Saat Sonia merasa bosan, dia pun bermain gim. Tandy dan Ferdi sedang sibuk dengan ujian semesternya. Jadi, dia pun main sendirian hingga terkadang dia merasa emosi karena ditindas melulu.Hari ini Reza datang berkunjung, Sonia baru saja “mati karena diledakkan”, dia pun merasa putus asa.Begitu Reza masuk ke halaman, dia melihat ekspresi muram Sonia. Reza pun bertanya dengan tersenyum datar, “Siapa yang buat kesayanganku marah?”Sonia menggembungkan pipinya, lalu menjawab dengan kesal, “Kenapa aku bodoh sekali? Padahal sudah main selama ini, masih saja nggak ada kemajuan!”Reza duduk di samping Sonia, lalu mengambil ponselnya. “Sini, biar Paman Reza-mu bantu kamu
Johan meneguk segelas alkohol, lalu berkata dengan kesal, “Selama ada Sonia, hubungan kita semua nggak bakal seperti dulu lagi. Dia itu memang cewek murahan. Dia selalu berlagak lugu di hadapan Kak Reza, tapi sebenarnya dia orangnya angkuh sekali!”Tatapan Gina terlihat lara. “Aku nggak keberatan untuk terluka, asalkan dia nggak melukai Reza! Tapi aku takut kalau dia bersikap semena-mena terus, nanti Reza akan terkena imbasnya!”“Wanita murahan itu pasti akan menyusahkan Kak Reza!” Johan semakin membencinya.Gina segera berkata, “Johan, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan melakukan hal yang melukai Sonia!”Johan mendengus dingin. “Kalau dia berani berulah lagi, meski aku akan menyinggung Kak Reza, aku pasti akan mengusirnya dari Jembara!”“Johan, kamu jangan sembarangan!” Gina mengerutkan keningnya.“Kak Gina, kenapa kamu masih membela dia?” tanya Johan dengan bingung.“Aku takut Reza akan salah paham!” jawab Gina dengan khawatir.“Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri!”Sekita
Sepertinya Johan bisa memastikan bahwa Frida keluar karena melihat pesan yang dikirim oleh No Word.Apa Frida telah menyetujuinya? Jika tidak, kenapa dia pergi menemui No Word?Tiba-tiba Johan merasa kesal. Bukankah Frida menyukai perempuan? Jangan-jangan dia suka dua-duanya? Kalau dia menyukai No Word, kenapa Frida dan Johan berlagak menjadi pasangan kekasih?Johan melempar ponselnya, lalu memeluk bantal duduk di sofa. Pikirannya mulai menjalar. Semakin dipikir-pikir, Johan pun semakin marah dan semakin kesal!Apa pun ceritanya, sekarang Johan adalah “kekasihnya”. Kenapa dia tidak memberi tahu Johan jika dia akan pergi berkencan dengan lelaki lain? Apalagi di tengah malam begini! Jangan-jangan mereka berkencan di hotel?Tiba-tiba amarah di hati Johan pun berkobar dan hatinya terasa tidak tenang. Dia pergi ke dapur untuk mengambil beberapa botol bir, lalu membuka televisi. Johan meneguk bir sembari menonton, terkadang dia terus melirik ponselnya.Jam 23.00, jam 23.15, jam 23.30 ….Seka
Johan mengernyitkan keningnya, lalu menjawab dengan sedikit sedih, “Kalau kamu berkencan sama dia, kamu nggak bisa jadi pacarku lagi. Nanti ibuku akan memaksaku untuk pergi kencan buta.”Frida terkejut dengan alasan itu. Namun, dia ingin tertawa.“Jangan ketawa!” Johan mendengus dingin, lalu menundukkan kepalanya untuk melanjutkan ciumannya.Johan menyukai aroma tubuh wanita ini dan juga bibir delimanya. Dia lebih tertarik dengan Frida daripada gim yang disukainya. Selagi Johan mabuk, dia mengikuti suara hati untuk melanjutkan ciumannya.Frida juga tidak meronta lagi hingga dia merasakan napas si lelaki menjadi berat dan ada perubahan dari tubuhnya, tatapannya berubah dingin. Frida spontan memalingkan sedikit kepalanya, lalu berkata, “Johan, cukup!”Johan menatapnya dengan linglung. “Belum cukup!”“Kamu sudah mabuk. Jangan main-main lagi! Balik ke kamarmu sana!” Nada suara Frida sangatlah tenang.“Nggak mau!” Johan menunjukkan sikap manjanya.Frida mengerutkan keningnya. “Kalau begitu,
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin