Share

Akulah pemenangnya

Author: Simplyree
last update Last Updated: 2025-08-12 10:42:00

"Mau nanya apa?" tanya Ivy. Ia bersiap mendengarkan pertanyaan yang akan ia dapatkan, karena merasa suaminya itu akan mengajukan pertanyaan yang akan sulit ia jawab.

Evan menatap mata Ivy dengan begitu dalam. "Kamu jujur sama saya, kenapa kamu ngelakuin semua ini?" tanyanya lirih.

Ivy mengerutkan keningnya. "Ngelakuin apa?" tanyanya tak paham.

Evan menghela napas pendek. "Kenapa kamu tiba-tiba suka treatment dan pakai makeup? Bukannya biasanya kamu ngga ngelakuin semua itu?" tanyanya hati-hati. Ia takut pertanyaannya itu akan menyinggung perempuan di sampingnya ini.

Ivy dengan cepat mengedipkan matanya setelah mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut suaminya. Sejenak ia terdiam, seolah napasnya tertahan di tenggorokan.

"Kamu serius nanya kayak gitu? Emang aku ngga boleh ngelakuin semua itu? Emang aku ngga boleh berusaha buat tampil cantik?" tanya Ivy dengan suara bergetar.

Evan langsung menggelengkan kepalanya. "Maksud saya bukan gitu. Saya cuma ngerasa heran aja. Menurut saya tan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Rasa putus asa

    “Kenapa dia tiba-tiba pengin ketemu aku?” gumam Ivy pelan. Jemarinya menggenggam ponsel lebih erat, seolah benda itu bisa menjawab semua kebingungannya. Hatinya berdebar, tak tahu harus membalas seperti apa. Apalagi Evan pernah dengan tegas memperingatkannya agar tidak mendekat pada perempuan itu.“Duh… aku harus bales apa ya?” bisiknya lagi. Bibir bawahnya ia gigit, sebuah kebiasaan lama yang selalu muncul saat rasa cemas menguasainya.Belum sempat Ivy memutuskan, sebuah notifikasi baru masuk. Getaran singkat dari ponsel di tangannya membuatnya refleks menegakkan tubuh. Ia buru-buru membuka pesan tersebut.+628123*******:Mau ketemuan ngga?Ivy menatap layar ponselnya lama. Setelah beberapa menit berkutat dengan pikirannya, Ivy akhirnya menarik napas dalam-dalam. Dengan tangan yang sedikit bergetar, ia memberanikan diri mengetik balasan. +628123*******:Maaf dok, kalau boleh tahu mau ngobrolin masalah apa ya?Seketika, jantungnya berdegup lebih kencang. Ia menahan napas, menunggu

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Ajakan untuk bertemu

    Ivy terbangun dengan kepala yang terasa berat. Ia beberapa kali mengerjapkan matanya, dan menatap Evan yang tertidur di bawahnya. Ia kini mengerti mengapa tubuhnya terasa begitu lengket.Ivy mencoba untuk bangun karena merasa tidak nyaman di bagian inti tubuhnya, seperti ada yang mengganjal di bawah sana. Saat itulah ia sadar bahwa penyatuan mereka belum dilepas semenjak tadi malam. Ia tersenyum tipis saat mengingat kejadian tadi malam.Namun senyumnya perlahan memudar saat Ivy merasakan gatal dan perih yang luar biasa di wajahnya. Padahal ia sudah memperingatkan Evan untuk tidak menyentuh wajahnya, namun pria itu sepertinya lupa dan mengabaikan peringatan itu.Dengan perlahan Ivy menarik tubuhnya, dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia lalu mencari pakaiannya yang entah kemana. Ia ingin segera kembali ke kamar untuk mandi, namun tanpa pakaian ia takut akan ada pelayan melihatnya. "Lagi cari apa?" tanya Evan dengan suara serak.Ivy seketika menoleh ke arah pria yang ternyata sudah

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Mendapatkan tugas penting

    Ivy langsung mengambil nasi dan lauk begitu sampai di dapur. Ia tak perlu mengambil air minum karena di ruang kerja Evan sudah terdapat air galon sendiri.Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Ivy kembali naik ke lantai dua. Ia membuka pintu ruang kerja Evan secara perlahan. Di sana ia melihat pria itu sedang duduk di kursi sambil memejamkan matanya. Pria itu tampak begitu pulas, padahal dirinya hanya pergi ke dapur sebentar.Melihat suaminya tampak begitu kelelahan, Ivy memilih untuk langsung meletakkan makanan di meja dan akan pergi setelah itu. Namun baru saja berjalan satu langkah, suara berat pria itu menghentikan langkahnya. “Mau ke mana? Di sini aja dulu.”Ivy pun menoleh dan menatap pria yang masih memejamkan matanya itu.“Maksudnya? Kamu jadi makan atau langsung tidur?” tanyanya merasa heran.“Jadi. Bentar ya, tunggu lima menit, saya ngantuk banget,” balas Evan dengan suara serak.“Ya udah, kalau gitu aku balik ke kamar ya,” pamit Ivy. Namun Evan menggeleng.“Di sini aja d

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Bukan Perempuan Murahan

    Balasan Evan sesuai dengan dugaan Ivy. Walaupun sebenarnya pria itu tidak bermaksud untuk membentak, namun menurut perempuan seperti Ivy yang hatinya sensitif, perkataan pria itu begitu menyakiti perasaannya. Sekarang Ivy menyesal karena sudah mencemaskan Evan. Ia menganggap suaminya itu tidak menghargai usahanya. Padahal sebenarnya seorang pria memang cenderung berpikir menggunakan logika, tidak seperti dirinya yang lebih berpikir menggunakan perasaan.Evan menganggap kalau dirinya akan makan dengan sendirinya tanpa disuruh oleh orang lain, sementara Ivy berpikir sebaliknya. Ivy pun langsung berdiri dari kursi. Ia menatap Evan yang kini menatapnya dengan bingung. Pria itu tidak tahu kalau ucapannya sudah membuat istrinya tersakiti. “Aku emang salah ya udah cemasin kamu. Kamu semenjak kita pulang dari klinik belum keluar dari ruang kerja sama sekali. Aku Cuma pengin tahu kamu udah makan malam atau belum tapi itu salah? Salah kalau sebagai istri kamu, aku perhatian sama kamu?” tanya

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Pengingat makan malam

    Ivy melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Evan belum juga keluar dari ruang kerjanya semenjak mereka sampai di rumah tadi sore. Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh pria itu. Apakah pria itu benar-benar melakukan pekerjaan kantor, atau justru melakukan hal lain untuk melupakan kejadian hari ini.“Evan kayaknya belum makan malam deh. Apa aku samperin aja yah?” tanya Ivy kepada dirinya sendiri. Sedari tadi ia berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Ia ingin menawarkan Evan makan malam namun merasa ragu. Ia takut pria itu masih ingin sendiri dan tidak ingin diganggu oleh dirinya sekalipun. “Udahlah. Ngapain juga aku mikirin dia? Nanti kalau laper juga dia pasti bakal ambil makanan sendiri,” gumam Ivy. Ia berpikir kalau Evan bukanlah pria manja yang akan berhenti makan hanya karena sedang menjalani hari-hari yang berat.Ivy tahu bahwa Evan pasti sering mengalami kejadian tidak terduga di kantor. Tapi buktinya pria itu tetap bersikap tenang dan menghabiskan ma

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Penjelasan

    “Inget. Kenapa emangnya?” tanya Evan masih belum memahami hubungan antara Owen dan saat di mana ia sedang bertengkah dengan Ivy karena Naufal.Ivy menghela napas panjang sebelum kembali bercerita. “Nah, waktu itu kan kamu bener-bener marah sampai ngga pulang berhari-hari. Terus Owen datangin aku, dan dia bilang ke aku buat jangan terlalu khawatir dan ngasih kamu waktu sendiri,” jelasnya sambil mengingat-ingat saat di mana Owen mendatanginya. “Terus habis itu?” tanya Evan terlihat tidak sabar. Ia menatap wajah Ivy lekat-lekat seolah tidak ingin tertinggal satu kata yang terucap dari bibir istrinya. Namun sebaliknya, Ivy yang ditatap seperti itu merasa terintimidasi. Ia pun mengalihkan pandangan agar mereka tidak saling bertatapan. “Habis… habis itu dia cerita tentang masa lalu kamu sama Adelia. Dia cerita kalau dulu kamu pernah di selingkuhi sampai Adelia hamil, dan yang bikin sedihnya lagi, selingkuhannya itu temen kamu sendiri,” lanjutnya dengan hati-hati. Evan mendengarkan dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status