Share

Ayah Angel yang sebenarnya

*Happy Reading*

Hening tercipta. Baik itu Gerald atau pun Navisha. Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Bahkan para pengunjung di sana turut larut dalam cerita yang Navisha suguhkan. Seakan bisa merasakan kepedihan gadis itu.

Padahal, Navisha tidak mengeluarkan Air mata sedikit pun. Namun tatapan tajamnya, seakan bercerita tentang rasa sakit yang sudah gadis itu pendam selama ini.

"Tapi gue butuh Angel, Nav. Urgent. Setidaknya, gue pinjem deh untuk satu bulan aja. Soalnya gue--"

"Butuh Angel untuk menerima warisan dari bokap lo yang sedang sekarat, iya kan?" tembak Navisha tepat sasaran. Membuat Gerald kembali terdiam.

"Lo ... tahu?" Gerald terbata di tempatnya berdiri dengan tatapan membulat. Sementara Navisha tersenyum miring penuh kemenangan. Tak lama, gadis itu menggeleng tak habis pikir dan menatap Gerald dengan muak.

"Lo emang udah gak tertolong, Rald." Navisha kecewa. "Lo bukan hanya tidak pantas jadi seorang ayah. Tapi juga manusia yang punya hati!"

Navisha makin menatap tajam Gerald yang sepertinya tidak terima dengan ucapan Navisha barusan.

"Sudahlah, lupakan saja. Lupakan keberadaan Angel, dan jangan ganggu kami lagi. Karena Angel udah bahagia sama gue. Lagian, percaya sama gue. Meski ada Angel, bokap lo gak akan pernah memberikan wasiatnya, jika tahu apa yang sudah lo lakuin sama Angel. Dan lagi .... Angel juga pasti gak akan sudi kenal sama ayah macam lo. Maka dari itu. Menyerahlah, Gerald."

Navisha lalu menambahkan, sebelum membalik badan dengan acuh dan meninggalkan Gerlad yang terlihat merah padam di tempatnya.

"Gue gak akan nyerah! Pokoknya Angel harus jadi milik gue!" Gerald kembali mengamuk, dan berusaha menjangkau Navisha.

Dengan cepat para barista dan satpam menghalangi. Tetapi sayangnya berakhir dengan bunyi bedebam kuat karena dijatuhkan Gerald.

Navisha pun terpaksa memutar badannya lagi, dan langsung meraih gunting yang ada di kasir. Setelah itu menghunuskannya ke arah leher Gerald. Membuat mau tak mau, pria itu akhirnya tercekat seraya menelan saliva kelat.

"Maju kalau lo ingin berakhir di tangan gue!" ucap Navisha dingin. "Lo tahu kan, gue sekarang gak suka bercanda. Jadi, sebelum lo berakhir di kuburan dengan sia-sia. Gue minta lo pergi!" titah Navisha dengan tegas.

"Lo akan masuk penjara kalau lo bunuh gue. Lo juga akan kehilangan Angel." Gerald masih berkonfrontasi.

Navisha tersenyum miring, "Tidak masalah. Temen-temen gue pasti mau ngurus Angel. Penting lo lenyap dari hidup kami."

Orang bilang, jangan pernah bermain dengan emosi orang sabar. Karena sekejamam-kejamnya orang brengsek. Akan kalah jika si sabar sudah kehilangan kesabarannya.

"Ada apa ini?" Naira tiba-tiba datang, seperti seorang pahlawan kesiangan.

"Elo!" Naira menunjuk Gerald kesal. "Astaga! Gak ada kapok-kapoknya lo, ya? Yopi! Panggil polisi! Empet gue liat dia!" serunya kemudian

"Baik Mbak!" Yopi menyahut dengan patuh.

"Lo gak bisa ngelaporin gue!" Gerald tidak takut sama sekali.

"Kata siapa? Lo lupa? Cafe ini milik gue! Cctv juga terpasang di setiap sudut. Gue punya lebih dari cukup alasan dan bukti buat jeblosin lo ke penjara. Gak percaya? Buktiin aja sendiri!"

"Apa perlu gue panggil laki gue juga?" Nissa yang juga baru datang ikut bersuara.

Merasa sudah tersudut. Gerlad pun cukup pintar menentukan pilihan, mengalah dan memilih mundur, meski tetap memberikan ancamannya.

"Gue gak akan berhenti usaha buat ngerebut Angel dari lo. Karena selain gue, gak ada lebih berhak memilikinya. Ingat! Bagaimana pun gue ini ayah kandungnya. Sementara lo? Lo bukan siapa-siapa!"

Entah apa maksud dari ucapan Gerald barusan. Yang jelas, hal itu makin membuat William dan teman-temannya bingung. Bukankah Navisha adalah ibu Angel. Kenapa Gerald berkata begitu tadi.

"Coba aja lo berani ganggu Navisha sama Angel lagi. Gue bikin hilang dari bumi ini!" Naira yang menyahut, dengan tatapan galak luar biasa.

"Laki gue akan dengan senang hati melakukannya." Nissa menambahkan.

Memilih tak memperpanjang masalah, Gerald pun segera pergi dari Cafe itu. Karena paham tidak bisa melawan dua gadis di samping Navisha.

Jangan salah. Meski dua gadis itu terlihat biasa saja, tapi pria di belakang mereka bukan orang sembarangan. Apalagi yang bernama Nissa. Suaminya adalah orang yang melindungi Navisha dan Angel selama ini. Membuat Gerlad kesulitan menjangkau mereka.

Klontang!

Setelah Gerald terlihat menjauh dari Cafe, Navisha pun menjatuhkan gunting yang sedari tadi di genggamnya erat dan ....

Bruk! Jatuh terduduk dengan lemas.

"Nav? Lo gak papa, kan?" Nissa menghampiri dengan raut khawatir.

Seperti orang linglung. Navisha hanya menggeleng dengan tatapan lelah luar biasa. Wajahnya bahkan sudah pucat sekarang. Seakan menceritakan kenyataan, jika Navisha sesungguhnya tidak sekuat yang terlihat.

"Nav, minum dulu." Naira menyerahkan segelas Air mineral, yang langsung di minum Navisha dengan rakus.

Melihat hal itu, hati William seketika merepih. Pria itu seakan bisa merasakan derita dan beban yang Navisha simpan selama ini. Ternyata, William memang sudah melewatkan banyak waktu dan cerita dari Navisha. Gadis yang sudah ia sia-siakan di masa lalu.

Maafkan aku, Nav.

"Ayo, Nav. Gue antar lo ke dalam. Lo harus istirahat," ucap Naira lagi, seraya memapah Navisha yang lemas, dibantu oleh Nissa.

"Yop, suruh Aida gantiin Navisha hari ini buat menghandle dapur," titah Naira lagi.

"Baik, Mbak!" Yopi, salah satu barista di sana kembali menyahut patuh. Sebelum berlari ke arah dapur.

Dari sini kita tahu, Navisha memang bekerja di sini dan memiliki orang-orang hebat di sekitarnya. Tak jauh dari tempat Navisha, William masih terdiam. Hanya bisa menatap nanar kepergian Navisha bersama dua orang temannya dengan hati yang pilu. Menahan kuat keinginannya merengkuh Navisha, dan menenangkannya seperti di masa silam.

Navisha bukan miliknya lagi dan pastinya masih sangat membencinya. Bukan tidak mungkin, gadis itu akan mengamuk jika William memaksa memeluknya.

Ingat! Saat ini Navisha bukan bucinnya seperti dulu.

"Finally ya bro. Lo menemukannya." Reinan menepuk bahu William lumayan keras. Mengembalikan lamunan pria itu ke alam nyata.

"Iya sih kita emang udah menemukan si Nav-Nav. Tapi gue masih bingung, loh. Itu kenapa si Gerald begitu, ya? Mereka punya hubungan atau gimana? Dan lagi ... Angel teh saha? Anak mereka? Lah? Bukannya tiga bulan lalu kita baru kondangan ke nikahannya si Gerald sama Vanya ya, Rei?" oceh Fadly dengan bingung. Sukses membuat Reinan pun ikut bingung.

Karena itu memang benar adanya.

"Kayaknya gue tahu harus tanya ke mana, agar bisa mendapatkan info Navisha yang lengkap." Reinan bersuara kembali tak lama setelahnya.

"Siapa?" Fadly yang mewakili pertanyaan hati William.

"Pria-pria dari dua wanita yang membela Navisha tadi. Kalian lihat sendiri kan, bagaimana beraninya mereka menghadapi Gerald. Meski memang tidak pantas di takuti sebenarnya. Tapi ... jika mereka hanya gadis biasa, atau gak punya bekingan kuat. mereka gak akan seberani itu."

Masuk akal. Apalagi dari kata-kata dua gadis tadi juga sangat menjelaskan, jika Gerald pernah berurusan dengan penjaga mereka. Hingga Gerald pun akhirnya memilih kabur, daripada memperpanjang keributan.

"Fad, coba lo tanya sama barista di sini, siapa dua gadis tadi?" Reinan memberi titah.

"Kok, gue?"

"Ya, terus? Siapa lagi? Yang single antara kita kan cuma elo!"

"Lah, si William juga single kali." Fadly tidak terima dengan sindiran Reinan.

"Lo yakin mau nyuruh William ngepoin barista di sini?" Reinan malah bertanya balik. Membuat Fadly akhirnya berpikir di tempatnya.

Benar juga. William mana bisa bermain kata-kata terselubung dengan banyak makna. Lah, ngomong aja jarang.

Menggaruk belakang leher yang sebenarnya tidak gatal, Fadly pun nyengir konyol sebelum melaksanakan titah Reinan.

"Sabar, Will. Sebentar lagi kita pasti dapetin info lengkap tentang Navisha." Reinan mencoba menghibur pria di sebelahnya.

William tidak tahu lagi harus berterima kasih seperti apa pada Reinan. Faktanya, dari semua teman yang William miliki. Memang hanya Reinan lah, yang selalu tahu kegundahan hatinya perihal Navisha.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
sepertinya s Gerald KK ipar s navisah deh klo GK teman terbaik navisah pokoknya
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Teganya Gerald memanfaatkan Angel hanya untuk mendapatkan warisan
goodnovel comment avatar
Sindy Septi
apa ada teka teki lain...trus maksud si gerald td apa ya klo navisha tu bukan siapa2 lahh jdi ikutan pusing ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status