Share

Bab 4. Mesra

"Sepertinya, tuan Sean telah mempunyai pasangan lain, tuan." jelas salah satu ajudannya.

Papa Sean tampak terdiam, "Semoga anakku serius menikah dengan Dira."

"Jauhkan juragan tengik tersebut, pantau juga ayahnya Dira. dia banyak hutang hanya untuk berjudi. "

"Baik tuan." dan ajudan tersebutpun meninggalkan Papa Sean dalam ruangan kerjanya.

tak lama di teleponnya, seseorang ,"Siapkan salah satu kamar hotelmu, untukku."

***

Sean dan Sonia sudah meluncur menuju sebuah resto langganan mereka. Sonia sengaja melepas dua kancing atas bajunya agar belahan dadanya terlihat, sekadar untuk menggoda Sean sedikit, dengan alasan bajunya terasa sesak bagian atas. Lah iyalah, bagian itu yang membuat baju bagian atas terasa sesak dengan ukuran dada yang super lheb. Sean tampak sudah tergoda. Dirinya lelaki dewasa apalagi dia punya hasrat pada wanita cantik yang duduk di sebelahnya. Konsentrasinya menyetir jadi buyar. Karena setiap melewati tanjakan polisi tidur. Dada Sonia jadi ikutan bergetar. Rasanya empuk kali ya, tiduran di belahan dada tersebut. Pikiran Sean sudah bercabang. Namun Sean bukan lelaki yang gampang sekali jatuh dalam pelukan wanita. Walaupun berperang dalam batin, tapi akal sehatnya masih bisa dikuasainya.

Akhirnya sampai juga di tempat resto Jepang. Kesukaan Sean juga.

Sonia agak kecewa juga, usaha menggoda lawan jenisnya gagal. Ini baru tahap satu, tunggu saja langkahku selanjutnya batin Sonia tersenyum.

"Maaf, bajunya betulin dulu, nggak sopan di tempat umum." pesan Sean tiba-tiba.

"Oh, iya, lupa ... " Sonia pun segera membetulkan kancingnya sebelum turun dari mobil.

Mereka berjalan beriringan, wajah semringah terlihat dari wajah Sonia yang cantik. Keduanya tampak serasi bak pasangan dalam drama Korea. Sean memakai setelan jas dan Sonia mengenakan pakaian kerja, dengan tas kerja di pergelangan tangannya.

Banyak mata melirik pasangan muda tersebut. Wajah tampan dan cantik.

Sean pun memesan sushi kesukaannya, steam boat komplit.

Mereka menikmati makan siang mewah hari ini dalam kemesraan

Di lain tempat, Dira sedang melamun. Masa-masa saat dirinya mengajar di sekolah..

"Yes, any question else?" Semua yang di dalam kelas diam. Walau ada yang bermain sendiri atau ...

"So pretty ... Miss Dira cantik sekali pake kerudung." seru Abibah, salah satu siswanya yang duduk paling depan.

Andira tersenyum lepas mendengar kata-katanya.

"Iya benar, Bah, mata kamu nggak buta, Miss Dira cantik sekali hari ini." timpal Tomi, siswa laki-laki yang paling bandel di kelasnya.

Semua pun bergemuruh, ada yang tepuk tangan segala.

"Sudah, sudah dari tadi nggak konsentrasi liat Miss terus. Sampai salting nih." Dira pun duduk kembali ke tempat duduknya.

Begitulah cara pendekatan Dira pada anak didiknya.

"Sekarang tugas dikumpulkan mau Miss, nilai sekalian. Jangan lupa hafalkan aneka profesi dalam bahasa Inggris, oke." Bertepatan dengan bel tanda berakhir pelajaran.

"Oke, Miss."

"Yup, sudah terkumpul semua. See you next time, good afternoon."

"Good afternoon, Miss."

Dira pun meninggalkan kelas empat, melangkah menuju ruang guru.

Semua berlalu dalam kesederhanaan diri Nadira. Cita-citanya yang memang ingin menjadi guru sudah tercapai. Namun masih sebagai guru bantu saja. Keberuntungan menjadi PNS selalu gagal dilaluinya, dirinya tetap bertahan dan bersabar.

Dira mulai room tour apartemen Sean. Membersihkan semua ruangan. Baginya tak masalah membereskan rumah dan tetek bengek nya

.Tadi pagi sudah ada notif dari bank, telah masuk sejumlah uang di ATM nya pasti dari Sean. Hari ini Dira memberanikan diri untuk berbelanja sendiri. Dengan ojek online mengantarkan Dira memenuhi kebutuhan rumah tangga nya.

Di sisi lain, ada Papa Sean sedang berdiskusi dengan seseorang.

"Semuanya sudah terlaksana. kau tahu? aku sudah tak mempersalahkan kau lagi! "

"Maafkan aku. karena salah menaruh bayi tersebut. "

"Untung saja , semuanya berjalan lancar, dan Sean kini sudah menikah dengan Dira. anak yang tertukar sejak bayi, malah sekarang mereka berjodoh."

"Iya, bos."

"Pantau terus mereka. jangan sampai Sean berulah, Don juan nya menurun dari Ayahnya. Aku tak mau Dira terluka karena Sean."

"Iya, bos."

***

Dira sudah menyiapkan makan malam. Segera Dira menghubungi suaminya.

"Halo Mas, Makan malam sudah aku siapkan. kita makan di rumah saja ya?"

"Iya, a-aku pulang nanti agak terlambat." jawab Sean gugup. Pasalnya di sampingnya ada Sonia.

"Iya, sudah aku tunggu ya, Mas." Dira menutup ponselnya, tanpa curiga yang macam-macam. di lihatnya meja makan yang sudah tertata rapi dengan masakan kesukaan Sean.

Dira tersenyum, sebenarnya, dirinya berusaha untuk bisa menjadi istri yang baik. juga membangun biduk rumah tangganya bersama Sean teman semasa kecilnya. Justru banyak keuntungan karena mereka sudah mengenal karakter masing - masing.

Sean tergagap saat di tanya Sonia.

"Telepon dari siapa, yang?" Sonia mengulangi lagi pertanyaannya.

"Itu, dari teman, dia — mengajak makan."

"Ah, tapi nanti malam jadi kan kita dinnernya?" Sonia mulai merajuk, memeluk erat lengan Sean .

Sean terdiam, sesaat teringat, kejadian di kala David mencium Sonia. Tak lama, Sean pun mengendurkan penganan Sonia.

"Ih, kenapa sih, kok berubah? biasanya juga ...."

"Ada hubungan apa, kau dengan David?"

Sonia kaget, "A- aku nggak ada hubungan apa-apa dengan David." Sonia tergagap.

Sean menatap tajam pada Sonia. Dirinya merasa terpedaya oleh wanita ini. Namun pesonanya mengalahkan logika Sean.

"Jangan menuduhku begitu," Sonia mulai sewot dengan tatapan Sean.

"Aku tak menyalahkan Kamu, asal tahu saja, aku nggak suka, kau dekat dengan lelaki itu."

"Aku tahu, dia rival mu. tapi — ah sudahlah. maafkan aku." Sonia kembali mendekap lengan kekar Sean. "Kau sudah janji mengajakku dinner malam ini."

Sean mengangguk.

***

Sonia kembali ke tempat kerjanya. Ada rasa dongkol di hatinya. mengapa juga Sean tahu hubungan gelapnya dengan David. Huh!

Segera di teleponnya lelaki itu.

"Halo, Cantik ..." Bukan menjawab teleponnya. tapi kini David sudah berada di hadapan Sonia, dan menjawil dagu Sonia.

"Stt, kurangi dulu pertemuan kita, Sean sudah mengetahui nya, walau masih —"

"Belum pasti kan? takut amat kehilangan Sean, lelaki macam itu, banyak di Batam ini, say. Ada aku juga." David tertawa tergelak.

"Ah, kau ini, tidak tahu siapa dia. pokoknya aku nggak mau terlihat berdua di kantor bersama kamu, ingat itu, sana menjauhlah." cecar Sonia.

"Aku tak mau jauh dari bidadariku, gimana tuh?" canda David.

"Tolonglah, vid, menjauhkan dariku dulu. " pinta Sonia menghiba.

Dari jauh, Sean memperhatikan mereka berdua.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status