Share

Bab 20

Saking tergesa-gesanya untuk kembali ke ruangannya, Ramon tak memperhatikan sekitarnya. Hingga sesosok tubuh menubruknya.

"Aduh." Ardia mengadu kesakitan, ketika kepalanya terbentur dagu Ramon.

Tubuh dua anak manusia itu saling menempel tanpa jarak, hingga Ramon bisa melihat dengan jelas wajah cantik Ardia. Hanya beberapa detik, kemudian mereka saling menjauh. Meski hanya sekilas tapi menimbulkan gelenyar aneh dalam dirinya. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Ramon sedekat ini dengan wanita.

"Eh, maaf-maaf. Kamu nggak pa-pa?" ucap Ramon ditengah rasa gugup yang mendera.

Ardia mengelus keningnya yang memerah, wajahnya ditekuk. Tapi demi melihat yang menabraknya ini, adalah laki-laki yang beberapa bulan ini mengganggu pikirannya, justru membuatnya bahagia.

"Sakit, Pak ...," Ardia meringis kesakitan, sambil mengelus keningnya.

"Iya, ya. Sampai merah gitu." Ramon memegangi tangan Ardia dan yang berada di kening, agar dia bisa melihat lukanya. "Aku obatin, ya? Di ruanganku ada k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status