"Sepertinya, tuan Sean telah mempunyai pasangan lain, tuan." jelas salah satu ajudannya.Papa Sean tampak terdiam, "Semoga anakku serius menikah dengan Dira.""Jauhkan juragan tengik tersebut, pantau juga ayahnya Dira. dia banyak hutang hanya untuk berjudi. ""Baik tuan." dan ajudan tersebutpun meninggalkan Papa Sean dalam ruangan kerjanya.tak lama di teleponnya, seseorang ,"Siapkan salah satu kamar hotelmu, untukku."***Sean dan Sonia sudah meluncur menuju sebuah resto langganan mereka. Sonia sengaja melepas dua kancing atas bajunya agar belahan dadanya terlihat, sekadar untuk menggoda Sean sedikit, dengan alasan bajunya terasa sesak bagian atas. Lah iyalah, bagian itu yang membuat baju bagian atas terasa sesak dengan ukuran dada yang super lheb. Sean tampak sudah tergoda. Dirinya lelaki dewasa apalagi dia punya hasrat pada wanita cantik yang duduk di sebelahnya. Konsentrasinya menyetir jadi buyar. Karena setiap melewati tanjakan polisi tidur. Dada Sonia jadi ikutan bergetar. Rasa
Malam menjelang, janji Sean untuk mengantar Sonia dipenuhi juga untuk dinner, karena bagi Sean, pantang bagi dirinya untuk melanggar janjinya sendiri. Apa lagi pada Sonia. Sean sudah berada di teras depan indekos milik Sonia. Memang dirinya harus indekos karena jadwal pemotretannya yang terkadang hingga malam hari. Sebenarnya iklan apa ya? Sean tak pernah peduli dengan apa yang di lakukan Sonia. Asal masih sewajarnya ya, terserah saja. Setelah keduanya sudah berada di dalam mobil, Sonia tampak duduk menyilangkan kakinya, dalam pakaian mini dresnya berwarna hitam, kulitnya yang putih bersih terlihat kontras dengan warna baju yang di kenakan malam ini, justru lebih elegan di mata Sean. Pahanya yang mulus terpampang bebas di depannya.Sonia menunggu waktu yang tepat. Rasanya sudah tidak tahan melihat Sean. Nafsunya seakan sudah di ubun-ubun.Sean menghentikan mobilnya di sebuah studio. Yang biasa Sonia pakai untuk pemotretan iklan, baju dan lainnya. Kali ini Sonia mendapat iklan prod
Sean kembali pulang . Tadi dirinya, setelah makan malam bersama Dira, Pamit ada urusan kantor bersama teman. entahlah Dira percaya atau tidak. Sean tahu, Dira tidak gampang percaya begitu saja.Sean mematikan lampu mobilnya. Baru saja turun dari mobilnya. Dira sudah berada di depan pintu."Baru pulang Mas?" tanyanya pelan."Iya, aku langsung pulang kok. ini saja belum jam mal—""Jam 12 malam bukan jam malam ya, Mas." "Sudahlah, maafkan aku, aku —""Sekarang Mas Sean sudah punya Istri, jadi kurangi waktu bermainnya.""Iya, aku tahu , ayo kita masuk. sudah malam.""Tadi, kau bilang belum jam mal—.""Stt, Ayo masuk, nggak enak ribut depan rumah, " Sean menggandeng Dira masuk rumah."Mas, " Dira menurut saja saat Sean menggandengnya masuk ."Kita sudah punya kesepakatan Dira. ""Tapi aku berhak peduli karena Mas Sean sudah mejadi suamiku, walaupun aku belum sepenuhnya menjadi istrimu. "Oh, ayo kita lakukan saja kewajiban kita yang tertunda. " Dan Sean sudah bersiap membuka kancing kemej
Sean terdiam dalam ruangannya, sebenarnya dalam hatinya sudah agak reda, sudah sedikit mengenyahkan Sonia dari sisinya. Dirinya merasa di khianati atas kedekatannya dengan David. Entah sejak kapan hal tak di sadarinya itu berlangsung di belakangnya.Terlihat, Sonia duduk di balik Meja PR nya. Air matanya di hapus dengan tisu. Dasar! Lelaki itu tak mungkin bisa aku lepaskan. Sean anak dari CEO, hanya Sonia yang tahu. karena memang Sean sudah menceritakan perihal keluarganya pada Sonia. wanita mana yang tidak silap mata. melihat lelaki tajir yang gampang sekali dibodohi Sonia. Bahkan Sean adalah tipe pria yang royal. gampang sekali memberikan sejumlah uang pada Sonia. Siapa perempuan yang sudah menikah dengan Sean? kau! ku buat kau! tak betah dekat kekasihku! batin Sonia.Sementara itu, Dira sedang mencoba resep baru, dan ini adalah menu makanan yang Sean paling suka, yaitu sushi. Dira sudah payah untuk membuatnya. Sean marah tidak ya? Kalau aku datang ke kantornya? dan memberikan kejuta
Sonia tak peduli, ancaman dari Budi. dirinya segera masuk dalam ruangan Sean tanpa permisi."Dia! wanita alim itu istrimu!" cecarnya tanpa basa-basi. Sean kaget dan hanya diam saja."Aku tidak akan diam saja. Dia sudah merebut kekasihku!""Aku sudah bukan kekasihmu lagi. sudah aku bilang aku tidak suka, kau dekat dengan David. " Sean keceplosan. saat ini yang di khawatirkan adalah adanya penyusup musuh dalam selimut."Aku tak ada hubungan dengan David. " Sonia teriak histeris.Sean tergugu, "Kau tak perlu marah besar. jangan pernah ganggu istriku. apa bila terjadi —""Kau mengancam ku!" potong Sania. Air mata kepalsuan meleleh kembali. sang ratu drama mulai beraksi."Keluarlah, jangan membuatku marah, dan akan bertindak kejam padamu." Sean menyuruh dengan tangannya, agar Sonia segera pergi dari ruangannya. "Sayang, aku terlalu sayang padamu, aku tak rela , kau bersama yang lain. " rengek Sonia hendak mendekati Sean."menjauhlah, Sonia. aku ingin menjadi suami yang baik untuk Istriku.
"Mas Sean, bangun Mas, sudah pagi." Dira membangunkan Sean di kamarnya. kini Sean tak mengunci pintu kamarnya."Uh ...." Sean menggeliatkan tubuhnya. Dilihatnya Dira berdiri di dekat ranjangnya. Tubuhnya terlihat sudah mandi. Sean segera menarik tangan Dira, masuk dalam pelukannya. Dira kaget, dan segera melepaskan pelukan itu."Kenapa, aku kan suamimu?" tanya Sean bingung."Iya— tapi aku kan malu." Pipi Dira bersemu merah.Sean tersenyum, "Iya, maaf ya, aku —""Sudahlah.," Dira bangkit dari samping Sean. "Bangunlah, dan shalat subuh. Aku mau membuatkan kopi untukmu, eh, pengin sarapan apa?" "Hem, kaya kemarin, nasi goreng itu tuh, sama telor ceplok setengah matang.""Oke, Mas, aku buatkan?" Dira melenggang, namun segera Sean menarik tangan istrinya."Apa nggak sewa asisten rumah tangga saja, aku nggak mau kau cape. ""Nggak usah, Mas kan tahu, aku masih bisa melakukanya dan sudah terbiasa. nanti saja kalau aku butuh." jawab Dira. walaupun tak menyukai dengan adanya asisten rumah tan
Brak!!!! suara pintu dilempar batu besar. Dira segera melihat siapa yang sudah berkali-kali melempari rumahnya dengan batu, berbagai pesan tertulis terikat di batu tersebut."Astagfirullah, siapa juga yang melakukan hal semacam ini?" Dira tak membuang kertas-kertas ancaman itu. Sedianya akan di tunjukkan pada suaminya.Waktu berlalu, Dira hari ini tak berani untuk keluar rumah. pasalnya kemarin ada sepeda motor yang sengaja menyerempetnya di jalan. entah siapa, orang itu berpostur sama dengan orang yang pernah membekap Dira.Hingga kaki kirinya terkilir, mendengar kabar menantunya mengalami hal seperti itu. beberapa orang di turunkan segera untuk melindungi Sean dan Dira.Namun, Sean menolak, tindakan Papanya."Jangan dulu, Pah, aku nggak mau mereka tahu siapa aku. biar Dira aku lindungi. biar kami cari rumah baru saja Pah." "Baiklah, Papa percayakan keselamatan Dira. ingat jangan terjadi sesuatu yang fatal pada Dira.""Baik , Pah. "Waktu berlalu, kejadian teror pelemparan batu memb
Meeting malam ini berakibat ricuh, benar dugaan Budi. Ada file yang di curi David. Budi yang membuat file tersebut tentu saja hapal. Hampir terjadi baku hantam antara mereka di tempat meeting.Sean hanya diam, melihat kemarahan David yang di permalukan di tempat meeting. semua maket milik Budi di hancurkan dan di injak-injak."Ini peringatan untuk mu David. bila kau tak menjaga sikapmu di kantor ini, kau aku keluarkan dari pekerjaanmu!" Bos besar semakin kalap.Setelah David dan beberapa rekannya sudah meninggalkan meeting. kini hanya tersisa beberapa kandidat saja."Maaf, keputusan saya tetap memakai maket dan file dari Bapak Sean dan rekannya, meeting saya tutup. untuk kejelasan selanjutnya, bisa hubungi , Pak Rahman. bagiamana?""Baik Pak, maafkan segala kekacauan ini." Pak Rahman pun angkat bicara."Baiklah, meeting saya tutup." dan bos besarpun langsung pergi meninggalkan tempat meeting.Kini tinggal beberapa orang yang mengobrol santai."Selamat , Sean, memang maket kamu yang ba