Beranda / Rumah Tangga / KAU CAMPAKKAN DIRIKU / Ingin Merampas Harta Menantu

Share

Ingin Merampas Harta Menantu

Penulis: Irlina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 21:11:22

"Keluar kamu, Mia! Aku ingin berbicara dengan mu, keluar! Mia,keluar atau aku dobrak pintu ini!". Herman, menggedor-gedor pintu kamar sebelah yang di tempati istrinya.

Pagi-pagi buta sekali, Mia menyelesaikan pekerjaan rumah agar suaminya tidak marah-marah lagi. Selesai memasak makanan untuk sarapan pagi,dia langsung mengurung diri di kamar. Tidak ingin bertemu dengan suaminya itu,masih sakit hati karena perilakunya tadi malam.

"Mia,keluar kamu! Mia!". Teriak Herman, berkali-kali dan menggedor-gedor pintu kamar.

Ceklekk....

Mia,membuka pintu kamar dan melihat suaminya sudah berpakaian rapi.

Herman, langsung menyeret paksa istrinya keluar dari kamar. Lagi-lagi Mia, mendapatkan kekerasan dari suaminya sendiri.

"Lepaskan,mas! Tidak bisakah kamu pelan-pelan,kakiku masih sakit dan kamu memperlakukan aku seperti ini. Tidak puaskah tadi malam, menampar wajahku sampai bengkak seperti ini. Asalkan kamu tau mas,aku tidak berbohong kepada mu dan ibumu memfitnah ku". Ucap Mia, matanya berembun ingin menangis sudah.

"Cukup! Aku tidak mau membahas masalah malam tadi,jangan seenaknya mengatai ibuku berbohong. Mana mungkin ibuku sendiri berbohong,lalu memfitnah menantunya sendiri. Jangan pernah memancing emosi ku, Mia!" Bentak Herman, berusaha mengontrol emosinya.

"Ck,aku harap kamu tidak menyesal mas. Kesabaranku ada batasnya mas,ingat itu". Ancam Mia, menyunggingkan senyumnya.

"Sudahlah, ngapain bahas masalah itu. Ibuku, pernah melihat mu menggunakan kalung dan gelang emas. Beliau mau meminjam sehari buat kondangan, berikan cepat!". Herman, mengulurkan tangannya ke depan sang istri.

Mia, menyunggingkan senyumnya menggeleng pelan mana mau menuruti perkataan sang suami. "Tidak ada mas, meskipun ada jangan harap aku mau meminjamkannya. Sudah pasti ibumu, tidak akan mengembalikan barang ku".

Plak!

Lagi-lagi Mia, mendapatkan tamparan keras mendarat di pipinya. "Lancang sekali kamu, Mia! Beliau adalah ibuku,ibumu juga! Sudah sepatutnya menuruti kemauan beliau,jangan jadi istri durhaka kamu. Aku sudah cukup bersabar menghadapi sikap mu, Mia!". Teriak Herman, mencekram lengan istrinya.

"Lepas! Aku tidak sudi memberikan apapun kepada ibumu,puas! Tampar mas, tampar lagi biar kamu puas! Kamu sudah menyakiti hatiku, bahkan mentalku mas. Tidak bisakah kamu memikirkan perasaan ku sedikit saja, aku berusaha bersabar menghadapi sikap mu. Aku masih berduka atas Kehilangan anakku,mas dan kami seenaknya menyakitiku". Ucap Mia, begitu nyaring sambil menepuk dadanya sendiri.

"Aku tidak perduli Mia, intinya berikan emas itu kepada ibuku. Kalau tidak mau,aku akan membiarkan ibuku mengobrak-abrik seisi rumah ini". Herman, tidak perduli dengan istrinya.

"Terserah kamu mas, lakukan apapun yang kamu suka. Aku sudah tak sanggup lagi,melawan kehendak mu yang terus-menerus merusak mentalku ini. Kau selalu menuruti kemauan ibumu, dibandingkan aku istrimu mas. Kemana suamiku dulu, selalu membela ku dan perhatian? Apakah kamu sudah bosan dengan ku,mas? Apa karena kekurangan ku ini, membuatmu berubah drastis". Mia, memandang lekat wajah suaminya dan menggenggam tangan suaminya itu.

Herman, langsung menghempas tangan istrinya. "Aku berubah karena kamu, Mia. Sebagai istri tidak becus, kerjaannya menyusahkan saja".

Herman, memalingkan wajahnya dan berlalu pergi keluar rumah.

Mia, menghapus air matanya dan bergegas mengamankan barang berharganya itu.

Mengambil kotak perhiasan emas, warisan orangtuanya sebelum meninggal dan sertifikat rumah ini.

Dia langsung kepikiran untuk menguras isi ATM dan menyalin saldonya ke DNA saja. Sekarang tidak ada waktu untuk membuat ATM yang baru,dia harus bergerak cepat sebelum terlambat.

Selesai dengan semuanya, Mia melanjutkan sarapan pagi sendirian. Sangat merindukan sosok suami nya, dulu sangat hangat kepadanya.

Brakkk...

Seseorang mengebrak pintu masuk begitu keras, Mia melonjak terkejut langsung menuju ke luar.

"Mia,mana perhiasan mu! Aku memerlukan perhiasan buat besok ke kondangan,aku tahu kamu berbohong". Ucap bu Ratih, mendekati menantunya itu.

"Mia, berikan perhiasan yang ibu minta. Kamu menantu yang baik untuk ibu, turuti perkataannya". Sahut Herman,baru masuk ke dalam rumah.

"Gak,aku tidak mau mas. Itu punyaku dari peninggalan ibu, tidak berhak untuk siapapun". Tolak Mia, tidak memperdulikan amarah suaminya itu.

"Menantu kurang ajar kamu,ha! Aku cuman meminjam Mia,bukan meminta perhiasanmu. Setelah selesai,akan aku kembalikan kepadamu lagi. Gelang dan kalung mu sangat besar, cocok buat ibu". Bu Ratih, bersikukuh ingin mengambil harta menantunya itu.

Sialan, Mia tidak mau meminjamkan perhiasannya itu. Kalau berada di tanganku ini,jangan harap aku kembalikan kepadamu. Menantu durhaka sama mertua, tidak mau menuruti kemauanku.Batin bu Ratih, mengepalkan kedua tangannya.

"Aku tidak percaya bu,kemarin ibu meminjam uang 2 juta kepadaku. Katanya meminjam satu bulan, sudah 2 tahun tidak dikembalikan. Aku tidak percaya dengan ucapan,ibu!". Mia,tak kalah nyaringnya bersuara melawan ibu mertuanya.

"Mia! Kau tidak pantas meninggikan suaramu kepada ibuku, istri tak tau diri kamu!"Bentak Herman, mendekati istrinya dan mendorong Mia.

Mia, terjatuh ke sofa tidak ke lantai. Dia berusaha menahan air matanya,tak sudi menangisi suaminya itu.

"Lihatlah, bagaimana istri mu membentak ibu? Dia memang seperti itu,ketika kamu tidak ada Herman. Hati ibu, benar-benar sakit memiliki menantu yang kasar kepada ibu". Bu Ratih, berekspresi sesedih mungkin.

"Kamu dengarkan, Mia? Ibuku sakit hati karena sikapmu yang kasar ini, sungguh tak punya hati kamu. Uang 2 juta yang ibu pinjam,kamu ungkit-ungkit juga dan sudah lama. Uang 2 juta sedikit Mia,kau tidak pantas menagihnya. Bahkan aku bisa memberikan ibuku,uang sebanyak 10 juta di depanmu tanpa menagihnya lagi". Herman, mencekram rambut istrinya itu.

Mia, menahan rasa sakit di bagian kepalanya. "Kalau kamu sanggup memberikan ibumu sebanyak 10 juta,mas. Belikan lah perhiasan emas untuk ibumu, tidak perlu meminjam perhiasan ku itu. Kamu nya aja mas, tidak mau rugi dan tidak mau kehilangan uangmu kan? Norak kamu mas, membahagiakan ibumu menggunakan perhiasan istri yang bukan hakmu". Mia, menyunggingkan senyumnya melihat wajah sang suami gelisah gusar.

Herman, melepaskan cengkraman rambut istrinya. "Bu,kita cari perhiasannya di dalam kamar atau di tempat lainnya. Aku yakin sekali bu, Mia menyimpan di suatu tempat".

"Benar sekali,ibu akan membantu mu nak. Istri seperti dia,jangan biarkan menggunakan emas banyak-banyak. Takutnya kenapa-kenapa nanti,atau jangan-jangan menikmati sendirian tanpa kamu". Bu Ratih, melirik sekilas ke arah menantunya itu.

Mia,ikutan menyusul mereka ke dalam kamar ingin melihat aksi suami dan mertuanya.

"Mas,kamu kenapa sih? Nekad seperti ini,demi ibumu mengambil perhiasan ku mas. Itu adalah warisan dari orangtuaku,kamu dan ibumu tidak berhak. Aku tidak terima di perlakukan seperti ini,aku tidak terima mas!". Teriak Mia,menarik lengan suaminya agar menjauh dari lemari pakaian.

Bruukkkkk...

Herman, langsung mendorong tubuh istrinya dan terbentur meja di kepala. Mia, merasakan kepalanya begitu sakit sekali.

"Herman,kita cari saja dan biarkan istri mu itu. Salah dirinya sendiri yang sudah menghalangi dirimu, abaikan saja jangan pedulikan dia". Kata bu Ratih , mencegah Herman menolong istrinya.

Mia, berusaha bangkit dari duduknya. Melihat sang suami mengobrak-abrik kamar, mencari perhiasannya itu. Apakah suaminya mendapatkan perhiasan, Mia?.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Tamat

    Sebenarnya Herman, ingin sekali menunggu Rama dan Megan keluar dari hotel tersebut. Ingin mengikuti Rama pulang, mengetahui dimana tempat tinggalnya.Akan tetapi,ada orderan taksi online masuk dan harus ke tempat lokasi. Mana mungkin menolak Rezeki, suatu saat nanti bakalan ketahuan juga dan harus bersabar kali ini.Semenjak mengetahui Megan berselingkuh, Herman bersikap dingin dan tidak memberikan uang lagi. Diam-diam mengikuti Megan, mengambil bukti-bukti perselingkuhan mereka berdua.Ketika bukti sudah terkumpul jelas waktunya mencari istri sah Rama dan bersama-sama membongkar perselingkuhan mereka berdua.Herman, pertama kali melihat istri Rama rupanya seorang wanita karir dan pemimpin perusahaan. Mereka berdua bertemu di sebuah restoran ternama di kota ini,tak sabar memberitahu perselingkuhan mereka berdua."Kenalkan nama saya, Andini". Kata wanita itu, tersenyum ramah terhadap Herman."Saya Herman, seorang taksi online". Herman, menyambut uluran tangan Andini dan duduk di kursi."

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Selingkuh

    Beberapa hari kemudian, Herman mulai bekerja sebagai taksi online tanpa sepengetahuan istri dan mertuanya."Mau kemana kamu, Megan?". Tanya Herman, akhir-akhir ini sang istri jarang di rumah. "Sepagi ini,kamu mau pergi tanpa menyiapkan keperluan suami. Malam tadi kamu pulang larut malam loh, sebenarnya kemana kamu?"."Hussssttttt... Terserah akulah mas,aku mau jalan-jalan sama teman-teman aku. Jangan lupa transfer uang lima juta yah,aku mau shopping mall". Kata Megan, sambil mengoles lipstik di bibirnya."Tidak. Aku sudah mentransfer uang kemarin sekitar 3 juta,jangan terlalu boros Megan. Apa kamu tidak memikirkan perasaan ku,ha? Setiap hari bekerja tanpa mengenal lelah, sedangkan kamu di rumah enak-enakan dan nongrong sama temanmu". Herman, mengusap wajahnya dengan kasar."Aduhhh...Jangan pelit-pelit sama istri mas,aku Megan bukan mantan istri mu yang diam saja. Secepatnya kamu transfer uang ke rekening ku,jangan lupa mas. Aku tidak segan-segan memberitahu sikap mu kepada kedua orang

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Menguji Kesabaran

    Herman, memasuki tempat tinggal ibu kandungnya. Sangat sempit sekali, perabotan rumah tangga cuman seadanya saja. "Inilah tempat tinggal ibu, seadanya dan sempit. sedangkan kamu masih enakan, tinggal di rumah mertua". Kata bu Ratih, menyusun belanjaan tadi."Yang salah siapa,bu? Dulu,aku sudah memperingati jangan percaya dengan ucapan bang Lingga. sekarang ibu pasti menyesal bukan, coba menuruti perkataan ku dan ibu tidak akan tinggal di sini". Sahut Herman, mengusap wajahnya dengan kasar. memikirkan bagaimana nanti,jika istri dan keluarganya tau dirinya sudah di pecat dari pekerjaannya."Coba aja,kamu membayar perbulannya di juragan Karto. Ibu dan adikmu,gak bakalan di tinggal di sini. Malah Megan, enak-enakan menikmati gaji mu". Bu Ratih, menoleh ke arah anaknya itu."Ngapain aku capek-capek membayar di tempat juragan, Karto? yang menikmati uangnya siapa,bu? Lagipula sekarang aku sudah tidak memiliki pekerjaan apapun, aku tidak bisa membantu kebutuhan ibu. carilah bang Lingga, lagi

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Dipecat

    "Dani,kamu ada uang? Beras dan bahan dapur pada habis loh. Mana bayar kos bulan ini, abangmu Lingga gak pulang-pulang beberapa hari". Kata bu Ratih, mendekati anal bungsunya."Aduh...Aku capek bu, gajihan masih lama. Aku bakalan bayar tempat tinggal kita kok,kalau bahan dapur dan lainnya uangku gak bakalan cukup. Coba ibu mikir deh,cari kerja apa kek gitu". Kata Dani,mendengus dingin."Ya sudah, ibu minta sama Herman nanti". Kata bu Ratih, langsung masuk kedalam tempat tinggalnya. Mata tertuju pada tudung saji,cuman ada tempe goreng dan nasi. Mau tidak mau,memakan seadanya karena perut sudah keroncongan sejak tadi"Kenapa kehidupan ku berubah drastis seperti ini? Bahkan makan tidak sanggup beli ikan atau telor". Gumam pelan, memaksakan satu-persatu suapan ke dalam mulutnya."Lagi-lagi tempe terus, badanku kurus kering bu. Tiap hari makan seperti ini, menyebalkan sekali". Dani, memijit pelipisnya dan menatap menu makanan di depannya itu."Makan yang ada Dani,siapa tahu abangmu Lingga

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Gagal

    "Bang,tadi bu Arin ada ke peternakan sapi?". Tanya Mia, mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami."Ada. Beliau meminta untuk menjemput anaknya di kampus,tapi abang sibuk banget.Lagipula abang,malas meladeni ucapan bu Arin. Apa kata orang lain dek, Dania menolak perjodohan itu. Tapi,aku mau-maunya membantu. pastilah orang-orang berpikir aneh-aneh,iyakan?". Kata Gabbar, mengecup bibir Mia."Kayanya bang, Dania nyesal menolak perjodohan itu. Aku takut bang,kalau bu Arin ngomong macam-macam sama ibumu. Takutnya meminta abang, menikahi Dania". Mia, tertunduk sedih."Ee.. Kamu ngomong apa sayang? Ibu,gak bakalan ngomong seperti itu. Lagipula yah, ibu sudah kecewa berat dengan bu Arin karena masalah itu. Satu hal lagi,abang mana mau sama Dania. Sekarang abang, bersyukur memiliki istri seperti mu". Gabbar, menangkup wajah istrinya itu."Makasih,banyak bang.Aku benar-benar takut hal itu terjadi, karena aku mencintaimu bang". Kata Mia, tersipu-sipu malu. Entah sejak kapan,cinta itu tumbu

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Rencana Licik

    Adel dan teman-temannya, tercengang melihat Gabbar menggesek kartu untuk membayar makanan."Ayo, kita pulang ke hotel lagi". Kata Gabbar, masih terdengar oleh mereka."Iya,bang". Jawab Mia, tersenyum manis. "Mbak Adel dan lainnya, permisi dulu yah". pamit Mia, bergandengan tangan dengan suaminya itu.Adel,nampak tak suka dengan Mia yang sok belagu. "Masa sih, mereka nginap di hotel?"."Bisa jadi, kayanya suami Mia banyak uang deh". Sahut lainnya."Gak mungkin deh,kan suaminya seorang petani doang". Bantah lainnya,sambil menikmati hidangan di meja.Duhhh... Pasti harga makanannya mahal-mahal ini,sialan Mia benar-benar menjebak ku.Batin Adel, berharap uangnya cukup membayar makanan mahal yang mereka pesan."Pssstt... Kita bayar makanan ini, patungan kan?". Tanya teman Adel,karena uangnya tidak cukup."Iya-iya,kita patungan bayarnya. Masa iya, gak patungan". Sahut Adel, yang di angguki oleh lainnya juga.********************************Puas rasanya liburan bersama sang suami, pagi-pagi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status