Share

BAB 3 - MALAM YANG MENYAKITKAN

Tiba di kediaman orang tua Albi, Khania bergegas masuk. Saat tiba di dalam rumah itu, orang-orang memandang Khania dengan tatapan yang berbeda-beda.

Ibu Astika yang melihat Khania segera bergegas menghampiri Khania dan melayangkan tamparan bertubi-tubi pada Khania. Khania yang mendapatkan serangan dan hinaan dari mertuanya itu hanya diam tanpa perlawanan. Dia sudah bertekad akan tetap berada di sana apa pun yang terjadi.

"Pergi kamu dari sini! Dasar wanita sialan!" teriak ibu Astika sambil terus memukul Khania dan menyeret Khania keluar dari rumahnya.

Namun, Khania dengan sekuat tenaga mempertahankan posisinya agar ibu Astika tidak bisa menyeretnya keluar. Dia mencoba bertahan walaupun harus kesakitan.

Semua orang yang menyaksikan perkelahian ibu Astika dan Khania mencoba melerai mereka dan meminta kepada ibu Astika agar Khania diizinkan untuk tetap di sana, karena bagaimanapun Khania itu istri Albi.

Khania yang mendapatkan izin dari ayah mertuanya segera duduk di samping jenazah Albi dan langsung saja dia membuka Al-Qur'an dan membacanya dengan sangat khusyuk untuk mengiringi kepergian Albi.

Saat Albi sudah dibopong dan akan dimasukan ke liang lahad, Khania menjatuhkan tubuhnya ke bawah dan terduduk di tanah, hatinya sakit dan sesak. Khania menangis pilu. Kini sudah tidak ada lagi Albi yang selalu ada di samping Khania. Kini sudah tidak ada lagi sosok pelindung bagi Khania. Dia sudah pergi terkubur di bawah sana.

***

Khania yang sudah tidak kuat lagi melihat Albi yang sedang dimakamkan memutuskan untuk menenangkan diri di taman dekat makam Albi. Dia tidak ingin menambah kesedihan dan sakit hatinya dengan mendengar hinaan dari ibu mertuanya.

Saat Khania lengah, tiba-tiba seorang lelaki muncul. Lelaki itu tiba-tiba mengulurkan kemeja pada Khania yang sedang menangis.

"Ini... kamu pakai kemeja ini, biar gak kelihatan seperti ODGJ," ucap lelaki itu.

Khania mengerutkan alisnya saat dia melihat pria asing dengan penampilan aneh berdiri di depannya sambil menyodorkan sebuah kemeja ke arahnya.

"Anda tidak waras?!" sahut Khania yang tidak terima dianggap ODGJ. Khania tidak langsung menerima kemeja yang orang asing itu sodorkan. Karena menurut Khania lelaki yang di hadapannya ini aneh bin ajaib. Dia mengenakan setelan jas namun tidak memakai kemeja.

"Enak saja! Saya itu waras 100%. Kamu tuh yang kelihatan seperti ODGJ. Lihat saja penampilan kamu! baju kamu compang camping, rambut acak-acakan, dan lagi kamu ke sini tanpa alas kaki. Apa coba sebutan yang cocok buat penampilan kamu ini kalo bukan ODGJ?!"

"Ya, Anda sendiri kenapa berpenampilan seperti itu? Pakai jas tapi tidak pakai kemeja?" Khania menunjuk dada lelaki itu yang terekspos.

Lelaki itu melihat arah yang ditunjuk oleh Khania. "Saya sengaja melepas kemeja saya, karena saya mau memberikan kemeja ini untuk kamu." Lelaki itu kemudian menyodorkan kembali kemejanya pada Khania.

"Tidak perlu, saya tidak butuh kemaja Anda dan saya tidak bisa menerima pemberian dari orang asing," ucap Khania dengan tegas.

"Yakin kamu tidak mau menerima kemeja ini! Serius?" balas lelaki itu lagi pada Khania, lelaki itu menaik turunkan alisnya. "Kamu lebih memilih untuk tetap terlihat seperti ODGJ?!"

"Iya! Saya tidak butuh kemeja itu! Jadi, simpan saja kembali kemeja itu untuk Anda pakai, biar Anda tidak seperti orang yang tidak waras!" ucap Khania dengan tegas, lalu bangkit dari duduknya dan bermaksud pergi meninggalkan lelaki yang menurutnya tidak waras.

"Itu ... BH kamu kelihatan jelas, karena bagian depan baju kamu robek." Lelaki itu menujuk ke dada Khania.

Khania yang mendengar itu sontak menundukan kepalanya dan melihat arah yang ditunjuk lelaki itu, Khania terkejut dan langsung menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Dasar otak mesum! Kenapa tidak bilang dari tadi?!" ucap Khania yang panik melihat bagian depannya yang terekspos jelas. Dia malu sekali saat menyadari jika baju bagian dadanya itu terlihat jelas.

"Saya sudah menawari kemeja ini dari tadi! Atau jangan-jangan, kamu memang sengaja ya?! Kamu ingin menggoda laki-laki di luar sana? Begitu?"

BUKK!!

Ucapan itu sukses membuat Khania naik darah dan melayangkan tendangan ke lelaki itu.

"Sakit! Dasar perempuan gila!"

"Jangan pernah muncul di hadapan saya lagi. Hari ini sudah berat untuk saya. Aku tak ingin berurusan dengan orang tak waras sepertimu." ucap Khania dengan napas yang berat, lalu melangkah pergi.

Lelaki itu membiarkan Khania pergi. Ia masih tak menyangka bahwa Khania akan semarah itu padanya. Namun, ia mengingat kembali bahwa ia tetap harus mendekatkan diri pada Khania.

Sambil memikirkan cara selanjutnya, lelaki itu membatin, "Itu perempuan yang dititipkan padaku? Yang benar saja."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status