Share

Bab 3

last update Last Updated: 2025-07-10 10:03:20

"Maksud Papa apa? Om Bima! Om pikir Aku serendah itu!" Laras jelas tak terima dengan tuduhan dan tatapan selidik kedua Pria dewasa dihadapannya.

"Aku memang pacaran sama Alex dua tahun, tapi demi Tuhan Aku gak pernah macam-macam sama Alex!" Laras dengan nafas memburu kesal, apa-apaan Papanya dan Om Bima, memang Ia semurah itu. SORRY YE!

"Maaf Laras, bukan begitu maksud Om," Bima tahu kini posisinya serba salah. Ini semua gara-gara Alex, Putranya yang Brengsek!

"Lalu, apa penjelasan Kamu pada Papa soal semalam tidak pulang Laras?" Papa Rasyid masih dengan emosi, Ia masih tak bisa membayangkan apa yang telah terjadi semalam antara Putrinya dengan Pria Dewasa seperti Bima.

Laras sejenak terdiam. Tidak mungkin Ia mengatalan kalau Ia dibawa ke hotel dan bangun hanya dengan selimut. Bisa-bisa saat itu juga Ia digantung oleh Papanya.

"Ras, Papa Kamu tanya Sayang," Melihat Laras malah termenung Mama Lana mengusap pelan lengan Laras.

"Kami, Kami tidak ngapa-ngapain. IYA KAN OM?" Laras membesarkan matanya dan membuat ancaman melalu sorot tajam kepada Bima.

"Apa-apaan bocah ini! Bisa-bisanya Dia mengancamku dengan melotot begitu!" Tentu saja hanya bisa dikatakan Bima dalam hati.

"Iya Pak Rasyid, Kami maksud Saya Laras memang tidur dihotel dan Kami tidak berbuat macam-macam."

Sungguh, kepala Pak Rasyid berdenyut, sakit kepala tiba-tba akibat ulah sang anak yang pulang pagi diantar Om-Om seusianya.

Selama ini Papa Rasyid sudah cukup memberi rambu-rambu dan sering mengingatkan bagaimana seharusnya Laras menjaga marwahnya sebagai seorang Perempuan.

"Sebentar Pa, itu sepertinya ada tamu. Kenapa ribut-ribut di luar." Mama Lana lebih peka mungkin saja yang lain sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Maaf Pak ini Masnya sama Mbaknya kesini cari Non Laras." Satpam Rumah Laras takut-takut apalagi melihat Wajah Papa Rasyid sedang diem dan galak begitu.

Laras, Mama Lana dan dibelakang ada Bima menyusul menemani Papa Rasyid melihat ada apa diluar dan memang suara gaduh begitu jelas seperti ada yang sedang beradu argumen.

"Mau apa Kamu kesini?" Tatapan siap menerkam dengan tangan menyilang menjadi sambutan yang Papa Rasyid berikan kepada Alex dan Bella yang kini sudah berada dihadapannya.

"Ras," Alex melirihkan suaranya saat Laras kini berada disamping Papanya.

Belum semoat Alex menjawab, Alex dikejutkan oleh keberadaan Bima, Papanya yang kini melangkah dan sejajar disamping Laras.

"Papa? Ngapain Papa ada disini?" Alex menyipitkan mata. Posisi Laras dan Bima kini tanpa sadar diapit oleh kedua orang tua Laras, Papa Rasyid dan Mama Lana.

"Ngapain Lo kesini! Ini lagi, gayung lope! Ngak malu Lo, ngaku sahabat, tapi pacar sahabat sendiri Lo embat juga!" Cercah Laras yang sudah menahan kesal sejak kemarin, kini begitu dua makhluk laknat itu ada dihadapannya segera saja Laras menumpahkan segala kekecewaan, kemarahan dan sakit hatinya.

"Alex, Papa kecewa." Bima menata sendu namun sorot mata kekecewaan jelas tergambar dari sorot matanya saat netra Mereka saling bersimborok.

"Ras, Aku kesini cuma mau jelasin, kalau Aku sama Bella gak ada apa-apa! Diem lepas!" Alex menggubris tangan Bella yang kini berusaha menggandengnya.

"Gak bisa gitu dong Lex! Lo lupa, Lo sendiri yang dateng ke Gue! Ngeluh Laras payah, gak bisa Lo apa-apain padahal Kalian sudah pacaran dua tahun! Dan Lo gak nolak Lex saat Kita lakuin itu!" Bella balik menyerang, tak terima seolah Ia akan dilepeh Alex dan Alex mau cuci tangan dari semuanya.

"MUNAFIK!"

"Sayang, Laras, Aku bisa jelasin."

"Gue gak butuh penjelasan Lo! Mending sekarang Lo pergi dari hadapan Gue! Dan Lo Bel, Sorry pertemanan Kita putus! Gue jijik punua sahabat yang hobinya ngangkang sama pacar orang! Ups, salah udah Mantan deh!" Begitulah Laras meski hatinya seremuk remahan rengginang sisa lebaran pantang nangis dan menye-menye didepan modelan Ani-Ani dan Mokondo!

"Oh iya satu lagi, Lo mulai sekarang kayaknya hafus hormat sama Gua Lex! Soalnya apa? Gue bakal jadi Ibu Sambung Lo! Ya Kan Om?" Mata Laras membola besar dihadapan Bima seolah permainan baru segera dimulai dan Bima dipaksa untuk masuk dalam arus permainan yang dibuat Laras.

Tentu saja kata-kata Laras membuat tak hanya Alex dan Bella yang terkejurt, tapi Papa Rasyid dan Mama Lana juga seketika melotot terlebih Bima orang yang namanya ditunjuk Laras.

"Kamu dan Kamu silahkan pergi dari rumah Saya. Kamu sudah dibuang anak Saya!" Papa Rasyid menggesture Satpam membawa Alex dan Bella keluar dari area rumahnya.

"Ras! Tunggu! Pa! Papa jelasin semua ini gak bener kan? Papa gak nikung Aku kan? Ras Aku buktiin Aku gak cinta sama Bella, Aku cintanya sama Kamu!" Teriakan Alex memudar seiiring semua kembali masuk ke ruang tamu rumah Laras.

Kini situasi bahkan lebih panas setelah kembali duduk, Laras kini memilih duduk disebelah Bima, tentu saja membuat Papa Rasyid dan Mama Lana semakin cenat cenut dengan tingkah putri semata wayangnya.

"Ras," Bima menoleh pada Laras meminta Laras mencabut kata-katanya yang sukses membuat semua oeang terkena serangan jantung.

"Katanya tadi Om mau tanggung jawav, ya Aku siap kok."

"Laras, Kamu sini!" Dengan tatapan mata sudah membesar Papa Rasyid dibuat murka oleh sikap Laras yang asal.

"Papa, Aku sebebtar lagi lulus kuliah, tinggal skripsi dan sebelumnya Aku sudah ada planning mau nikah sama Si, udahlah males nyebutnya. Nah, setelah Aku pikir-pikir, semalem Kita juga udah sehitel bareng ya Om, makanya demi nama baik Aku dan nama baik Om, Kita nikah aja!"

Duarrrr!

"Pa, tenang Pa, jantung aman Pa," Mama Lana mengusap punggung suaminya menenangkan Papa Rasyid yang bisa saja mendadak serangan jantung mendengar kata-kata Laras.

"Dan Om, Om itu Papanya Si Brengsek! Dan Aku juga semalam ngerasa rugi, pasti Om udah lihat badan Aku kan? Masa enggak? Makanya demi menjaga marwah Aku sebagai perempuan Om harus nikahin Aku! Udah anak Om tukang selingkuh, Om juga mau jadi orang yang bertanggung jawab?"

Mendengar kata-kata Laras, kesadaran Papa Rasyid hilang dan semua serentak panik menunggu Papa Rasyid siuman dari pingsannya.

"Pa, Bangun Pa! Mama belum siap jadi janda!"

"Pa, jangan mati dulu, Laras belum wisuda masa nanti foto Laras pas oakai tiga gak ada Papa."

"Pak Rasyid, bangun Pak, Saya akan tanggung jawab mebikahi Laras."

Papa Rasyid membuka matanya, tatapannya masih abu-abu, cahaya masuk menyilaukan mata hingga Ia menyipitkan kedua bola matanya sambil memulihkan kesadarannya.

Perlahan Mama Lana membantu Papa Rasyid terbangun dan kini dalam kondisi masih lemas Papa Rasyid bergantian menatap Laras dan Bima, " Papa akan nikahkan Kalian, SEKARANG!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 51 THE END

    25 Tahun Kemudian"Sayang, Kamu kok melamun sendirian disini?" Revano berjalan menuju balkon kamsr Merek, mendapati Sandra sedang menatap arra taman belakang sambil menyilang tangan dan tatapan teduh menikmati udara sore."Mas, Kaget Aku. Kapan pulang Mas?" Sandra merentangkan kedua tangannya, Revano dengan segera membawa Sandra dalam dekapan hangatnya.Bagi Sandra pelukan Suaminya adalah tempat ternyaman. Revano adalah rumah sekaligus pelipur lara dan temoat berbagi semua perasaan."Masih kaget aja lihat ketampanan Suaminya. Oh iya Sayang, Lusa ikut Mas yuk."Sandra masih betah menghirup aroma yang sejak dulu selalu membius dan memberikan ketenangan."Ada acara apa Mas?" Sandra melepaskan pelukannya namun Revano yang masih betah, hanya memutar tubuh Istrinya, kembali memeluk dari belakang."Mitra kerja Kita ada yang mengundang, Mereka mau merayakan ulang tahun pernikahan. Datang ya temani Mas. Gak enak kalau Mas gak datang.""Iya. Aku selalu temani Mas, kapan Aku pernah gak nemenin?"

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 50

    Seminggu sudah sejak kepulangan Sandra dari Rumah Sakit. Melahirkan dua bayi kembar laki-laki. Paras keduanya masih bayi saja sudah tampan rupawan.Mereka plek ketiplek mewarisi gen Revano. Dengan bangga Revano bahkan memperkenalkan kedua anak Mereka dihadapan para undangan yang datang keacara Aqiqah kedua Putra Kembarnya.Acara aqiqah untuk Putra Kembar Sandra dan Revano berlangsung megah di salah satu ballroom hotel berbintang lima di Jakarta. Dekorasi bernuansa putih dan emas menghiasi ruangan, menciptakan suasana hangat dan khidmat sekaligus elegan. Sandra tampil anggun dalam balutan kebaya modern berwarna pastel, sementara Revano mengenakan setelan jas hitam rapi yang menambah kesan berkelas.Kerabat dekat dan relasi bisnis pasangan itu hadir dengan penuh antusiasme, membawa berbagai doa dan hadiah untuk Baby Rey dan Baby Rein yang baru berusia beberapa bulan. Suara tawa dan percakapan hangat memenuhi ruangan, sesekali terdengar suara bayi yang lucu dari kedua buah hati yang teng

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 49

    Sandra terbangun dengan rasa aneh di kakinya yang basah oleh air. Pagi itu udara masih dingin, tapi tubuhnya mendadak hangat oleh gelisah yang sulit diungkapkan. Opa Narendra yang sudah tua namun sigap langsung tahu apa yang terjadi. "Sandra, ini ketubanmu pecah. Kita harus segera ke rumah sakit," ucapnya dengan suara berat tapi penuh perhatian.Sandra menatap Revano yang terlihat panik, wajahnya berubah seketika dari tenang menjadi cemas. Revano menggenggam tangan Sandra erat-erat, mencoba menahan rasa takut yang menguasainya. "Sayang, bertahan ya," bisiknya dengan suara bergetar, mencoba memberikan kekuatan meski hatinya sendiri tak kalah gentar. Sandra menghela napas dalam, mencoba menenangkan diri di tengah rasa sakit yang mulai merayap. Ia tahu, waktu mereka sekarang sangat berharga.Sandra terbaring lemah di ruang persalinan, wajahnya yang biasanya cerah kini tampak pucat dan penuh kecemasan. Air ketubannya sudah mulai keruh, pertanda bahaya yang mengancam dirinya dan kedua buah

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 48

    "Papa sama Mama mau balik?" Suasana meja makan dirumah Bima saat menikmati sarapan."Iya Bim, Papa ada urusan di kantor." Papa Rasyid meneguk kopinya setelah menjelaskan alasan keduanya buru-buru pulang."Mama juga?" Laras kali ini menatap wajah Mama Lana yang sedang menikmati Teh Melati."Iya Sayang, Mama ada janji sama temen Mama. Gapapa ya, nanti Mama main lagi kesini. Nginap lagi. Atau Kalian yang menginap di rumah Kami.""Iya Ma, Bima dan Laras akan sering-sering mengunjungi Mama. Iya kan Sayang?" Wajah Bima berseri, mengambil jemari Laras menggenggamnya Mesra.Hati orang tua mana yang tak bahagia melihat rumah tangga anak Mereka rukun dan harmonis."Oh ya Bim, Nanti Kalian juga sudah Mama jadwalkan soal Prewed. Pokoknya Kalian tahu beres deh!" Mama Lana memang seantusias itu mempersiapkan Resepsi Laras."Iya Ma. Mama kan udah kasih tahu Kita." Laras yang menjawab."Mama itu bukannya bawel Ras, tapi Mama ngerti Bima itu sibuk makanya Mama mengingatkan."Bima tersenyum, sepertinya

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 47

    "Rania? Kamu pulang sama Siapa?"Bunda Rita melangkah sambil tersenyum ramah, menyambut Rania dan Raka."Malam Tante, Saya Raka." Raka meraih tangan Bunda Rita memberi salam."Ayo masuk Nak Raka, Rania kok ada Tamu dibiarin aja." Rania ternganga, kenapa Bundanya jadi ramah banget.Tak mau repot memikirkan apa yang selanjutnya terjadi, Rania pun masuk dan kembali dibuat terkejut."Makasi Nak Raka sudah repot antar Rania, Ran, buatkan minum untuk Nak Raka." "Pak Raka mau langsung pulang Bun.""Kenapa juga mesti Gue bikinin minum nih orang! Ini lagi Bunda, malah disuruh mampir, masuk ke dalem.""Loh kok gitu Ran! Gak boleh Jutek begitu Sayang, Nak Raka memang buru-buru?"Tatapan Rania sudah ingin makan orang. Ini lagi Si Kulkas kenapa mode ramah sama Ibu-Ibu. Jangan-Jangan selera Si Kulkas yang STW begini. Rania memang suka ngawur jalan berpikirnya."Tidak kok Tante. Tante maaf tadi Saya ajak Rania dulu ke Bengkel. Mobil Saya dan Rania sekarang ada dibengkel dulu. Jadi Saya anter Rania

  • KAMU SELINGKUH? KUNIKAHI PAPAMU!   Bab 46

    "Rania? Kamu pulang sama Siapa?"Bunda Rita melangkah sambil tersenyum ramah, menyambut Rania dan Raka."Malam Tante, Saya Raka." Raka meraih tangan Bunda Rita memberi salam."Ayo masuk Nak Raka, Rania kok ada Tamu dibiarin aja."Rania ternganga, kenapa Bundanya jadi ramah banget.Tak mau repot memikirkan apa yang selanjutnya terjadi, Rania pun masuk dan kembali dibuat terkejut."Makasi Nak Raka sudah repot antar Rania, Ran, buatkan minum untuk Nak Raka.""Pak Raka mau langsung pulang Bun.""Kenapa juga mesti Gue bikinin minum nih orang! Ini lagi Bunda, malah disuruh mampir, masuk ke dalem.""Loh kok gitu Ran! Gak boleh Jutek begitu Sayang, Nak Raka memang buru-buru?"Tatapan Rania sudah ingin makan orang. Ini lagi Si Kulkas kenapa mode ramah sama Ibu-Ibu. Jangan-Jangan selera Si Kulkas yang STW begini. Rania memang suka ngawur jalan berpikirnya."Tidak kok Tante. Tante maaf tadi Saya ajak Rania dulu ke Bengkel. Mobil Saya dan Rania sekarang ada dibengkel dulu. Jadi Saya anter Rania p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status