Share

BAB 48. Ayah bersandiwara.

“Jadi, kapan keadaannya akan pulih?” tanya ayah lagi.

“Belum bisa dipastikan, Pak. Pasien memang sudah sadar dan berhasil melewati masa kritisnya, tapi bukan berarti pasien bisa cepat-cepat pulih, semuanya butuh proses,“ jawab dokter.

Sekilas ayah melirikku tidak suka. Aku merasakan seperti diintai iblis pencabut nyawa. Aku punya firasat ayah tidak akan pernah membiarkan aku hidup bebas.

Ayah benar-benar sosok yang sangat mengerikan bagiku saat ini.

“Terima kasih, Dokter, saya akan jaga anak saya baik-baik.” Dokter paruh baya itu mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan ini disusul dua asistennya.

Kini hanya ada aku dan ayah di ruangan ini. Cepat-cepat kupejamkan mata. Aku tidak mau melihat wajah jahat di hadapanku ini.

Tiba-tiba ponsel ayah berdering. Saat tangan kekarnya membelai wajahku yang teramat perih ini.

“Sabar dong! Kamu kira gampang. Ini juga gara-gara kamu semuanya jadi kacau!” teriak ayah.

“Oke, diel! Sampai jumpa,” ucap ayah lagi.

Aku tidak tahu ayah bicara dengan siap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status