Share

4. Tawaran Menikah

Penulis: Ryoum ei
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 10:53:23

“Apa maksudmu?” tanya Kaylee disela-sela makannya tepat dengan wajah bingung dengan mata menyipit.

Pria itu tersenyum tipis dan kembali meminum susunya. “Ku pikir kau tidak sebodoh itu untuk mengerti apa maksudku tetapi melihat ekspresi yang kau berikan aku jadi tahu bahwa kau memang bodoh.”

Kaylee menatap penuh pria itu yang menampakkan senyuman sinis. Ia mencoba mengartikan maksud pria itu tentang tanggungjawab yang dimaksud. Kaylee tersedak begitu otaknya berpikir tentang hal aneh yang tiba-tiba menyelinap dalam pikirannya. Hei … itu tidak benar bukan?

Pria itu segera membantu Kaylee yang tersedak dengan mencoba menepuk-nepuk bagian punggung atas Kaylee dan menyodorkan minuman kepada Kaylee. Kaylee segera mengambil minum dan meneguknya cepat. Sial! Kenapa tenggorokannya terasa sangat sakit, huh?

“Pelan-pelan,” ujar pria itu mencoba mengingatkan Kaylee. Setelah melihat Kaylee yang membaik, pria itu kembali duduk ditempatnya. Menatap Kaylee yang memperhatikannya dengan seksama dan ia yang mengernyitkan kening karena wajah serius gadis itu.

“Kau berbicara tentang hubungan?” tebak Kaylee mencoba mencari jawaban atas maksud pria itu sebelumnya. Meski tidak yakin dengan pikiran buruknya tetapi ia tahu bahwa seorang pria tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ketika bertemu dengan seorang wanita apalagi setelah mengalami masalah seperti Kaylee saat ini. Kehidupan ini sungguh tidak lucu. Kaylee tidak akan menyetujui jenis pertanggungjawaban seperti itu hanya karena kesalahan kecil.

Pria itu terkekeh lalu menopangkan kedua tangannya di atas meja. Menatap penuh Kaylee yang masih menunggu akan jawabannya. “Ternyata kau tidak sebodoh itu.”

Kaylee membulatkan matanya. “Jadi benar bahwa kau berbicara tentang berhubungan? Dasar pria brengsek!” maki Kaylee setelah tebakannya benar.

Kaylee lantas beranjak dari duduknya dan berniat pergi saat suara pria itu kembali terdengar dan membuatnya terduduk kembali.

“Hubungan pernikahan apakah begitu buruk bagimu?”

Kaylee mengedipkan matanya beberapa kali karena tidak percaya dengan ucapan pria itu. “Kau bercanda dengan ucapanmu?”

Pria itu menyenderkan punggungnya ke belakang dan kedua tangan bersedekap. “Tentu saja tidak. Kau yang membuat kesalahan ini, jadi aku juga ingin kau bertanggungjawab atas kesalahanmu. Kau masuk ke kamarku tanpa permisi dan …”

“Cukup!” seru Kaylee dengan satu tangan ke atas, meminta pria itu menghentikan ucapannya yang menjabarkan kesalahan Kaylee. “Kau tidak bisa meminta pertanggungjawaban dengan menikah juga sebab kesalahan kecil seperti itu. Bagaimanapun pintu kamarmu yang terbuka dan aku sedang mencari tempat persembunyian. Jadi, kau juga bersalah.”

Pria itu mengernyitkan kening. “Kenapa malah menyalahkanku kini? Ini kamarku dan tentu saja terserah padaku untuk membuka atau menutup pintu.”

Ya … memang benar ucapan pria itu jika itu terserah padanya sebab ini kamar hotel miliknya, tetapi Kaylee tetap harus menyanggah.

“Tetap saja itu bermula darimu. Jika saja pintumu tidak terbuka maka aku juga tidak akan masuk ke dalam kamarmu.”

“Lalu bagaimana dengan lemari pakaian? Kau bahkan tidur di sana dengan dengkuran sangat keras?”

Kaylee membulatkan matanya mendengar penuturan pria itu. Apa katanya? Mendengkur? Yang benar saja. Ini sungguh memalukan!

Hei … bisakah Kaylee tidak mendengarnya? wajahnya pasti sangat memalukan saat ini.

“Kau jangan sembarangan bicara. Aku bisa menuntutmu karena menjebak seseorang hanya demi untuk setuju menikah denganmu.”

Pria itu menaikkan satu alisnya. Ia mengambil ponselnya dan berniat menelepon.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Kaylee melihat pria itu yang sibuk dengan ponselnya.

“Aku akan melaporkanmu lebih dahulu karena melanggar privasi seseorang.”

Kaylee langsung beranjak dan merebut ponsel itu. Pria ini sungguh licik sekali. Bisa-bisanya Kaylee yang akan menuntut tetapi pria itu yang melapor lebih dahulu. Sialan!

Pria itu terkekeh. Ia berdehem sebentar dan kembali menatap Kaylee yang masih berdiri di sampingnya. “Ada alasan mengapa aku memintamu menikah denganku. Yang pertama sebab kau masuk kamar tanpa izin, yang kedua karena kau melanggar privasiku sebagai pria dengan masuk ke dalam lemari dan tentu saja itu bersifat pribadi serta yang ketiga adalah sebagai pertanggungjawabanmu atas kedua kesalahan yang kau lakukan. Owh … satu lagi. Itu karena kita tidak saling mengenal.”

Kaylee menghembuskan napas panjang lalu kembali duduk ditempatnya. “Baiklah aku minta maaf karena telah masuk ke dalam kamar hotelmu dan bahkan lemarimu tanpa izin serta tentu saja itu tidak sopan. Namun ketahuilah bahwa semua bisa dibicarakan dengan baik-baik tanpa harus bertanggungjawab dengan menikah.”

“Tidak. Aku tidak terbiasa dengan kata maaf dan kembali dengan kesalahan yang sama. Aku selalu mengajukan permintaan sebagai tanggungjawab orang agar aku bisa percaya dengan ketulusannya menyesali kesalahan. Seperti itulah caraku.”

Kaylee terdiam. Merenungkan semua ucapan pria itu yang justru mengajaknya menikah hanya sebab kesalahan kecil. Ini terlalu buruk untuk sebuah permintaan maaf tetapi pria itu bahkan menegaskan tentang permintaannya. Ini gila bukan?

Kaylee mengingat tentang kejadian perselingkuhan yang dilakukan oleh Jason semalam. Kemesraan Jason dengan wanita murahan itu dan ciuman yang mereka lakukan. Sialan! Jason bahkan bisa bahagia dengan orang lain lalu kenapa Kaylee harus memikirkan tentang pria brengsek itu? Ia menyesali perbuatannya yang malah meragukan Katarina dibanding mencari kebenaran dan akhirnya ia benar-benar terluka karena keegoisannya.

Pria itu beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Kaylee.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Kaylee penuh kewaspadaan sebab mereka yang memang baru saja mengenal dan ketahuilah bahwa tidak semua orang itu baik.

Pria itu mengambil piring dan gelas Kaylee yang masih penuh makanan. “Sepertinya kau sudah kenyang jadi aku akan membersihkan piring serta gelas.”

Baru saja pria itu akan beranjak pergi, Kaylee mencegah dengan mengambil kembali piring dan gelasnya. “Bersihkan saja milikmu. Aku masih lapar,” gumamnya yang mendapatkan senyuman simpul si pria.

Kaylee kembali makan dengan pria itu yang beranjak menuju ke dapur untuk membersihkan piring dan gelas yang telah kotor. Kaylee kembali berpikir tentang tawaran pria itu untuk menikah. Kesalahannya memang sepela tetapi ingatan tentang Jason yang berselingkuh di belakangnya membuat Kaylee berpikir kembali untuk membalaskan dendam kepada Jason. Ia berpikir mungkin dengan menikah akan membuat Jason menyesal sebab telah berselingkuh dari Kaylee.

Kaylee melirik pria itu yang ternyata juga tengah menatapnya. Ia segera mengalihkan pandangan dan kembali fokus dengan makannya. Kaylee berdehem lalu menatap pria itu yang telah selesai dengan kegiatannya. “Mengenai tawaran pernikahan itu …”

“Kau berniat menyetujuinya,” sahut pria itu yang melihat wajah ragu dari Kaylee.

“Aku belum mengatakannya.”

“Ekspresi wajahmu terlihat ragu.”

Pria itu kembali duduk, menatap Kaylee yang masih juga belum menghabiskan makanannya bahkan susunya masih utuh.

“Berapa bayaran yang aku dapatkan jika benar-benar menikah denganmu dan mengikuti semua kebohonganmu? Aku tahu kau tidak bersungguh-sungguh dengan permintaanmu menikah denganku. Kita bahkan tidak saling mengenal dan tidak mungkin sebuah kesalahan kecil harus diganti dengan waktu sepanjang hidup. Itu terlalu tidak adil bagiku. Aku akan mengikuti permainanmu jika itu mengharuskan untuk menikah sebagai permintaan maafku.”

Pria itu mengernyitkan kening. Ia tersenyum simpul dan berkata, “Apapun yang kau mau. Aku dan semua yang ku miliki akan kau dapatkan, Nona.”

Kaylee mengangguk-anggukan kepala mengerti. Jadi, benar jika pria itu hanya membutuhkannya untuk sebuah kontrak pernikahan bukan pernikahan sesungguhnya. Jika pemikirannya salah, maka tidak mungkin pria itu akan berkata tentang harga bukan? Baiklah. Sepertinya memang menguntungkan bagi Kaylee untuk menyetujui tawaran pernikahan ini. Selain untuk membalaskan dendamnya kepada Jason, Kaylee juga akan mendapatkan sejumlah uang. Lumayan bukan?

Kaylee tersenyum sendiri begitu membayangkan setelah ia menikah Jason akan semakin menyesal dan terluka karena telah menyia-nyiakan Kaylee selama ini. Ia akan bahagia dengan sebuah pernikahan dengan pria kaya dan juga tampan sedangkan Jason akan menyesal dengan perbuatannya. Sebuah ide yang bagus. Sedangkan pria itu yang memperhatikan Kaylee sejak tadi ikut tersenyum melihat gadis itu.

“Baiklah. Aku setuju menikah denganmu.”

Pria itu mengernyitkan keningnya kembali. Masih belum yakin dengan pilihan gadis itu untuk menyetujui tawarannya menikah. “Ini keputusanmu dan ku harap kau tidak menyesal,” peringat pria itu.

Kaylee langsung menggeleng dengan yakin. Ia sudah bisa membayangkan masa depannya yang hebat dengan pria ini dan juga tentu saja melihat Jason yang terluka setiap saat. “Tidak akan. Tetapi … sampai kapan kau akan melakukan kebohongan ini? Aku hanya ingin memastikan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   111. Akhir Kisah

    “Tidurlah. Aku yang akan menjaga mereka.” Kaylee dengan mata sayunya menatap Nicole yang tersenyum lembut padanya. “Kau juga lelah, Nic.” “Aku tertidur saat perjalanan tadi. Aku masih bisa menahan kantuk. Pergilah beristirahat dan percaya padaku.” Meski ingin menolak permintaan Nicole, tetapi Kaylee sungguh tidak kuat untuk terus membuka matanya dengan kedua anaknya yang terbaring sakit di atas ranjang di depannya. Nicole meyakinkan Kaylee dan mengajak wanita itu berpindah ke sofa untuk sejenak beristirahat. Nathan dan Nala, kedua anak yang baru saja lahir dua bulan yang lalu itu terbaring sakit sebab demam tinggi dan harus mendapatkan perawatan khusus sebab demam yang tidak turun selama hampir satu minggu. Kaylee serta Nicole juga terus berjaga dan terus berdoa untuk kesembuhan kedua putra putri mereka dan dua hari ini karena pekerjaan Nicole yang terlalu padat membuat pria itu mau tak mau harus pergi meninggalkan Kaylee dan kedua buah hatinya demi menyelesaikan pekerjaan. Pria it

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   110. Hadiah Dari Tuhan

    Suara tangisan bayi yang bersahutan menggema dalam ruangan membuat siapa saja yang tengah menunggu di depan ruang persalinan menghembuskan napas lega. Setelah beberapa jam mereka menunggu proses persalinan, akhirnya membuahkan hasil dan melegakan segala perasaan khawatir sebelumnya. Ketakutan itu sirna bersamaan dengan suara bayi yang akan mereka lihat dan cintai nantinya.“Kaylee berhasil.”Pamela mengangguk dengan wajah harunya. Ia bergenggaman tangan dengan Verika sejak tadi dengan harapan keduanya yang sama-sama menginginkan keselamatan Kaylee beserta anak dalam kandungannya. Pamela tersenyum.Tidak jauh berbeda dengan Pamela serta Verika, Franco dan Fernando saling melempar senyum dengan puas setelah mendengar tangisan dua bayi yang bersahutan di dalam ruangan. Sedangkan di dalam ruangan, Nicole tersenyum dengan napas lega setelah ikut tersakiti melihat Kaylee yang berjuang begitu keras untuk hidup kedua anaknya karena pilihan Kaylee yang menginginkan melahirkan anaknya secara no

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   109. Pernikahan Tidak Terlupakan

    Hari itu akhirnya datang, tepat diakhir bulan seperti yang Artur katakan sebelumnya. Restu kedua orang tua masing-masing yang telah mereka dapatkan lalu hingga persiapan pernikahan hari ini yang telah dibantu semua orang, termasuk kedua orang tua Katarina dan Artur.Katarina, wanita itu telah cantik dengan gaun putih tanpa lengan dengan bagian dada yang terbuka dibagian tengahnya. Memperlihatkan kulit seputih susu yang jarang sekali ia perlihatkan dengan bagian bawah gaun yang menyapu lantai sampai beberapa meter ke belakang. Kedua tangannya yang memakai kaus tangan transparan sampai siku juga jari yang tersemat cincin perak dengan berlian berwarna biru laut di atasnya semakin memperlihatkan betapa indahnya hari ini.Artur, pria itu tersenyum begitu melihat sang kekasih berjalan perlahan ke arahnya dengan kedua tangan yang memegang buket bunga pengantin berbentuk round dengan isian bunga mawar, peony serta ranunculus. Wanita itu terlihat begitu cantik dengan rambut disanggul belakang

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   108. Detik Berhenti

    Sudah hampir dua puluh tiga jam Kaylee dan Nicole menunggu perubahan tubuh Jasmine dan sejauh waktu itu berjalan juga keduanya tidak berhenti berharap akan keadaan baik untuk Jasmine yang bibirnya semakin berubah membiru beserta pucat pasi. Kaylee mulai merasakan tubuh Jasmine yang perlahan dingin, tetapi ia masih menyangkal dan berusaha yakin wanita itu akan bertahan.Nicole mendekat dan melihat jam. Tersisa satu jam lagi sebelum dokter menyatakan gagal untuk kehidupan Jasmine. Nicole mencoba tenang meski perasaan dan otaknya berhenti mencerna. Mereka berada disisi berbeda untuk memastikan Jasmine memiliki kesempatan bertemu kembali dengan mereka.Dua jam sebelumnya dokter mengatakan Jasmine keracunan salah satu bahan masakan yang dikonsumsi. Racun dalam tubuh Jasmine sudah menyebar dan menyebabkan ketidaksadaran serta racun terus menyebar hingga beberapa organ dalamnya terinfeksi parah. Jika dalam dua puluh empat jam tidak ada reaksi apapun itu berarti racun sudah menyebar ke seluru

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   107. Harapan Terakhir

    “Mau bagaimanapun hukuman tetap berjalan, Kaylee. Jangan khawatir. Aku sudah meminta pada pihak kepolisian untuk membawa Jasmine ke rumah sakit yang lebih baik penanganannya. Kita cukup menunggu kabar saja.”Nicole berusaha menenangkan Kaylee yang begitu syok dan marah ketika mendengar keadaan Jasmine sakit parah bahkan pihak kepolisian hanya memberikan obat ala kadarnya tanpa tahu penyakitnya. Kaylee sudah tidak akan mentolerir jika sesuatu yang buruk terjadi pada Jasmine. Mau bagaimanapun juga, meski mereka pernah berseteru tetapi Kaylee dan Jasmine semakin berhubungan baik setelahnya dan mulai melupakan semua masalalu. Sejak Jasmine berada di penjara juga Kaylee sering menemuinya dan membawakan berbagai makanan demi menyenangkan wanita tersebut, tetapi saat ia tidak datang dalam seminggu ini ia langsung mendengar kabar buruk dari kepolisian tentang keadaa Jasmine.“Sampai kapan akan menunggu kabar, Nic? Kau tidak mendengar Jasmine sampai muntah darah? Apalagi pihak kepolisian tidak

  • Jebakan Manis Sang Miliarder   106. Menemukan Cara

    Suara ketukan pintu membuat Katarina yang ketiduran mulai tersadar. Ia mengucek matanya dan mengedarkan pandangan. Masih di dalam kamar. Katarina membulatkan mata begitu teringat niatnya untuk keluar dari kamar hingga kelelahan sendiri lalu tertidur dengan posisi duduk meringkuk di depan pintu. Katarina segera beranjak dan menunggu pintu terbuka.“Ibu?”Tidak ada suara selain ketukan lagi.“Ayah?”Katarina masih berusaha menebak siapa orang yang datang ke kamarnya bahkan tidak kunjung membuka pintu dan malah terus mengetuk. Alisnya menukik dengan segala rasa penasarannya. Sampai kemudian pintu terbuka dan menampakkan sosok Artur yang berdiri dengan menyunggingkan senyuman.“Hai,” sapa Artur melihat kekasihnya seraya terus menyunggingkan senyuman.Katarina tidak merespon sebab masih begitu terkejut sekaligus bingung apakah dia mimpi atau memang Artur berada di depannya. Sedangkan Artur mengernyitkan kening, melihat seluruh tubuh Katarina yang tidak serapi yang selalu ia lihat apalagi d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status