Share

3. Terjebak Dalam Permainan

Kaylee membuka matanya begitu merasa terganggu dengan sinar matahari yang menerangi wajahnya. Matanya mengedar sembari menyadarkan diri. Ia merasa tidak mengenali tempat ini dan bahkan ini bukanlah kamarnya. Kaylee menghembuskan napas pelan dan menoleh. Memperhatikan sekitar dan benar-benar merasa asing dengan tempat ini. Namun begitu, ia masih berusaha mengingat kejadian apa yang terjadi sebelumnya.

Seorang pria datang yang membuat Kaylee lebih tidak percaya dengan keberadaannya saat ini. Ia menjerit karena merasa telah kotor, apalagi kehadiran seorang pria itu yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dan bagian dada yang terbuka, memperlihatkan tubuh atletis serta bagian perut yang kotak-kotak bak roti setelah mandi membuat Kaylee semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak ia sadari sebelumnya hingga bisa berada di dalam kamar yang tidak ia kenali ini. kaylee terus menggeleng tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

“Apa yang kau lakukan, Nona.”               

Suara bass seorang pria bukannya membuat Kaylee tersadar tetapi justru semakin mengeraskan teriakannya. Ia tidak bisa menerima kenyataan pahit ini setelah suatu hal terjadi padanya. Kaylee membuka matanya lebar. Tidak … pria yang tengah mengenakan kemejanya itu adalah orang yang telah merusak dirinya. Kaylee harus meminta pertanggung jawaban meski itu akan terlihat menjijikkan.

Baru saja Kaylee akan beranjak dari posisinya untuk meminta pertanggungjawaban, pria itu mendekat dan menarik wajah Kaylee hingga melihatnya. Mereka saling bertatapan dengan mulut terdiam. Kaylee terperanjat karena ketampanan yang dimiliki pria ini. Bukan hanya wajah tetapi semua bentuk tubuhnya juga terpahat hampir sempurna, tetapi sekali lagi ia harus sadar bahwa pria tampan tidak selalu memiliki hati yang baik juga. Kaylee segera menampik tangan pria itu hingga wajahnya terlepas dari tangan pria itu.

“Pikiranmu terlalu kotor, Nona. Lebih baik pergilah mandi dan dinginkan pikiran panasmu itu.” Pria itu berujar lebih dulu sebelum Kaylee mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

Pria itu beranjak pergi setelah sebelumnya mengambil pakaian, mengabaikan Kaylee yang masih bengong dan bahkan sangat susah untuk mengedipkan matanya. Kaylee segera menyadarkan diri, ia melihat sekitar dan masih tidak percaya ia bisa berada di kamar ini. Kaylee bahkan tidak tahu siapa pria penuh pesona itu dan ia merutuki kebodohannya yang malah berpikir buruk sebelumnya. Tetapi … hei! Darimana pria itu tahu bahwa Kaylee memiliki pikiran kotor?

Kaylee menyibak selimut yang menutupi bagian tubuhnya. Ia mengeluh karena tubuhnya masih lengkap menggunakan pakaian dan ia sudah bertindak bodoh dengan menuduh pria itu berbuat mesum padanya. Astaga … Kaylee benar-benar merasa bersalah sekarang.

Dengan penuh penyesalan Kaylee mulai beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan ritual membersihkan diri atas perintah pria tampan tadi. Tidak tahu mengapa ia mudah sekali menurut meski mereka tidak saling mengenal. Kaylee benar-benar terjebak dalam masalah sekarang. Sudah menuduh orang melakukan perbuatan mesum padanya dan dengan baiknya pria itu malah memintanya menyadarkan diri. Astaga ... Kaylee benar-benar malu!

Sedangkan pria itu sibuk dengan menyiapkan makanan. Memanggang roti dan membuat susu. Matanya begitu jeli dengan apa yang dia lakukan, mengabaikan sesosok wanita yang tengah mengintipnya dari pintu kamar yang terbuka sedikit. Lagi-lagi Kaylee mengeluh dengan apa yang dia lakukan.

Kaylee menghela napas panjang. “Baiklah, Kaylee. Sepertinya kau memang harus melalui hari yang buruk ini dengan lapang dada. Yeah … kau bukan wanita yang banyak gaya dan- oh ayolah. Aku tidak bisa seperti ini.”

Kaylee mengepalkan kedua tangannya. Memejamkan mata sembari mencoba berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ia hadapi saat ini. Kaylee benar-benar kacau sekali. Ia tidak bisa berpikir dengan baik.

Pada akhirnya hanya helaan napas panjang yang kembali terdengar. Kaylee membuka matanya lagi lalu mulai memasuki kamar mandi dengan lesu. Ya … Kaylee hanya sekedar penasaran dengan pria itu sebelumnya hingga memutuskan untuk mengintip sebentar dari balik pintu untuk melihat apa yang tengah pria itu lakukan. Bodoh memang, tetapi Kaylee memang bukan wanita pendiam yang hanya akan menerima nasibnya. Sebaliknya, kaylee adalah wanita yang tidak bisa diam dan memiliki banyak tingkah.

Kaylee pasrah. Ia benar-benar tidak punya pilihan selain hanya ikut dalam arus air yang mengalir. Ia segera menuju ke kamar mandi dan mulai melakukan ritualnya di dalam sana. Tak cukup lama, wanita itu kembali dengan hanya mengenakan handuk yang memang tersedia di dalam sana. Kaylee tampak bingung dan berpikir. Ia tidak memiliki pakaian ganti dan hanya ada lemari besar milik pria itu. kaylee tidak tahu harus melakukan apa. Tidak mungkin juga ia mengenakan pakaian pria itu tanpa izin.

Pintu terbuka, menampakkan pria itu yang kembali lagi untuk mengambil ponselnya tetapi matanya langsung tertuju pada Kaylee yang hanya mengenakan handuk, memperlihatkan sebagian tubuhnya terpampang jelas oleh pria tersebut serta tengah diam sembari melihat lemari di depannya. Kaylee menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka lalu membulatkan matanya dan segera menutup rapat bagian atas handuknya. Kedua tangannya seolah melindungi bagian atas tubuhnya.

Pria itu segera mengalihkan pandangan begitu sadar. Ia menelan salivanya dengan susah payah setelah melihat bagaimana indahnya tubuh gadis tidak dikenal itu. “Maaf. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Aku hanya ingin mengambil ponsel.”

Kaylee menoleh dan melihat ponsel di atas nakas lalu mengambilnya, memberikannya kepada pria itu dengan melindungi tubuhnya dengan handuk sialan itu. Pria itu baru saja akan pergi saat suara Kaylee kembali terdengar.

“Aku tidak memiliki pakaian ganti. Tidak mungkin aku memakai bajuku lagi karena itu sudah kotor. Apa kau akan keluar? Jika iya, belikan aku satu set pakaian.” Kaylee berujar dengan rasa bersalah yang tinggi karena selain berpikir buruk tentang pria itu ia juga meminta bantuan.

Pria itu berdehem sebentar dan mulai bergerak dengan melangkah mendekati lemari tanpa mau melihat Kaylee. Membuka lemarinya dan mencari sesuatu di dalam sana sebelum akhirnya memberikan sebuah kemeja putih panjang dan celana jeans kepada Kaylee.

“Mungkin ini muat untuk tubuhmu jika kau tidak memiliki banyak lemak.” Pria itu berujar sembari menyodorkan pakaian kepada Kaylee dengan melindungi wajahnya dengan ponselnya.

Kaylee membulatkan matanya. Banyak lemak dalam tubuh? Yang benar saja. Kaylee bahkan memiliki porsi tubuh yang kurus. Baru saja Kaylee ingin membantah ucapan pria itu, tetapi pria itu sudah berangsur pergi. Meninggalkan Kaylee yang mulutnya masih terbuka sedikit karena ingin bicara.

Kaylee segera masuk kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaian. Mulutnya terus menggerutu sampai bisa didengar dari luar kamar tetapi seolah tidak ada yang mau menyahut. Kesal dan malu menjadi satu dalam diri Kaylee hingga ia tidak tahu harus mengutamakan yang mana untuk ia rasakan.

Kaylee segera kembali ke kamar dan melihat pantulan dirinya dicermin. Rambutnya masih basah karena keramas dan ia segera mengambil hair dryer milik pria itu yang terletak dinakas. Mengeringkan rambutnya dan menatanya kembali setelahnya. Kaylee menatap lagi pantulan dirinya. Tidak cukup buruk meski kemejanya terasa begitu besar. Ini lebih baik daripada ia harus mengenakan pakaiannya yang kotor.

Kaylee mengambil tas dan ponselnya yang berada di nakas, lantas segera pergi keluar untuk berpamitan. Meski rasa malu dan bersalahnya cukup tinggi, tetapi ia tidak akan mengulangi kesalahannya. Cukup hari ini saja Kaylee melakukan hal bodoh karena telah memasuki kamar milik orang lain bahkan tak ia kenali.

Kaylee berjalan pelan mendekat pada pria itu yang tengah sarapan. Pria itu menoleh dan beranjak dari duduknya, mempersilakan Kaylee duduk di kursi seberang. Kaylee menurut tanpa banyak bicara. Memperhatikan pria itu yang mengambilkan roti panggang dan memberikan pilihan selai, lalu segelas susu hangat dan satu permen rasa coklat.

“Kita tidak saling mengenal tetapi kenapa kau sangat baik? Mungkin saja aku adalah orang jahat,” ujar Kaylee dengan mengambil roti dan mulai memakannya tanpa sungkan.

Pria itu hanya menyunggingkan senyuman tipis, tetapi begitu mempesona bagi Kaylee yang melihatnya saat ini. Astaga … Kaylee tidak mungkin tergoda dengan pria ini karena satu kali bertemu bukan? Pria ini benar-benar tampan melebihi Jason si brengsek itu.

Kaylee mengalihkan pandangan dan berusaha agar tidak mempermalukan diri lebih banyak. Ia fokus memakan makanannya dan menunggu pria itu menjawab pertanyaan yang aneh mungkin saja.

“Tidak mungkin wanita bodoh sepertimu memiliki niat buruk terhadapku.”

Kaylee kembali tersinggung. Lagi-lagi pria itu selalu membuat harga dirinya seakan runtuh tanpa aba-aba. Kaylee mengepalkan jemarinya kuat dan memilih menghirup napas dalam-dalam untuk menahan emosinya. Sepertinya pria ini memang memiliki racun disetiap kata yang ia ucapkan. Buktinya Kaylee sudah beberapa kali menahan emosi sejak bersama beberapa saat dengannya. Sial!

Pria itu menyelesaikan sarapannya dan mengusap tangannya dengan tissue. Kaylee memperhatikan dengan diam.

“Baiklah. Karena kau sudah melihat isi rumahku maka kau juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan. Apalagi kau masuk ke sini tanpa izin dan bahkan dengan percaya diri langsung masuk ke dalam lemari pakaian yang tentunya itu sangat pribadi. Kau … apa hukum negara yang pantas untuk wanita tidak sopan sepertimu ini, hm?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status