Share

Bab 4. Mesra

Author: EL Dziken
last update Huling Na-update: 2023-02-10 08:44:21

"Sepertinya, tuan Sean telah mempunyai pasangan lain, tuan." jelas salah satu ajudannya.

Papa Sean tampak terdiam, "Semoga anakku serius menikah dengan Dira."

"Jauhkan juragan tengik tersebut, pantau juga ayahnya Dira. dia banyak hutang hanya untuk berjudi. "

"Baik tuan." dan ajudan tersebutpun meninggalkan Papa Sean dalam ruangan kerjanya.

tak lama di teleponnya, seseorang ,"Siapkan salah satu kamar hotelmu, untukku."

***

Sean dan Sonia sudah meluncur menuju sebuah resto langganan mereka. Sonia sengaja melepas dua kancing atas bajunya agar belahan dadanya terlihat, sekadar untuk menggoda Sean sedikit, dengan alasan bajunya terasa sesak bagian atas. Lah iyalah, bagian itu yang membuat baju bagian atas terasa sesak dengan ukuran dada yang super lheb. Sean tampak sudah tergoda. Dirinya lelaki dewasa apalagi dia punya hasrat pada wanita cantik yang duduk di sebelahnya. Konsentrasinya menyetir jadi buyar. Karena setiap melewati tanjakan polisi tidur. Dada Sonia jadi ikutan bergetar. Rasanya empuk kali ya, tiduran di belahan dada tersebut. Pikiran Sean sudah bercabang. Namun Sean bukan lelaki yang gampang sekali jatuh dalam pelukan wanita. Walaupun berperang dalam batin, tapi akal sehatnya masih bisa dikuasainya.

Akhirnya sampai juga di tempat resto Jepang. Kesukaan Sean juga.

Sonia agak kecewa juga, usaha menggoda lawan jenisnya gagal. Ini baru tahap satu, tunggu saja langkahku selanjutnya batin Sonia tersenyum.

"Maaf, bajunya betulin dulu, nggak sopan di tempat umum." pesan Sean tiba-tiba.

"Oh, iya, lupa ... " Sonia pun segera membetulkan kancingnya sebelum turun dari mobil.

Mereka berjalan beriringan, wajah semringah terlihat dari wajah Sonia yang cantik. Keduanya tampak serasi bak pasangan dalam drama Korea. Sean memakai setelan jas dan Sonia mengenakan pakaian kerja, dengan tas kerja di pergelangan tangannya.

Banyak mata melirik pasangan muda tersebut. Wajah tampan dan cantik.

Sean pun memesan sushi kesukaannya, steam boat komplit.

Mereka menikmati makan siang mewah hari ini dalam kemesraan

Di lain tempat, Dira sedang melamun. Masa-masa saat dirinya mengajar di sekolah..

"Yes, any question else?" Semua yang di dalam kelas diam. Walau ada yang bermain sendiri atau ...

"So pretty ... Miss Dira cantik sekali pake kerudung." seru Abibah, salah satu siswanya yang duduk paling depan.

Andira tersenyum lepas mendengar kata-katanya.

"Iya benar, Bah, mata kamu nggak buta, Miss Dira cantik sekali hari ini." timpal Tomi, siswa laki-laki yang paling bandel di kelasnya.

Semua pun bergemuruh, ada yang tepuk tangan segala.

"Sudah, sudah dari tadi nggak konsentrasi liat Miss terus. Sampai salting nih." Dira pun duduk kembali ke tempat duduknya.

Begitulah cara pendekatan Dira pada anak didiknya.

"Sekarang tugas dikumpulkan mau Miss, nilai sekalian. Jangan lupa hafalkan aneka profesi dalam bahasa Inggris, oke." Bertepatan dengan bel tanda berakhir pelajaran.

"Oke, Miss."

"Yup, sudah terkumpul semua. See you next time, good afternoon."

"Good afternoon, Miss."

Dira pun meninggalkan kelas empat, melangkah menuju ruang guru.

Semua berlalu dalam kesederhanaan diri Nadira. Cita-citanya yang memang ingin menjadi guru sudah tercapai. Namun masih sebagai guru bantu saja. Keberuntungan menjadi PNS selalu gagal dilaluinya, dirinya tetap bertahan dan bersabar.

Dira mulai room tour apartemen Sean. Membersihkan semua ruangan. Baginya tak masalah membereskan rumah dan tetek bengek nya

.Tadi pagi sudah ada notif dari bank, telah masuk sejumlah uang di ATM nya pasti dari Sean. Hari ini Dira memberanikan diri untuk berbelanja sendiri. Dengan ojek online mengantarkan Dira memenuhi kebutuhan rumah tangga nya.

Di sisi lain, ada Papa Sean sedang berdiskusi dengan seseorang.

"Semuanya sudah terlaksana. kau tahu? aku sudah tak mempersalahkan kau lagi! "

"Maafkan aku. karena salah menaruh bayi tersebut. "

"Untung saja , semuanya berjalan lancar, dan Sean kini sudah menikah dengan Dira. anak yang tertukar sejak bayi, malah sekarang mereka berjodoh."

"Iya, bos."

"Pantau terus mereka. jangan sampai Sean berulah, Don juan nya menurun dari Ayahnya. Aku tak mau Dira terluka karena Sean."

"Iya, bos."

***

Dira sudah menyiapkan makan malam. Segera Dira menghubungi suaminya.

"Halo Mas, Makan malam sudah aku siapkan. kita makan di rumah saja ya?"

"Iya, a-aku pulang nanti agak terlambat." jawab Sean gugup. Pasalnya di sampingnya ada Sonia.

"Iya, sudah aku tunggu ya, Mas." Dira menutup ponselnya, tanpa curiga yang macam-macam. di lihatnya meja makan yang sudah tertata rapi dengan masakan kesukaan Sean.

Dira tersenyum, sebenarnya, dirinya berusaha untuk bisa menjadi istri yang baik. juga membangun biduk rumah tangganya bersama Sean teman semasa kecilnya. Justru banyak keuntungan karena mereka sudah mengenal karakter masing - masing.

Sean tergagap saat di tanya Sonia.

"Telepon dari siapa, yang?" Sonia mengulangi lagi pertanyaannya.

"Itu, dari teman, dia — mengajak makan."

"Ah, tapi nanti malam jadi kan kita dinnernya?" Sonia mulai merajuk, memeluk erat lengan Sean .

Sean terdiam, sesaat teringat, kejadian di kala David mencium Sonia. Tak lama, Sean pun mengendurkan penganan Sonia.

"Ih, kenapa sih, kok berubah? biasanya juga ...."

"Ada hubungan apa, kau dengan David?"

Sonia kaget, "A- aku nggak ada hubungan apa-apa dengan David." Sonia tergagap.

Sean menatap tajam pada Sonia. Dirinya merasa terpedaya oleh wanita ini. Namun pesonanya mengalahkan logika Sean.

"Jangan menuduhku begitu," Sonia mulai sewot dengan tatapan Sean.

"Aku tak menyalahkan Kamu, asal tahu saja, aku nggak suka, kau dekat dengan lelaki itu."

"Aku tahu, dia rival mu. tapi — ah sudahlah. maafkan aku." Sonia kembali mendekap lengan kekar Sean. "Kau sudah janji mengajakku dinner malam ini."

Sean mengangguk.

***

Sonia kembali ke tempat kerjanya. Ada rasa dongkol di hatinya. mengapa juga Sean tahu hubungan gelapnya dengan David. Huh!

Segera di teleponnya lelaki itu.

"Halo, Cantik ..." Bukan menjawab teleponnya. tapi kini David sudah berada di hadapan Sonia, dan menjawil dagu Sonia.

"Stt, kurangi dulu pertemuan kita, Sean sudah mengetahui nya, walau masih —"

"Belum pasti kan? takut amat kehilangan Sean, lelaki macam itu, banyak di Batam ini, say. Ada aku juga." David tertawa tergelak.

"Ah, kau ini, tidak tahu siapa dia. pokoknya aku nggak mau terlihat berdua di kantor bersama kamu, ingat itu, sana menjauhlah." cecar Sonia.

"Aku tak mau jauh dari bidadariku, gimana tuh?" canda David.

"Tolonglah, vid, menjauhkan dariku dulu. " pinta Sonia menghiba.

Dari jauh, Sean memperhatikan mereka berdua.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 56. Kritis

    Sean berlari di samping ranjang beroda milik sebuah Rumah sakit. Nampak, Dira terbaring, wajahnya pucat pasi. bibirnya membiru. Matanya terpejam rapat. Bila Aisyah tak menangis, mungkin Sean tak tahu, kalau Dira sudah pingsan di sudut nakas."Lebih baik, Bapak tunggu di sini, Pak. Silakan daftar pasien dahulu, percayalah, kami akan lakukan yang terbaik untuk pasien." ucap salah satu perawat yang mendorong, hingga ke ruangan gawat darurat.Dari jauh, Ilham dan Dewi berlari mengejar Sean."Pak, bagaimana Kak Dira?""Mereka sedang menanganinya," jawab Sean dalam kecemasan, "aku belum daftar pasien." sambungnya pada Ilham."Biar aku saja, Pak. " Dewi segera pergi ke bagian pendaftaran pasien.Sean terduduk, napasnya masih memburu. Dengan ditemani Ilham. Mereka menunggu kabar tentang Dira.Sepuluh menit kemudian, Dewi sudah datang kembali,. dengan membawa minuman, lalu menyerahkan pada Sean."Minumlah dulu, Pak. Tenangkan hati, Pak Sean.""Betul, Pak " Ilham pun menyerahkan minuman pada Se

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 55. Bimbang

    "Boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Dira, masih berdiri di depan Dewi.Segera wanita tomboy itu berdiri, dan memberikan kursi padanya. Dewi segera mengambil kursi yang lain, dan menjejeri kursi tadi."Bu Dira? apa yang dilakukan di sini?" tanya Ilham masih dalam kebingungan. Pasalnya Dira yang selama ada di Malang yang dia tahu selalu diam di rumah."Kalian ini kenapa sih? kok kaya lihat hantu saja. " Dira duduk pada kursi yang diberikan Dewi."Kak ..."Dira tersenyum pada mereka. " Mas Sean lagi ada di rumah sakit, menemani Tiara dan Papa yang sedang cek up."Ilham dan Dewi masih, terdiam sambil menatap Dira."Kalian ini? Mas Sean kesini pakai motor, aku bonceng saja. Nggak enak aku ikutan ke rumah sakit. biar Tiara saja yang mengantar Papa, toh, memang sudah terbiasa dengan Tiara 'kan?" jadi aku ... dan akhirnya, aku bisa menemukan kalian. tadinya aku ingin minum espresso dan sepiring roti." "Aku pesankan, Kak." Dewi segera bangkit dari duduknya dan menuju tempat pemesanan.Dir

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 54. Keajaiban Sang Pencipta

    Pagi ini, sinar matahari menyeruak dari sela dedaunan. Riaknya membuat bayangan pada lantai trotoar, hingga bayangan itu membuat bias cahaya.Seorang anak kecil, berlari bebas. Mendekati seseorang, berkerudung lebar dan bercadar."Subhanallah .... jangan berlarian, nanti kau jatuh!" teriak wanita itu, sambil mengejarnya. Bajunya melambai. warna hitam yang pekat. Di belakangnya, seorang lelaki berjenggot tebal, mengikutinya sambil menggendong seorang anak kecil sekitar berumur Lima tahunan."Umi, jangan berlari, nanti kau jatuh!" Seru lelaki tersebut pada wanita yang dipanggilnya Umi.Akhirnya gadis kecil yang berlari itu, sudah digandeng oleh wanita bercadar tersebut.Mereka adalah keluarga Gibran.Lelaki yang dulu pernah menjadi orang yang paling dekat dengan Sonia atau Miss Lola. Istri dari lelaki tersebut adalah adik kandung dari Dewi. Mereka dulu pernah berseteru dalam keluarga. Anak yang sudah dalam genggaman wanita itu adalah anak yang dulu pernah diiadopsi oleh Sonia. Tapi, k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 53. Clear

    "Mas, foto siapa ini?" tanya Dira pada suaminya, setelah dirinya naik lagi ke dalam truk.Sean memandang foto tersebut, dan mengerutkan dahinya."Foto, kekasih Firman, mungkin. kemarin firman yang bawa truk ini." "Oh, kupikir ...""Janganlah, berpikir yang aneh-aneh sayang, aku tak akan melakukan hal tersebut. Percayalah," ucap Sean menyakinkan istrinya.Dira, hanya tersenyum, lalu memandang Sean."Mas, tak bosen dengan aku?""Tidak, justru senyummu itu yang aku rindukan.""Tak inginkah Mas ... bercumbu?""Oh, pasti itu ada, tapi aku lebih suka mencumbui istriku, aku tipe setia, dulu sudah puas olehku berbuat don juan.""Benarkah?""Dengarlah Dira, saat ini yang aku impikan adalah membuatmu sehat, punya rumah, punya usaha, tinggal melihat anak-anak tumbuh dalam kebajikan. Kita menua bersama."Dira tersenyum dan menitikkan air matanya, segera diraihnya tangan suaminya, dikecupnya berulang kali punggung tangannya.Sean mengerti kesedihan Diri. diraihnya tubuh kurus itu, dan dipeluknya

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 52. Penganggu

    "HAI! LEPASKAN ADIKKU!" teriak keras dari Dewi. Wanita gesit itu langsung berlari mendekati Tiara. Murni pun tergopoh-gopoh seraya membawa pentungan golf milik Papa Panji.Dua lelaki yang menarik tangan Tiara langsung melepaskan tangan Tiara. Mereka langsung berlari meninggalkan tempat tersebut."Kurang ajar! Wei! jangan lari." Murni sudah mengangkat tinggi-tinggi tongkat tersebut.Dewi, menatap tajam dua lelaki tanggung tersebut yang langsung hengkang dengan sepeda motornya. Namun, Dewi mengingat nomor plat itu dengan baik dalam ingatnya.Tiara , bersembunyi di belakang tubuh kakaknya. "Kau kenal mereka, Tiara?""Iya kak, salah satunya adalah Wawan, dia yang terus mengejarku, aku sudah menolaknya, tapi dia masih main paksa saja. Siapa yang mau pacaran sama preman, kak," jelas Tiara."Oh, naksir sama Non Tiara, ya? tapi preman? jangan Non! enak aja, gadis cantik dan shaleh gini, sama preman." Murni sudah mencicit sebal pada lelaki yang belum dikenalnya."Sudahlah, Mbak, Nggak usah k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 51. Terjerat

    "Hai, kurang ajar!" Sonia berteriak, karena rambutnya ditarik dengan keras oleh Murni, Sonia tak tinggal diam, dia membalas tindakan Murni yang tiba-tiba tersebut. Wanita yang sudah dalam keadaan emosi itu menarik lengan Murni, dan membuatnya mengaduh karena kuku-kuku itu menghujam dalam lengannya.Murni menarik tangan Sonia membantingnya hingga tubuh wanita itu tersungkur keras ke lantai toko mainan siang itu.Banyak mata yang melihatnya, namun Murni tak pedulikan lagi, diinjaknya jari jemari Sonia. Otomatis dia berteriak sekencang-kencangnya, seraya menarik betis kaki Murni.Wanita setengah abad itu hampir tersungkur, tapi kakinya segera menahan tubuhnya agar tidak terjerembab. Sonia kaget, melihat kuku tangannya sudah patah, terlihat merah karena bekas injakan keras kaki Murni.Semua yang melihat, tak ada yang melerai. Tiara, segera menyingkir, dan memanggil satpam di depan toko.Terjadi pertengkaran lagi, kali ini lebih ekstrem, mereka sudah bergumul, saling tarik-menarik rambut,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status