Share

Bab 6

Author: Win
last update Last Updated: 2024-02-24 10:56:44

Etan bergegas masuk melalui sebuah pintu besar yang terbuat dari kaca yang cukup keras dan tebal. Dia mengangguk pada beberapa rekan kerjanya. Jari-jarinya merapikan dasinya dan jas yang dia pakai. Dia baru saja memakai setelan itu selama tiga puluh menit dan itu sudah terasa seperti mencekiknya. Melihat teman kerjanya, Fredi. Dia bergegas menyelip di antara beberapa orang sambil menyapa mereka dengan senyuman singkat untuk menghampirinya.

"Halo, teman. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Fredi.

Etan tidak memberinya tanggapan apa pun dan langsung merampas segelas air soda dari tangan Fredi dan menegaknya dalam satu tegukan dengan tidak sabar. 

"Seburuk itukah?" Tanya Fredi sambil tersenyum.

"Maaf, aku sudah berada dalam neraka acara keluarga sepanjang hari ini." Jawab Etan.

"Acara baptisan itu?" Tanya Fredi lagi.

Etan mengangguk. "Acaranya dimulai tengah hari, tapi ada pesta di rumah saudara perempuanku." Etan bergidik saat memikirkan bagaimana dia disudutkan oleh masing-masing saudara perempuannya sepanjang hari. Meskipun mereka menyudutkannya di waktu yang berbeda, pesan mereka tetap sama, dia sudah berumur tiga puluh satu tahun dan sudah waktunya untuk mencari pendamping hidup dan meneruskan nama keluarga. "Aku baru saja bisa melarikan diri satu jam yang lalu."

Fredi mengerutkan alisnya. "Maksudmu, tidak ada alkohol dalam pesta itu atau tidak ada wanita selain keluargamu?"

"Tentu saja ada alkohol, tapi jika aku mulai minum alkohol, pasti semua saudaraku akan lebih banyak memberi nasehat padaku. Belum lagi ayahku juga pasti akan ikut terlibat dalam ceramah itu." Jawab Etan.

"Kalau begitu aku kira sudah saatnya kau mulai minum. Kenapa kau tidak langsung pergi ke bar dan memesan beberapa champagne untuk kita berdua?" Kata Fredi memberi saran.

"Aku bisa meminta dua gelas untukku dan satu gelas untukmu." Gerutu Etan.

"Jangan buru-buru. Pesta baru saja mulai." Balas Fredi sambil tertawa kecil.

Etan mengangguk dan sekali lagi berjalan melewati beberapa orang di tengah keramaian. Dia hampir menabrak seseorang dan membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Dia berbalik dan melihat seorang malaikat di depannya. Dia sudah pernah bertemu dan tidur dengan banyak wanita cantik, tapi yang berada di hadapannya saat ini terlihat spesial dan menarik. Pipinya merona karena malu, dan dia menyembunyikan wajahnya dengan rambut gelapnya yang tergerai sampai ke punggungnya. Dan dia memakai gaun hijau yang seksi dengan punggung terbuka. 

"Kau baik-baik saja?" Tanya Etan akhirnya bertanya.

Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Aku minta maaf, heelsku tersangkut dikarpet. Karena itulah aku menabrakmu."

"Tidak masalah." Kata Etan sambil memberikan senyum terbaiknya. 

"Sekali lagi, aku minta maaf." Kata Wanita itu.

Sebelum Etan bisa mengeluarkan kata lain lagi, wanita itu berbalik dan menuju ke sisi lain ruangan. Saat dia melihat bagian belakangnya, dia menggelengkan kepalanya dan melawan keinginan untuk mengejarnya. Dia hanya tipe wanita yang akan dia tiduri saat pulang ke rumah dan memastikan dia akan menjeritkan nama Etan berulang-ulang kali.

Setelah mengambil dua gelas champagne, dia berjalan kembali ke tempat Fredi. Dia melihat teman kerjanya, Christian dan Odi sudah bergabung dengan Fredi. "Halo kalian." Sapa Etan sambil tersenyum lebar.

Fredi menatap Etan dengan pandangan bingung sambil mengambil gelasnya dari tangan Etan. "Apa kau sudah minum lima gelas tadi?"

"Tidak. Kenapa memangnya?" Tanya Etan.

"Karena tiba-tiba saja kau memiliki semangat dalam setiap langkah kakimu, tidak seperti lima menit sebelumnya." Kata Fredi.

Etan tertawa kecil. "Itu karena aku menemukan seorang wanita yang akan menemaniku melewati malam ini." Jawab Etan.

"Kau bergerak cepat. Siapa dia?" Tanya Christian.

"Dia berambut hitam dan mengenakan gaun hijau." Jawab Etan.

"Itu Lily Rosanna." Kata Odi.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Etan terkejut.

Odi tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Semoga berhasil dengan yang satu itu. Dia bekerja di lantai yang sama denganku di bagian personalia dan setengah pria di sana sudah mencoba merayunya dan di tolak." 

Elan menegak minumannya. "Aku suka tantangan."

Christian dan Fredi mendengus dan tertawa. "terserah padamu."

"Kalian harus mengakui kalau permainan yang sulit untuk di menangkan agak menggairahkan." Kata Etan.

Christian mengangkat bahu. "Tidak untukku malam ini. Aku lebih suka mereka yang langsung ikut denganku."

"Terserah." Kata Etan sambil melihat di antara kerumunan dan menemukan gadis bergaun hijau tadi. "Siapa kau bilang tadi namanya?"

"Lily. Lily Rosanna." Jawab Odi.

"Terima kasih. Sekarang aku permisi dulu, aku akan berusaha membuat Lily pulang bersamaku." Kata Etan sambil tersenyum sombong. 

"Semoga beruntung. Kau membutuhkan keberuntungan itu." Goda Odi.

Etan menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah membutuhkan keberuntungan untuk memikat seorang wanita. Dia memiliki wajah yang tampan dan penampilan yang menarik dan kepribadiannya. Jadi kenapa kalau beberapa pria di bagian personalia yang tidak kompeten itu di tolak oleh Lily. Tapi Etan tidak akan di tolak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 20

    Lily berjalan menuju ke dalam kamar dan terkesiap. Taburan kelopak mawar merah berserakan di lantai sampai tempat tidur. Di atas meja ada botol champange dengan merek yang berbeda dari yang di restoran tadi di dinginkan dalam sebuah wadah perak dan dua gelas di sampingnya. Sebuah mangkuk strawberry berlumuran coklat membuat perutnya menggeram. Dia mengalihkan pandangannya dan melihat deretan lilin di lantai menunggu untuk di nyalakan dan sebuah kotak di atas tempat tidur dengan pembungkus berwarna merah muda.Lily menoleh kembali ke arah Etan yang sedang mengangkat bahunya untuk melepaskan jasnya. "Kau melakukan semua ini untukku?""Aku tidak ingin menerima pujiannya, para pegawai hotel yang melakukan ini semua, lilin aroma buah dan bunganya." Jawabnya sambil melemparkan kunci kamar ke atas meja. Melihat ekspresi Lily yang kebingungan, Etan tertawa ringan. "apa yang kau pikirkan? Sebuuah tempat tidur sempit dan seks kilat? Aku tahu ini hanya soal membuatmu hamil tapi biarkan aku memb

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 19

    Lily memandang ke arah ponselnya berkali-kali. "Sial, sial, sial!" Dia sekarang sudah terlambat lima belas menit, dan pesannya belum di balas oleh Etan. Dia takut kalau saja Etan marah dan pergi begitu saja. Lagi pula, Etan tidak perlu untuk menunggu mendapatkan wanita yang bersedia membuka tangannya untuk menangkapnnya di tempat tidur. Ponselnya bergetar saat dia berhasil memarkir mobilnya di parkiran luar hotel. Dia merogoh dalam tasnya untuk mencari ponselnya. Dia langsung membuka ponsel itu dan jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Lebih baik kau segera kemari. Jangan mandi air dingin karena itu akan meredakan hasratmu malam ini."Permisi!" Dengan pikirannya yang masih di penuhi oleh Etan, dia bahkan tidak menyadari kalau seorang pria sedang berdiri di samping pintu mobilnya yang terbuka setengah sedang memandangnya dengan penuh harap karena dia menghalangi pria itu yang ingin masuk ke dalam mobilnya. "Oh, maafkan aku." Kata Lily.Lily melangkah keluar dari mobil sambil t

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 18

    Pada saat mendengar bel pintu, Lily melemparkan gaunnya begitu saja dan bergegas menyusuri lorong menuju pintu untuk membiarkan Paula masuk. bersamaan dengan pintu terbuka Paula langsung bertanya, "Bagaimana keadaanmu?"Lily mengerang. "Seharusnya aku bertemu dengan Etan satu jam lagi dan aku merasa akan muntah setiap saat. Aku mungkin membutuhkan pil penenang untuk membuatku melewati malam ini.""Aku bisa membayangkannya." Jawab Paula saat dia melangkah masuk ke ruang depan. "Tidak perlu takut. Aku sekarang di sini untuk bicara denganmu agar kau tidak bunuh diri dan meyakinkanmu bahwa kau terlihat sangat luar biasa."Lily langsung memeluk Paula. "Kau tidak tahu betapa berartinya itu untukku.""Terima kasih, aku senang melakukan ini." Dia menepuk punggung Lily. "Lagi pula kau selama ini juga sudah membantuku melewati berbagai hubunganku yang kacau selama bertahun-tahun. Aku merasa berhutang padamu." Mereka berjalan menyusuri lorong dan memasuki kamar tidur Lily."Jadi, apa yang akan

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 17

    Beberapa hari kemudian ketika Lily melihat ke arah pintu, dia melihat sosok Etan sedang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. sambil memegang telepon Lily memberi isyarat pada Etan untuk masuk ke dalam ruangannya. Saat Etan melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya, dengan enggan Lily mengalihkan perhatiannya pada figur ketampanan Etan untuk kembali fokus pada suara di teleponnya. "Ya, aku akan mengaturnya. Sekali lagi terima kasih." Lily menutup teleponnya lalu menulikan sesuatu di buku agendanya. Setelah selesai, Lily berbalik dan tersenyum pada Etan."Aku senang kau bisa menemuiku hari ini." Kata Lily."Aku selalu senang bisa meluangkan waktuku untukmu Lily." Jawab Etan. Lily kesal pada dirinya sendiri ketika Etan tersenyum padanya membuat pipinya menjadi terasa panas. "Aku pikir alasanmu memintaku datang ke sini karena kau menerima tawaranku." Kata Etan sambil mencondongkan badannya ke depan, telapak tangannya bertumpu di atas meja Lily. Wajah Etan hanya beberapa inci dari wajah L

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 16

    Keesokan harinya saat jam makan siang, Paula berjalan melintasi pintu ruang kerja Lily dan melemparkan dompetnya di atas meja kerja Lily. "Apa pun kondisinya jangan biarkan aku mendekati mesin otomatis jajanan itu. Seminggu lagi aku punya janji untuk mencoba gaunku dan selama itu aku hanya boleh makan salad sayur atau pun buah."Lily tertawa tidak begitu antusias. Di benaknya dia masih memikirkan kejadian tadi malam, dia terlalu sibuk mengurusi diet Paula agar terlihat ramping saat menggunakan gaun pengantinnya. Sepanjang malam dia tidak bisa tidur, mencoba untuk membuang ingatan itu saat pikirannya terus berkutat dengan tawaran yang di berikan Etan. Namun sebagian besar dia terjaga sepanjang malam karena bibirnya masih terasa bengkak akibat dari ciuman ganas Etan.Setelah menjatuhkan tubuhnya di atas kursi, Paula memiringkan kepalanya ke arah Lily. "Ada apa denganmu?""Tidak ada apa-apa." Jawab Lily berbohong.Paula menatapnya sambil membuka tutupan tupperware-nya. "Omong kosong. kau

  • Jerat Cinta di Pertemuan Pertama   Bab 15

    "Dan aku berjanji pada Dani aku akan memastikan kau sampai ke mobilmu dengan selamat." Kata Etan.Lily berusaha melawan debar jantungnya melihat kebaikan hati Etan. "Terima kasih. Kau baik sekali." Dia menunjuk ke arah lorong yang menurun. "Mobilku parkir di sana.""Aku akan mengantarmu." Ketika Lily menatapnya dengan sinis, Etan tersenyum. "kau tahu, untuk membuktikan etika kesopanan seorang pria pada wanita.""Baiklah kalau begitu." Jawab Lily.Suara sepatu mereka bergema di lantai beton, mengisi kesunyian. "Jadi, kau tinggal dekat sini?" Tanya Etan."Tidak. Sekitar tiga puluh menitan dari sini." Jawab Lily."Tidak terlalu baik mengendarai mobil sendirian, terutama saat jalanan sepi." kata Etan.Lily menundukkan kepalanya untuk menahan tawanya pada usaha Etan untuk basa basi. "Apa yang lucu?" Tanya Etan.Lily tersenyum. "Aku hanya penasaran kapan kau mungkin akan menyinggung masalah cuaca." "Begitu buruk, ya?" Tanya Etan."Tidak ada." Jawab Lily singkat.Etan tersenyum ke arahnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status