Share

20. Kesulitan Merawat Bapak

“Eh, Mar! Sini-sini!” Dari kejauhan, Parwo sudah melambaikan tangan memberikan tanda agar aku mendekat. Aziz juga ada di sampingnya, merokok seperti biasanya. Raut wajahnya serius alih-alih cuek. “Ke mana aja kau kemarin? Ndak narik-narik.”

“Assalamu’alaikum.”

Parwo dan Aziz menjawab bersamaan. Aziz malah menatapku lama sementara Parwo tampak tidak sabar ingin mengatakan sesuatu.

“Lu udah liat Metube atau Facenew kagak?” tanya Aziz.

“Nggak. Aku nggak ada waktu buat nonton. Aku pergi dari kontrakan sama Bapak.”

“Hah? Kok bisa, Mar?” Parwo memajukan kepalanya, tampak sangat penasaran.

“Yah … biasalah, soal Bapak. Kalian pasti paham perangai Eda gimana.”

“Lu diusir sama bini lu?”

“Bukan, aku yang pergi sendiri karena Eda sudah mau pulang ke rumah orang tuanya. Si bungsu masih kecil banget, si Radit masih sekolah di sini. Repot kalau pulang kampung, jadi mending aku aja yang pergi.”

“Terus kau tinggal di mana sekarang, Mar?” tanya Parwo.

“Di kosan. Aku udah dapat kosan tadi pagi.”

“Wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status