Share

Bab 7

Author: Nilamwangi
last update Last Updated: 2025-10-04 10:01:37

"Bruuggk... "

Sofian terjatuh dalam posisi terduduk, akibat terpeleset dilantai yang masih basah dan juga licin.

Laras yang melihatnya pun segera berlari kearah Sofian, namun sayangnya... Laras pun ikut terjatuh saat sudah berada dekat dengan suaminya.

Sehingga, tubuhnya menimpa tubuh Sofian yang sudah lebih dulu berada dilantai.

Keduanya merasa sangat kaget dengan posisi mereka saat ini, Laras yang merasa malu segera bangun dari membetulkan pakaiannya.

Sedangkan Sofian, hanya memasang wajah kesal dan menatap datar pada istrinya itu.

"Kamu itu punya fikiran tidak? Sudah tau lantainya basah, kenapa tidak dikeringkan?" tanya Sofian, dengan wajah merah.

"Maaf Mas! Tadi aku sudah mengingatkan kalau lantainya masih basah karena baru saja dipel, tapi Mas tidak mau mendengarkan perkataanku, dan Mas terus saja berjalan! Lagi pula setelah dipel memang harus menunggu beberapa saat, baru lantainya akan kering sendiri!" jawab Laras, ia merasa tidak enak hati karena sudah membuat suaminya itu terjatuh.

"Banyak alasan! Bilang saja kalau kamu itu memang tidak becus mengerjakan pekerjaan rumah? Atau mungkin, kamu itu memang sengaja mau membuat aku terjatuh seperti tadi, iya kan?" tuduh Sofian, membuat Laras menggelengkan kepalanya.

"Tidak Mas! Aku sama sekali tidak punya fikiran buruk seperti itu, apalagi berniat membuat Mas Sofian terjatuh!" bantah Laras.

"Ternyata kamu itu benar-benar licik ya? Aku tau kamu itu sakit hati karena perkataanku yang kemarin, tapi aku tidak menyangka kamu akan membalasku dengan cara membuatku celaka seperti ini!" Sofian masih memojokkan Laras, supaya wanita itu merasa bersalah.

"Mas, apa yang Mas katakan itu sama sekali tidak benar! Ini memang murni kesalahan Mas sendiri yang sama sekali tidak mau mendengarkan omonganku! Tapi sekarang, kenapa Mas malah menyalahkan aku seperti itu?" jawab Laras, ia mulai tidak tahan dengan tuduhan Sofian terhadapnya.

Sofian menatap nyalang kearah perempuan itu, ia tidak menyangka kalau wanita yang sudah menjadi istrinya itu berani menjawab perkataannya.

"Memang kamu yang salah! Apa kamu tau, gara-gara kamu sekarang pinggangku jadi sakit begini!" keluh Sofian sambil memegangi pinggangnya.

"Aku benar-benar minta maaf, Mas!" kata Sarah lagi, sambil menundukkan kepalanya.

Mendengar permintaan Maaf yang terlontar dari bibir wanita cantik dihadapannya, kemarahan Sofian bukannya mereda, ia berjalan kearah ember yang berisikan air bekas mengepel, lalu...

"Bruuaakk... "

Sofian menendang ember itu, sampai-sampai air bekas mengepel tersebut tumpah dilantai.

Laras sangat terkejut melihat kelakuan Sofian, ia hanya menatap nanar pada suaminya itu karena sudah membuat pekerjaannya jadi bertambah, ia harus membersihkan lagi air kotor diatas lantai yang baru saja siap dipel olehnya.

Laras menarik nafas lelah, namun dia tidak berani memprotes tindakan suaminya, akhirnya ia hanya diam saja tanpa berkata apapun.

Sedangkan Sofian malah tersenyum sinis. Kemudian ia berlalu dari hadapan Sarah, dengan berjalan tertatih-tatih akibat rasa sakit dipinggang dan juga kakinya dikarenakan terjatuh tadi.

Laki-laki itu mengurungkan niatnya yang ingin melangkah masuk kekamar, saat ia mendengar bel dipintu rumah berbunyi.

"Ting tong..."

"Ting tong... "

Laki-laki itu menatap pada sang istri yang hanya berdiri saja ditempatnya.

"Kamu ngapain bengong disitu, apa kamu tidak mengerti kalau bel berbunyi itu tandanya ada tamu? Cepat, sana bukain pintunya, dan lihat siapa yang datang pagi-pagi begini?" ucap Sofian, dan Laras hanya menganggukkan kepalanya.

Lalu ia pun berjalan kearah pintu, jemari lentiknya menarik handle pintu, dikarenakan pintu tersebut sama sekali tidak terkunci.

"Ceklek."

Begitu pintu depan terbuka, Laras tersenyum lebar karena yang datang adalah Cantika, Mama mertuanya.

"Assalamu'alaikum, sayang!" ucap cantika yang berdiri didepan pintu, sambil tersenyum manis pada menantunya.

"Wa'alaikumsalam ,Ma! Jawab Laras dengan sopan dan membalas senyum mertuanya itu.

Kemudian ia mencium punggung tangan Cantika, dan mempersilahkan perempuan paruh baya itu masuk kedalam rumah.

Cantika terbengong, saat melihat lantai rumah anaknya kotor dan banyak air yang tergenang dilantai, kemudian tatapan matanya beralih pada Sofian yang sedang berdiri sambil memegang pinggangnya.

Laras segera menghampiri Cantika, yang hanya berdiri saja sambil menatap kekacauan didalam rumahnya.

"Mama! Maaf ya, ini lantainya kotor banget! Kerena tadi saat mengepel aku tidak sengaja menyenggol ember, akhirnya air bekas mengepelnya jadi tumpah begini! Aku akan segera membersihkannya, Mama duduk dulu ya?" kata Laras sambil menuntun Mama mertuanya itu duduk diruang tamu.

"Oh, tidak apa-apa Nak!" kata Cantika sambil duduk dikursi yang ada diruang tamu.

Laras segera membersihkan kekacauan yang dibuat oleh suaminya, karena ia tidak enak pada Mama mertuanya, kalau membiarkan rumah terlalu lama dalam kondisi seperti itu.

Sofian berjalan kearah Ibu kandungnya itu seraya menahan rasa sakit.

Sementara Cantika hanya senyum-senyum melihat cara jalan anaknya.

Sofian yang memperhatikan Cantika senyum-senyum sendiri merasa sedikit heran.

"Mama itu kenapa sih, dari tadi senyum-senyum sendiri! Memangnya ada yang lucu?" tanya Sofian dengan raut wajah kesal.

Cantika hanya menggelengkan kepalanya, lalu ia menarik sang putra agar duduk disebelahnya.

"Hebat banget ya istri kamu, sampai-sampai pinggang kamu jadi encok seperti itu! Memangnya semalam berapa ronde?" bisik Cantika ditelinga anaknya.

Sofian menautkan alisnya saat mendapat pertanyaan dari Mamanya itu.

"Maksud Mama apa?" tanya Sofian kebingungan.

Cantika menepuk keningnya mendengar pertanyaan polos dari putranya itu, apalagi ekspresi sofian terlihat seperti orang bodoh.

"Kamu nggak usah pura-pura gitu deh! Kamu pasti sudah melakukan ritual malam pertamamu dengan Laras, kan? Udah, kamu nggak usah malu begitu! Justru mama merasa senang, karena tidak lama lagi Mama dan Papa akan mempunyai cucu!" ujar Cantika bersemangat.

Sofian hanya melongo mendengar perkataan Ibu kandungnya itu.

"Mama itu kenapa sih? Memangnya Mama tau darimana kalau aku dan Laras sudah melakukan malam pertama?" tanya Sofian, terlihat tidak suka.

"Ya taulah! Buktinya pinggang kamu sampai sakit seperti itu, pasti semalam kalian berdua melakukannya dengan penuh semangat, kan?" ujar Cantika lagi, sambil menaik turunkan alisnya.

Sofian menghembuskan nafas lewat mulutnya.

"Mama itu fikirannya kemana sih, Ma? Mama pikir aku ini habis melakukan malam pertama dengan Laras? Mama itu salah! Pinggangku sakit begini karena ulah menantu Mama yang tidak becus mengerjakan pekerjaannya." jawab Sofian dengan wajah masam.

"Tu kan, apa Mama bilang! pasti kalian... "

"Stop Ma! Mama jangan berfikir yang macam-macam! Aku dan Laras sama sekali belum melakukan malam pertama seperti yang Mama katakan itu! Pinggangku sakit karena aku baru saja terjatuh dilantai! Itu semua gara-gara menantu kesayangan Mama!" ujar Sofian, menatap Mamanya dengan wajah kesal.

Cantika hanya tercengang mendengar pengakuan anaknya itu. Kemudian, wanita berumur empat puluh lima tahun itu tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha... "

Sofian yang melihat Mamanya tertawa malah semakin kesal.

"Kok kamu bisa terjatuh sih Nak, memangnya kamu ngapain?" tanya Cantika, masih menahan tawa.

Obrolan mereka terhenti, saat Laras membawakan minuman untuk mereka berdua.

Wanita muda itu meletakkan dua cangkir teh diatas meja, dan mempersilahkan mertua dan juga suaminya itu meminumnya.

"Silahkan diminum dulu tehnya Mas, Mama!" ujar Laras pelan.

"Iya sayang! Terimakasih ya?" jawab Cantika, sambil tersenyum lembut pada menantunya.

Sedangkan Sofian tetap memasang wajah datar, lalu ia menolehkan wajahnya menatap Cantika yang sedang memperhatikan menantunya.

"Mama ngapain datang kemari pagi-pagi? Tanya laki-laki itu, sambil menatap pada sang Ibu.

Sedangkan Cantika pun menatap putranya itu dengan kening berkerut.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 65

    Sofian yang saat ini jatuh terduduk ditanah. Hanya meraba bagian keningnya yang terasa sangat sakit.Tiba-tiba ia merasa kalau telapak tangannya basah, dan pandangannya buram.Laki-laki itu menggelengkan kepalanya berulang kali.Preman yang saat ini menatap kearahnya tertawa senang."Mampus lo! Makanya, jangan coba-coba ikut campur urusan kami, hahaha... "Ujar preman itu sambil tertawa."Siapa suruh lo jadi pahlawan kesiangan?" sambungnya lagi."Eh goblok, ini tengah malam bukan siang! Dasar tolol!" maki salah satu temannya yang berada dibelakang, kemudian temannya itu kembali mengaduh kesakitan."Nggak nyambung! Lo lebih goblok. Memangnya lo pernah dengar, ada yang namanya pahlawan kemalaman?" protes temannya satu lagi."Diam kalian semua! Berisik!" teriak kepala preman. Yang juga tergeletak diantara teman-temannya."Wooii... Lo hajar terus itu laki-laki sialan! Berani-beraninya dia membuat kita babak belur seperti ini! Kenapa lo masih diam aja? Takut lo...?" sambungnya lagi.Preman

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 64

    Dan tiba-tiba saja...Laras melihat ada beberapa pria yang sedang mengendari motor secara ugal-ugalan.Wanita cantik itu bisa menyimpulkan, kalau laki-laki yang berjumlah lima orang tersebut, sedang berada didalam pengaruh minuman keras.Terlihat dari cara mereka mengendarai motornya dengan tidak seimbang.Tampang mereka pun terlihat seperti preman.Laras merasa sangat takut, sampai-sampai ia memeluk tas kecil miliknya dengan erat.Saat melihat Laras, para preman tersebut hanya menatap kearah wanita itu. Lalu kemudian, mereka melewati Laras begitu saja.Tentu saja hal tersebut membuat Laras menghembuskan nafas lega.Setidaknya, walaupun para preman-preman tadi sempat menatap kearahnya. Namun ternyata, mereka sama sekali tidak berniat mengganggu atau pun berbuat jahat pada wanita itu.Laras kembali berjalan, agar dirinya lekas sampai dirumah Hilda.Namun, baru saja ia berjalan beberapa langkah, raungan sepeda motor terdengar jelas dari arah belakangnya dan terasa memekakkan telinga.Sa

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 63

    Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya. Laras keluar dari restaurant tempat ia bekerja dan menuju ke tempat parkir.Ia berniat menunggu Hilda yang berjanji akan menjemputnya saat dirinya pulang kerja.Namun, setelah dua jam menunggu, tapi sahabatnya itu tidak kunjung datang.Wanita berdagu lancip itu berusaha menghubungi nomor sahabatnya tersebut. Namun ternyata, ponsel Hilda juga sedang tidak aktif."Hilda kemana ya, apa dia ketiduran?"Laras bertanya pada dirinya sendiri.Akhirnya, Laras memutuskan pulang menggunakan taksi.Tapi, karena malam yang mulai larut, Laras juga sangat sulit menemukan taksi yang lewat.Sehingga, dengan perasaan yang was-was, akhirnya ia berjalan pelan menyusuri jalan yang terasa semakin sunyi dan mencekam.Udara malam yang dingin terasa menusuk sampai ke tulang-tulangnya.Laras mengusap-usap kedua lengannya menggunakan telapak tangan untuk mengusir rasa dingin.Gadis itu mulai bingung, bagaimana ia akan sampai kerumah kalau hanya berjalan kaki seperti itu

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 62

    "Keluar kalian berdua dari rumah ini sekarang juga!" ucap Sofian sambil menatap kearah lain.Mendengar hal itu, Yuda dan Celina sangat terkejut."Apa kalian tidak mendengar apa yang aku katakan? Cepat keluar dari rumah ini, dan jangan pernah lagi kalian berani memperlihatkan wajah kalian itu dihadapanku!" ujar Sofian dengan suara lantang."Tapi Sofian...?""Keluaaarrr...!!!"Suara Yuda tertahan kala Sofian membentaknya.Celina berusaha mendekati kekasihnya. Bahkan ia memegangi kedua kaki Sofian sambil meraung."Mas, maafkan aku! Tolong kamu jangan bersikap begini, aku sangat mencintaimu dan aku tidak ingin pergi darimu!" ujar Celina.Perkataan Celina justru membuat Sofian berdecih."Cinta?? Cuiih... Bulshit! Kau masih berani mengaungkan cinta dihadapanku, Celina? Sedangkan diluar sana kau menjajakan tubuhmu pada laki-laki lain! Apa yang kau harapkan? Apakah kau menginginkan uang? Baiklah kalau begitu!" ujar Sofian.Kemudian laki-laki itu berjalan masuk kekamarnya.Dan tidak lama kemud

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 61

    "Celina!!"Yuda menatap perempuan itu dengan perasaan khawatir."Sedang apa kamu disini?" sambungnya lagi sambil menoleh kiri kanan dan juga menatap kearah pintu masuk.Yuda merasa takut karena bisa saja Sofian masih berada disana, dan melihat saat Celina memeluknya tadi."Kenapa kamu bertanya seperti itu, Mas? Mas Sofian itu kekasihku! Dan tidak lama lagi aku akan menjadi istrinya, jadi bebas dong kalau aku mau datang kerumah ini kapan pun!" jawab Celina datar."Celina, sebaiknya kamu batalkan keinginanmu untuk menikah dengan Sofian!" ujar Yuda Kemudian. Membuat Celina terbelalak."Apa maksudmu, Mas?" jawab Celina lagi. Sambil menatap Yuda dengan perasaan marah.Bisa-bisanya laki-laki itu memintanya membatalkan pernikahannya dengan Sofian. Laki-laki yang selama ini ia idam-idamkan untuk menjadi suaminya."Karena aku tidak ingin Sofian menikah denganmu!" ucap Yuda.Namun hal itu membuat Celina tersenyum miris."Kenapa Mas, apa kamu cemburu? Karena dulu aku menolakmu saat kamu mengajak

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 60

    Sudah beberapa hari Sofian tidak masuk kantor. Bahkan ia sama sekali tidak mengangkat ponsel saat Burhan menelfonnya.Pria itu benar-benar ingin menyendiri.Diatas meja ruang tengah rumahnya. Terdapat sebuah asbak yang sudah terisi penuh dengan puntung rokok.Entah sudah berapa banyak batang rokok yang telah ia habiskan, untuk meringankan beban fikirannya.Wajahnya yang terlihat lesu, dan rambutnya yang acak-acakan, menambah kesan bahwa laki-laki itu sudah tidak lagi mengurus dirinya.Saat ia sedang sibuk melamun, tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi.Sofian berusaha mengabaikannya. Tapi lama kelamaan bel itu semakin mengganggu ditelinganya. Karena seseorang yang berada diluar rumah menekannya terus menerus.Dengan perasaan malas, Sofian bangun dari tempat duduknya dan berjalan untuk membuka pintu."Ceklek."Sesaat setelah pintu terbuka, Sofian menatap laki-laki yang berdiri didepan pintu rumahnya itu. Seraya tersenyum kearahnya."Hallo, Sofian! Apa kabar lo?" sapa laki-laki yang tern

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status