Share

KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN
KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN
Penulis: Ella

KENYATAAN PAHIT

Hari ini tepat sepuluh tahun usia  pernikahan Dinda dan Rangga.

“Happy anniversary, sayang!” ucap Rangga yang langsung mendaratkan satu kecupan hangat di kening Dinda.

“Masya allah Mas!!” Dinda merasa takjub dengan kejutan yang diberikan oleh Rangga.

Sebuah makan malam mewah di restoran bintang lima yang khusus Rangga pesan di hari spesial mereka berdua. Tersaji sebuah hidangan khusus dan kueh tar yang bertuliskan “Happy Anniversary 10 th Adinda & Rangga” ada juga buket bunga mawar merah berukuran besar yang Rangga pesan untuk Dinda.

“Kamu suka?” tanya Rangga.

“Jelas aku suka sekali, Mas!!” ucap Dinda sambil memeluk Rangga.

Kehidupan pernikahan Dinda dan Rangga memang begitu harmonis. Rangga juga tipikal laki-laki yang romantis, namun satu hal yang di sayangkan mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Selama ini sekalipun Rangga tidak pernah menutut hal tersebut dari Dinda karena hidup berdua bersama Dinda pun sudah cukup bagi Rangga. Bahkan Rangga sempat bilang pada Dinda untuk melakukan gaya hidup childfree karena Rangga tidak mau jika keinginannya menjadi sebuah beban untuk Dinda.

Di tengah makan malam romantis tersebut Dinda tiba-tiba memegang tangan Rangga sambil berkata, “Mas kenapa kita gak coba untuk adopsi anak?”

Uhukkkk.

Rangga tersedak makannya karena kaget mendengar pernyataan Dinda.

“Bukankah kita sudah memutuskan untuk childfree,” ucap Rangga.

“Sayang, selama ini aku bahagia hidup sama kamu mau kita punya anak atau tidak aku tidak masalah!!” tambah Rangga.

“Mungkin itu untuk kita Mas, tapi tidak dengan orangtua kita!! Apa lagi orangtuamu,” ucap Dinda dengan wajah menunduk.

Rangga menggeserkan kursinya agar bisa bersebelahan dengan Dinda.

“Kita childfree itu bukan karena tidak pernah berikhtiar untuk memiliki seorang anak, tapi memang…..” Rangga tiba-tiba menghentikan ucapannya.

Dinda semakin menundukan kepalanya, “Memang aku yang mandul Mas!”

Tanpa terasa ari matanya menetes. Tepat di ulang tahun pernikahannya yang ke sepuluh Dinda harus menerima kenyataan bahwa dirinya benar-benar dinyatakan mandul oleh pihak medis.

Rangga memeluk erat istrinya.

“Adinda istriku, aku tidak akan membiarkan air matamu menetes seperti ini!!” ucap Rangga dalam hatinya.

****

Sepanjang perjalanan pulang tak ada sepatah katapun dari keduanya. Mereka pulang dalam diam. Dinda yang terus memikirkan bagaimana caranya dia menyampaikan hasil pemeriksaan kesehatannya pada mertuanya nanti, sedangkan Rangga yang memikiran keinginan Dinda untuk mengadopsi seorang anak.

Sesampainya di rumah seperti biasa Rangga turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Dinda.

Dari dalam mobil Dinda menatap nanar suaminya, “Sungguh beruntung aku memilikimu Mas!”

Dinda keluar dari mobil.

Benar saja mamah mertuaya sudah tidak sabar menunggu kedatangan mereka untuk mengetahui hasil pemeriksaan dokter.

“Kalian sudah pulang. Bagaimana hasil pemeriksaannya?” tanya Mamah Tari yang sudah tidak sabar menunggu jawaban dari keduanya.

“Mamah duduk dulu!” pinta Rangga pada Mamahnya

Mereka semua duduk di ruang keluarga. Terlihat raut wajah Mamah Tari yang sudah tidak sabar.

Rangga menarik napas panjang.

“Aku memutuskan untuk mengadopsi seorang anak!” ucap mantap Rangga.

Mata Mamah Tari langsung membelalak mendengar ucapan dari putranya.

“Ini sudah jelas DINDA pasti mandul!!” ucap Mamah Tari yang langsung berdiri dan menunjuk pada Dinda.

“Mah, pelankan suaramu!!” suruh Papah Harto pada istrinya.

“Maafkan Dinda Mah,” terdengar lirih suara Dinda yang sudah tidak kuat menahan tangis.

“Kalau begini ceritanya sudah jelas kamu harus ceriakan dia Rangga dan menikah degan wanita pilihan Mamah!” tekan Mamah Tari pada putranya.

Bagai petir di siang bolong, Dinda dan Rangga mendengar ucapan dari Mamah Tari yang menyuruh mereka untuk bercerai.

“Mah kamu gila yah!!”  ucap Papah Harto.

“Kamu main suruh anak kita buat cerai, memangnya gak ada solusi lain? Adopsi anak kan bisa Mah!” jelas Papah Harto pada istrinya.

“Adopsi anak? Gak sudi aku, keturunan kita silsilahnya bakalan gak jelas,” tentang Mamah Tari pada usulan suaminya dan keinginan dari putranya.

“Kalau kamu gak mau di cerai, kamu harus rela jika suamimu menikah lagi!” ucap tegas Mamah Tari.

Dinda tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia pun tak bisa berkata-kata apa lagi melakukan pembelaan untuk dirinya karena sudah jelas dirinya yang mandul. Ia mencoba pasrah, namun belum bisa merelakan jika suaminya harus menikah lagi.

“Besok kamu harus bertemu dengan wanita pilihan Mamah!!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status