Share

Bab 5 - Feeling

Author: Author Lee
last update Last Updated: 2024-06-23 13:04:41

Theo menyeret Elise ke kamar dan menutup pintu dengan sekali bantingan keras. Elise hampir terhuyung ketika Theo melepaskannya dengan kasar seperti sebuah benda tak berguna.

"Dia tamuku. Kau tak punya hak untuk mengusirnya!" desis Theo tajam.

Elise melipat tangan di depan dada, berusaha meredam emosinya yang sebenarnya juga meledak-ledak. Ia tak menyangka suaminya akan membawa wanita lain ke rumah mereka. Dan mirisnya, wanita itu adalah cinta pertama Theo.

Elise menolak berjabat tangan dengan wanita bernama Cellina Rose itu. Ia juga meminta Nathan untuk pulang dengan alasan jam tutup klinik. Jujur saja, ia malu karena Nathan harus melihat kondisi rumah tangganya yang menyedihkan. Elise tak pernah ingin membiarkan orang lain tahu seperti apa hubungannya selama ini dengan Theodore Blake.

"Tapi aku istrimu!" balas Elise kemudian. Ia tidak bisa menahan suara yang sejak tadi ditahannya.

Theo langsung menarik lengan Elise. Cengkeraman Theo berhasil membuatnya meringis kesakitan. "Apa kau lupa? Ini rumahku!" sahutnya seraya melepas cengkeramannya dan mendorong Elise ke kasur. "Aku berhak melakukan apa pun yang kuinginkan di rumahku sendiri."

Elise segera bangkit meskipun tak ada jawaban yang bisa dilontarkannya untuk melawan ucapan Theo. Namun baru saja ia menapakkan kaki di lantai, Theo sudah membalikkan badan dan berjalan pergi.

"Tunggu, kau mau ke mana?"

Theo memiringkan badan sedikit dan bergumam, "Bukan urusanmu." sebelum akhirnya melangkah keluar kamar.

Dadanya sesak. Air matanya tumpah membasahi wajah mungilnya. Elise tak dapat menahan tangisnya yang pecah karena perlakuan Theodore Blake.

***

"Kenapa kau menarikku pergi? Kita baru saja tiba di rumahmu." protes Cellina setelah mereka berada di dalam mobil.

Theo menyalakan mesin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan pekarangan rumahnya yang luas bak istana. Ia tak memberi jawaban apa pun pada wanita yang duduk di sampingnya itu. Pikirannya benar-benar kacau sekarang.

"Padahal aku ingin mengobrol dengannya." gerutu Cellina lagi dengan wajah cemberut.

"Dia tak akan mau berbicara denganmu. Dia ingin aku mengusirmu." sahut Theo dingin.

Cellina menoleh ke samping dan melemparkan tatapan sinis ke arahnya. "Tentu saja. Perempuan mana yang mau bicara dengan orang yang mengaku sebagai cinta pertama suaminya!"

Theo mendengus dengan sebelah tangan menopang kepala dan pandangan lurus ke depan. Ia benar-benar sudah salah langkah. Ia pikir dengan membuat Elise cemburu, istrinya itu akan cemas dan merasa takut untuk kehilangan dirinya. Dengan begitu, Elise akan lebih berusaha untuk memperhatikannya. Tapi kenyataannya? Ia justru membuat Elise menangis, lagi dan lagi.

"Kurasa aku harus memberitahunya bahwa sebenarnya aku..."

"Tidak perlu," sela Theo cepat. "Kau tidak perlu memberitahunya."

Kali ini Cellina yang mendengus sambil memutar bola mata. "Terserah kau saja. Yang jelas kau harus bertanggungjawab karena dia jadi membenciku sekarang."

Theo tidak berkata apa-apa lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Sepertinya tidak ada gunanya juga kalau ia memberitahu Elise yang sebenarnya tentang Cellina. Lagipula itu hanya akan menjatuhkan harga dirinya. Bagaimana kalau Elise sampai tahu kalau Theo sengaja memancingnya agar lebih perhatian padanya?

Astaga, Theodore Blake! Hal konyol apa yang sudah kaulakukan? Kau tidak butuh perhatian dari perempuan itu! Ini sungguh memalukan!

Theo mengerang dalam hati. Kenapa ia jadi seperti ini?

***

Elise menatap kosong roti selai di tangannya di bangku sebuah taman yang tak jauh dari rumahnya. Sebenarnya ia sama sekali tak merasa lapar. Tapi karena cemas jika dirinya sakit dan klinik malah terbengkalai, ia memutuskan untuk membeli roti selai di minimarket dan berakhir menatapnya tanpa ada sedikit pun keinginan untuk menyantapnya.

Bayangan sosok wanita yang datang bersama Theo tadi masih mengiang-ngiang di kepalanya. Selama ini Theo tak pernah menceritakan tentang seorang wanita pun yang dicintainya. Sampai-sampai Elise pernah berpikir kalau dirinya punya kesempatan untuk meluluhkan hati suaminya, meskipun harus bersabar menunggu hingga waktu yang ia tak tahu kapan.

Tapi ternyata ia salah. Theo memang menyimpan seorang wanita di dalam hatinya. Dan sore ini, Theo membawanya pulang ke rumah untuk ditunjukkan pada Elise. Sungguh menyedihkan.

"Kenapa aku harus sedih?" gumam Elise pada diri sendiri. "Bagaimana pun, pada akhirnya pernikahan ini memang akan berakhir."

Elise mengangkat wajah menatap langit malam yang kelam. Tak ada bintang maupun bulan. Benar-benar kelam, seperti suasana hatinya sekarang.

Seharusnya Elise tidak berharap pada Theo karena pernikahan mereka akan berakhir setelah Theo berhasil mendapatkan rumah sakit milik keluarganya. Dan sepertinya, Theo akan segera mendapatkan apa yang diinginkannya itu.

"Mungkin karena itu dia akhirnya membawa wanita itu ke rumah." gumam Elise lagi sambil menyepak kakinya di atas tanah.

Sial, kau benar-benar bodoh! Kau tak seharusnya jatuh hati padanya, Elise Bowman! Elise mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Akhirnya aku menemukanmu,"

Suara seorang pria yang muncul dari belakangnya membuat pikiran Elise seketika buyar. Ia membalikkan badan dan melihat sosok Nathan yang sudah berdiri di belakangnya entah sejak kapan.

"Nathan?" ujar Elise agak terkejut. "Apa yang kaulakukan di sini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 27 - [21+] Wild Bitch

    malam sebelumnya..."Mertuanya menghajarnya habis-habisan." ujar Kelly sambil tertawa penuh kemenangan, lalu meneguk wine-nya.Nathan yang mendengar cerita Kelly mendengus. "Jujur saja aku benci mendengar ceritamu. Kau menjebak Elise!"Malam itu, sebelum pukul sembilan, Kelly tiba-tiba menelepon dan mengundang Nathan ke apartemennya. Sebenarnya Nathan tak berniat datang. Namun kata-kata yang diucapkan Kelly membuatnya penasaran dan berakhir di apartemen mewah milik wanita itu."Aku punya rencana bagus agar kau bisa mendekati Elise."Dan sekarang, Nathan berada di apartemen Kelly, menikmati wine sambil mendengarkan wanita itu menceritakan apa yang sudah dilakukannya tadi di pesta ulang tahun kakek Theo."Kau mungkin benci mendengarnya. Tapi apa tak terpikir olehmu? Aku baru saja membantumu. Hubungan Elise dan Theo akan merenggang malam ini. Mereka akan bertengkar hebat!"Nathan meletakkan sebelah tangan di lengan sofa. "Katakan padaku, apa yang bisa kulakukan setelah ini.""Tentu saja

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 26 - We Need to Talk

    Raut heran terlihat jelas di mata Bibi Bernadeth saat melihat Theo pagi-pagi sekali sudah berada di meja makan. Tapi ia tak mengutarakannya. Dan Theo yang juga menyadari hal ini pun berpura-pura seolah tak menyadari apa pun.Theo sengaja bangun lebih awal pagi ini. Ia tahu betul kebiasaan Elise yang selalu bangun lebih awal untuk menghindari bertemu dengannya. Pagi ini, Theo tak akan membiarkan hal itu terjadi. Jadi, ia bisa menyelesaikan apa yang perlu diselesaikannya dengan Elise sebelum istrinya itu pergi ke klinik."Nyonya Elise sepertinya kelelahan setelah pesta semalam," ujar Bibi Bernadeth memancing.Theo hanya mengangguk. Tak ada yang tahu bahwa semalam ia tidur di kamar tamu. "Buatkan aku kopi." perintahnya, dan Bibi Bernadeth dengan sigap langsung beringsut ke dapur. Kurang dari lima menit wanita tua itu kembali dan membawakannya secangkir kopi.Sebenarnya Theo bukan orang yang suka dengan kopi. Jarang sekali ia minum cairan hitam itu. Tapi karena malam ini ia kurang tidur,

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 25 - Leave Me

    Tepat lima menit sebelum jam tangannya menunjukkan pukul satu malam, Theo tiba di rumahnya. Dua buah mobil yang berdiri di pekarangan rumahnya membuatnya keningnya berkerut. Ia tidak pernah melihat kedua mobil ini sebelumnya.Theo segera turun dari mobil, dengan langkah lebar langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Nafasnya yang semula menderu perlahan mereda saat melihat 'para tamu' yang ada sedang duduk di sofa, meskipun tidak di waktu yang seharusnya. Kedatangannya disambut oleh empat pasang mata yang berada di ruang tamunya."Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Theo tanpa berbasa-basi—yang memang bukan keahliannya. Ia menatap kedua lelaki tak dikenal yang ada di sana, lalu beralih menatap kedua perempuan yang dikenalinya. Mia dan Cellina. "Di mana Elise?" tanyanya lagi."Theo," Mia-lah yang pertama kali membuka suara di tengah keheningan malam itu. "Kau tak pernah cerita apa pun tentang cinta pertamamu."Alis Theo langsung terangkat mendengar ucapan adiknya yang tak kalah cepla

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 24 - About Cellina

    "Sial! Kenapa aku harus bertemu dengannya di sini?" gerutu Cellina dengan wajah memberengut.Setelah pertemuannya dengan Kelly Dempsey, ia dan Liam akhirnya memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Mereka berjalan-jalan di taman dan berakhir duduk di sebuah bangku kayu. Taman itu dulunya adalah tempat di mana ia dan kedua sepupunya, Theo dan Mia, bermain bersama-sama. Malam itu, suasana taman di belakang mansion sepi, berbeda dengan suasana di dalam mansion yang begitu meriah. Rasanya mereka tak salah memilih tempat itu untuk mencari ketenangan sejenak.Liam yang duduk di sampingnya menepuk-nepuk punggung tangannya dengan lembut. "Jadi kalian memang bukan teman baik?" tanyanya polos."Jelas tidak!" sahut Cellina cepat. Ia benar-benar tak sudi disebut sebagai teman baik Kelly Dempsey.Liam terkekeh pelan. Sikap Cellina barusan sangat lucu baginya. Ia belum pernah melihat sisi Cellina yang seperti ini.Cellina yang melihat Liam tertawa, seketika memberengut. "Kenapa kau malah tertaw

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 23 - Old Friend

    Cellina Rose sesekali melirik ponselnya, berharap jika Mia atau Elise akan segera membalas pesannya. Ia datang terlambat ke acara ulang tahun kakeknya karena harus menemui seorang klien sore ini. Dan saat tiba di mansion, ia sama sekali tidak melihat Mia, maupun Elise. Ia sudah mencoba menghubungi keduanya. Namun tak satu pun dari mereka yang menjawab."Kau menunggu seseorang?" tanya lelaki yang saat itu bersamanya.Cellina tersenyum kecil. "Ya, aku sedang mencari sepupuku. Dia belum membalas pesanku," sahutnya. "Maaf kalau ini membuatmu terganggu, Liam."Liam Milner, putra salah seorang rekan bisnis ayah Cellina yang cukup akrab dengannya. Kedua orang itu saling menyukai. Namun mereka belum meresmikan hubungan mereka."Oh," Liam tersenyum. "Tidak masalah. Aku sama sekali tidak merasa terganggu." Lelaki itu kemudian mengangkat gelas champagne-nya ke arah Cellina, mengajaknya untuk bersulang. Kemudian terdengar suara dentingan gelas yang beradu pelan.Cellina dan Liam mengobrol ringan,

  • Jatuh Cinta Setelah Permintaan Cerai   Bab 22 - Slander

    Theo menghentikan gerakannya ketika ponsel dalam saku jasnya bergetar untuk kesekian kalinya. Suasana nyaman yang dirasakannya bersama Elise saat itu membuatnya lupa bahwa dirinya adalah seorang dokter, yang itu berarti ia harus selalu siap-sedia ketika ponselnya berdering di luar jam kerja.Ia mengajak Elise menepi. "Maaf, ada telepon dari rumah sakit." gumamnya pada Elise.Elise mengangguk, menunjukkan bahwa dirinya tak keberatan jika Theo menjawab teleponnya sekarang.Sementara Theo berbicara di telepon, Elise mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia belum melihat Mia, juga Cellina, sejak tadi. Ia berharap bisa bertemu dengan kedua wanita itu malam ini, di tengah lautan manusia yang ada di sana.Namun pandangannya justru berhasil menemukan sosok ibu mertuanya, Jessica Blake. Jessica berada di lantai dua, terlihat sedang mengobrol dengan seorang perempuan muda yang tak menunjukkan seluruh wajahnya. Sejenak Elise tertegun. Perempuan berambut blonde bergelombang itu terasa tak asing bagin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status