Reza melirik tangan yang diletakkan Melvin di atas pinggang Sonia. Dia mengemut bibir tipisnya, lalu berkata, “Pak Melvin gembira sekali. Nanti kita bisa minum bersama.”“Tentu saja, tapi Sonia-ku tidak suka aku mabuk-mabukan. Aku takut dia akan marah. Nanti malam dia malah tendang aku dari ranjang!” Melvin tersenyum sambil mengangkat-angkat alisnya. Selesai berbicara, dia melayangkan tatapan lembut ke sisi Sonia.Raut wajah Sonia tidak berubah sama sekali. Dia mencubit pinggang Melvin dengan erat.“Sst!” Melvin merintih, lalu berkata, “Jangan malu, lagi pula tidak ada orang lain di sini!”Reza tersenyum datar. “Tenang saja, Sonia tidak pernah menendang orang ketika lagi tidur!”“Benarkah?” Melvin menatap Sonia dengan sangat manja. “Sepertinya aku sudah terlalu memanjakannya.”Sonia mengerutkan keningnya. Hanya saja, dia tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Reza dan Thalia. Jadi, dia segera mengalihkan topik pembicaraan. Sonia mengeluarkan hadiah dari dalam tas, lalu menyerahkannya ke
Tatapan Sonia telah menyatakan segalanya. Hati Melvin spontan terasa sakit. Dia segera berkata, “Sudahlah, sudahlah, kamu tidak menghargai kesempatan sebaik ini. Kelak meskipun kamu merengek dan menangis untuk minta jadian sama aku, aku juga tidak akan luluh.”Melvin melepaskan tangannya dari wajah Sonia, lalu menggandeng pergelangan tangannya. “Ayo, aku bawa kamu makan yang enak.”Melvin membawa Sonia berkeliling, lalu membawa segelas anggur untuk Sonia. “Malam ini kamu boleh mabuk. Ada aku di sisimu. Aku pasti akan mengantarmu pulang dengan selamat!”Sonia menyesap anggur, lalu berkata, “Kamu nggak aman.”“Sonia, kamu percaya sama semua orang, tapi malah tidak percaya sama aku!” ucap Melvin dengan tidak puas.“Apa daya? Siapa suruh aku memahamimu?” Sonia spontan tersenyum.“Kamu memahamiku?” Melvin mendekat, lalu mengedipkan matanya. “Bagaimana kalau malam ini kamu pahami aku lebih dalam lagi?”Senyuman di wajah Sonia terkaku. Dia menggertakkan giginya. “Melvin, bilang saja kalau kam
Melvin melihat bayangan punggung si wanita muda yang masuk ke dalam gedung. Dia pun menggeleng dengan tersenyum.Keesokan harinya.Kelly pergi ke rumah sakit untuk merawat Sandora. Sementara, Sonia sedang menjaga Yana di rumah.Saat menjelang siang, Yana merengek ingin mencari ibunya. Sonia juga tidak mungkin membawanya ke rumah sakit. Jadi, Sonia pun membawanya ke taman bermain.Mereka berdua makan di restoran dalam mal. Kemudian, langsung ke taman bermain di lantai atas.Yana sedang bermain seluncuran. Sonia duduk di samping. Tampak ada banyak orang tua yang membawa anak-anaknya kemari.“Itu anakmu? Kamu kelihatannya seperti anak yang masih sekolah saja. Apa kamu menikah dini?” Seorang wanita berkata dengan kaget.Sonia hanya tersenyum tipis dan tidak menjelaskan. Membosankan sekali! Hanya saja, Yana bermain dengan sangat gembira. Jadi, Sonia pun terpaksa mengeluarkan ponselnya untuk bermain gim.Sudah lama Sonia tidak masuk ke akunnya. Begitu masuk, ada notifikasi ajakan bermain dar
Pertanyaan Jason membengongkan Sonia. Dia segera menggeleng. “Bukan.”Ekspresi Jason semakin kaget lagi. “Dia sudah menikah sama orang lain?”Sonia tidak tahu harus tersenyum atau menangis. “Dia bukan anakku, anak temanku.”Sebenarnya perasaan Sonia sangat kacau saat ini. Tangan yang memeluk Yana semakin erat lagi.Kelly tidak ingin Jason mengetahui keberadaan Yana. Jadi, dia tidak boleh membocorkannya. Tak disangka, mereka akan bertemu Jason di sini.Jason spontan menghela napas lega. Dia merasa anak kecil ini sangatlah familier di mata. “Anak ini cantik sekali. Siapa namanya?”“Yana,” jawab Sonia, lalu berkata pada Yana, “Panggil Paman.”Yana terus menatap Jason. Tiba-tiba dia menjulurkan kedua tangannya. “Mau digendong Paman!”Sonia terkejut.Biasanya Yana takut dengan lelaki dewasa asing. Dia selalu berondok ketika bertemu dengan lelaki dewasa yang terlampau ramah terhadapnya. Namun sekarang dia malah berinisiatif ingin dipeluk oleh Jason. Dia pun menghela napas ringan. Inikah yang
“Iya!”Jason tidak lagi menanyakan masalah Kelly. Dia menunduk melihat anak perempuan yang penurut ini. “Anak ini cantik sekali. Ibunya pasti cantik dan ayahnya pasti ganteng.”Sonia melirik Jason sekilas. “Iya, mereka memang adalah pasangan serasi.”Mobil berhenti di depan Celestial Hotel. Jason memeluk Yana, sedangkan Sonia memeluk boneka beruang berjalan ke dalam.Saat ini, Yusa, Reza, dan yang lain sedang berjalan ke dalam aula. Tiba-tiba ada yang berkata, “Tuan Jason datang!”Semua orang spontan menoleh. Tampak Jason menggendong seorang anak di dalam pelukannya, diikuti dengan seorang wanita muda di sampingnya. Wajah wanita itu ditutupi oleh boneka beruang. Jadi, tidak ada yang bisa melihat wajah si wanita.Yusa berkata dengan tersenyum, “Kenapa Tuan Jason bawa anak? Jangan-jangan dia diam-diam sudah melahirkan anak?”“Hari ini hari pertunangan Bondan. Apa dia sengaja mempublikasinya hari ini untuk merebut perhatian semua orang?”“Kuakui Tuan Jason memang hebat. Dia selalu menjadi
Jason menggendong Yana ke dalam aula sembari bertanya dengan tersenyum, “Di mana Johan?”“Johan pergi jemput kekasihnya. Sepertinya dia akan sampai bentar lagi,” jawab Yusa.Semua orang berbincang-bincang sambil berjalan ke dalam aula.Saat ini hampir semua hadirin sudah tiba di aula. Ada banyak pejabat dan pebisnis ternama di Kota Jembara sedang berkumpul di sini. Ketika mereka masuk ke aula, tatapan orang-orang tertuju pada diri Reza. Mereka semua segera berjalan ke sisinya untuk memberi salam.Jason dapat merasakan Yana terlihat agak gugup. Dia pun membawa Yana dan Sonia ke tempat yang agak sepi, lalu berpesan kepada Sonia, “Kamu bawa Yana main-main dan makan dulu. Aku akan segera kembali.”Sonia mengangguk. “Aku datang cuma untuk ucapin selamat buat Tuan Bondan. Aku akan segera pulang.”“Jangan buru-buru.” Jason tersenyum sambil menyerahkan Yana kepada Sonia. Dia berkata dengan tersenyum lembut, “Yana yang patuh, ya! Sebentar lagi Paman akan kembali untuk main bersamamu.”Yana mel
Seperti biasanya, Jason memang sangat berkarisma. Namun dari gerak-gerik mereka, Sonia tidak bisa menebak bagaimana hubungannya dengan wanita itu. Hanya saja, dari sikap playboy Jason, jika wanita itu bukanlah mantan kekasihnya, sepertinya dia adalah wanita yang sedang digaetnya.Setelah Jason selesai mengobrol dengan wanita itu, Sonia pergi berpamitan dengannya. Namun, Jason malah langsung menggendong Yana. “Ada air mancur dan pertunjukan kembang api di taman. Aku bawa dia ke sana sebentar. Kamu makan dulu.”Sonia berkata dengan datar, “Sudah saatnya aku dan Yana pulang. Lagi pula, sepertinya nggak bagus kalau kamu biarin kekasihmu begitu saja.”Jason mengikuti arah pandang Sonia, lalu terlintas sedikit rasa malas di wajahnya. “Dia bukan kekasihku!”Kiara sudah mengusik Jason selama dua tahun. Namun, Jason tidak sedikit pun merasa tertarik terhadapnya. Jason berkata, “Jangan buru-buru! Bondan sudah bilang sama aku untuk menjamumu.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Nggak usah sesungk
Tiba-tiba ponsel Sonia berdering. Dia melihatnya sekilas, lalu pergi mengangkat panggilan.Tadi Reza sudah sempat membaca nama di atas tampilan ponselnya. Tatapannya seketika menjadi muram. Tidak tampak lagi sedikit pun senyuman di wajahnya.Sonia berjalan sambil berkata, “Kami lagi di Celestial Hotel.”Melvin bertanya, “Ngapain kamu ke sana?”“Hari ini hari pertunangan Tuan Bondan. Jason bawa aku dan Yana ke sini.”Melvin berkata dengan kesal, “Kenapa kamu tidak beri tahu aku? Sia-sia aku mengkhawatirkanmu.”Sonia mengangkat-angkat pundaknya, lalu berkata dengan tersenyum, “Memangnya aku bisa kenapa-napa? Aku akan segera pulang.”“Saat aku tidak bisa menemukanmu di rumah, aku akan merasa cemas dan tidak nyaman,” dengus Melvin. “Kalau begitu, aku akan pergi menjemput kalian sekarang.”“Emm,” balas Sonia.Setelah panggilan diakhiri, Sonia membalikkan kepalanya dan tampak tempat duduk itu sudah kosong. Entah sejak kapan Reza meninggalkan tempat.Sonia duduk sejenak di tempat duduknya. Se
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak