Share

Jodohku Musuhku
Jodohku Musuhku
Penulis: Attar am

Lagi-lagi ditolak

Rambut lurus dan lembut terurai rapi diatas bantal yang empuk, kulit putih bersinar seperti cahaya rembulan. Mata masih terpejam dalam buaian, bulu mata yang indah, bentuk bibir yang seksi dan menawan. Ya! Milik siapa lagi kalau bukan milik Elissa, wanita berusia 23 tahun dan paling cantik. Di saat tidurnya pun, semua pelayan melayani dirinya. Mata yang enggan membuka, tetap terpejam dengan indah dan tenang. Dalam keadaan terpejam, beberapa pelayan memandikan tubuh Elissa hingga selesai dan memakai pakaian indah untuk menghadiri perayaan pesta pernikahan saudaranya saat itu. Hal itu sudah biasa dilakukan karena tidak ingin mengganggu tidurnya sang putri Elissa layaknya seperti putri tidur. Elissa juga sudah terbiasa di perlakukan seperti itu. Kemewahan dan kekayaan yang di miliki orangtuanya dia manfaatkan dengan keangkuhan.

Kring! Kring! Alarm pagi itu berdering kencang. Sehingga membangunkan Elissa dari tidurnya.

“Huam!” Menguap, lalu membuka matanya perlahan.

“Elissa, apakah kamu sudah bangun?” Teriak Mama Belinda dari luar kamar Elissa.

“Apa ini? Masih pagi, kenapa Mama teriak. Memangnya ada jadwal apa pagi ini?” Tanya Elissa kepada pelayan dengan mengerutkan keningnya. Jadwal biasa tertulis rapi di sebuah buku khusus untuk Elissa yang sengaja di tulis oleh pelayan setianya.

“Maaf, Nona. Pagi ini ada jadwal pergi ke acara pernikahan saudara Nona.” Jelas pelayan tersebut.

“Oh iya, aku lupa. Akan tetapi, untuk apa aku datang ke sana. Tidak ada gunanya.” Ucapnya lalu merebahkan tubuhnya kembali. Namun saat Elissa ingat ada sosok pria yang Elissa suka di sana, Elissa langsung beranjak dari tempat tidur.

‘Oh iya, Frans pasti di sana!’ Gumamnya dengan membelalakkan mata dan senyum yang lebar.

“Mama!” Pekik Elissa, lalu beranjak dari ranjang tidurnya.

Elissa membuka pintu kamar, dan mendapatkan mama Belinda saat itu tengah bersiap untuk pergi bersama papa.

“Ma, aku ikut!”

“Kamu pergi naik mobil sendiri. Mama dan papa juga akan pergi dengan mobil yang berbeda.” Jelas Mama.

“Baiklah.” Balas Elissa tampak bersemangat. Kemudian, mereka pun pergi ke tempat di mana pernikahan itu berlangsung. Meski bukan pernikahan Elissa, namun acara tersebut sangat di nanti oleh Elissa supaya bisa bertemu dengan saudara jauh yang dia tunggu. Yaitu Frans, pria idaman Elissa sejak dulu.

“Semoga Frans hari ini hadir.” Ucap Elissa dengan melajukan mobil Lamborghini kebanggaannya.

Beberapa saat kemudian, Elissa sampai di sebuah gedung pernikahan saudaranya itu. Kaki melangkah masuk dan membiarkan banyak pasang mata menatap dirinya dengan berdecak kagum. Elissa dengan bangga dan percaya diri berjalan di tengah-tengah untuk menuju pelaminan langsung.

“Hai, selamat ya!” Elissa memberikan ucapan kepada kedua mempelai serta salaman yang hangat. Hal itu di balas dengan sebuah senyuman.

“Terima kasih, Elissa. Kamu sendiri kapan menikah? Sayang banget, cantik dan kaya akan tetapi tidak laku. Haha!” Tawa Diana saat itu mengejek Elissa. Beberapa orang yang mendengar juga ikut tertawa karena Elissa. Kebetulan saat itu Frans datang memberikan selamat juga kepada Diana dan suami. Elissa langsung menarik tangan Frans dan menggandeng. Tanpa berpikir panjang lagi, Elissa memperkenalkan Frans adalah calon tunangan.

“Siapa bilang aku tidak laku, Frans adalah tunangan aku. Cepat atau lambat, aku pasti akan menikah dengan Frans. Bukan seperti itu, Frans?” Dengan percaya diri, Elissa memperkenalkan Frans tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Frans untuk menyetujui ucapan itu.

‘Aku yakin, Frans tidak akan menolak. Lagi pula, siapa pria yang berani menolak aku?’ Gumam Elissa dengan percaya diri. Namun perlahan, Frans merenggangkan tangannya untuk menghindari Elissa.

“Maaf!” Ucap Frans singkat, lalu pergi meninggalkan Elissa. Semua yang melihat malah tertawa karena Elissa. Elissa mengejar Frans saat itu juga dan menahan malu.

‘Ah, sial!’ Gumam Elissa dan berlarian kecil menyusul Frans.

Frans mengambil minuman, lalu meneguknya. Sifat tenang, dan tidak banyak bicara itu yang membuat Elissa tertarik kepadanya. Namun sejak dahulu, Elissa tidak pernah bisa mendapatkan hati Frans. Padahal, kurang apa lagi seorang putri bangsawan secantik dan sekaya Elissa.

“Frans, kamu marah ya? Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk katakan itu semua tadi di depan mereka. Aku hanya tidak ingin Diana menghina aku di depan saudara yang lain. Aku harap, kamu mengerti.” Ungkap Elissa, namun Frans tetap diam tanpa merespons sedikit saja ucapan Elissa. Frans masih meneguk minumnya dengan santai.

“Frans, kamu marah?”

Beberapa detik kemudian, ucapan Elissa baru mendapatkan respons dari Frans.

“Elissa, kamu itu cantik, kaya, kenapa kamu tidak cari pria lain yang lebih baik dari aku saja.”

“Frans, aku sudah lama suka sama kamu. Kenapa kamu tidak mau terima aku? Apa ada yang kurang dari aku?”

“Kamu terlalu sempurna untuk aku, Elissa. Lagi pula, kita masih ada ikatan saudara.”

“Kalau hanya alasan ikatan saudara, kita masih saudara jauh. Masih bisa untuk bersama bukan?”

“Tetapi tidak untuk aku, Elissa. Aku tidak bisa, maafkan aku. Menjauhlah!” Frans berdiri dan meninggalkan Elissa sendiri di tengah keramaian. Untuk ke sekian kalinya Elissa merasa di acuhkan dan di tolak mentah-mentah oleh Frans.

“Frans!”

“Sudahlah, Elissa. Terima saja keputusan Frans. Setahu aku, Frans seperti itu karena sudah memilih wanita lain. Lebih baik kamu lupakan Frans.” Tambah Audrey sahabat Elissa yang tiba-tiba di samping dan ikut menyaksikan hal tersebut. Elissa tidak peduli dan keluar dari gedung pernikahan, Elissa terus berlari dengan berteriak kencang. Bahkan dia tidak peduli dengan orang-orang yang melihat dirinya saat itu.

“Aaaaaaaaaaa!” Teriaknya dengan kencang. Hujan tiba-tiba mengguyur kota tersebut dan membasahi gaun cantik milik Elissa. Seakan mengiringi kesedihan Elissa. Masih dalam tangis, Elissa meratapi cinta yang tidak di balas. Rasa cintanya kepada Frans begitu dalam. Sehingga luka itu tidak mudah hilang begitu saja.

“Kenapa aku mencintaimu, Frans. Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah tahu perasaan aku yang sebenarnya?” Tangis di antara bulir air hujan itu, tidak terlihat. Namun begitu sakit di rasa.

Ya! Seorang putri cantik, kaya raya. Ternyata, bisa patah hati juga karena cinta. Entah cinta mana yang akan meluluhkan hati Elissa nanti.

Elissa terus berjalan di pinggir jalanan di antara derasnya hujan. Elissa tidak peduli dengan kendaraan lalu lalang di jalan itu. Sehingga tanpa di sadari, dua orang merampas tas kecilnya yang saat itu dia pegang. Kemudian dua orang yang naik motor itu pun melesat pergi meninggalkan tempat itu. Elissa hanya diam dan bengong. Sedangkan seorang pria yang berteduh dan menyadari tindakan kejahatan dua orang tadi langsung mengejarnya sebelum jauh. Namun sayang, pria itu juga tidak dapat menyelamatkan tas Elissa. Entah apa yang di pikirkan Elissa saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status