Share

Bab 12. Senjata Makan Tuan

Penulis: Mylilcosmos
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-03 00:53:17

Setelah perkenalan yang singkat, Gu Shi kembali duduk di kursinya, sedangkan Li Yuan yang seorang menantu harus berdiri di sebelah untuk melayani mertuanya.

Begitulah biasanya etika yang tepat seorang menantu.

Namun, Li Yuan, alih-alih segera memposisikan dirinya untuk berdiri di sebelah sang mertua, ia masih berdiri diam di tempatnya semula.

Gu Shi mendengus dengan tidak kentara. Ia jelas sangat gusar melihat 'kesopanan' menantu perempuan ini.

Seorang pelayan gemuk di sebelahnya segera menyajikan teh dan kudapan untuknya.

Untuk menenangkan dirinya, ia minum dari cangkir dan makan segigit kue dengan bentuk yang cantik. Merasa kue itu cukup enak, ia makan beberapa gigitan lagi.

Li Yuan menyeringai dingin tanpa kentara.

Ia kemudian mendekat ke meja ibu mertuanya, berkata kepadanya dengan suara yang cukup keras,

"Ibu telah mengirimiku tanaman buah beri yang sangat indah kemarin. Buah-buah beri hitam itu terlihat sangat lezat, sungguh sayang jika aku menikmatinya sendiri. Oleh karena itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 33. Lawan Terakhir

    Sebenarnya, kesempatan untuk memenangkan pertarungan menggunakan pisau pendek untuk melawan sebuah golok panjang, bisa dikatakan kecil.Dengan golok sebagai senjata memberikan lawan akses pertarungan jarak menengah yang lebih mungkin untuk mengalahkan petarung pisau pendek dengan satu tebasan.Pisau pendek awalnya hanya cocok digunakan untuk pertarungan jarak dekat. Sehingga satu-satunya kesempatan untuk menghabisi lawan adalah menutup jarak dengannya. Seperti yang dilakukan Li Yuan kepada dua bandit sebelumnya.Menggunakan tombak milik dua bandit tadi untuk melawan golok beresiko hampir sama. Tombak mereka, meski memiliki keunggulan pertarungan jarak jauh, tidak akan mampu menghadapi golok milik bandit besar.Tombak mereka hanyalah tombak biasa bergagang kayu. Sekali tertebas oleh golok, tidak akan bisa digunakan lagi. Ini tentu tidak bagus.Oleh karena itu, pilihan terbaik Li Yuan sekarang adalah sepasang pisau pendek yang kini masih dipegangnya erat.Melihat lawan telah bersiap un

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 32. Membunuh Demi Menyelamatkan

    Bandit yang di panggil 'Kakak Kedua' itu menatap tajam ke arah target mereka. Bibirnya menyeringai dingin saat ia menghampirinya dengan langkah pasti.Kemudian berhenti sejauh tiga langkah dari sang nyonya."Nyonya mohon jangan menyimpan dendam. Salahkan orang-orang yang menginginkan kematianmu." Ucapnya dingin tepat sebelum golok panjangnya terangkat ke udara, bersiap untuk menebas target di depan. Suara denting nyaring terdengar sebelum golok sempat menyentuh target. Detik berikut, golok itu terdesak ke samping, hampir lepas dari genggaman tangan si Kakak Kedua.Ia segera menoleh ke bawah ketika mendengar suara samar benda yang jatuh ke tanah.".. kerikil?" Gumamnya heran.Para bandit di belakang juga tidak mengerti apa yang terjadi. Mereka hanya menyaksikan saat golok panjang itu tiba-tiba terhuyung ke samping.Namun, kebingungan mereka segera terjawab ketika sesosok orang berjalan keluar dari balik pohon. Diamati baik-baik, pendatang baru itu jelas seorang wanita. Sebuah cadar b

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 31. Penyergapan

    Matahari berada tepat di atas kepala saat sebuah kereta bergerak maju membelah jalan setapak hutan yang dipenuhi daun-daun yang mulai berguguran.Roda kereta berderak pelan menggilas dedaunan kering menciptakan harmoni dalam kesunyian hutan.Karena berada di luar kota, jalanan hutan itu cukup jarang dilalui oleh orang-orang. Di dalam kereta, aroma dupa osmanthus memenuhi ruangan. Membawa ketenangan juga meningkatkan suasana hati.Nyonya Marquis Wu sedang bersandar dengan mata tertutup di atas alas sutra berlapis bulu domba yang membawa kehangatan.Tadi pagi ia telah melakukan perjalanan keluar kota dengan niat untuk bertamasya dengan Nyonya Jiang. Namun di tengah-tengah, Nyonya Jiang mendadak mendapat kabar dari kediaman bahwa Tuan Tua Jiang, ayah mertuanya telah jatuh sakit. Mendengar kabar itu, Nyonya Jiang bergegas kembali, meninggalkannya sendirian di Vila Gunung.Nyonya Marquis yang merasa bosan, akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota. Bertamasya sendirian di Vila sungguh ti

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 30. Melesat Bagai Angin

    Li Yuan keluar dari toko pakaian dengan penyamaran biasanya.Sesuai petunjuk Penjaga Toko Pang, ia berjalan ke sebuah toko pelana di ujung jalan yang juga menyewakan kuda untuk bepergian.Masuk ke dalam, hanya terlihat seorang pria paruh baya bertubuh kekar yang sedang fokus mengerjakan sesuatu.Pria paruh baya itu duduk dengan punggung sedikit membungkuk di atas sebuah bangku kayu sederhana. Di depannya, terdapat sebuah pelana kulit bertengger di atas kuda-kuda kayu.Matanya sangat fokus saat ia dengan tegas menusukkan jarum tulang besar yang menarik benang rami tebal melewati lapisan kulit sapi yang keras. Setiap tarikannya kuat dan mantap, memastikan sambungan pelana itu tidak akan lepas saat digunakan.Merasakan kehadiran seseorang di dalam ruangan, ia mendongak dari pekerjaannya. Seorang gadis muda dengan pakaian berkuda sedang berdiri di sana. Tatapannya tertuju pada pelana kulit yang tengah diperbaiki.Sang pemilik toko bertanya dengan aksen utaranya yang kental, "Nona, apakah

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 29. Pencurian di Malam Hari

    Bulan telah menggantung tinggi di langit saat Li Yuan menyelinap ke dapur.Seorang pelayan berdiri di depan tungku, memindahkan kentang kukus satu per satu ke dalam wadah anyaman.Di belakang, Li Yuan melangkah tanpa suara mendekati meja tempat sebuah nampan diletakkan. Di atas nampan terdapat satu teko teh, dan dua piring camilan.Matanya mengawasi pelayan di depan sementara tangannya bergerak membuka tutup teko tanpa suara. Ia mengeluarkan bungkusan kertas kecil dari kerah depannya dan menuangkan isinya ke dalam teko. Bubuk coklat itu segera larut dalam air.Kemudian ia mengembalikan tutupnya seperti semula sebelum dengan senyap keluar dari dapur.Li Yuan masih bersembunyi di suatu tempat di luar dapur, menunggu wanita pelayan tadi keluar membawa nampan itu ke gerbang belakang dan mengikutinya.Mengingat pengalaman hidup sebelumnya, ia memastikan para penjaga yang berjaga malam di gerbang meminumnya.Ketika satu per satu penjaga terlihat telah terkulai, wanita itu keluar dari persem

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 28. Rencana

    Tangan Wu Zhaojun mengepal. Ia bersiap untuk maju jika wanita berpakaian Hu akhirnya tidak mampu mengatasi para penjahat.Ketika si pria gemuk terlebih dulu berada dalam jangkauan, ia melihat sang wanita dengan gesit berputar ke belakang—kaki kanannya melesat ke udara, menampar keras pipi kanan si pria gemuk. Dengan mata membelalak, ia roboh seketika.Beberapa detik belum berlalu saat wanita itu dengan sigap kembali ke posisi semula. Membidik si pria cempreng yang kini menatapnya dengan luapan amarah, ia mendongkrak lututnya, sekejap mata sebuah tendangan dilontarkan tegas menyodok ke depan menghantam dada si pria cempreng dengan suara berderak. Tampaknya patah tulang rusuk tak terhindarkan.Pria itu terlontar sembilan kaki jauhnya sebelum jatuh pingsan.Dalam waktu yang begitu singkat, kedua pria itu telah terbaring di tanah, tidak lagi bergerak.Wu Zhaojun, yang menonton dari kegelapan menatap wanita itu tanpa berpaling sedikit pun.Si wanita berpakaian Hu mendengus singkat sebelu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status