Home / Rumah Tangga / Jebakan Manis Sang Miliarder / 3. Terjebak Dalam Permainan

Share

3. Terjebak Dalam Permainan

Author: Ryoum ei
last update Huling Na-update: 2023-11-06 10:52:29

Kaylee membuka matanya begitu merasa terganggu dengan sinar matahari yang menerangi wajahnya. Matanya mengedar sembari menyadarkan diri. Ia merasa tidak mengenali tempat ini dan bahkan ini bukanlah kamarnya. Kaylee menghembuskan napas pelan dan menoleh. Memperhatikan sekitar dan benar-benar merasa asing dengan tempat ini. Namun begitu, ia masih berusaha mengingat kejadian apa yang terjadi sebelumnya.

Seorang pria datang yang membuat Kaylee lebih tidak percaya dengan keberadaannya saat ini. Ia menjerit karena merasa telah kotor, apalagi kehadiran seorang pria itu yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dan bagian dada yang terbuka, memperlihatkan tubuh atletis serta bagian perut yang kotak-kotak bak roti setelah mandi membuat Kaylee semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak ia sadari sebelumnya hingga bisa berada di dalam kamar yang tidak ia kenali ini. kaylee terus menggeleng tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

“Apa yang kau lakukan, Nona.”               

Suara bass seorang pria bukannya membuat Kaylee tersadar tetapi justru semakin mengeraskan teriakannya. Ia tidak bisa menerima kenyataan pahit ini setelah suatu hal terjadi padanya. Kaylee membuka matanya lebar. Tidak … pria yang tengah mengenakan kemejanya itu adalah orang yang telah merusak dirinya. Kaylee harus meminta pertanggung jawaban meski itu akan terlihat menjijikkan.

Baru saja Kaylee akan beranjak dari posisinya untuk meminta pertanggungjawaban, pria itu mendekat dan menarik wajah Kaylee hingga melihatnya. Mereka saling bertatapan dengan mulut terdiam. Kaylee terperanjat karena ketampanan yang dimiliki pria ini. Bukan hanya wajah tetapi semua bentuk tubuhnya juga terpahat hampir sempurna, tetapi sekali lagi ia harus sadar bahwa pria tampan tidak selalu memiliki hati yang baik juga. Kaylee segera menampik tangan pria itu hingga wajahnya terlepas dari tangan pria itu.

“Pikiranmu terlalu kotor, Nona. Lebih baik pergilah mandi dan dinginkan pikiran panasmu itu.” Pria itu berujar lebih dulu sebelum Kaylee mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

Pria itu beranjak pergi setelah sebelumnya mengambil pakaian, mengabaikan Kaylee yang masih bengong dan bahkan sangat susah untuk mengedipkan matanya. Kaylee segera menyadarkan diri, ia melihat sekitar dan masih tidak percaya ia bisa berada di kamar ini. Kaylee bahkan tidak tahu siapa pria penuh pesona itu dan ia merutuki kebodohannya yang malah berpikir buruk sebelumnya. Tetapi … hei! Darimana pria itu tahu bahwa Kaylee memiliki pikiran kotor?

Kaylee menyibak selimut yang menutupi bagian tubuhnya. Ia mengeluh karena tubuhnya masih lengkap menggunakan pakaian dan ia sudah bertindak bodoh dengan menuduh pria itu berbuat mesum padanya. Astaga … Kaylee benar-benar merasa bersalah sekarang.

Dengan penuh penyesalan Kaylee mulai beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan ritual membersihkan diri atas perintah pria tampan tadi. Tidak tahu mengapa ia mudah sekali menurut meski mereka tidak saling mengenal. Kaylee benar-benar terjebak dalam masalah sekarang. Sudah menuduh orang melakukan perbuatan mesum padanya dan dengan baiknya pria itu malah memintanya menyadarkan diri. Astaga ... Kaylee benar-benar malu!

Sedangkan pria itu sibuk dengan menyiapkan makanan. Memanggang roti dan membuat susu. Matanya begitu jeli dengan apa yang dia lakukan, mengabaikan sesosok wanita yang tengah mengintipnya dari pintu kamar yang terbuka sedikit. Lagi-lagi Kaylee mengeluh dengan apa yang dia lakukan.

Kaylee menghela napas panjang. “Baiklah, Kaylee. Sepertinya kau memang harus melalui hari yang buruk ini dengan lapang dada. Yeah … kau bukan wanita yang banyak gaya dan- oh ayolah. Aku tidak bisa seperti ini.”

Kaylee mengepalkan kedua tangannya. Memejamkan mata sembari mencoba berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ia hadapi saat ini. Kaylee benar-benar kacau sekali. Ia tidak bisa berpikir dengan baik.

Pada akhirnya hanya helaan napas panjang yang kembali terdengar. Kaylee membuka matanya lagi lalu mulai memasuki kamar mandi dengan lesu. Ya … Kaylee hanya sekedar penasaran dengan pria itu sebelumnya hingga memutuskan untuk mengintip sebentar dari balik pintu untuk melihat apa yang tengah pria itu lakukan. Bodoh memang, tetapi Kaylee memang bukan wanita pendiam yang hanya akan menerima nasibnya. Sebaliknya, kaylee adalah wanita yang tidak bisa diam dan memiliki banyak tingkah.

Kaylee pasrah. Ia benar-benar tidak punya pilihan selain hanya ikut dalam arus air yang mengalir. Ia segera menuju ke kamar mandi dan mulai melakukan ritualnya di dalam sana. Tak cukup lama, wanita itu kembali dengan hanya mengenakan handuk yang memang tersedia di dalam sana. Kaylee tampak bingung dan berpikir. Ia tidak memiliki pakaian ganti dan hanya ada lemari besar milik pria itu. kaylee tidak tahu harus melakukan apa. Tidak mungkin juga ia mengenakan pakaian pria itu tanpa izin.

Pintu terbuka, menampakkan pria itu yang kembali lagi untuk mengambil ponselnya tetapi matanya langsung tertuju pada Kaylee yang hanya mengenakan handuk, memperlihatkan sebagian tubuhnya terpampang jelas oleh pria tersebut serta tengah diam sembari melihat lemari di depannya. Kaylee menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka lalu membulatkan matanya dan segera menutup rapat bagian atas handuknya. Kedua tangannya seolah melindungi bagian atas tubuhnya.

Pria itu segera mengalihkan pandangan begitu sadar. Ia menelan salivanya dengan susah payah setelah melihat bagaimana indahnya tubuh gadis tidak dikenal itu. “Maaf. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Aku hanya ingin mengambil ponsel.”

Kaylee menoleh dan melihat ponsel di atas nakas lalu mengambilnya, memberikannya kepada pria itu dengan melindungi tubuhnya dengan handuk sialan itu. Pria itu baru saja akan pergi saat suara Kaylee kembali terdengar.

“Aku tidak memiliki pakaian ganti. Tidak mungkin aku memakai bajuku lagi karena itu sudah kotor. Apa kau akan keluar? Jika iya, belikan aku satu set pakaian.” Kaylee berujar dengan rasa bersalah yang tinggi karena selain berpikir buruk tentang pria itu ia juga meminta bantuan.

Pria itu berdehem sebentar dan mulai bergerak dengan melangkah mendekati lemari tanpa mau melihat Kaylee. Membuka lemarinya dan mencari sesuatu di dalam sana sebelum akhirnya memberikan sebuah kemeja putih panjang dan celana jeans kepada Kaylee.

“Mungkin ini muat untuk tubuhmu jika kau tidak memiliki banyak lemak.” Pria itu berujar sembari menyodorkan pakaian kepada Kaylee dengan melindungi wajahnya dengan ponselnya.

Kaylee membulatkan matanya. Banyak lemak dalam tubuh? Yang benar saja. Kaylee bahkan memiliki porsi tubuh yang kurus. Baru saja Kaylee ingin membantah ucapan pria itu, tetapi pria itu sudah berangsur pergi. Meninggalkan Kaylee yang mulutnya masih terbuka sedikit karena ingin bicara.

Kaylee segera masuk kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaian. Mulutnya terus menggerutu sampai bisa didengar dari luar kamar tetapi seolah tidak ada yang mau menyahut. Kesal dan malu menjadi satu dalam diri Kaylee hingga ia tidak tahu harus mengutamakan yang mana untuk ia rasakan.

Kaylee segera kembali ke kamar dan melihat pantulan dirinya dicermin. Rambutnya masih basah karena keramas dan ia segera mengambil hair dryer milik pria itu yang terletak dinakas. Mengeringkan rambutnya dan menatanya kembali setelahnya. Kaylee menatap lagi pantulan dirinya. Tidak cukup buruk meski kemejanya terasa begitu besar. Ini lebih baik daripada ia harus mengenakan pakaiannya yang kotor.

Kaylee mengambil tas dan ponselnya yang berada di nakas, lantas segera pergi keluar untuk berpamitan. Meski rasa malu dan bersalahnya cukup tinggi, tetapi ia tidak akan mengulangi kesalahannya. Cukup hari ini saja Kaylee melakukan hal bodoh karena telah memasuki kamar milik orang lain bahkan tak ia kenali.

Kaylee berjalan pelan mendekat pada pria itu yang tengah sarapan. Pria itu menoleh dan beranjak dari duduknya, mempersilakan Kaylee duduk di kursi seberang. Kaylee menurut tanpa banyak bicara. Memperhatikan pria itu yang mengambilkan roti panggang dan memberikan pilihan selai, lalu segelas susu hangat dan satu permen rasa coklat.

“Kita tidak saling mengenal tetapi kenapa kau sangat baik? Mungkin saja aku adalah orang jahat,” ujar Kaylee dengan mengambil roti dan mulai memakannya tanpa sungkan.

Pria itu hanya menyunggingkan senyuman tipis, tetapi begitu mempesona bagi Kaylee yang melihatnya saat ini. Astaga … Kaylee tidak mungkin tergoda dengan pria ini karena satu kali bertemu bukan? Pria ini benar-benar tampan melebihi Jason si brengsek itu.

Kaylee mengalihkan pandangan dan berusaha agar tidak mempermalukan diri lebih banyak. Ia fokus memakan makanannya dan menunggu pria itu menjawab pertanyaan yang aneh mungkin saja.

“Tidak mungkin wanita bodoh sepertimu memiliki niat buruk terhadapku.”

Kaylee kembali tersinggung. Lagi-lagi pria itu selalu membuat harga dirinya seakan runtuh tanpa aba-aba. Kaylee mengepalkan jemarinya kuat dan memilih menghirup napas dalam-dalam untuk menahan emosinya. Sepertinya pria ini memang memiliki racun disetiap kata yang ia ucapkan. Buktinya Kaylee sudah beberapa kali menahan emosi sejak bersama beberapa saat dengannya. Sial!

Pria itu menyelesaikan sarapannya dan mengusap tangannya dengan tissue. Kaylee memperhatikan dengan diam.

“Baiklah. Karena kau sudah melihat isi rumahku maka kau juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan. Apalagi kau masuk ke sini tanpa izin dan bahkan dengan percaya diri langsung masuk ke dalam lemari pakaian yang tentunya itu sangat pribadi. Kau … apa hukum negara yang pantas untuk wanita tidak sopan sepertimu ini, hm?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   111. Akhir Kisah

    “Tidurlah. Aku yang akan menjaga mereka.” Kaylee dengan mata sayunya menatap Nicole yang tersenyum lembut padanya. “Kau juga lelah, Nic.” “Aku tertidur saat perjalanan tadi. Aku masih bisa menahan kantuk. Pergilah beristirahat dan percaya padaku.” Meski ingin menolak permintaan Nicole, tetapi Kaylee sungguh tidak kuat untuk terus membuka matanya dengan kedua anaknya yang terbaring sakit di atas ranjang di depannya. Nicole meyakinkan Kaylee dan mengajak wanita itu berpindah ke sofa untuk sejenak beristirahat. Nathan dan Nala, kedua anak yang baru saja lahir dua bulan yang lalu itu terbaring sakit sebab demam tinggi dan harus mendapatkan perawatan khusus sebab demam yang tidak turun selama hampir satu minggu. Kaylee serta Nicole juga terus berjaga dan terus berdoa untuk kesembuhan kedua putra putri mereka dan dua hari ini karena pekerjaan Nicole yang terlalu padat membuat pria itu mau tak mau harus pergi meninggalkan Kaylee dan kedua buah hatinya demi menyelesaikan pekerjaan. Pria it

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   110. Hadiah Dari Tuhan

    Suara tangisan bayi yang bersahutan menggema dalam ruangan membuat siapa saja yang tengah menunggu di depan ruang persalinan menghembuskan napas lega. Setelah beberapa jam mereka menunggu proses persalinan, akhirnya membuahkan hasil dan melegakan segala perasaan khawatir sebelumnya. Ketakutan itu sirna bersamaan dengan suara bayi yang akan mereka lihat dan cintai nantinya.“Kaylee berhasil.”Pamela mengangguk dengan wajah harunya. Ia bergenggaman tangan dengan Verika sejak tadi dengan harapan keduanya yang sama-sama menginginkan keselamatan Kaylee beserta anak dalam kandungannya. Pamela tersenyum.Tidak jauh berbeda dengan Pamela serta Verika, Franco dan Fernando saling melempar senyum dengan puas setelah mendengar tangisan dua bayi yang bersahutan di dalam ruangan. Sedangkan di dalam ruangan, Nicole tersenyum dengan napas lega setelah ikut tersakiti melihat Kaylee yang berjuang begitu keras untuk hidup kedua anaknya karena pilihan Kaylee yang menginginkan melahirkan anaknya secara no

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   109. Pernikahan Tidak Terlupakan

    Hari itu akhirnya datang, tepat diakhir bulan seperti yang Artur katakan sebelumnya. Restu kedua orang tua masing-masing yang telah mereka dapatkan lalu hingga persiapan pernikahan hari ini yang telah dibantu semua orang, termasuk kedua orang tua Katarina dan Artur.Katarina, wanita itu telah cantik dengan gaun putih tanpa lengan dengan bagian dada yang terbuka dibagian tengahnya. Memperlihatkan kulit seputih susu yang jarang sekali ia perlihatkan dengan bagian bawah gaun yang menyapu lantai sampai beberapa meter ke belakang. Kedua tangannya yang memakai kaus tangan transparan sampai siku juga jari yang tersemat cincin perak dengan berlian berwarna biru laut di atasnya semakin memperlihatkan betapa indahnya hari ini.Artur, pria itu tersenyum begitu melihat sang kekasih berjalan perlahan ke arahnya dengan kedua tangan yang memegang buket bunga pengantin berbentuk round dengan isian bunga mawar, peony serta ranunculus. Wanita itu terlihat begitu cantik dengan rambut disanggul belakang

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   108. Detik Berhenti

    Sudah hampir dua puluh tiga jam Kaylee dan Nicole menunggu perubahan tubuh Jasmine dan sejauh waktu itu berjalan juga keduanya tidak berhenti berharap akan keadaan baik untuk Jasmine yang bibirnya semakin berubah membiru beserta pucat pasi. Kaylee mulai merasakan tubuh Jasmine yang perlahan dingin, tetapi ia masih menyangkal dan berusaha yakin wanita itu akan bertahan.Nicole mendekat dan melihat jam. Tersisa satu jam lagi sebelum dokter menyatakan gagal untuk kehidupan Jasmine. Nicole mencoba tenang meski perasaan dan otaknya berhenti mencerna. Mereka berada disisi berbeda untuk memastikan Jasmine memiliki kesempatan bertemu kembali dengan mereka.Dua jam sebelumnya dokter mengatakan Jasmine keracunan salah satu bahan masakan yang dikonsumsi. Racun dalam tubuh Jasmine sudah menyebar dan menyebabkan ketidaksadaran serta racun terus menyebar hingga beberapa organ dalamnya terinfeksi parah. Jika dalam dua puluh empat jam tidak ada reaksi apapun itu berarti racun sudah menyebar ke seluru

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   107. Harapan Terakhir

    “Mau bagaimanapun hukuman tetap berjalan, Kaylee. Jangan khawatir. Aku sudah meminta pada pihak kepolisian untuk membawa Jasmine ke rumah sakit yang lebih baik penanganannya. Kita cukup menunggu kabar saja.”Nicole berusaha menenangkan Kaylee yang begitu syok dan marah ketika mendengar keadaan Jasmine sakit parah bahkan pihak kepolisian hanya memberikan obat ala kadarnya tanpa tahu penyakitnya. Kaylee sudah tidak akan mentolerir jika sesuatu yang buruk terjadi pada Jasmine. Mau bagaimanapun juga, meski mereka pernah berseteru tetapi Kaylee dan Jasmine semakin berhubungan baik setelahnya dan mulai melupakan semua masalalu. Sejak Jasmine berada di penjara juga Kaylee sering menemuinya dan membawakan berbagai makanan demi menyenangkan wanita tersebut, tetapi saat ia tidak datang dalam seminggu ini ia langsung mendengar kabar buruk dari kepolisian tentang keadaa Jasmine.“Sampai kapan akan menunggu kabar, Nic? Kau tidak mendengar Jasmine sampai muntah darah? Apalagi pihak kepolisian tidak

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   106. Menemukan Cara

    Suara ketukan pintu membuat Katarina yang ketiduran mulai tersadar. Ia mengucek matanya dan mengedarkan pandangan. Masih di dalam kamar. Katarina membulatkan mata begitu teringat niatnya untuk keluar dari kamar hingga kelelahan sendiri lalu tertidur dengan posisi duduk meringkuk di depan pintu. Katarina segera beranjak dan menunggu pintu terbuka.“Ibu?”Tidak ada suara selain ketukan lagi.“Ayah?”Katarina masih berusaha menebak siapa orang yang datang ke kamarnya bahkan tidak kunjung membuka pintu dan malah terus mengetuk. Alisnya menukik dengan segala rasa penasarannya. Sampai kemudian pintu terbuka dan menampakkan sosok Artur yang berdiri dengan menyunggingkan senyuman.“Hai,” sapa Artur melihat kekasihnya seraya terus menyunggingkan senyuman.Katarina tidak merespon sebab masih begitu terkejut sekaligus bingung apakah dia mimpi atau memang Artur berada di depannya. Sedangkan Artur mengernyitkan kening, melihat seluruh tubuh Katarina yang tidak serapi yang selalu ia lihat apalagi d

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   105. Acara Keluarga

    Seluruh keluarga besar Katarina mulai berdatangan, mulai dari paman pertama dari ayahnya beserta keluarganya, lalu paman kedua dari ayahnya dengan keluarga, disusul oleh keluarga dari ibunya dan terakhir adalah paman dari ibunya yang datang sendirian sebab belum memiliki keluarga sendiri. Semua orang sudah datang tetapi Katarina sudah memutuskan untuk tidak ikut dan memilih tetap dikurung di dalam kamarnya. Ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya lagi dengan berusaha keluar dari kamar dan mengambil kesempatan seperti yang dikatakan oleh ibunya semalam.“Semua baik-baik saja tanpaku? Menyebalkan sekali menjadi anak satu-satunya dalam keluarga. Tidak memiliki saudara yang bisa diajak kompromi atau paling tidak menemaniku agar tidak bosan di dalam kamar.”Katarina bicara sendiri dan kembali melihat ke suasana luar rumahnya lewat balkon yang tertutup. Untung saja balkonnya menggunakan pintu kaca, jadi ia bisa melihat suasana di luar kamarnya meski sedang bersedih di dalam kamar yang

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   104. Kembali Menemui

    Artur segera beranjak dari duduknya begitu melihat Brad keluar. “Selamat sore, Tuan Bradson. Bisakah Anda meluangkan waktu sebentar untuk saya? Mengenai hari sebelumnya, saya ingin meminta maaf karena ada keperluan yang mendadak hingga tidak bisa menunggu Anda sampai selesai.”Brad tetap berjalan dengan Artur yang mengikuti di sampingnya. “Maaf tidak bisa. Saya ada rapat.”Brad menampakkan senyuman tipis terkesan mengejek lalu meninggalkan Artur. Artur kembali fokus dan kembali mengejar pria baya itu. “Lalu … bisakah kita bertemu pekan depan? Saya menghormati Anda dan berharap kita bisa bicara.”Brad menghentikan langkahnya lalu menatap Artur dari atas sampai bawah. “Apa yang kamu inginkan dengan pertemuan kita meski sekarang atau pekan depan?”Artur diam dan menatap Brad lurus. “Tidak ada. Saya hanya ingin mengenal Anda lebih dalam dan membicarakan rencana masa depan yang telah saya pikirkan sebelumnya.”Brad tersenyum mengejek. “Sombong sekali, baru bertemu dan bahkan tidak saling m

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   103. Malam Hangat

    “Sampai kapan kau terus menciumi perutku, hum?”Nicole mendudukkan kembali tubuhnya dengan tegak setelah melakukan ritual menyayangi calon anaknya di dalam perut Kaylee. Ia menatap Kaylee lalu terkekeh. “Lama sekali dia keluarnya. Aku sudah ingin melihat wajah menggemaskan mereka berdua.”Kaylee tersenyum kecil. “Sabar, Sayang. Masih beberapa bulan lagi dan kau bisa melihat mereka.”Nicole membaringkan tubuh lalu menyamping dan menyangga kepalanya dengan satu tangan menatap Kaylee. “Aku tidak memiliki keturunan yang pernah menghasilkan anak kembar, tetapi mengapa kau kini justru mengandung anak kembar? Apakah kau memiliki keturunan dari orang kembar?”Kaylee menggeleng. “Tidak juga. Memangnya harus memiliki keturunan kembar baru akan tumbuh kembar lagi? Lucu sekali.”“Memang tidak harus seperti keturunan, tetapi kebanyakan orang yang hamil anak kembar sebelumnya salah satu dari keluarga mereka pasti memiliki anak kembar. Jadi, tanaman yang sudah tua lalu seperti tumbuh lagi dari ketur

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status