Share

Jeruji Pernikahan
Jeruji Pernikahan
Penulis: Udangkece

Bab 1

“Dei, alangkah lebih baik kalau kamu berhenti bekerja. Sudah dua tahun menikah. Harusnya kalian sudah punya anak. Selain program kehamilan, kamu juga harus menjaga kesehatan.”

Bu Rita membeberkan keresahan hatinya. Wanita paruh baya itu bahkan membawa putrinya untuk membicarakan hal itu dengan Deisy. “Iya kak. Teman-temanku banyak yang langsung hamil setelah berhenti bekerja. Dan lagi, pekerjaan kakak bukan pekerjaan yang mudah.”ucap Icha menambahi. 

Bukannya tidak mau. Tapi Deisy menyayangkan perjuangannya jika resign. Ia bahkan sudah sampai di posisi yang cukup tinggi. Usianya juga sudah tidak muda jika memutuskan untuk bekerja suatu hari nanti.

“Bukannya tidak mau, ma. Tapi agak sayang kalau aku resign sekarang. Posisiku juga udah bagus di perusahaan itu.”

“Siapa yang peduli?”bentak Bu Risa. “Kamu lebih mentingin pekerjaan itu daripada keluarga? Cih, asal kamu tahu, kami semua mengharapkan cucu. Kalau tahu akan begini, buat apa kalian menikah?”

“Ma, udah ih. Kak Deisy pasti tahu apa yang terbaik.”bela Icha. “Ayo kak, kita pergi aja.”lanjutnya mengajak Deisy keluar dari ruangan itu. Kamar khusus yang diberikan Pak Amran untuk Bu Rita. 

“Kak, ucapan mama gak usah dipikirin ya. Kakak mau ada acara kan sama Mas Leo? Siap-siap aja sekarang.”

“Ah, Iya Cha. Makasih ya.”

Icha mengangguk sambil tersenyum. Deisy naik tangga menuju ke lantai 2. Ia masuk kamar dengan jantung yang masih berdegup kencang. Ia melihat suaminya sedang tidur. Ia pulang agak malam kemarin. Itu sebabnya, pria itu bangun lebih siang.

Kalau boleh jujur, Icha jauh lebih jahat dibanding Bu Risa. Perempuan itu bahkan membicarakan Deisy di depan teman-temannya. Menggunjingnya sebab belum bisa memberikan cucu untuk keluarga Prasesa. Dia perempuan yang diam-diam menghanyutkan.

“Sayang, ada apa lagi?”bisik pria itu sambil memeluknya dari belakang. Deisy memutar badan dan menghadap ke arahnya. Ia menggenggam tangan suaminya itu.

“Mas, mama ngomongin lagi soal itu. Jujur aja, kita sudah melakukan banyak cara. Bahkan kita sudah ikut program ke dokter. Tapi mama malah menginginkan yang lain. Mama ingin aku resign dari kantor. Apa itu masuk akal?”

“Udah. Kamu gak usah pikirin ucapan mama. Kita akan tetap berusaha sendiri. Nanti siang, kita ke dokter lagi. Oke?”

Deisy mengangguk setuju. Leo memeluknya lagi. Bagi Deisy, Leo saja sudah cukup. Yap, dari awal juga Deisy mau hidup berdua bersama pria itu. Tapi apa mau dikata, dia jatuh cinta pada pria yang punya keluarga besar. Pria yang merupakan bagian dari Group Prasesa. Cinta tak bisa diputar balik. Dan bagi Deisy, mengalah juga bagian dari cinta.

Hidup bersama keluarga besar Leo tidaklah terlalu berat. Yang berat adalah menerima ocehan soal kehamilan. Seakan hamil adalah prestasi yang lebih tinggi dibanding menjadi seorang istri yang baik. Mungkin Bu Risa akan lebih senang punya menantu pembangkang tapi punya anak. Ya, bisa dilihat dari sikapnya yang kian hari semakin jahat. Menyalahkan Deisy untuk tiap kondisi.

“Pantas saja kamu belum hamil. Kerjaan-mu begitu.”

“Jangan makan sembarangan!”

“Coba beli testpack, siapa tahu udah hamil.”

Dan masih banyak lagi. Tiga tahun pernikahan seperti sudah seabad. Bu Risa selalu menyalahkannya. Dan entah kenapa, rumah berubah jadi seperti neraka. 

“Icha, kami mau ke dokter.”ucap Leo.

“Iya, Mas. Semoga sukses ya.”balas Icha dengan senyum ceria. Dia memang ahli mencairkan suasana. Tapi semua itu hanya kepalsuan.

Masih sama seperti hari kemarin. Pesan dari dokter tidak berubah. Sesungguhnya, tidak ada yang salah dari mereka. Mereka cuma tidak beruntung seperti orang lain. Tapi percayalah, jika Tuhan berkehendak, mau sekarang atau besok, selalu ada harapan. Yep, semua harus bisa menerima fakta bahwa tiap pasangan punya waktu yang berbeda-beda. Ada yang hamil dengan cepat, ada juga yang harus menunggu lima sampai sepuluh tahun. 

Tapi manusia tidak peduli akan hal itu. Mereka sibuk menyalahkan. Seakan ini adalah kesalahan dari diri sendiri. 

“Sayang, gimana kalau kita cheat day hari ini. Aku kesal mama nyuruh kamu makan sayur terus. Kita makan apa saja yang kamu mau.”ajak Leo bersemangat. Deisy baru sadar kalau dirinya sudah lama gak makan daging. Bu Risa selalu menyuruhnya makan makanan yang bergizi. Bahkan ia sudah menetapkan menu untuk dimakan Deisy. 

“Benarkah? Gimana kalau kita makan daging sapi premium yang di Kemang?”

“Ah, ide bagus.”

Deisy langsung berselera. Wanginya benar-benar bikin perut keroncongan. Sudah lama sekali dia tidak makan makanan itu. Daging bakar, aneka seafood hingga minuman bersoda. Jika Bu Risa tahu, habislah dia.

“Jujur aja, aku benar-benar khawatir mama tahu.”

“Tidak akan. Mama harus ke rumah sakit hari ini. Lagian, biar aku yang bertanggung jawab kalau mama marah.”tegas Leo. 

“Mas, terima kasih sudah ada disisiku. Kalau gak ada kamu, aku gak tahu akan bagaimana.”

“Iya, sayang. Maafin mama. Dia melakukan itu hanya demi mendapat cucu. Dan aku gak setuju kamu dipaksa makan sesuai aturan kayak gitu.”ucap Leo mendengus kesal.

“Enggak, mas. Aku gak apa-apa.”balas Deisy. Ya, selagi Leo ada dipihaknya, tidak ada satupun yang membuatnya gentar. 

Dia akan menahan semua kesakitan itu. Perilaku Bu Risa, omongin Icha diam-diam hingga semua orang yang berkaitan dengan Keluarga Prasesa. Deisy yakin bisa melewatinya. Inilah dunia pernikahan yang harus ia lewati. Bukan cuma dia, banyak orang diluar sana yang senasib dengannya. Jadi, jangan terlalu mendramatisir dan manja. 

Setelah puas dengan makan malam, mereka pulang. Leo menggenggam tangannya erat. Sudah tiga tahun usia pernikahan, pria itu masih saja romantis. Bikin perasaan Deisy selalu hangat. 

“Mbak Gina, tolong siapkan kemeja biru saya. Besok saya mau pakai itu.”ucap Leo setelah selesai mandi. Ia mencicipi goreng pisang yang baru saja dimasak Mbak Gina. Wanita paruh baya itu selalu menyediakan cemilan.

“Baik Pak.”

“Dan saya ada urusan bentar. Kalau istri saya nanyain, bilang ada urusan kerja.”ucapnya sebagai kata pamit. Mbak Gina mengangguk menyanggupi. Leo hanya mengenakan pakaian santai. Sepertinya itu cuma pertemuan biasa. Kalau untuk urusan kerja, dia selalu menggunakan jas dengan rapi. Mbak Gina tidak terlalu mempermasalahkannya. 

Tak lama, Deisy kembali dari toko kue. Ia harus membeli kue kesukaan Bu Risa. 

“Ah, Bu Deisy. Ini kemeja Pak Leo untuk besok. Tadi Pak Leo minta saya menyiapkannya.”ucap Mbak Gina sebelum Deisy naik ke lantai 2. 

“Loh, bukannya Mas Leo di rumah?”

“Baru saja pergi. Katanya ketemu teman kantor.”

“Ah, ya sudah. Kalau gitu, terima kasih untuk kemejanya Mbak Gina.”ucap Deisy sebelum kembali ke kamar. Ia menaruh kemeja itu lebih dulu sebelum memberikan kue yang dipesan oleh Bu Risa. 

Ia mengantarkan kue itu untuk Bu Risa. Setelah mengetuk pintu, ia masuk ke dalam ruangannya. Tak ia sangka, wanita itu menatapnya dengan kejam dan ketus. 

“Jelaskan apa ini!”ucapnya sambil menunjukkan sebuah foto. Foto saat ia sedang menikmati daging bakar bersama Leo. Demi apapun, Deisy gak nyangka Bu Risa sampai mengetahuinya.

“Harus bilang berapa kali? Kalau kamu makan sembarangan terus, gimana bisa hamil? Icha yang ngirimin itu sama saya. Saya kira kalian ke rumah sakit, ternyata malah makan sembarangan.”

“Ma, cuma sekali itu kok. Dan lagi, kami ke rumah sakit dulu.”

“Tetap saja. Kamu benar-benar istri yang gak punya pendirian.”

“Ma, apa itu gak keterlaluan? Mas Leo yang ngajak aku makan disana.”

“Jadi kalau Leo ngajak kamu langsung mau? Sebagai perempuan, kamu yang seharusnya jaga diri!”teriak Bu Risa begitu kejam. Sangat melukai hati Deisy. Begitu menyakitkan hingga ia kesulitan untuk bernafas. 

“Makan doang mesti banget diajarin. Dikasih arahan malah melunjak. Terserahlah. Mama udah gak kuat sama kamu. Kamu itu menantu yang paling gak bisa diarahkan. ”omelnya membabi buta. 

“Maaf, ma.”

“Sudahlah. Pergi sana!”ucapnya mengusir. Deisy menarik nafas panjang. Sudah kesekian kalinya Bu Risa melakukan ini. Kenapa begitu sulit menerima kenyataan? Toh, hamil atau tidak, itu semua berkaitan dengan dua orang. Sayangnya, dia gak pernah menyalahkan Leo. Dia hanya menyalahkan Deisy seorang.



Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status