Share

Bab 6

Etan bergegas masuk melalui sebuah pintu besar yang terbuat dari kaca yang cukup keras dan tebal. Dia mengangguk pada beberapa rekan kerjanya. Jari-jarinya merapikan dasinya dan jas yang dia pakai. Dia baru saja memakai setelan itu selama tiga puluh menit dan itu sudah terasa seperti mencekiknya. Melihat teman kerjanya, Fredi. Dia bergegas menyelip di antara beberapa orang sambil menyapa mereka dengan senyuman singkat untuk menghampirinya.

"Halo, teman. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Fredi.

Etan tidak memberinya tanggapan apa pun dan langsung merampas segelas air soda dari tangan Fredi dan menegaknya dalam satu tegukan dengan tidak sabar. 

"Seburuk itukah?" Tanya Fredi sambil tersenyum.

"Maaf, aku sudah berada dalam neraka acara keluarga sepanjang hari ini." Jawab Etan.

"Acara baptisan itu?" Tanya Fredi lagi.

Etan mengangguk. "Acaranya dimulai tengah hari, tapi ada pesta di rumah saudara perempuanku." Etan bergidik saat memikirkan bagaimana dia disudutkan oleh masing-masing saudara perempuannya sepanjang hari. Meskipun mereka menyudutkannya di waktu yang berbeda, pesan mereka tetap sama, dia sudah berumur tiga puluh satu tahun dan sudah waktunya untuk mencari pendamping hidup dan meneruskan nama keluarga. "Aku baru saja bisa melarikan diri satu jam yang lalu."

Fredi mengerutkan alisnya. "Maksudmu, tidak ada alkohol dalam pesta itu atau tidak ada wanita selain keluargamu?"

"Tentu saja ada alkohol, tapi jika aku mulai minum alkohol, pasti semua saudaraku akan lebih banyak memberi nasehat padaku. Belum lagi ayahku juga pasti akan ikut terlibat dalam ceramah itu." Jawab Etan.

"Kalau begitu aku kira sudah saatnya kau mulai minum. Kenapa kau tidak langsung pergi ke bar dan memesan beberapa champagne untuk kita berdua?" Kata Fredi memberi saran.

"Aku bisa meminta dua gelas untukku dan satu gelas untukmu." Gerutu Etan.

"Jangan buru-buru. Pesta baru saja mulai." Balas Fredi sambil tertawa kecil.

Etan mengangguk dan sekali lagi berjalan melewati beberapa orang di tengah keramaian. Dia hampir menabrak seseorang dan membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Dia berbalik dan melihat seorang malaikat di depannya. Dia sudah pernah bertemu dan tidur dengan banyak wanita cantik, tapi yang berada di hadapannya saat ini terlihat spesial dan menarik. Pipinya merona karena malu, dan dia menyembunyikan wajahnya dengan rambut gelapnya yang tergerai sampai ke punggungnya. Dan dia memakai gaun hijau yang seksi dengan punggung terbuka. 

"Kau baik-baik saja?" Tanya Etan akhirnya bertanya.

Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Aku minta maaf, heelsku tersangkut dikarpet. Karena itulah aku menabrakmu."

"Tidak masalah." Kata Etan sambil memberikan senyum terbaiknya. 

"Sekali lagi, aku minta maaf." Kata Wanita itu.

Sebelum Etan bisa mengeluarkan kata lain lagi, wanita itu berbalik dan menuju ke sisi lain ruangan. Saat dia melihat bagian belakangnya, dia menggelengkan kepalanya dan melawan keinginan untuk mengejarnya. Dia hanya tipe wanita yang akan dia tiduri saat pulang ke rumah dan memastikan dia akan menjeritkan nama Etan berulang-ulang kali.

Setelah mengambil dua gelas champagne, dia berjalan kembali ke tempat Fredi. Dia melihat teman kerjanya, Christian dan Odi sudah bergabung dengan Fredi. "Halo kalian." Sapa Etan sambil tersenyum lebar.

Fredi menatap Etan dengan pandangan bingung sambil mengambil gelasnya dari tangan Etan. "Apa kau sudah minum lima gelas tadi?"

"Tidak. Kenapa memangnya?" Tanya Etan.

"Karena tiba-tiba saja kau memiliki semangat dalam setiap langkah kakimu, tidak seperti lima menit sebelumnya." Kata Fredi.

Etan tertawa kecil. "Itu karena aku menemukan seorang wanita yang akan menemaniku melewati malam ini." Jawab Etan.

"Kau bergerak cepat. Siapa dia?" Tanya Christian.

"Dia berambut hitam dan mengenakan gaun hijau." Jawab Etan.

"Itu Lily Rosanna." Kata Odi.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Etan terkejut.

Odi tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Semoga berhasil dengan yang satu itu. Dia bekerja di lantai yang sama denganku di bagian personalia dan setengah pria di sana sudah mencoba merayunya dan di tolak." 

Elan menegak minumannya. "Aku suka tantangan."

Christian dan Fredi mendengus dan tertawa. "terserah padamu."

"Kalian harus mengakui kalau permainan yang sulit untuk di menangkan agak menggairahkan." Kata Etan.

Christian mengangkat bahu. "Tidak untukku malam ini. Aku lebih suka mereka yang langsung ikut denganku."

"Terserah." Kata Etan sambil melihat di antara kerumunan dan menemukan gadis bergaun hijau tadi. "Siapa kau bilang tadi namanya?"

"Lily. Lily Rosanna." Jawab Odi.

"Terima kasih. Sekarang aku permisi dulu, aku akan berusaha membuat Lily pulang bersamaku." Kata Etan sambil tersenyum sombong. 

"Semoga beruntung. Kau membutuhkan keberuntungan itu." Goda Odi.

Etan menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah membutuhkan keberuntungan untuk memikat seorang wanita. Dia memiliki wajah yang tampan dan penampilan yang menarik dan kepribadiannya. Jadi kenapa kalau beberapa pria di bagian personalia yang tidak kompeten itu di tolak oleh Lily. Tapi Etan tidak akan di tolak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status