“Apa maksudmu?” tanya Kaylee disela-sela makannya tepat dengan wajah bingung dengan mata menyipit.
Pria itu tersenyum tipis dan kembali meminum susunya. “Ku pikir kau tidak sebodoh itu untuk mengerti apa maksudku tetapi melihat ekspresi yang kau berikan aku jadi tahu bahwa kau memang bodoh.”
Kaylee menatap penuh pria itu yang menampakkan senyuman sinis. Ia mencoba mengartikan maksud pria itu tentang tanggungjawab yang dimaksud. Kaylee tersedak begitu otaknya berpikir tentang hal aneh yang tiba-tiba menyelinap dalam pikirannya. Hei … itu tidak benar bukan?
Pria itu segera membantu Kaylee yang tersedak dengan mencoba menepuk-nepuk bagian punggung atas Kaylee dan menyodorkan minuman kepada Kaylee. Kaylee segera mengambil minum dan meneguknya cepat. Sial! Kenapa tenggorokannya terasa sangat sakit, huh?
“Pelan-pelan,” ujar pria itu mencoba mengingatkan Kaylee. Setelah melihat Kaylee yang membaik, pria itu kembali duduk ditempatnya. Menatap Kaylee yang memperhatikannya dengan seksama dan ia yang mengernyitkan kening karena wajah serius gadis itu.
“Kau berbicara tentang hubungan?” tebak Kaylee mencoba mencari jawaban atas maksud pria itu sebelumnya. Meski tidak yakin dengan pikiran buruknya tetapi ia tahu bahwa seorang pria tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ketika bertemu dengan seorang wanita apalagi setelah mengalami masalah seperti Kaylee saat ini. Kehidupan ini sungguh tidak lucu. Kaylee tidak akan menyetujui jenis pertanggungjawaban seperti itu hanya karena kesalahan kecil.
Pria itu terkekeh lalu menopangkan kedua tangannya di atas meja. Menatap penuh Kaylee yang masih menunggu akan jawabannya. “Ternyata kau tidak sebodoh itu.”
Kaylee membulatkan matanya. “Jadi benar bahwa kau berbicara tentang berhubungan? Dasar pria brengsek!” maki Kaylee setelah tebakannya benar.
Kaylee lantas beranjak dari duduknya dan berniat pergi saat suara pria itu kembali terdengar dan membuatnya terduduk kembali.
“Hubungan pernikahan apakah begitu buruk bagimu?”
Kaylee mengedipkan matanya beberapa kali karena tidak percaya dengan ucapan pria itu. “Kau bercanda dengan ucapanmu?”
Pria itu menyenderkan punggungnya ke belakang dan kedua tangan bersedekap. “Tentu saja tidak. Kau yang membuat kesalahan ini, jadi aku juga ingin kau bertanggungjawab atas kesalahanmu. Kau masuk ke kamarku tanpa permisi dan …”
“Cukup!” seru Kaylee dengan satu tangan ke atas, meminta pria itu menghentikan ucapannya yang menjabarkan kesalahan Kaylee. “Kau tidak bisa meminta pertanggungjawaban dengan menikah juga sebab kesalahan kecil seperti itu. Bagaimanapun pintu kamarmu yang terbuka dan aku sedang mencari tempat persembunyian. Jadi, kau juga bersalah.”
Pria itu mengernyitkan kening. “Kenapa malah menyalahkanku kini? Ini kamarku dan tentu saja terserah padaku untuk membuka atau menutup pintu.”
Ya … memang benar ucapan pria itu jika itu terserah padanya sebab ini kamar hotel miliknya, tetapi Kaylee tetap harus menyanggah.
“Tetap saja itu bermula darimu. Jika saja pintumu tidak terbuka maka aku juga tidak akan masuk ke dalam kamarmu.”
“Lalu bagaimana dengan lemari pakaian? Kau bahkan tidur di sana dengan dengkuran sangat keras?”
Kaylee membulatkan matanya mendengar penuturan pria itu. Apa katanya? Mendengkur? Yang benar saja. Ini sungguh memalukan!
Hei … bisakah Kaylee tidak mendengarnya? wajahnya pasti sangat memalukan saat ini.
“Kau jangan sembarangan bicara. Aku bisa menuntutmu karena menjebak seseorang hanya demi untuk setuju menikah denganmu.”
Pria itu menaikkan satu alisnya. Ia mengambil ponselnya dan berniat menelepon.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Kaylee melihat pria itu yang sibuk dengan ponselnya.
“Aku akan melaporkanmu lebih dahulu karena melanggar privasi seseorang.”
Kaylee langsung beranjak dan merebut ponsel itu. Pria ini sungguh licik sekali. Bisa-bisanya Kaylee yang akan menuntut tetapi pria itu yang melapor lebih dahulu. Sialan!
Pria itu terkekeh. Ia berdehem sebentar dan kembali menatap Kaylee yang masih berdiri di sampingnya. “Ada alasan mengapa aku memintamu menikah denganku. Yang pertama sebab kau masuk kamar tanpa izin, yang kedua karena kau melanggar privasiku sebagai pria dengan masuk ke dalam lemari dan tentu saja itu bersifat pribadi serta yang ketiga adalah sebagai pertanggungjawabanmu atas kedua kesalahan yang kau lakukan. Owh … satu lagi. Itu karena kita tidak saling mengenal.”
Kaylee menghembuskan napas panjang lalu kembali duduk ditempatnya. “Baiklah aku minta maaf karena telah masuk ke dalam kamar hotelmu dan bahkan lemarimu tanpa izin serta tentu saja itu tidak sopan. Namun ketahuilah bahwa semua bisa dibicarakan dengan baik-baik tanpa harus bertanggungjawab dengan menikah.”
“Tidak. Aku tidak terbiasa dengan kata maaf dan kembali dengan kesalahan yang sama. Aku selalu mengajukan permintaan sebagai tanggungjawab orang agar aku bisa percaya dengan ketulusannya menyesali kesalahan. Seperti itulah caraku.”
Kaylee terdiam. Merenungkan semua ucapan pria itu yang justru mengajaknya menikah hanya sebab kesalahan kecil. Ini terlalu buruk untuk sebuah permintaan maaf tetapi pria itu bahkan menegaskan tentang permintaannya. Ini gila bukan?
Kaylee mengingat tentang kejadian perselingkuhan yang dilakukan oleh Jason semalam. Kemesraan Jason dengan wanita murahan itu dan ciuman yang mereka lakukan. Sialan! Jason bahkan bisa bahagia dengan orang lain lalu kenapa Kaylee harus memikirkan tentang pria brengsek itu? Ia menyesali perbuatannya yang malah meragukan Katarina dibanding mencari kebenaran dan akhirnya ia benar-benar terluka karena keegoisannya.
Pria itu beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Kaylee.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Kaylee penuh kewaspadaan sebab mereka yang memang baru saja mengenal dan ketahuilah bahwa tidak semua orang itu baik.
Pria itu mengambil piring dan gelas Kaylee yang masih penuh makanan. “Sepertinya kau sudah kenyang jadi aku akan membersihkan piring serta gelas.”
Baru saja pria itu akan beranjak pergi, Kaylee mencegah dengan mengambil kembali piring dan gelasnya. “Bersihkan saja milikmu. Aku masih lapar,” gumamnya yang mendapatkan senyuman simpul si pria.
Kaylee kembali makan dengan pria itu yang beranjak menuju ke dapur untuk membersihkan piring dan gelas yang telah kotor. Kaylee kembali berpikir tentang tawaran pria itu untuk menikah. Kesalahannya memang sepela tetapi ingatan tentang Jason yang berselingkuh di belakangnya membuat Kaylee berpikir kembali untuk membalaskan dendam kepada Jason. Ia berpikir mungkin dengan menikah akan membuat Jason menyesal sebab telah berselingkuh dari Kaylee.
Kaylee melirik pria itu yang ternyata juga tengah menatapnya. Ia segera mengalihkan pandangan dan kembali fokus dengan makannya. Kaylee berdehem lalu menatap pria itu yang telah selesai dengan kegiatannya. “Mengenai tawaran pernikahan itu …”
“Kau berniat menyetujuinya,” sahut pria itu yang melihat wajah ragu dari Kaylee.
“Aku belum mengatakannya.”
“Ekspresi wajahmu terlihat ragu.”
Pria itu kembali duduk, menatap Kaylee yang masih juga belum menghabiskan makanannya bahkan susunya masih utuh.
“Berapa bayaran yang aku dapatkan jika benar-benar menikah denganmu dan mengikuti semua kebohonganmu? Aku tahu kau tidak bersungguh-sungguh dengan permintaanmu menikah denganku. Kita bahkan tidak saling mengenal dan tidak mungkin sebuah kesalahan kecil harus diganti dengan waktu sepanjang hidup. Itu terlalu tidak adil bagiku. Aku akan mengikuti permainanmu jika itu mengharuskan untuk menikah sebagai permintaan maafku.”
Pria itu mengernyitkan kening. Ia tersenyum simpul dan berkata, “Apapun yang kau mau. Aku dan semua yang ku miliki akan kau dapatkan, Nona.”
Kaylee mengangguk-anggukan kepala mengerti. Jadi, benar jika pria itu hanya membutuhkannya untuk sebuah kontrak pernikahan bukan pernikahan sesungguhnya. Jika pemikirannya salah, maka tidak mungkin pria itu akan berkata tentang harga bukan? Baiklah. Sepertinya memang menguntungkan bagi Kaylee untuk menyetujui tawaran pernikahan ini. Selain untuk membalaskan dendamnya kepada Jason, Kaylee juga akan mendapatkan sejumlah uang. Lumayan bukan?
Kaylee tersenyum sendiri begitu membayangkan setelah ia menikah Jason akan semakin menyesal dan terluka karena telah menyia-nyiakan Kaylee selama ini. Ia akan bahagia dengan sebuah pernikahan dengan pria kaya dan juga tampan sedangkan Jason akan menyesal dengan perbuatannya. Sebuah ide yang bagus. Sedangkan pria itu yang memperhatikan Kaylee sejak tadi ikut tersenyum melihat gadis itu.
“Baiklah. Aku setuju menikah denganmu.”
Pria itu mengernyitkan keningnya kembali. Masih belum yakin dengan pilihan gadis itu untuk menyetujui tawarannya menikah. “Ini keputusanmu dan ku harap kau tidak menyesal,” peringat pria itu.
Kaylee langsung menggeleng dengan yakin. Ia sudah bisa membayangkan masa depannya yang hebat dengan pria ini dan juga tentu saja melihat Jason yang terluka setiap saat. “Tidak akan. Tetapi … sampai kapan kau akan melakukan kebohongan ini? Aku hanya ingin memastikan.”
Pria itu menatap penuh kepada Kaylee yang terus mengatakan seolah ia bercanda dengan tawaran pernikahan yang ia ajukan. Ia menghembuskan napas pelan dengan Kaylee yang menatapnya meminta jawaban. “Apa aku sempat mengatakan bahwa tawaranku untuk sebuah kebohongan?”Kaylee yang baru meminum susunya menatap pria itu dengan wajah serius. Ia mengusap mulutnya setelah selesai minum. Bisa ia lihat wajah tenang sekaligus serius pria itu saat menekan kata-kata yang ia ucapkan.“Lalu?” tanyanya dengan fokus karena ia juga ingin mendengar jawaban pasti pria itu.Pria itu tersenyum tipis. “Aku sungguh mengajakmu menikah. Bukan untuk sebuah kebohongan ataupun kepura-puraan belaka tetapi benar-benar menikah sebagai pasangan suami istri pada umumnya. Tidak ada kebohongan apapun yang aku rencanakan sebab aku tidak menyukai hal yang bersifat sia-sia. Jadi, ku harap kau juga serius menanggapi tawaranku.”“Bagaimana bisa seperti itu? kita bahkan tidak saling mengenal dan tidak mungkin kau jatuh cinta de
Kaylee berjalan perlahan karena ingin menghampiri pria itu di dalam kamar, tetapi baru saja ia akan bergerak dengan kakinya, pria itu sudah datang dengan satu paper bag yang dapat Kaylee tebak itu adalah pakainnya dan satu tangan lain yang membawa ponsel serta tasnya. Pria itu datang mendekat dan memberikan paper bag serta tas tersebut kepada Kaylee.Baru saja pria itu akan berbalik, suara Kaylee terdengar yang membuatnya berhenti. “Mengenai tawaranmu … aku setuju untuk menikah.”Pria itu mengernyitkan kening, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Kaylee mengalihkan pandangannya pada paper bag dan tangannya yang memegang tas serta ponsel. Entah mengapa ia merasa malu setelah mengatakan keputusannya dan akhirnya ia mengambil inisiatif untuk pergi menghindari pria itu dan keluar lebih dahulu. Sedangkan pria itu tersenyum penuh karena kesempatan yang ia ambil berakhir dengan hasil sesuai keinginannya. Ia menatap Kaylee yang baru saja menutup pintu dan segera mengejar
Kaylee menggeleng. “Aku tidak memilikinya. Itu rumah orang tuaku.”Nicole terkekeh. “Ternyata kau bukan orang miskin dan justru anak dari keluarga kaya.”“Kau yang meremehkanku lebih dahulu,” sahut Kaylee yang memang belum mengatakan apapun tentang kelaurganya tetapi Nicole seolah-olah menebak semuanya hanya dari penampilannya. Sialan!Nicole tersenyum tipis dan mengelus puncak kepala Kaylee yang membuat wanita itu terdiam seketika. “Masuklah.”Kaylee menyadarkan dirinya begitu suara Nicole terdengar dan menatap pria itu bersamaan dengan tangan Nicole yang kembali berada ditempatnya. Ia tersenyum tipis dan berujar, “Masuklah dulu. Aku akan menjamu untuk beberapa saat sebelum kau pergi.”Nicole tersenyum mendengarnya. “Wanita yang perhatian,” balasnya yang lantas menggenggam jemari Kaylee dan mengajaknya masuk ke dalam perumahan elit itu.Kaylee terdiam dengan memperhatikan tangan kanannya yang tergenggam erat oleh tangan besar Nicole. Begitu hangat dirasa. Kaylee lantas mengalihkan pa
Nicole menoleh ke arah dua orang yang dipanggil oleh Kaylee, ia menampakkan senyuman dengan kedua orang tua Kaylee yang terdiam ditempat begitu melihatnya.Nicole ikut beranjak dan masih menampakkan senyumannya. Kedua orang tua Kaylee masih terdiam membisu dengan tatapan fokus kepada Nicole. Sosok pria tampan dan sudah lama tidak terlihat. Kaylee yang melihat tatapan kedua orang tuanya fokus kepada Nicole berpikir bahwa mereka mungkin terkejut dengan kedatangan Nicole yang tidak mereka kenal. Namun ketika memikirkannya, Kaylee lebih berpikir ada yang aneh dengan tatapan keedua orang tuanya kepada Nicole dibanding dengan rasa terkejut karena kedatangan orang asing.“Ibu, Ayah.”Panggilan Kaylee tidak mendapatkan respon apapun dari kedua orang tuanya. Kedua orang itu masih terus menatap Nicole dengan Kaylee yang ikut menatap pria itu saat ini. Nicole juga terus menampakkan senyuman dan itu seolah tidak wajar bagi Kaylee. Ia akan menanyakan hal itu kepada kedua orang tuanya jika Nicole
Semua orang terkejut dengan ungkapan Nicole termasuk Kaylee sendiri. Kaylee mengernyitkan kening, merasa kembali dijebak oleh Nicole yang bahkan tidak mengatakan hal demikian saat mereka bicara sebelumnya. Jangan katakan Nicole hanya sekali berpikir dan langsung mengatakannya. Ini sungguh seperti pemaksaan meski Nicole menegaskan bahwa ia tidak akan memaksa Kaylee. Sial!Nicole tersenyum menatap Kaylee yang membulatkan matanya saking terkejutnya dengan apa yang baru saja ia katakan. Nicole memang tidak memberitahukan hal ini sebelumnya, jadi wajar jika gadis itu terkejut. Sedangkan Kaylee merasa belum siap melakukan pernikahan secepat itu apalagi ia baru akan berusaha melupakan Jason dan menyukai Nicole secara bersamaan. Kaylee tidak akan sanggup.“Aku tahu kalian akan terkejut dengan rencanaku karena terkesan mendesak untuk sebuah pernikahan yang sacral untuk dilakukan tetapi aku sudah merencanakan banyak hal seperti sebelumnya.”“Ku pikir ini terlalu cepat jika kau menginginkan untu
Kaylee berjalan cepat karena janji temunya dengan salah satu klien disebuah kafe. Sialnya taxi yang ia tumpangi terjebak macet hingga membuat Kaylee terpaksa memilih berjalan kaki karena jarak tempat pertemuan yang tidak terlalu jauh. Kaylee terus menggerutu sepanjang jalan karena dengan begini waktunya semakin menipis untuk bertemu klien sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ia hanya berharap kliennya tidak akan pergi karena menunggu terlalu lama kedatangannya.Kaylee menghentikan langkahnya begitu berada tepat di depan sebuah kafe. Ia menghirup napas dalam-dalam untuk mengatur napasnya yang ngos-ngosan sebelumnya, lalu mulai berjalan lebih santai untuk masuk ke dalam kafe. Matanya menelusuri setiap bagian untuk menemukan dimana kliennya. Ia tersenyum tipis dan kembali berjalan mendekati klien begitu melihat meja mereka.“Maaf aku terlambat,” ujar Kaylee begitu sampai di hadapan kliennya.“Nona.” Kaylee mendudukkan diri dengan kliennya yang kembali ikut duduk setelah meny
“Permainan apa ini? Kau lupa usiamu sudah tua, hm?”Kaylee bersedekap dada melihat Nicole yang justru mengajaknya bermain seluncuran dengan banyaknya bola-bola dibgain bawah. Anehnya bahkan tidak ada rating usia yang tidak memperbolehkan orang dewasa bermain dan itu artinya semua orang bisa melakukannya. Sialnya mengapa Nicole justru mengajaknya bermain seperti ini, huh? Menyebalkan sekali.Nicole terkekeh. “Tidak ada batas usia untuk menikmati seluncuran bola ini. Aku hanya ingin mengulas masa kecilku.”Kaylee mengernyitkan kening. Ini sungguh kekanakan, tetapi melihat wajah Nicole yang terus menampakkan senyuman membuat Kaylee merasa tidak nyaman untuk menolak apalagi lelaki itu mengatakan ingin mengulas masa muda. Hei … ini benar-benar!Nicole mengambil tangan Kaylee untuk ia genggam. Kaylee dengan terpaksa mengikuti meski ia sungguh tidak ingin melakukannya. Ini kekanakan sekali. Mereka sudah berusia dewasa untuk menikmati permainan seperti ini dan lagi, meskipun Nicole mengatakan
“Kau tidak bisa menjawab karena pada kenyataannya kau memang berselingkuh.”Kaylee mendekati Jason. Menampar pria itu sekeras mungkin hingga terbentuk sebuah tangan dipipi Jason, tetapi pria itu hanya diam saja. “Hanya pria brengsek yang terus saja mencari kesalahan tanpa menyadari kesalahannya sendiri. Sudah ku katakan aku tidak pernah melakukannya bahkan di belakangmu, tidak sepertimu yang sesuka hati menjalin hubungan dengan alasan melindungi nyawa seorang wanita. Huh?! Aku tidak se-brengsek dirimu, Jason yang bermain belakang dengan alasan yang sungguh manusiawi layaknya seorang dewa.”Jason masih terdiam. Baru kali ini ia mendengar Kaylee begitu kejam dengan kata-kata apalagi itu ditujukan untuknya.“Akan munafik jika aku tidak mengakui bahwa hatiku masih penuh akan rasa cinta padamu, tetapi aku sadar cintaku hanyalah kesia-siaan sebab pria yang selama ini kukagumi begitu buruk untuk dijamah kembali. Meski aku begitu mencintai dirimu sekalipun aku tidak akan mau kembali dengan pr