Monang yang duduk di kursi roda juga terbang keluar dari reruntuhan. Sedangkan Rully sedang bertarung melawan Ronald.“Ckck, meriah, meriah sekali.”Tepat saat ini, terdengar suara tawa seseorang. Seiring suara tawa itu datang, seorang pria tua muncul di titik tertinggi halaman kediaman keluarga Atmaja. Pria tua itu mengenakan pakaian putih longgar dan berambut cepak. Pria itu adalah Robi.Saat ini, sudah tidak ada lagi rambut putih di kepala Robi. Semuanya telah berubah menjadi rambut hitam. Penampilannya juga menjadi jauh lebih muda. Dia yang sekarang sama sekali tidak terlihat tua, seperti dirinya beberapa puluh tahun yang lalu.Robi duduk di titik tertinggi halaman kediaman keluarga Atmaja. Dia melihat Ronald dan Rully yang masih bertarung di kejauhan sambil berkata dengan tenang, “Sudah tua bangka masih saja berulah. Bukankah lebih baik satu keluarga hidup harmonis? Kenapa sampai harus hunus pedang segala.”“Kakek.”Begitu melihat Robi, wajah Chandra dipenuhi dengan kegembiraan. S
Robi datang dan pergi dengan sangat cepat. Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin Chandra tanyakan kepada Robi. Namun, Robi pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya. Rully menghampiri Chandra tidak lama setelah Robi pergi. Dia melihat ke arah Robi pergi lalu berkata, “Dia semakin kuat saja.”Padahal Rully berada di alam kedelapan. Namun, entah bagaimana Robi selalu saja bisa menghadang semua serangan yang dilayangkan Rully. Bahkan dia juga menahan serangan dari dua orang sekaligus. Rully benar-benar tidak bisa membayangkan seberapa kuatnya Robi sekarang jika melihat kekuatan Robi ketika menghadapi serangan Rully dan Ronald. “Sepertinya rumor itu benar adanya. Robi adalah orang yang paling banyak diuntungkan setelah membunuh Kura Sakti,” ujar Chandra pasrah. Chandra juga tidak tahu apa yang harus dikatakannya tentang Robi. Karena kakek itu selalu muncul dan pergi begitu saja. “Aku sangat berterima kasih sama Kakek Robi kali ini. Keluarga Atmaja pastinya akan hancu
Tubuhnya melayang di udara dengan aura yang menakutkan muncul di sekujur tubuhnya. Selain itu, di dalam ruang rahasia berdiri seorang perempuan dengan penampilan yang luar biasa. Perempuan itu adalah Yuli Luandi yang merupakan kepala keluarga Luandi. Dia sudah menunggu Suwana yang sedang berlatih di dalam ruangan itu sekitar 30 puluh menit. Dia terus menunggu dengan tenang sambil berdiri di dalam ruangan. Perlahan tubuh Suwana mulai mendarat ke atas tanah dengan aura kekuatan yang tampak memudar. Suwana sekarang tampak lebih muda daripada saat dia menghadiri Konferensi Gunung Langit beberapa bulan yang lalu. Dia tidak tampak seperti seorang kakek berusia 100 tahun saat ini. Dia justru terlihat seperti baru berusia 50 tahun. Dia perlahan membuka matanya lalu menatap Yuli dan bertanya, “Aku sudah bilang kalau aku mau mengasingkan diri. Jangan ganggu aku sampai waktu penentuan tiba.”“Kakek moyang,” sapa Yuli sambil menundukkan kepalanya. “Situasi saat ini sungguh mendesak. Aku tidak
Menjadi orang nomor satu di dunia ini hanyalah sebuah julukan tak berarti. Ada berapa banyak orang yang mengobarkan nyawa mereka demi mendapatkan julukan tak berarti ini selama berabad-abad lamanya? Namun, Suwana tetap ingin mendapatkan julukan itu. Dia ingin berdiri di puncak dunia dan menganggap semua berada di bawah kakinya. Namun, sayangnya ada terlalu banyak orang kuat di dunia ini. Jadi, Suwana hanya bisa menahan keinginannya itu. Di sisi lain, Yuli langsung mengatur semua hal sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Suwana kepadanya. Dia juga menemui Sonia untuk menjual semua aset keluarga Luandi yang berada di dunia fana. “Apa? Kalian mau menjual semuanya?” tanya Sonia kaget setelah mendengar perkataan Yuli. Bagaimanapun juga, keluarga Luandi adalah salah satu dari empat keluarga kuno dan sudah mengumpulkan harta yang luar biasa banyak selama ratusan tahun. Selain itu, perekonomian Someria berada di dalam genggaman Kamar Dagang Timur Besar dan keluarga Luandi adalah salah
“Kak Chandra, Kakak mau minum kopi atau teh?” tanya Ruby sambil tersenyum manis setelah melihat kemunculan Chandra. “Air hangat saja,” jawab Chandra cepat lalu duduk. Kemudian Sonia langsung berkata tanpa membuang-buang waktu sama sekali, “Kepala keluarga Luandi, Yuli Luandi menemuiku dan bilang kalau mereka mau menjual semua aset keluarga Luandi kepada keluarga Atmaja. Mereka juga bilang kalau keluarga Luandi berencana untuk segera pergi meninggalkan Diwangsa untuk bersembunyi di daerah terpencil.”“Jadi, keluarga Luandi mau bersembunyi dari dunia luar?” tanya Chandra dengan wajah bingung. “Sampai sekarang, keluarga Luandi belum memihak ke kubu mana pun. Selain itu, keluarga mereka terdiri dari ratusan orang yang pastinya akan berdampak sangat buruk kalau sampai mereka memihak di kubu yang salah. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk bersembunyi dan meninggalkan Diwangsa agar mereka tidak harus memihak ke mana pun,” jawab Sonia. “Bisnis apa saja yang mereka miliki?’ tanya Ch
“Benar, mereka adalah keluarga Luandi yang juga merupakan anggota Kamar Dagang Timur Besar,” jawab Sonia sambil mengangguk. “Bagus kalau begitu,” ujar Sandra penuh semangat. Sandra banyak berhubungan dengan banyak orang-orang besar Diwangsa selama beberapa waktu belakangan. Jadi, tentu saja dia tahu kalau orang-orang yang berada di dalam Kamar Dagang Timur Besar adalah orang-orang kuat dan hebat. Bahkan perekonomian Someria sebagian besar berada di tangan perusahaan-perusahaan besar ini. Keluarga Luandi pastinya memiliki hak berbicara di dalam Kamar Dagang Timur Besar. “Kak Chandra, kita harus memiliki seluruh bisnis milik keluarga Luandi ini bagaimanapun caranya,” ujar Sandra lagi. “Sekarang, kamar dagang sudah berhasil kita dirikan. Selain itu, pastinya akan banyak perusahaan yang bergabung dengan kita setelah keluarga Wahyudi dari utara memutuskan untuk bergabung. Namun, sayangnya kita nggak punya kekuatan apa pun. Oleh karena itu, kita membutuhkan bisnis keluarga Luandi agar re
Chandra memberi isyarat dengan tangannya untuk mempersilakan Yuli menemui kakek moyangnya. Yuli juga dengan cepat sudah pergi menuju ruang rahasia untuk menemui Suwana. “Kakek moyang,” sapa Yuli setelah berhasil menemui Suwana sambil menundukkan kepalanya dengan penuh hormat. “Kenapa? Ada masalah apa lagi?” tanya Suwana tenang. “Mengenai penjualan aset keluarga Luandi yang Kakek katakan waktu itu. Aku berpikir kalau uang tidak ada artinya bagi keluarga kita. Oleh karena itu, aku menghubungi Chandra untuk menjual aset keluarga Luandi padanya dan menukar aset dan bisnis keluarga kita dengan empat lukisan rahasia peninggalan Raja Januar,” jawab Yuli. Mata Suwana langsung berbinar setelah mendengar penjelasan Yuli. Empat lukisan peninggalan Raja Januar sudah diwariskan secara turun-temurun di dalam empat keluarga kuno dan menyimpan rahasia keabadian di dalamnya. Namun, sayangnya lukisan milik keluarga Luandi sudah hilang dicuri dan orang yang mencurinya adalah Robi Atmaja. Mungkin Suw
Chandra mempertimbangkan pertukaran ini di dalam hatinya. Menjelaskan tentang rahasia seni bela diri yang tersimpan di dalam lukisan Gunung Merabu sama sekali tidak akan memberikan kerugian baginya. Dia juga tidak masalah kalau sampai keluarga Luandi mempraktikkan seni bela diri rahasia dari lukisan Gunung Merabu. Karena seni bela diri yang tergambar dari lukisan Gunung Merabu membutuhkan energi sejati dari laki-laki dan perempuan untuk mempraktikkannya. Yin dan Yang yang dibutuhkan juga harus sangat kuat. Jadi, seni bela diri ini tidak bisa dipraktikkan oleh sembarang orang. Kemudian Suwana kembali berkata dengan tatapan sedih, “Chandra semua harta ini adalah harta yang dihasilkan oleh keluarga Suwana selama ratusan tahun. Saya hanya meminta kamu mengembalikan lukisan rahasia yang seharusnya menjadi milik keluarga kami. Apa menurutmu permintaan kami ini terlalu berlebihan?”“Tidak, kok! Permintaan kalian sama sekali tidak berlebihan. Tapi, lukisan itu tidak ada di tangan saya. Jadi,